Kara bersama Rhea serta asistennya menuju tempat di adakannya rapat. Namun handphone milik Kara berbunyi dan dengan malasnya ia mengangkat panggilan itu.
#Via Telpon On
"Halo Daddy." sapa Kara.
"Young, segeralah datang ke kastil di
tengah hutan karena semua orang menunggumu." pinta Castor di ujung telpon.
"Ada apa Dad?"
"Kenapa suaramu terdengar sangat tegang dan bukankah aku harus menemui klien dari UNRA?" tanya Kara bertubi - tubi merasa binggung.
"Emergency, karena itu meeting sengaja di tunda dan di undur." jawab Castor.
"Segeralah datang bersama Rhea karena semua sudah datang kecuali kalian berdua." sambungnya lalu menutup
telpon.
#Via Telpon Off
"Young, kenapa muka loe kelihatan gusar?"tanya Rhea heran.
"Ayo kita ke kastil karena semua orang menunggu." ajak Kara tanpa menjawab pertanyaan Rhea sambil mengandeng tangan Rhea.
Rhea yang terlihat binggung hanya mengikuti Kara dan asisten Kara hanya diam karena tau apa yang terjadi. Karena ia baru saja menerima pesan dari Castor untuk mengurus masalah meeting yang
tertunda.
Sesampainya Kara dan Rhea disana terlihat semua orang memasang wajah cemas serta tegang.
"Daddy, ada apa ini?" tanya Kara lagi binggung.
"Kenapa semua orang berkumpul?" Rhea menimpali bertanya.
"He returns." jawab Castor datar.
"Siapa?" tanya Kara semakin penasaran.
"Black ghost hunter atau Albgraham." sahut Castor.
Deg
Jantung Kara hampir berhenti berdetak kencang karena orang yang telah mengacaukan hidupnya dan membuat dirinya kehilangan ibunya kembali. Emosi Kara bergejolak dan membludak membuat seisi ruangan kastil di penuhi es serta kabut es yang tebal.
"Young, tahan emosimu." pinta Prof. Albert.
Kata tak menggubris perkataan Prof. Albert dan emosinya semakin besar.
"Young." panggil Hyun tapi tak di gubris juga oleh Kara.
"Young, tenanglah." pinta Rhea sambil menepuk pundak Kara dan memeluk Kara. Kara menatap wajah Rhea yang menenangkan kemudian emosinya mereda seketika.
"Maaf." sesal Kara.
Rhea menangkup wajah Kara sambil tersenyum dan mengelus wajah Kara. Semua orang menatap mereka dengan tatapan sulit di mengerti dan hanya Keith yang begitu terlihat kesal.
"Smile and look like Young is not yours anymore." goda Nikki dengan sedikit ejekan.
"Shut up damn it, you've ruined my mood." dumel Keith sambil mempouted bibirnya.
"Kalian ini, jangan bertengkar seperti anak kecil." omel Alexa pelan yang sedari tadi diam.
Feandy hanya menggelengkan kepala melihat Kara dan Rhea bersama - sama.
"Sepertinya rencanamu berhasil nunna tetapi aku tak tau bagaimana nasib Young di masa depan nanti." lirih Feandy dalam hati.
"Young, tenangkan dirimu atau kau akan membunuh semua orang." pinta Prof. Albert.
"Grandpa..." pekik Hyun kesal.
"Jangan berkata seperti itu kepada adikku." sambungnya.
"But it's the truth Hyun and you can't deny it. Because of that damn kid your mommy died" desis Castor tajam dengan nada datar.
"Castor, tolong jangan memperkeruh keadaan saat ini." sela Prof. Albert geram.
"Bukankah rapat ini di adakan untuk mencari solusi dan cara melawan Albgraham?" sambungnya.
"Aku setuju dengan apa yang anda katakan Prof. Albert." timpal seseorang yang baru datang yang tak lain adalah Jonathan.
"Untuk apa kau kesini?" tanya Castor sewot dan tak suka kehadiran Jonathan.
"Aku juga bagian dari master theugrist yaitu keluarga Griffin bukan." tuturnya dengan santai.
"Sebenarnya, aku datang membawa informasi yang penting namun sepertinya ada yang tak menyukai kehadiranku disini." ujarnya melirik Castor.
"Informasi apa?" tanya Prof. Albert.
"Kita tak perlu mengetahuinya ayah karena palingan itu hanya alasan klise." Castor menimpali sambil menghujat
Jonathan.
"Sayangnya, ini informasi yang sangat berharga dan bagiku tak ada keuntungan membagi informasi kepada kalian." ujarnya
"Namun aku melakukannya hanya untuk kedua keponakanku Hyun dan Young, " sambungnya.
"Aku hanya memberi peringatan pada kalian."
lanjutnya.
"Sudahlah, jangan bertele - tele beritahu saja apa informasi yang kau dapat ?" tanya Dennis mulai geram.
" Ada rumor kalau Albgraham terluka parah dan dia belum pulih total." ungkap Jonathan.
"Bagaimana Albgraham bisa terluka parah?"
"Kami saja tak pernah bisa melukainya separah itu." timpal Dr. Bobby bertanya.
"Just Rumor, kalau kalian ingin tau maka bisa tanyakan saja rahasia di balik terlukanya
Albgraham kepada Prof. Albert." terang Jonathan menukas cepat dan segera meninggalkan tempat itu.
Namun Jonathan berbalik kembali sambil berkata, "Dan satu hal lagi , musuh kita bukan hanya Albgraham tetapi putranya juga sudah berambisi seperti ayahnya." sambungnya.
"Jadi aku harap kalian lebih waspada lagi dan juga kau Young berhati - hatilah." tambahnya.
"Kau adalah target utama putranya Albgraham karena kau yang telah membuatnya terluka parah dan kau pasti ingat kejadian 6 tahun lalu." lanjutnya lalu pergi meninggalkan semua orang
dengan segudang pertanyaan.
"Apa yang ia katakan ayah?" tanya Castor
binggung.
"Albert, jelaskan pada kami sekarang juga." pinta Dr. Bobby.
"Tolong, jangan ada yang di tutupi lagi dari kami." timpal Dennis.
Kara terdiam dengan perkataan Jonathan dan ia mulai merasakan kepahitan saat ingatan itu mengalir dalam benaknya. Ingatan yang tak ingin ia ulang kembali karena baginya itu sebuah kutukan yang sadis kepadanya.
Prof albert menghela napas sejenak karena merasa semua tatapan tertuju kepadanya. Kara hanya diam tanpa kata sambil memegang kepalanya dan berteriak histeris.
"Arghhhhhhhhhh ...... "pekik Kara histeris.
"Kenapa dia harus kembali lagi?" ujarnya lagi sambil bersimpuh di lantai.
"Tenanglah Young, aku yakin kakek akan
menemukan solusi untuk masalah ini." tutur Hyun untuk menenangkan adiknya.
"Apa kau sudah menguasai semua, Young?" tanya Prof. Albert tiba-tiba.
"Fiuhhhh ....." dengus Kara pelan.
"Kenapa kau tak menjawabku Young?" hardik Prof. Albert bertanya lagi.
"Grandpa, tolong jangan seperti itu sama adikku." timpal Hyun semakin geram.
"Hyun, jangan terlalu membela anak tidak tau diri dan untung itu." sunggut Castor kesal karena Hyun membela Kara.
"Daddy." pekik Hyun marah dan tak terima perkataan daddynya.
"Sudahlah Hyun, tidak usah di permasalahkan karena gue cukup tau diri posisi gue di keluarga ini." ungkap Kara pasrah.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments