bab 2 melepas pakaiannya

Pak Hardi menghela nafasnya panjang lalu membuangnya perlahan. Mendengar perkataan laki-laki di hadapannya itu membuatnya tak dapat melakukan apa-apa selain mengiyakan nya.

Saat ini putri satu-satunya itu sepenuhnya sudah menjadi milik laki-laki itu, dirinya tak dapat melakukan apa-apa lagi karena saat ini sepenuhnya Rallyn adalah tanggung jawab laki-laki itu.

"Tapi apa kalian bisa menjalankan rumah tangga tanpa cinta? Kalian sendiri yang bilang kalau kalian tidak saling kenal," ucap Pak Hardi.

"Saya tahu itu, Pak. Saya berjanji akan membahagiakan putri Bapak sebagian mana mestinya," ucap Jo.

"Tidak. Aku tidak mau, aku masih mau menghabiskan masa mudaku bersama teman-temanku," ucap Rallyn dengan tangisnya yang tak pernah reda.

"Saya tidak akan melarang kamu melakukan apa pun yang kamu mau selama itu tidak melampaui batas," jelas Jo.

"Nak, ada baiknya pikiran dulu keputusan kamu itu. Kalian tidak saling kenal kan? Ibu tahu kalian tidak melakukan apa-apa kalau pernikahan ini terasa berat untuk dijalankan maka lepaskan dan sudahi saja mumpung belum terlambat," ucap Bu Herlina.

"Keputusan saya sudah bulat, Pak, Bu," ucap Jo dengan mantap.

"Dasar egois. Aku tuh pantasnya jadi anak kamu bukan istri kamu!" ucap Rallyn dengan suara lantang.

Jo tak menjawab karena tahu saat itu gadis yang dinikahinya itu sedang dalam emosi tingkat tinggi. Terlihat dari gerakan dada Rallyn yang bergerak naik turun dengan ritme yang cepat selain itu juga terdengar dengan jelas deru napas Rallyn kasar dan tak beraturan.

"Hah! Aku tidak percaya ini!" Rallyn berlari menuju kamarnya dan membanting pintu dengan keras hingga menimbulkan suara berisik yang mengganggu pendengaran.

Semua orang yang duduk di ruangan tengah, menatap ke arah pintu kamar Rallyn yang sudah tertutup rapat itu.

"Maaf ya, Nak mungkin Rallyn butuh waktu untuk menenangkan dirinya," ucap Pak Hardi.

"Tidak apa-apa, Pak, saya mengerti dengan apa yang Rallyn rasakan karena saya juga merasakannya hanya saja diusianya sekarang belum bisa berpikir jernih saat sedang dalam masalah," ucap Jo.

Jovanka Ashkara menang sudah berusia tiga puluh delapan tahun, dia sudah cukup dewasa dalam menyikapi semua masalahnya dan menghadapinya dengan pikiran tenang.

"Rallyn baru berusia dua puluh tahun. Dia baru saja lulus kuliah dan baru bekerja satu bulan terakhir ini," jelas Bu Herlina.

"Pantas saja dia tidak bisa mengontrol emosinya. Pak, Bu, saya ingin meminta restu kalian saya ingin menjadikan putri Bapak dan Ibu istri terakhir saya," ucap Jovanka.

"Sebagai orang tua, kami hanya bisa memberikan restu tapi dengan kondisi Rallyn yang seperti ini, kami tidak yakin kalian bisa menjalankan rumah tangga seperti pada umumnya," ucap Pak Hardi.

"Saya janji saya akan membuatnya mengerti dan menerima semua ini. Bapak dan Ibu jangan khawatir, saya tidak akan menyakiti hati atau fisik putri kalian."

"Kalau memang kamu tidak mau menceraikan Rallyn, Ibu titip dia ya. Kamu sudah dewasa dan sudah pernah menikah sedangkan Rallyn ... yang Ibu tahu dia tidak pernah berpacaran dengan siapa pun tolong jangan paksa dia dalam melakukan hubungan pribadi." Dengan rasa malu, Bu Herlina mengutarakan keinginannya pada Jo, ia tahu itu tidak pantas dimintanya tapi demi kebaikan putrinya, Bu Herlina memberanikan diri untuk bicara pada Jovanka.

Jo tersenyum kecil. "Bu, Ibu jangan takut karena saya tidak akan pernah meminta apalagi memaksa meski saya tahu itu sudah menjadi hak saya sebagai suami. Saya tidak akan tega merampas masa mudanya," ucap Jo.

"Terima kasih." Bu Herlina menatap Jo dengan tatapan aneh.

"Sudah lewat tengah malam lebih baik kamu istirahat," ucap Pak Hardi.

"Masuk saja ke kamar Rallyn, dia tidak pernah mengunci pintu kamarnya," ucap Bu Herlina.

"Terima kasih, Bu tapi sepertinya saya istirahat di sini saja," ucap Jo.

"Tidak, Nak masuk saja. Rallyn pasti sudah tidur," ucap Pak Hardi.

Dengan senyum yang dipaksakan, Jo bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamar Rallyn!

Perlahan ia membuka pintu kamar Rallyn dan melihat gadis itu yang sedang terbaring di atas tempat tidurnya.

"Semoga dia sudah tidur," batin Jo.

Jo menatap kedua orang tua yang Rallyn yang sedang menatapnya!

Pak Hardi menganggukkan kepalanya menyuruh Jo masuk ke dalam kamar putrinya.

Jo kembali melihat Rallyn yang sepertinya sudah tertidur lalu mulai melangkah memasuki kamar Rallyn!

Setelah menutup pintu kamar itu, Jo berdiri di dekat sebuah sofa sembari menatap Rallyn.

"Gadis malang, hah ya sudahlah sebenarnya aku juga malang karena harus menikahi gadis ini," batin Jo.

Jo yang takut mengganggu tidur Rallyn, memilih tidur di sofa yang ada di sampingnya! Perlahan ia pun mulai terlelap.

Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa azan subuh mulai berkumandang tanda pagi sudah tiba dan menyapa seisi dunia.

Rallyn terbangun dari tidurnya, dia duduk di tempat tidurnya lalu merentangkan tangannya yang terasa kaku.

Tanpa berpikir aneh-aneh, Rallyn membuka semua pakaiannya dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.

Setiap hari memang sudah menjadi kebiasaan gadis itu, sebelum masuk ke dalam kamar mandi ia selalu melepaskan semua pakaiannya terlebih dahulu.

Jo membuka matanya dan langsung melihat penampilan Rallyn yang sudah tak berbusana, ia pun berpura-pura tidur lagi karena takut menakuti gadis itu namun, meski ia menutup matanya, ia masih bisa melihat Rallyn karena ia sengaja mengintipnya.

"Ah, gadis itu. Apa yang sedang dia lakukan?" batin Jo.

Bersambu

Terpopuler

Comments

ameraa

ameraa

😂

2023-12-27

0

Susanty

Susanty

Jo : alhmdulillah pagi² buta dapat rezeki nomplok 🤣🤣

2023-10-06

2

Videlia Laia

Videlia Laia

usia 20 thn udh lulus kuliah?jenius donk berarti

2023-09-08

2

lihat semua
Episodes
1 Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2 bab 2 melepas pakaiannya
3 bab 3 terkejut
4 bab 4 diculik
5 bab 5 karena aku adalah suamimu
6 bab 6 curhat
7 bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8 bab 8 kehebohan di kantor
9 bab 9 ibu bos
10 bab 10 Ciuman pertama
11 bab 11 Diam-diam memperhatikan
12 bab 12 perhatian
13 bab 13 curi-curi pandang
14 bab 14 cemburu
15 bab 15 Penasaran
16 bab 16 satu ranjang berdua
17 bab 17 aman
18 bab 18 uang bulanan
19 bab 19 membuat Alika bahagia
20 bab 20 Berantem yuk!
21 bab 21 kamu mau apa?
22 bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23 bab 23 Ketakutan setengah mati
24 bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25 bab 25 Tadi gak sakit
26 bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27 bab 27 Dijebak oleh nenek
28 bab 28 Tidak Tahan
29 bab 29 Kehebohan di pagi hari
30 bab 30 Malu
31 Bab 31 Bernegosiasi
32 bab 32 kisah masa lalu Jo
33 bab 33 candaan Arka
34 bab 34 tidak perduli
35 Bab 35 Mati lampu
36 bab 36 main serangan-serangan
37 bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38 bab 38 cemburu
39 Pengumuman
40 bab 39 kejahilan Jo
41 Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42 Bab 41 canda malam
43 bab 42 bercocok tanam
44 bab 43 masih malu
45 bab 44 Aksi Kalila
46 bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47 Bab 46 kejutan manis
48 bab 47 keluarga Alika
49 bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50 bab 49 Bertahan
51 bab 50 kekhawatiran Jo
52 bab 51 kejujuran Jo
53 bab 52 panik
54 bab 53 makian Bu Ningrum
55 bab 54 Diam tanpa kata
56 bab 55 Pemaksaan
57 bab 56 tak sejahat itu
58 bab 57 siap bertarung
59 bab 58
60 bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61 bab 60 kecemburuan Jo
62 bab 61
63 bab 62
64 bab 63 keributan
65 bab 64
66 bab 65 Sandiwara
67 bab 66 bahagia berdua
68 bab 67
69 bab 68
70 bab 69 Tuduhan tidak benar
71 bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72 bab 71 kekesalan Kalila
73 bab 72
74 bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75 bab 74 pembicaraan keluarga
76 bab 75
77 bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78 bab 77
79 bab 78
80 bab 79
81 bab 80
82 bab 81
83 pengumuman
84 bab 82
85 bab 83
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ban 1 Tragedi tak terlupakan
2
bab 2 melepas pakaiannya
3
bab 3 terkejut
4
bab 4 diculik
5
bab 5 karena aku adalah suamimu
6
bab 6 curhat
7
bab 7 akan dikenalkan dengan bos utama
8
bab 8 kehebohan di kantor
9
bab 9 ibu bos
10
bab 10 Ciuman pertama
11
bab 11 Diam-diam memperhatikan
12
bab 12 perhatian
13
bab 13 curi-curi pandang
14
bab 14 cemburu
15
bab 15 Penasaran
16
bab 16 satu ranjang berdua
17
bab 17 aman
18
bab 18 uang bulanan
19
bab 19 membuat Alika bahagia
20
bab 20 Berantem yuk!
21
bab 21 kamu mau apa?
22
bab 22 Gimana mau bikin cucu?
23
bab 23 Ketakutan setengah mati
24
bab 24 Bersembunyi dibalik selimut
25
bab 25 Tadi gak sakit
26
bab 26 kekhawatiran orang tua Rallyn
27
bab 27 Dijebak oleh nenek
28
bab 28 Tidak Tahan
29
bab 29 Kehebohan di pagi hari
30
bab 30 Malu
31
Bab 31 Bernegosiasi
32
bab 32 kisah masa lalu Jo
33
bab 33 candaan Arka
34
bab 34 tidak perduli
35
Bab 35 Mati lampu
36
bab 36 main serangan-serangan
37
bab 37 rencana jahat mantan istri Jo
38
bab 38 cemburu
39
Pengumuman
40
bab 39 kejahilan Jo
41
Bab 40 Kemesraan saat pulang kerja
42
Bab 41 canda malam
43
bab 42 bercocok tanam
44
bab 43 masih malu
45
bab 44 Aksi Kalila
46
bab 45 perdebatan kecil antara Arka dan Jo
47
Bab 46 kejutan manis
48
bab 47 keluarga Alika
49
bab 48 Memergoki Jo dan Kalila
50
bab 49 Bertahan
51
bab 50 kekhawatiran Jo
52
bab 51 kejujuran Jo
53
bab 52 panik
54
bab 53 makian Bu Ningrum
55
bab 54 Diam tanpa kata
56
bab 55 Pemaksaan
57
bab 56 tak sejahat itu
58
bab 57 siap bertarung
59
bab 58
60
bab 59 pertemuan Rallyn dan Kalila
61
bab 60 kecemburuan Jo
62
bab 61
63
bab 62
64
bab 63 keributan
65
bab 64
66
bab 65 Sandiwara
67
bab 66 bahagia berdua
68
bab 67
69
bab 68
70
bab 69 Tuduhan tidak benar
71
bab 70 pertemuan mengejutkan Bu Reni dan Kalila
72
bab 71 kekesalan Kalila
73
bab 72
74
bab 73 Saat orang tua Rallyn tahu
75
bab 74 pembicaraan keluarga
76
bab 75
77
bab 76 dijadikan pemimpin perusahaan
78
bab 77
79
bab 78
80
bab 79
81
bab 80
82
bab 81
83
pengumuman
84
bab 82
85
bab 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!