Kara sudah siap dengan jubah keagungan miliknya dan ia keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan langkah penuh kewibawaan menuruni anak tangga. Setelah sampai di lantai dasar ia menoleh ke arah ruang tamu di mana kakak kembaranku sedang menunggunya. Kara menghampiri kakaknya dan tiba-tiba....
Greep
Kakak kembarnya alias Hyun berdiri lalu menghampiri dan memeluk Kara sangat erat sambil bergumam, "You Miss me, Bunny."
"Tidak." elak Kara.
"Lepaskan pelukanmu, Bodoh!" sarkas Kara.
"Baiklah." pasrah Hyun melepaskan pelukannya dan duduk kembali ke posisinya.
Sementara, Kara langsung duduk dan menepuk tangannya memanggil seorang Buttler. Buttler itu datang membawa dia cangkir teh dan sepiring camilan dan menaruhnya di meja. Kemudian buttler itu pergi kembali menuju dapur.
"Katakanlah tujuanmu datang ke tempatku?" tanya Kara langsung.
Hyun menatap teduh wajah adiknya yang terlihat sangat datar dan dingin. Hal itu membuat Hyun merasa ada dinding yang menghalanginya.
Di sisi lain, Hyena datang lalu duduk di pangkuan Kara sambil mengalungkan tangannya leher Kara.
"Baby." panggil Hyena.
"Hem..." balas Kara.
"Bolehkah aku tetap disini?" tanya Hyena dengan nada lembut.
"Tentu saja, panggil William juga karena ia asistenku." balas Kara.
Hyena mengerti lalu pergi untuk memanggil William.
"Bisakah kita berbicara berdua saja?" sela Hyun bertanya.
"Tentu saja tidak, bukankah kau berbicara atas nama parlemen kesini?" tolak Kara halus.
"Itu benar tapi, bisakah aku meminta waktu sejenak kakak beradik?" tanya Hyun lagi meminta.
"Tidak." tolak Kara cepat.
"Bagiku hubungan itu sudah mati saat kejadian dua tahun yang lalu " sambungnya.
"Kau terlalu banyak berubah dan aku tidak mengenalimu lagi." desis Hyun.
"Semua orang pasti akan berubah di masa depan dan apalagi kehidupanku saat itu yang membuatku berubah. So, that Me Now." sahut Kara.
Beberapa menit kemudian William datang bersama Hyena dan Hyena duduk di samping Kara. William hanya berdiri di samping Kara seperti biasanya.
"Katakan sekarang apa tujuanmu datang ke Realm?" tanya Kara sekali lagi.
"Apa kau tak menerima pesan atau email dari parlemen di Terminal Mobile milikmu, Ace?" tanya Hyun balik.
"Belum, aku terlalu sibuk dan biasanya William yang menghandle tentang itu." jawab Kara seadanya.
"Parlemen membutuhkan bantuan organisasi milikmu saat ini karena ini situasi yang sangat Emergency." timpal Hyun.
"CK..., tumben sekali parlemen mengirim utusan ke sini karena biasanya ia hanya mengirim sebuah email atau pesan kepadaku." tukas Kara.
"Ini sangat darurat maka dari itu mereka mengirim diriku kesini, Bunny." sela Hyun sambil menggoda Kara.
"Stop memanggilku bunny, jika sekali lagi kau memanggilku bunny maka kau tak akan mendapatkan apapun dariku." ancam Kara dengan nada yang rendah namun mengintimidasi.
"Maaf." sesal Hyun padahal niatnya hanya ingin dekat kembali dengan sang adik.
"Masalah apa yang membuat parlemen mengirimu datang kesini?" tanya Kara lagi.
"Kau tau professor gila itu atau Albgraham masih hidup setelah kejadian itu. Dan ia kembali setelah dua tahun yang lalu menghilang. Tapi aku dan parlemen mendapatkan kabar jika Albgraham sedang membangun pasukan khusus untuk menyerang Insean." jawab Hyun memaparkan tujuannya.
"Lalu, apa hubungannya dengan kami organisasi Realm?" tanya balik Kara seakan tidak merasa terancam.
"Kau tau sekarang kita tinggal di kota Bridwraltrent City yang tak lain Kota Peradaban yang di bentuk setelah peperangan di masa lalu dan merupakan ibukota negara Insean. Dan juga kita ini menjadi jalur perkembangan teknologi dan perdagangan negara Insean dengan negara lain." jawab Hyun.
"Iya." balas Kara.
"Bridwraltrent City adalah sebuah kota baru yang di bentuk oleh seorang ilmuwan bernama Prof. Antonius Marvel Griffin. Kota yang di program untuk memastikan manusia yang selamat bisa hidup damai dan sejahtera tanpa kekurangan. Setelah perang termonuklir yang merusak dan menghancurkan peradaban manusia." terang Hyun.
"Bridwraltrent City juga merupakan peradaban dan tiang penyanggah ekonomi negara Insean di berbagai sektor baik ekonomi maupun politik serta sosial. Karena kota inilah manusia yang selamat dan bertahan memiliki harapan untuk kehidupan yang baik di masa depan." sambungnya.
"Apa keuntungannya bagiku dan Realm dengan membantumu dan parlemen?" tanya Kara ketus dan menuntut.
"Kau lupa jika kaulah yang paling di incar oleh Albgraham karena hanya dirimu yang bisa mengalahkannya dan juga kau adalah...." jawab Hyun dengan amarah yang sedang ia tahan.
Hyun sangat kesal melihat nada ketus dari sang adik karena masalah ini menyangkut banyak orang dan dirinya.
"Cih! Baiklah, aku akan membantumu tapi dengan satu syarat." ujar Kara sedikit mengalah melihat raut wajah kembarannya itu.
"Apa syaratnya?" tanya Hyun.
"Berikan kesetiaanmu padaku." pinta Kata dengan senyuman sudektiv.
Mata Hyun melotot mendengar permintaan dari Kara.
"Kau gila, jangan bermain-main denganku, Ace." cecar Hyun.
"Aku tak bermain-main denganmu bodoh, di sini aku menempatkan diriku sebagai Lucifer pemimpin Realm bukan adik kecilmu yang lugu itu." erang Kara meluapkan emosinya yang tiba-tiba muncul.
"Hanya satu kalimat dariku, berikan kesetiaanmu kepadaku maka aku akan membantumu dan parlemen." tambahnya dengan nada penuh dominasi.
"Jujur, aku sangat terkejut melihatmu saat ini Young. Kau yang sekarang bukan adik kecilku lagi dan apa ini karena gadis itu?" tanya Hyun lirih.
"Kau bodoh jika masih memikirkan gadis pengkhianat itu!" sarkas Hyun kesal.
Gadis yang di sebutkan oleh Hyun bernama Rheany Delisa Marr.
"Jangan membawa Rhea dalam perdebatan kali ini, Arthur." sanggah Kara kesal sambil memanggil kode nama Hyun.
"Pergilah dan kembalilah ketika kau akan memberikan kesetiaanmu padaku, Arthur." sambungnya.
Hyun diam saja melihat adiknya sedangkan, Kara mencoba menetralkan emosinya karena Hyun telah membawa nama gadis yang Kara cintai itu. Hyena mencoba menenangkan Kara saat ini.
"Baiklah, kau hanya menginginkan kesetiaanku saja lalu bagaimana dengan parlement?" tanya Hyun mengalah.
"Di dunia ini hanya kau yang aku percaya selain Rhea, William dan Hyena." Kara menjawab pertanyaan Hyun.
"Aku pikir kau membenciku?" tanya Hyun menimpali.
"Jujur saja, aku membencimu namun tidak bisa karena di keluarga kita kau sering membelaku dan menerima keadaanku dengan tulus. Bukan bertujuan untuk memanfaatkan diriku." terang Kara menjelaskan.
"Jadi, apa keputusanmu saat ini?" tanya Kara.
Hyun terdiam sejenak sambil menghela nafas panjang dan menatap wajah sang adik yang begitu datar. Namun, Aura dominan milik Kata membuatnya tak bisa berkutik sama sekali.
"Bukankah kau sudah memiliki tiga pilar utama yang sudah tunduk padamu?" tanya Hyun terakhir kali.
"Itu belum cukup bagiku dan kau adalah pion terakhir yang aku butuhkan selain mereka." jawab Kara to the points.
"Baiklah, aku akan memberikan kesetiaanku padamu dan tepati janjimu untuk membantu parlemen. Aku melakukan ini untuk semua orang yang ada di negara Insean." timpal Hyun.
"Aku tau itu." sahut Kara.
Hyun bangkit dari kursi dan menghampiri Kara lalu berlutut sambil mengambil tangan Kara. Ia mencium tangan Kara dan berujar, "Aku Arthur putra Castor Leonard, aku menyerahkan diriku dan kesetiaanku kepadamu Lucifer. Aku akan tunduk dan mematuhi segala perintahmu seumur hidupku."
Lalu Hyun mencium tangan Kara dan Kara menangkup wajah Hyun dan mencium bibir Hyun. Seketika muncul cahaya di leher Hyun. Cahaya itu berubah menjadi Seal. Seal berbentuk gambar bunga anggrek bulan hitam berinisial K.
Seal adalah sebuah tanda atau tattoo kepemilikan seseorang ketika orang yang di tandai menyerahkan hidupnya dan kesetiaannya seumur hidupnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments