Sore hari saat pulang kerja.
Rallyn dan Alice berjalan keluar dari kantornya. Mereka nampak biasa saja, tidak ada sedikit pun terlihat beban di wajah Rallyn padahal sejak pernikahannya dengan Jo, dirinya tidak baik-baik saja.
"Rallyn! Alice! Mau pergi bareng kita?" tanya Julia ~ teman Rallyn dan Alice di kantor.
"Kalian mau kemana?" tanya Alice.
"Malam ini malam minggu. Kita nongkrong di tempat bisa," ucap Julia.
"Aku ikut," ucap Rallyn.
"Tapi suamimu?" tanya Alice.
"Eh iya lupa, ternyata sekarang Rallyn udah punya suami," ucap Julia.
"Karena aku sudah punya suami, apa kalian sudah tidak mau menjadi teman aku lagi?" tanya Rallyn.
"Bukan begitu Rallyn, hanya saja kami merasa tidak enak pada suamimu apa lagi dia kan bos kita," ucap Alice.
"Kalau kalian tidak mau menjadi teman aku lagi, jujur aja jangan jadikan suamiku sebagai alasan," ucap Rallyn lalu pergi dengan langkah cepat.
"Rallyn! Rallyn!" seru Alice dan Julia.
Rallyn yang sudah kesal pun tak menghiraukan mereka yang berteriak memanggilnya, ia terus berjalan ke jalan raya untuk mencegat taksi atau angkutan umum lainnya yang lewat di jalan itu!
"Kamu sih, marah kan jadinya," ucap Julia.
"Kok aku, kamu juga," ucap Alice.
"Rallyn emang aneh, tiba-tiba nikah tapi kayak gak bahagia gitu dengan pernikahannya," ucap Julia sambil menatap kepergian Rallyn.
"Kasian Rallyn. Terpaksa menikah karena kecelakaan dan lagi harus terpenjara dalam cinta yang sebenarnya tidak ada," ucap Alice.
"Maksud kamu apa, Lice?" tanya Julia.
"Nanti aku ceritain. Ayo pulang dan siap-siap untuk pergi," ucap Alice.
Dua gadis itu pun langsung melanjutkan langkahnya dan membiarkan Rallyn pergi sendiri dengan menaiki ojek yang kebetulan lewat sana.
********
Di rumah kedua orang tuanya Rallyn.
Rallyn tiba di rumahnya, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tak menghiraukan Ibunya yang sedang duduk menonton televisi.
"Aaah! Semua gara-gara Jo yang gak mau menceraikan aku. Semua temanku menjadi gak mau jalan sama aku lagi," ucap Rallyn yang tengah diselimuti amarah.
Bu Herlina menatap pintu kamar Rallyn saat mendengar suara Rallyn yang menggerutu sendiri.
"Anak itu masih belum bisa tenang juga," batin Bu Herlina.
Bu Herlina menghela nafasnya panjang lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri Rallyn!
Tok!
Tok!
Tok!
"Rallyn! Boleh ibu masuk?" ucap Bu Herlina setelah mengetuk pintu.
Rallyn tak menyahut tapi terdengar suara barang yang berjatuhan di dalam kamar itu.
Bu Herlina membuka pintu itu tanpa disuruh oleh sang pemilik kamar lalu ia memasuki kamar itu dengan perlahan!
"Jatuhkan semua barang itu, Rallyn kalau perlu pecahkan semua benda yang terbuat dari kaca kalau memang semua itu dapat membuat kamu tenang," ucap Bu Herlina sembari berjalan mendekati Rallyn.
"Ibu, aku gak mau jadi istri. Aku tahu ini bukan salahnya dan bukan salahku juga tapi apa salahnya kalau aku menolak. Teman-temanku jadi tidak mau jalan atau nongkrong sama aku lagi gara-gara aku yang sudah punya suami," ucap Rallyn.
"Rallyn, ibu tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau saja ibu bisa, ibu tidak akan membiarkan kamu menikah di usia sekarang ini," ucap Bu Herlina.
"Aku belum siap menjadi istri dan juga seorang ibu. Aku gak mau dipanggil mama oleh anak itu," ucap Rallyn sambil memeluk ibunya.
"Kamu sudah bertemu dengan anaknya Jo?" tanya Bu Herlina.
"Tadi dia datang je kantor dan meminta ku untuk makan siang bersama."
"Kalau tidak mau, kamu kan bisa menolak," ucap Bu Herlina.
"Aku tidak tega, Bu. Anak itu begitu sedih saat menceritakan tentang dirinya yang sama sekali belum pernah makan bersama dengan mama kandungnya," jelas Rallyn.
"Ibu tidak mengerti sama kamu, Nak. Kamu tidak mau dan tidak suka dengan keadaan ini tapi kamu masih punya rasa kasian pada anaknya Jo."
"Ibu, aku ini manusia biasa. Anu tidak tega melihat anak itu menangis."
"Assalamualaikum!" seru Jo saat Rallyn dan Bu Herlina sedang berbicara.
"Waalaikumsalam," sahut Rallyn dan Bu Herlina.
"Kenapa menangis?" tanya Jo.
"Ibu keluar dulu ya," ucap Bu Herlina lalu segera bangkit dari duduknya dan mulai pergi.
"Aku pikir kamu tidak akan pulang ke sini," ucap Rallyn sembari menghapus air matanya yang membasahi pipinya.
"Bagaimana bisa aku pulang kerumahku tanpa membawa kamu," ucap Jo.
Rallyn menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lalu menutupi semua tubuhnya dengan selimut!
"Rallyn, kenapa tadi kamu tidak menungguku?" tanya Jo.
"Aku lelah, aku mau istirahat. Bisa kah kamu untuk tidak banyak bertanya? Aku mau tidur sebentar," ucap Rallyn tanpa membuka selimutnya meski hanya sedikit.
Jo tidak berucap lagi, dia berjalan menuju sofa tempat biasa ia beristirahat!
Jo meletakkan tas kerjanya di atas sofa itu lalu membuka jasnya lalu kemejanya! Setelah seharian bekerja, ia merasa gerah dan hendak langsung membersihkan diri saat itu juga.
Dari balik selimutnya Rallyn masih bisa melihat Jovanka dari celah selimut yang tidak tertutup sempurna itu.
"Ngapain dia buka baju di situ?" batin Rallyn.
"Jangan sampai dia buka celana juga di sana," sambung Rallyn masih dalam hatinya.
Setelah Jo bertelanjang dada, dia tak langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengambil ponselnya dan segera mengisi daya baterainya yang sudah mulai habis.
Jo duduk di sofa itu saat tahu ada beberapa pesan masuk dalam ponselnya! Jo pun membaca satu per satu pesan itu dalam keadaan masih tak menggunakan pakaian.
Dari balik selimutnya, tanpa disadari Rallyn terus menatap wajah Jovanka yang sedang serius membalas pesan yang entah dari siapa itu.
"Tuh duda ganteng juga, kenapa dulu istrinya ninggalin dia ya?" batin Rallyn.
Setelah selesai membalas pesan-pesan itu, Jo bangkit dari duduknya dan langsung memasuki kamar mandi!
Rallyn segera keluar dari balik selimutnya setelah terdengar suara pintu kamar mandi yang tertutup!
"Malam minggu ngapain aku diam di rumah. Teman-temanku pasti asyik berkumpul bersama sambil bercerita yang indah-indah dan seru banget," gumam Rallyn.
Rallyn mengambil ponselnya yang terdapat di dalam tas miliknya lalu mengetik pesan di grup chatnya bersama teman-temannya.
Sudah beberapa kali mengetik sebuah pesa tapi ia tidak berani mengirimkannya karena saat ini dirinya sedang marah pada teman-temannya.
Karena tak tahu apa yang harus dilakukan, ia melihat galeri ponselnya dan melihat beberapa foto dirinya bersama Jo dan Alika. Sebuah senyum kecil pun terukir di bibirnya saat melihat Alika yang sangat bahagia dalam foto itu.
"Kalau bukan karena kamu, aku gak mau foto bareng sama papa kamu Alika. Kamu tahu gak sebenarnya aku bukanlah mama kandungmu," gumam Rallyn sembari terus memerhatikan foto Alika.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wiwin Zahira
Mungkin kalo aku jadi Rallyn, pasti juga begitu marah kesal dengan keadaan tapi semoga tidak lama marah nya
2023-09-07
2
Uneh Wee
emang kalau masih muda tuh emosi masih blm terkendallikan ...siapa sih yg mau nikah muda apa lagi di gerebeg kaya rallyn tp yah kmbali pada jodo yg telah di tulis kan sama allah ..kata org. sunda mah jodo na deket. cnh
2023-08-14
2