"Untuk saat ini kita akhiri perdebatan ini dan tinggalkan aku sendiri serta Afika jangan lupa buat Young membawa obatnya darimu." pinta Prof. Albert.
"Tenang ayah, aku pastikan Young membawa obatnya dan aku harap ayah segera memberi tahu kami tentang kejadian 6 tahun yang lalu." sela Afika berharap langsung ia pergi.
Castor menyusul sang adik dan meninggalkan Prof. Albert sendirian.
Saat ini dikamar Kara sudah ada kedua kakaknya yang sedang berada di kamarnya. Mereka sedang melihat persiapan apa yang di lakukan Kara bersama asistennya yaitu Hyena. Hyena menyiapkan sebuah tas untuk menyimpan barang bawaan Kara.
"Apa loe membawa seluruh CAD milik loe ?"tanya Hyun dengan senyuman manisnya.
"Iya Kak, karena semuanya sangat gue butuhkan." jawab Kara santai.
"Hyena, segera bersiap dan gue tunggu nanti di depan." sambungnya menyuruh Hyena pergi.
"Oke." balas Hyena langsung keluar dari kamar Kara.
"Ini berlebihan sekali." timpal Dee sambil
mendecakkan lidah.
"Ayolah Kak Dee,jangan membuat mood gue hancur Kak dan loe tau semua barang itu dibeliin sama bunda gue " decak Kara kesal.
"Maaf Young." sesal Dee.
"Gue nggak tau, soalnya menurut gue mending bawa aja barang-barang yang penting aja termasuk CAD milik loe." sambungnya sambil menghela napas.
"Semua CAD itu gue pake Kak." sela Kara.
Di tengah perbincangan mereka munculah Aria dengan langkah lincahnya dan juga sambil tersenyum.
"Kak Young...." teriak Aria dengan kencang.
"Iya, adik kesayanganku." balas Kara menghampiri Ariana sambil mencubit pipi Aria dengan gemas.
"Aria cuma mau bilang kata mama Kakak jangan lupa bawa obatnya ke akademi." celoteh Aria memberi tahu alasan kedatangannya sambil menunjukan sebuah kotak obat.
Kara terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Aria. Hyun dan Dee bergegas keluar dari kamar Kara. Dan Kara seketika memasang wajah dinginnya. lalu meninggalkan aria sendiri di depan pintu. Kara segera bergegas masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya setelah melihat apa yang Aria bawa untuknya.
Aria yang bingung memasang wajah polosnya yang tak mengerti membuat Kara urung menutup pintu kamarnya itu. Kara memahami sikap Aria karena ia tak tau apapun. Tetapi bagi Kara melihat kotak itu membuatnya marah dan kesal.
"Apa kau akan mulai berusaha untuk lari lagi, Young" erang seseorang yang baru datang yang tak lain adalah sang tante yaitu Afika.
"Tante tau sayang, kenapa kamu bersikap seperti itu tetapi untuk saat ini jangan abaikan permintaan dari Tante ini." sambungnya.
"Apa kamu ingin kejadian waktu itu terulang kembali?" sambungnya mengingatkan kejadian di masa lalu kepada Kara.
Kara terdiam mendengar penuturan dari tantenya itu dan menghela napas sangat panjang.
"Baiklah tante menang, kali ini aku mengalah." ujar Kara sambil mengambil kotak obat dari tangan Aria lalu bergegas mengambil tasnya dan segera keluar dari kamarnya.
Kara langsung bergegas turun ke lantai bawah sedangkan Afika menatap Kara dari kejauhan dan tersenyum dengan rencananya yang berhasil.
"Kak Hyeonji, lihatlah Young sekarang menjadi seperti ini dan aku hanya berdoa semoga ia bisa menghadapinya." gumam Afika dalam hati.
Di tempat lain ruang kerja Prof. Albert sedang memandang sebuah brankas tua sambil memegang kunci berbentuk L. la termenung sambil memikirkan masa lalu yang kelam itu. Ia segera membuka brankas tua itu dan mengambil barang-barang di dalamnya.
Prof. Albert menatap barang-barang yang ia ambil lalu bergumam, "Apakah yang aku lakukan selama ini salah?".
"Ya tuhan , tolonglah hambamu ini dan beri jalan terbaik akan masalah ini." sambungnya.
"Rahasia ini dan masalah Young adalah hal yang sangat aku khawatirkan karena menyangkut masalah banyak orang di masa depan." tambahnya.
Prof. Albert bersikap keras terhadap Kara karena sebuah alasan dan alasan itu sangat meresahkan. Prof albert melakukannya karena teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu
yang membuatnya harus mengawasi dan mengendalikan Kara.
Tok
Tok
Sebuah ketukan pintu terdengar dan membuat Prof. Albert tersadar dari lamunannya itu.
"Masuk." sahut Prof. Albert.
Saat pintu ruang kerja Prof. Albert terbuka dan Kara segera masuk kedalam saat di izinkan. Prof. Albert bangkit dan duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Kemari." titah Prof. Albert sambil menepuk pahanya.
Kara menghela napas panjang dan segera mengikuti perintah sang kakek. Kara segera duduk di pangkuan Prof. Albert dan seperti biasanya Prof. Albert menghirup aroma tubuh Kara. Kara hanya diam tanpa protes karena hal ini sering ia lakukan tanpa di ketahui siapapun. Ini rahasia antara Kara dan Prof. Albert.
Semua berawal saat Kara mencoba kabur dan berakhir dengan hukuman yang tak pernah ia pikirkan. Prof. Albert melecehkan dan memperkosa Kara sebagai hukuman. Kara sempat melawan tapi pada akhirnya membuatnya trauma.
Sehingga apapun yang di perintahkan oleh Prof. Albert Kara akan mematuhinya karena takut akan hukuman yang diberikan oleh Prof. Albert.
"Cih! Aku suka sikapmu ini Young." ujar Prof. Albert.
"Turunlah dan duduk disana." sambungan menyuruh Kara dan Kara segera turun dari pangkuan Prof. Albert.
Kara langsung pindah duduk di sofa lainnya dan Prof. Albert segera memberikan dua buah kotak. Kara menerimanya dan segera membuka kotak itu. Kotak itu berisi sebuah suntikan dan serum Only Phio.
...Serum Only Phio...
"Em..., bukanya harusnya 6 bulan lagi aku mengunakan ini?" cicit Kara bertanya dengan pelan.
"Bawa saja untuk berjaga-jaga di akademi takut dirimu kehilangan kendali. Bersikap baiklah di akademi nanti." titah Prof. Albert.
"Iya kakek, aku mengerti." balas Kara.
"William akan datang untuk memeriksa keadaanmu dan jadwal kegiatanmu sudah di atur dan kau hanya perlu mematuhinya, mengerti." sela Prof. Albert menekankan kata mematuhinya.
"Iya kakek." balas Kara lalu memasukan kotak yang diberikan oleh Prof. Albert.
"Coba beritahu aku, apa saja aturan yang aku buat untukmu satu tahun yang lalu?" tanya Prof. Albert.
"Aku harus mematuhi dan menuruti semua ucapan Kakek dan keluarga lainnya. Tidak boleh membantah karena aku milik keluarga Leonard." jawab Kara memaparkan semua aturan yang di berikan oleh kakeknya.
"Good boy, remember one thing if you are an obedient child and never go against me then everything will be fine. I will also treat you well too but otherwise then the punishment will be waiting for you in the future, understand that." pesan Prof. Albert.
Kara menganggukan kepalanya mengerti dan akan selalu mengingat kalimat yang di ucapkan oleh kakeknya itu.
"Pergilah bersama yang lain dan ukirlah prestasimu bukan kenakalan mu." harap Prof. Albert.
"Aku selalu mengawasi mu dimanapun kau berada jadi jangan pernah berpikir kau bisa membohongiku." sambungnya
Setelah itu Kara keluar dari ruang kerja Prof. Albert dan bergegas menemui yang lain untuk pergi ke akademi bersama -sama.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments