Setelah itu, semua orang berhamburan keluar
kecuali Kara yang masih terdiam di kursinya. Karena mendengar kembali suara notifikasi dan layar hologram di depannya.
...Tring...
...[ Selamat tuan mendapatkan hadiah kotak diamond]...
...[ Apa tuan ingin membuka kotak hadiah?]...
"Buka." ujar Kara dalam hati.
...Tring!...
...[ Selamat tuan mendapatkan program Ai sistem Daivat yang akan di pasangkan ke terminal mobile milik tuan]...
...[Proses menginstal AI Daivat System terminal mobile di mulai.. 60%.. 70%..80%.. 90%.. 100%]...
...[ Pemasangan selesai]...
...[ Open Status ]...
...Nama: Shankara Young...
...Umur : 17 Tahun...
...Status : Male ( Submissive Bottom )...
...Ras: Manusia Modifikasi [ Vampire]...
...Status Keturunan:...
...• Clans Master Theurgist...
...• Ahli Tenaga Dalam Kuno...
...• Demigod...
...Level: 01...
...Zodiak: Scorpio...
...Kelompok: Theurgist Knight Quard...
...Atribut Element : All Elements...
...Job: Mahasiswa...
...Skill: -...
...Inventory CAD:...
...• Terminal Mobile...
...• Biola...
...• Earphone...
...• Bow...
...• Eye Glasses...
...• Pistol...
...Poin Sistem : Rp. 1.000.000...
...Uang: Rp. 1.000.000.000...
...Koin Emas: 1.000.000.000.000 keping...
...Shop: -...
"Gue pikir cuman mimpi." cicit Kara dalam hati.
...[ Sistem nyata tuan bukan ilusi atau mimpi]...
"Daivat loe berasal dari mana?" tanya Kara penasaran.
...[ Itu rahasia dan belum saatnya tuan tau]...
"Yah..! Padahal gue pingin tau." timpal Kara.
...[ Otoritas ini di luar khendak sistem dari pencipta sistem]...
"Yaudah kalau gitu." pasrah Kara.
Setelah itu Kara pergi menuju taman dan diam termenung mengingat kejadian 6 tahun yang lalu. Saat kejadian itu dimana ia masih terlalu muda
untuk mengerti. Namun, untuk saat inipun ia
belum bisa memahami apa yang di lakukan ibunya saat itu kepadanya. Rahasia apa yang tersimpan di balik kejadian itu dan hubungannya dengan dirinya. la meruntukki dirinya karena tak bisa menerima dan berpikir lagi sambil memukul
kepalanya itu.
"Bodoh " pekik seseorang sambil mendecakkan
lidah.
"siapa yang bodoh ?" erang young membalas
perkataan orang itu.
"Ya loe, siapa lagi yang ada di tempat ini selain diri loe di sini." cibir orang itu yang tak lain adalah Rhea sahabat Kara.
"Apa yang loe pikirkan?" sambungnya bertanya.
"Tidak ada." balas Kara cepat.
"Bihong" keukeh Rhea bersitatap saling mengunci.
"Jangan mencoba berbohong, karena gue kenal
loe dari kecil jadi ga ada yang bisa loe tutupin dari
gue." sqmbungnya.
"Sok tau." elak Kara.
"Biarin." ledek Rhea sambil menjulurkan lidah.
Rhea terdiam sejenak lalu berkata, "Apa loe kepikiran tentang almarhumah nyokap loe ?" tanya Rhea lagi.
Kara hanya diam tanpa ekspresi ketika Rhea bertanya menyebut nama ibunya.
"Maaf, kalau loe merasa tersinggung kalau bahas
tentang nyokap loe." sesal Rhea lalu mencoba
pergi meninggalkan Kara sendiri.
"Tunggu." cegah Kara sambil memegang tangan Rhea.
"Apa boleh gue minta sesuatu dari loe? " ujar Kara bertanya.
"Tentu saja boleh, apa itu?" balas Rhea dengan
pertanyaan lagi karena penasaran.
"Duduklah di samping gue dan biarkan gue tidur di pangkuan loe " pinta Kara dengan tatapan teduhnya.
"Baiklah" pasrah Rhea lalu duduk kemudian membiarkan Kara tidur di pangkuannya.
"Apa loe sudah minum obat loe?" tanya Rhea mengingatkan Kara.
"Udah bawel, apa sekarang loe jadi asisten tante gue." protes Kara sambil memejamkan mata.
"Gue peduli sama loe makannya gue berusaha mengingatkan loe soal obat." ujar Rhea sambil mengelus rambut Kara.
"Gue Kangen sama loe saat loe pergi satu tahun yang lalu." tukas Kara cepat.
"Gue juga peduli sama loe karena cuma loe yang paling mengerti gue dan loe adalah sahabat terbaik bagi gue." sambungnya.
"Sahabat" lirih Rhea pelan seperti berbisik dengan
suara parau.
Rhea merasa sedih karena Kara hanya menganggapnya sahabat tak lebih akan tetapi, bagi Rhea perasaanya lebih dari persahabatan tetapi cinta. Namun , saat ini ia lebih menerima statusnya sebagai sahabat daripada karena cinta ia kehilangan Kara.
Sejak Smp perasaan Rhea ke Kara telah berubah seiring berjalannya waktu dari persahabatan jadi cinta . Namun bagi Kara, Rhea hanyalah sahabat terbaik yang paling mengerti dirinya di bandingkan keluarganya sendiri.
"Rhe." panggil Kara.
"Apa?" lirih Rhea bertanya.
"Gue sayang loe jadi please jangan pernah berpaling dari gue." pinta Kara berharap agar Rhea selalu disisinya.
Rhea hanya diam tak menjawab permintaan Kara
karena baginya itu bentuk keegoisan Kara. Kara
hanya memikirkan perasaannya saja tanpa memikirkan perasaan Rhea.
"Loe egois Young " pekik Rhea dengan Isak tangisnya.
Kara terbangun dari pangkuan Rhea saat mendengar perkataan Rhea tadi.
"Siapa yang Egois?" elak Kara.
"Loe egois Young, apa yang loe minta legue cuma buat nyenengin perasaan loe tapi gimana sama perasaan gue." balas Rhea menjerit lalu berlari meninggalkan Kara sendirian.
Kara hanya diam tak berkutik dan tak juga mencoba mengejar sahabatnya itu. la memahami
apa yang di katakan oleh Rhea, tetapi baginya Rhea adalah sahabat terbaiknya. Namun di sisi lain, Kara tak akan bisa lepas dari Rhea karena Rhea obatnya. Obat yang memberikan kenyamanan menjadi candu yang sulit di hilangkan. Kara ingin memiliki Rhea setuhnya namun ia takut akan di tinggalkan lagi.
" Semua yang berawal dari persahabatan bisa
menjadi cinta akan tetapi , cinta tak akan pernah
bisa menjadi persahabatan." sebuah petuah dari
seseorang yang di kutip Kara.
"maaf" pinta Kara dalam hati lalu meninggalkan
kastil itu untuk kembali ke asrama.
Di sepanjang jalan Rhea menangis dan tak sengaja berpapasan dengan seseorang yang tak lain adalah Hyun saudara kembar Kara. Melihat Rhea menangis, hyun mengajak Rhea ke taman untuk menenangkan hati gadis itu.
"Bertengkar?" tanya Hyun seakan-akan tau apa yang terjadi antara Rhea dan Kara.
Hyun mencoba mengusap air mata Rhea dengan sapu tangan miliknya. Rhea tidak menjawab dan dia hanya diam seribu bahasa serta membisu.
"Oke."
"Gue nggak tau apa yang terjadi di antara kalian akan tetapi, sekarang loe bisa keluarkan emosi loe saat ini dan gue bersedia menjadi sandaran loe saat ini." ujar Hyun sambil memeluk Rhea.
Tak terasa baju Hyun terasa basah karena rhea
menangis sekencang -kencangnya.
"Gue benci Young." pekik Rhea.
"Kenapa gue gak bisa lupain rasa ini?" sambungnya mempertanyakan dirinya.
"Gue bodoh dan Young Egois tapi gue cinta sama dia." keluh Rhea di sela Isak tangisnya.
"Cinta itu datang tanpa kita duga jadi jangan salahkan cinta." sela Hyun sambil mengelus rambut Rhea.
Setelah beberapa menit akhirnya Rheaapun akhirnya bisa tenang dan melepaskan pelukan Hyun.
"Thanks, karena udah hibur gue." ujar Rhea dengan
senyuman khasnya.
"Sama-sama." balas Hyun.
"Gue tau perasaan loe saat ini, tetapi cobalah
belajar untuk menghadapi masalah dengan kepala
dingin jangan dengan emosi. Karena emosi hanya
akan memperkeruh keadaan." sambungnya.
"Gue usahain." sahut Rhea.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments