bab 11 Diam-diam memperhatikan

Sore hari saat pulang kerja.

Rallyn dan Alice berjalan keluar dari kantornya. Mereka nampak biasa saja, tidak ada sedikit pun terlihat beban di wajah Rallyn padahal sejak pernikahannya dengan Jo, dirinya tidak baik-baik saja.

"Rallyn! Alice! Mau pergi bareng kita?" tanya Julia ~ teman Rallyn dan Alice di kantor.

"Kalian mau kemana?" tanya Alice.

"Malam ini malam minggu. Kita nongkrong di tempat bisa," ucap Julia.

"Aku ikut," ucap Rallyn.

"Tapi suamimu?" tanya Alice.

"Eh iya lupa, ternyata sekarang Rallyn udah punya suami," ucap Julia.

"Karena aku sudah punya suami, apa kalian sudah tidak mau menjadi teman aku lagi?" tanya Rallyn.

"Bukan begitu Rallyn, hanya saja kami merasa tidak enak pada suamimu apa lagi dia kan bos kita," ucap Alice.

"Kalau kalian tidak mau menjadi teman aku lagi, jujur aja jangan jadikan suamiku sebagai alasan," ucap Rallyn lalu pergi dengan langkah cepat.

"Rallyn! Rallyn!" seru Alice dan Julia.

Rallyn yang sudah kesal pun tak menghiraukan mereka yang berteriak memanggilnya, ia terus berjalan ke jalan raya untuk mencegat taksi atau angkutan umum lainnya yang lewat di jalan itu!

"Kamu sih, marah kan jadinya," ucap Julia.

"Kok aku, kamu juga," ucap Alice.

"Rallyn emang aneh, tiba-tiba nikah tapi kayak gak bahagia gitu dengan pernikahannya," ucap Julia sambil menatap kepergian Rallyn.

"Kasian Rallyn. Terpaksa menikah karena kecelakaan dan lagi harus terpenjara dalam cinta yang sebenarnya tidak ada," ucap Alice.

"Maksud kamu apa, Lice?" tanya Julia.

"Nanti aku ceritain. Ayo pulang dan siap-siap untuk pergi," ucap Alice.

Dua gadis itu pun langsung melanjutkan langkahnya dan membiarkan Rallyn pergi sendiri dengan menaiki ojek yang kebetulan lewat sana.

********

Di rumah kedua orang tuanya Rallyn.

Rallyn tiba di rumahnya, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tak menghiraukan Ibunya yang sedang duduk menonton televisi.

"Aaah! Semua gara-gara Jo yang gak mau menceraikan aku. Semua temanku menjadi gak mau jalan sama aku lagi," ucap Rallyn yang tengah diselimuti amarah.

Bu Herlina menatap pintu kamar Rallyn saat mendengar suara Rallyn yang menggerutu sendiri.

"Anak itu masih belum bisa tenang juga," batin Bu Herlina.

Bu Herlina menghela nafasnya panjang lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri Rallyn!

Tok!

Tok!

Tok!

"Rallyn! Boleh ibu masuk?" ucap Bu Herlina setelah mengetuk pintu.

Rallyn tak menyahut tapi terdengar suara barang yang berjatuhan di dalam kamar itu.

Bu Herlina membuka pintu itu tanpa disuruh oleh sang pemilik kamar lalu ia memasuki kamar itu dengan perlahan!

"Jatuhkan semua barang itu, Rallyn kalau perlu pecahkan semua benda yang terbuat dari kaca kalau memang semua itu dapat membuat kamu tenang," ucap Bu Herlina sembari berjalan mendekati Rallyn.

"Ibu, aku gak mau jadi istri. Aku tahu ini bukan salahnya dan bukan salahku juga tapi apa salahnya kalau aku menolak. Teman-temanku jadi tidak mau jalan atau nongkrong sama aku lagi gara-gara aku yang sudah punya suami," ucap Rallyn.

"Rallyn, ibu tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau saja ibu bisa, ibu tidak akan membiarkan kamu menikah di usia sekarang ini," ucap Bu Herlina.

"Aku belum siap menjadi istri dan juga seorang ibu. Aku gak mau dipanggil mama oleh anak itu," ucap Rallyn sambil memeluk ibunya.

"Kamu sudah bertemu dengan anaknya Jo?" tanya Bu Herlina.

"Tadi dia datang je kantor dan meminta ku untuk makan siang bersama."

"Kalau tidak mau, kamu kan bisa menolak," ucap Bu Herlina.

"Aku tidak tega, Bu. Anak itu begitu sedih saat menceritakan tentang dirinya yang sama sekali belum pernah makan bersama dengan mama kandungnya," jelas Rallyn.

"Ibu tidak mengerti sama kamu, Nak. Kamu tidak mau dan tidak suka dengan keadaan ini tapi kamu masih punya rasa kasian pada anaknya Jo."

"Ibu, aku ini manusia biasa. Anu tidak tega melihat anak itu menangis."

"Assalamualaikum!" seru Jo saat Rallyn dan Bu Herlina sedang berbicara.

"Waalaikumsalam," sahut Rallyn dan Bu Herlina.

"Kenapa menangis?" tanya Jo.

"Ibu keluar dulu ya," ucap Bu Herlina lalu segera bangkit dari duduknya dan mulai pergi.

"Aku pikir kamu tidak akan pulang ke sini," ucap Rallyn sembari menghapus air matanya yang membasahi pipinya.

"Bagaimana bisa aku pulang kerumahku tanpa membawa kamu," ucap Jo.

Rallyn menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur lalu menutupi semua tubuhnya dengan selimut!

"Rallyn, kenapa tadi kamu tidak menungguku?" tanya Jo.

"Aku lelah, aku mau istirahat. Bisa kah kamu untuk tidak banyak bertanya? Aku mau tidur sebentar," ucap Rallyn tanpa membuka selimutnya meski hanya sedikit.

Jo tidak berucap lagi, dia berjalan menuju sofa tempat biasa ia beristirahat!

Jo meletakkan tas kerjanya di atas sofa itu lalu membuka jasnya lalu kemejanya! Setelah seharian bekerja, ia merasa gerah dan hendak langsung membersihkan diri saat itu juga.

Dari balik selimutnya Rallyn masih bisa melihat Jovanka dari celah selimut yang tidak tertutup sempurna itu.

"Ngapain dia buka baju di situ?" batin Rallyn.

"Jangan sampai dia buka celana juga di sana," sambung Rallyn masih dalam hatinya.

Setelah Jo bertelanjang dada, dia tak langsung masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengambil ponselnya dan segera mengisi daya baterainya yang sudah mulai habis.

Jo duduk di sofa itu saat tahu ada beberapa pesan masuk dalam ponselnya! Jo pun membaca satu per satu pesan itu dalam keadaan masih tak menggunakan pakaian.

Dari balik selimutnya, tanpa disadari Rallyn terus menatap wajah Jovanka yang sedang serius membalas pesan yang entah dari siapa itu.

"Tuh duda ganteng juga, kenapa dulu istrinya ninggalin dia ya?" batin Rallyn.

Setelah selesai membalas pesan-pesan itu, Jo bangkit dari duduknya dan langsung memasuki kamar mandi!

Rallyn segera keluar dari balik selimutnya setelah terdengar suara pintu kamar mandi yang tertutup!

"Malam minggu ngapain aku diam di rumah. Teman-temanku pasti asyik berkumpul bersama sambil bercerita yang indah-indah dan seru banget," gumam Rallyn.

Rallyn mengambil ponselnya yang terdapat di dalam tas miliknya lalu mengetik pesan di grup chatnya bersama teman-temannya.

Sudah beberapa kali mengetik sebuah pesa tapi ia tidak berani mengirimkannya karena saat ini dirinya sedang marah pada teman-temannya.

Karena tak tahu apa yang harus dilakukan, ia melihat galeri ponselnya dan melihat beberapa foto dirinya bersama Jo dan Alika. Sebuah senyum kecil pun terukir di bibirnya saat melihat Alika yang sangat bahagia dalam foto itu.

"Kalau bukan karena kamu, aku gak mau foto bareng sama papa kamu Alika. Kamu tahu gak sebenarnya aku bukanlah mama kandungmu," gumam Rallyn sembari terus memerhatikan foto Alika.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Wiwin Zahira

Wiwin Zahira

Mungkin kalo aku jadi Rallyn, pasti juga begitu marah kesal dengan keadaan tapi semoga tidak lama marah nya

2023-09-07

2

Uneh Wee

Uneh Wee

emang kalau masih muda tuh emosi masih blm terkendallikan ...siapa sih yg mau nikah muda apa lagi di gerebeg kaya rallyn tp yah kmbali pada jodo yg telah di tulis kan sama allah ..kata org. sunda mah jodo na deket. cnh

2023-08-14

2

lihat semua
Episodes
1 Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2 bab 2 melepas pakaiannya
3 bab 3 terkejut
4 bab 4 diculik
5 bab 5 karena aku adalah suamimu
6 bab 6 curhat
7 bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8 bab 8 kehebohan di kantor
9 bab 9 ibu bos
10 bab 10 Ciuman pertama
11 bab 11 Diam-diam memperhatikan
12 bab 12 perhatian
13 bab 13 curi-curi pandang
14 bab 14 cemburu
15 bab 15 Penasaran
16 bab 16 satu ranjang berdua
17 bab 17 aman
18 bab 18 uang bulanan
19 bab 19 membuat Alika bahagia
20 bab 20 Berantem yuk!
21 bab 21 kamu mau apa?
22 bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23 bab 23 Ketakutan setengah mati
24 bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25 bab 25 Tadi gak sakit
26 bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27 bab 27 Dijebak oleh nenek
28 bab 28 Tidak Tahan
29 bab 29 Kehebohan di pagi hari
30 bab 30 Malu
31 Bab 31 Bernegosiasi
32 bab 32 kisah masa lalu Jo
33 bab 33 candaan Arka
34 bab 34 tidak perduli
35 Bab 35 Mati lampu
36 bab 36 main serangan-serangan
37 bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38 bab 38 cemburu
39 Pengumuman
40 bab 39 kejahilan Jo
41 Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42 Bab 41 canda malam
43 bab 42 bercocok tanam
44 bab 43 masih malu
45 bab 44 Aksi Kalila
46 bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47 Bab 46 kejutan manis
48 bab 47 keluarga Alika
49 bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50 bab 49 Bertahan
51 bab 50 kekhawatiran Jo
52 bab 51 kejujuran Jo
53 bab 52 panik
54 bab 53 makian Bu Ningrum
55 bab 54 Diam tanpa kata
56 bab 55 Pemaksaan
57 bab 56 tak sejahat itu
58 bab 57 siap bertarung
59 bab 58
60 bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61 bab 60 kecemburuan Jo
62 bab 61
63 bab 62
64 bab 63 keributan
65 bab 64
66 bab 65 Sandiwara
67 bab 66 bahagia berdua
68 bab 67
69 bab 68
70 bab 69 Tuduhan tidak benar
71 bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72 bab 71 kekesalan Kalila
73 bab 72
74 bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75 bab 74 pembicaraan keluarga
76 bab 75
77 bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78 bab 77
79 bab 78
80 bab 79
81 bab 80
82 bab 81
83 pengumuman
84 bab 82
85 bab 83
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2
bab 2 melepas pakaiannya
3
bab 3 terkejut
4
bab 4 diculik
5
bab 5 karena aku adalah suamimu
6
bab 6 curhat
7
bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8
bab 8 kehebohan di kantor
9
bab 9 ibu bos
10
bab 10 Ciuman pertama
11
bab 11 Diam-diam memperhatikan
12
bab 12 perhatian
13
bab 13 curi-curi pandang
14
bab 14 cemburu
15
bab 15 Penasaran
16
bab 16 satu ranjang berdua
17
bab 17 aman
18
bab 18 uang bulanan
19
bab 19 membuat Alika bahagia
20
bab 20 Berantem yuk!
21
bab 21 kamu mau apa?
22
bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23
bab 23 Ketakutan setengah mati
24
bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25
bab 25 Tadi gak sakit
26
bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27
bab 27 Dijebak oleh nenek
28
bab 28 Tidak Tahan
29
bab 29 Kehebohan di pagi hari
30
bab 30 Malu
31
Bab 31 Bernegosiasi
32
bab 32 kisah masa lalu Jo
33
bab 33 candaan Arka
34
bab 34 tidak perduli
35
Bab 35 Mati lampu
36
bab 36 main serangan-serangan
37
bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38
bab 38 cemburu
39
Pengumuman
40
bab 39 kejahilan Jo
41
Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42
Bab 41 canda malam
43
bab 42 bercocok tanam
44
bab 43 masih malu
45
bab 44 Aksi Kalila
46
bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47
Bab 46 kejutan manis
48
bab 47 keluarga Alika
49
bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50
bab 49 Bertahan
51
bab 50 kekhawatiran Jo
52
bab 51 kejujuran Jo
53
bab 52 panik
54
bab 53 makian Bu Ningrum
55
bab 54 Diam tanpa kata
56
bab 55 Pemaksaan
57
bab 56 tak sejahat itu
58
bab 57 siap bertarung
59
bab 58
60
bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61
bab 60 kecemburuan Jo
62
bab 61
63
bab 62
64
bab 63 keributan
65
bab 64
66
bab 65 Sandiwara
67
bab 66 bahagia berdua
68
bab 67
69
bab 68
70
bab 69 Tuduhan tidak benar
71
bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72
bab 71 kekesalan Kalila
73
bab 72
74
bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75
bab 74 pembicaraan keluarga
76
bab 75
77
bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78
bab 77
79
bab 78
80
bab 79
81
bab 80
82
bab 81
83
pengumuman
84
bab 82
85
bab 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!