15 Tahun Lalu — Rumah Sakit Leonard
Langit mendung menggantung di atas atap Rumah Sakit Leonard. Petir tak henti menggulung, seolah menyambut tragedi yang akan tertulis dalam sejarah keluarga Leonard.
Di ruang tunggu VIP, Castor Leonard duduk gelisah, matanya tak lepas dari jam dinding. Di luar ruangan bersalin, waktu seakan berhenti berdetak.
Pintu terbuka. Seorang dokter keluar, wajahnya pucat.
> Dokter: “Tuan Castor, kedua bayi Anda… lahir dalam kondisi hidup dan... stabil.”
Castor berdiri, nadanya mendesak.
Castor: “Mana istriku?”
Dokter ragu. Ia menelan ludah.
> Dokter: “Kami… mohon maaf, Tuan. Istri Anda mengalami komplikasi berat. Anak terakhir lahir dalam posisi sungsang. Kami kehabisan waktu. Dia… meninggal di meja operasi.”
Suara Castor mengeras. Ia mendekat pelan, lalu—
CLAK!
Pistol ditarik keluar dari balik jas. Ujungnya menempel ke pelipis dokter.
> Castor (dingin): “Katakan yang sebenarnya. Sekarang. Sebelum aku menarik pelatuk ini.”
> Dokter (gemetar): “A-a-anak pertama... lahir lebih dulu. Tapi dia sangat lemah. Golongan darahnya tidak cocok dengan Anda maupun Nyonya. Tak ada energi Intergalactic terdeteksi. Bayi kedua jauh lebih kuat. Ia… sesuai dengan darah Leonard.”
Castor menarik nafas berat. Matanya kosong.
> Castor: “Buang bayi pertama itu. Kirim ke panti. Jangan daftarkan namanya di sistem keluarga.”
> Dokter: “Tuan… Anda serius?”
> Castor: “Apa kau mau mati di sini juga?”
Dokter terdiam.
Satu Minggu Kemudian — Pemakaman Carrie Leonard
Upacara berjalan khidmat, namun dingin. Castor berdiri di samping peti istrinya. Di pelukannya, seorang bayi laki-laki dengan wajah tenang. Dialah yang selamat. Matthew Hyunji Leonard.
Tidak ada yang tahu bahwa Carrie seharusnya punya dua anak. Tidak ada yang tahu bahwa seorang bayi lain—anak sahnya—telah dibuang tanpa jejak.
Dan tidak ada yang tahu bahwa bayi itu masih hidup, di sudut panti asuhan kecil di distrik gelap wilayah selatan.
Tahun 2024 — Rumah Sakit Leonard
Langkah kaki terdengar terburu-buru di koridor steril. Di atas ranjang dorong, seorang remaja laki-laki tak sadarkan diri dibawa masuk—wajahnya pucat, tubuhnya kurus, napasnya berat.
Kara.
Di ruang observasi, Andreas Danny Key—dokter kepala dan sahabat lama Castor—menyambut kehadiran mereka. Ia menatap wajah Kara, matanya menyipit.
> Andreas: “Wajahnya… dia lebih mirip Carrie daripada kamu.”
Castor menurunkan iPad-nya, menatap Kara sebentar.
> Castor: “Dia bukan anakku.”
> Andreas (menahan nada kecewa): “Kau masih belum mengakuinya setelah semua ini?”
> Castor: “Dia anak dari kegagalan sistem. Bukankah itu kesalahan rumah sakitmu? Inseminasi buatan yang gagal.”
Andreas mengepal tangan. Matanya menajam.
> Andreas: “Kau tahu betul itu bukan salah anak ini. Bahkan kalau programnya gagal, Carrie tidak pantas dihina. Dan anak ini, Kara... dia bahkan belum membuka matanya saat kalian semua menguburnya.”
> Castor: “Dia akan berguna. Itu yang penting sekarang.”
> Andreas: “Atau karena wasiat ayah mertuamu? Karena surat yang menyuruhmu mencarinya?”
Castor tertawa sinis.
> Castor: “Tentu saja. Aku muak mendengar namanya dicari-cari oleh semua orang tua tolol itu. Maka sekarang, aku akan kendalikan dia sebelum mereka mengambilnya dariku.”
> Andreas: “Dia bukan boneka, Castor.”
> Castor: “Dia akan menjadi boneka. Bonekaku.”
Andreas menatapnya dengan jijik, lalu berjalan pergi.
Beberapa Hari Kemudian — Paviliun Belakang, Mansion Leonard
Kara membuka matanya perlahan. Cahaya matahari menembus tirai sutra, menyinari kamar mewah. Tapi yang ia rasakan bukan kenyamanan… melainkan kekosongan.
Pintu terbuka. Seorang pria berseragam hitam masuk— William Cardenal Yu, pengawal pribadi.
> William: “Selamat pagi, Tuan Kara. Saya akan mendampingi Anda mulai hari ini.”
> Kara (lemah): “Tuan?”
> William: “Ayah Anda—Tuan Castor—meminta Anda mulai mengikuti jadwal pelatihan hari ini. Pelajaran bisnis, sejarah keluarga Leonard, dan sihir dasar.”
> Kara: “Aku... tidak mengerti apa-apa soal sihir.”
William mengeluarkan sebuah kotak hitam kecil dan menyerahkannya.
> William: “Ini disebut CAD. Casting Assistant Device. Mulai sekarang, Anda akan belajar menjadi seorang Theurgist.”
Narasi: Dunia Theurgist
> Dunia yang Kara kenal selama ini hanyalah panti asuhan dan sekolah biasa. Tapi kini ia dilemparkan ke dalam kota tertutup bernama Bridwraltrent—markas elite sihir dan teknologi dunia.
> Para Theurgist adalah manusia terpilih yang mampu mengendalikan energi Intergalactic melalui CAD—perangkat sihir canggih berbentuk gelang atau chip.
Dialog Penutup — Malam Hari, di Balik Tirai Paviliun
> Kara (sendirian, berbisik): “Siapa aku sebenarnya? Kenapa wajah mereka seperti mengenalku... tapi aku merasa asing di sini?”
Dari balik jendela lantai atas, Castor mengawasi dengan dingin.
> Castor (pelan): “Aku tidak akan membiarkanmu lepas… Kara. Kau akan menjadi apa yang semestinya tidak pernah ada: alat keluarga Leonard.”
To Be Continued…
CAD berbentuk Gelang
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments