Saat aku sedang merenung memandang kumbang aneh itu, tiba-tiba aku mendengar suara dari sistem.
Ah, sudah lama sekali aku tidak mendapatkan notifikasi dari sistem.
Baiklah, mari kita lihat apa yang ada sekarang.
...[DING DONG!]...
...[SELAMAT! Host Calliga telah mendapatkan dua pasif skill baru]:...
...1. [MIND BLOCK]: Orang lain tidak bisa membaca pikiran HOST....
...2. [LUCK BOOST]: Meningkatkan keberuntungan host sebanyak 10%....
Aku dengan penuh antusias melihat panel skill baru yang kudapatkan.
Ini aneh, padahal aku hanya berdiam saja di sini dan tiba-tiba mendapatkan 2 skill ini.
"Well, anggap saja ini adalah keberuntunganku, bukan?"
By the way, sekarang aku mendapatkan pasif skill [Mind Block], berarti kumbang aneh itu sudah tidak bisa lagi membaca pikiranku, bukan?
Fiuu... Akhirnya aku bisa tenang.
Tentang [Luck Boost]? Hmm, setidaknya menambahkan keberuntunganku 10%, bukan?
Meskipun aku tetap merasa bahwa selama hidup sebagai naga di dunia yang aneh ini, kesialan selalu menghampiriku.
Tapi, biarkan saja, setidaknya 10% tambahan sudah berguna.
"Benar, kan?"
Aku menyeringai sambil berpikir, "Ya, mungkin 10% keberuntunganku akan membantu mengatasi 90% kesialan yang selalu mengikuti langkahku."
Aku memandang kumbang yang keras kepala itu sambil berakting sebagai naga yang menakutkan.
Hmm, kumbang ini memang benar-benar keras kepala.
Sepertinya dia tidak berniat untuk meninggalkan rumahku ini.
Baiklah, aku tidak memiliki pilihan lain.
Dengan sikap yang akting sebagai naga yang arogan , aku menatap kumbang itu dan berkata dengan nada tegas, "Makhluk fana, ikutilah aku."
Kumbang aneh itu masih berlutut dengan hormat, dan kepala besarnya menatapku dengan penuh hormat.
Dia menjawab, "Baik, tuan naga yang agung!." Aku mendengar perubahan nada suaranya, apakah dia senang atau sedih?
"Ah, siapa peduli"
Aku memimpin jalan menuju lantai bawah, dan kumbang aneh itu mengikutiku dengan tatapan heran, melongo melihat rumah tanahku ini.
Akhirnya, kami tiba di ruangan di lantai lima. Ruangan ini aku buat sebagai ruang takhta, meskipun aku tidak bisa benar-benar mendudukinya karena terlalu kecil untuk badanku yang besar.
Yah, aku tidak pernah mengira bahwa kumbang ini akan menjadi tamu pertamaku di sini.
Setelah kehilangan kesabaran, aku membawa makhluk ini ke ruangan ini.
Aku duduk atau sebenarnya tiduran dengan posisi telentang di samping takhtaku yang kecil.
Meskipun aku tidak menggunakan takhta itu, aku merasa nyaman di sini.
Sebenarnya, aku hanya membuat takhta itu sebagai hiasan yang keren-kerenan, hehe.
Sendirian di ruangan itu, aku dengan bangga duduk di sebelah takhtaku.
Aku berakting dengan sikap naga yang agung sambil memandang kumbang itu.
Namun, tampaknya kumbang aneh itu lupa dengan kehadiranku dan terkejut saat melihatku tiduran di sebelah takhta buatanku.
Kumbang itu terlihat bingung dan mencari-cari dengan tatapan aneh.
Apa ada yang tidak beres?
Apakah dia mengeluh tentang rumahku ini?
Tanpa sadar, kumbang aneh itu sadar kehadiranku dan panik melihatku.
Lalu kumbang itu dengan cepat berlutut dengan hormat dengan kepala menghadap ketanah "Maafkan sikapku yang lancang, Tuan naga yang agung!" ucap kumbang itu.
Aku mencuekinya, Rasanya canggung sekali di dalam ruangan yang sunyi ini.
Kumbang aneh itu merenung dalam keheningan dan dengan panik berkata dalam hatinya, "Apakah aku sedang diuji lagi oleh tuan naga yang agung? Mengapa dia diam saja? Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus memuji tuan naga agung?".
Aku yang masih dalam posisi tiduran hanya mencuekinya.
Ah, rasanya sungguh canggung. Namun, aku membiarkan kumbang itu merenung sendiri, mencari jawaban dalam pikirannya sambil berakting sebagai naga yang agung, hehehe.
Aku mendengar suaranya yang gemetaran saat dia bertanya dengan gugup, "Tuan naga yang agung, apakah tuan membuat semua ini sendiri?"
Aku hanya mengangguk perlahan sebagai jawaban, tetap mempertahankan sikap naga yang agung.
"Tapi, tuan, bagaimana bisa..."
kumbang itu terlihat bingung, matanya melirik ke sekeliling.
Dia memejamkan kepalanya sejenak, kemudian tiba-tiba mengangkatnya dengan postur bertelut.
"Luar biasa, tuan!" serunya dengan antusiasme. "Goa dungeon ini begitu menakjubkan dan canggih!"
Aku memandang kumbang aneh itu dengan rasa heran.
"Apa-apaan ini?, Ada apa dengannya?"
Dia terlihat begitu bersemangat. Tampaknya kumbang ini memang suka berlebihan, bukan?
"Gua dungeon? Ini rumahku, bodoh!" Ucap dalam hatiku.
"Dan tuan, apakah sosok malaikat dan iblis yang ada di sana sungguhan?" tanya kumbang itu sambil menunjuk dengan kaki depannya ke patung batu malaikat dan iblis yang terhiasi di pojok ruangan.
Hehehe, kumbang ini memang pandai melihat patung batu.
Mungkin dia ingin memuji lebih banyak lagi. Ah, sepertinya patung ciptaanku yang sudah kubuat susah payah mendapat apresiasi yang tinggi.
Aku menjawab dengan tatapan tajam, "Tidak, makhluk fana.
Itu bukan malaikat dan iblis sungguhan, hanya patung buatanku."
Kumbang itu terkejut dan memandangku lebih dalam.
Ah, sudah cukup rasanya ingin ngefly dipuji terus menerus. Kyaaaa, hehehe.
Baiklah, fokus!,lanjutkan sikap berakting ku sebagai naga agung!.
"Jadi, tuan naga agung, iblis dan malaikat itu adalah patung batu! Sungguh luar biasa, tuan! Tuan bisa menciptakan golem, wow! Hebat sekali tuan!" kumbang itu berkata dengan penuh kekaguman sambil membungkuk.
"Maafkan aku, tuan naga yang agung. Maaf karena aku terlalu bersemangat. Ini pertama kalinya aku memasuki dungeon." Kumbang itu tampak benar-benar terkesan.
Dengan sejuta senyum naga yang tersembunyi, aku menjawab, "Tidak masalah, makhluk fana. Aku menghargai semangatmu. Dan ya, aku memang menciptakan semua ini."
Kumbang itu mengangguk dengan antusiasme, "Luar biasa! Aku senang bisa melihat tempat yang begitu ajaib seperti ini. Terima kasih tuan naga yang agung!"
Aku hanya diam, merenung tentang interaksi aneh ini.
Si kumbang memang memiliki sifat yang unik.
Tapi setidaknya dia tidak membaca pikiranku lagi, berkat skill baru yang kudapatkan.
Sambil masih duduk telentang di samping takhtaku yang kecil, aku melihat kumbang itu yang masih berlutut dihadapanku.
Tampaknya dia ingin terus mengagumi segala hal yang ada di dalam rumahku ini.
"Hmm, terlalu jujur itu mengerikan. Baiklah, tidak apa-apa. Waktunya berakting lagi," gumamku dalam hati.
Kemudian, aku bertanya dengan suara menggelegar, "Makhluk fana, apakah rumahku ini adalah dungeon atau labirin?"
Kumbang aneh itu dengan antusias menjawab, "Ya, tuan naga agung! Tempat yang dibangun oleh monster semuanya diklasifikasikan sebagai dungeon, tapi bukankah tuan naga agung yang bijaksana sudah tahu tentang hal kecil ini?"
Aku terkejut dengan pernyataannya dan terbatuk-batuk, tapi tetap berusaha menjaga akting.
"Uhuk.. Uhukk.. Uhukk.. Oh tidak, dia berkata bahwa aku bijaksana bukan? Mengetahui segala hal sebagai naga? Aduh, gimana ini. Baiklah, tidak ada cara lain selain berakting sebagai naga yang bijaksana," pikirku.
"Uhuk.. Uhukk.. Uhukk.." batukku semakin kentara.
Kumbang itu khawatir, "Tuan, apakah tuan baik-baik saja?"
Aku meredakan batuk dan dengan tegas menjawab, "Makhluk fana, aku sudah tahu itu! Aku hanya ingin menguji kepekaanmu!"
Kumbang aneh itu menjawab patuh, "Baik, tuanku!"
Sambil mengalihkan pembicaraan, aku berusaha tetap berakting sebagai naga yang bijaksana dan bertanya, "Jadi, bagaimana kau bisa sampai terluka dan berada di wilayahku ini, makhluk fana?"
Kumbang itu memalingkan kepalanya ke arahku dan mulai menceritakan kisahnya, "Tuan naga agung, awalnya aku tinggal di dungeon di mana ibuku berada. Namun, setelah aku sudah dewasa, ibuku memintaku untuk tinggal sendiri. Ketika aku mencari tempat untuk membuat sarang, itulah saat aku diserang oleh seekor naga terbang!"
"Ahh, naga sialan itu!" umpatku dengan berakting kesal.
Kumbang itu memperbaiki ceritanya, "Ah, ya. Mungkin lebih tepatnya aku terlibat daripada diserang?
Sebenarnya, ketika aku mencoba membuat sarang di sekitar tempat ini beberapa bulan yang lalu, tiba-tiba ada ledakan besar."
Aku berusaha menahan tawa.
Terdengar seperti kumbang ini benar-benar terlibat dalam kesialannya.
Tapi aku harus tetap berakting serius. "Kau beruntung selamat meskipun hampir mati makhluk fana!, Wilayahku ini memang penuh dengan bahaya dan misteri."
Kumbang itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan penuh hormat, "Tentu saja, tuan naga agung!"
Hmm..
" Baiklah, aku mengerti makhluk fana. Itu ledakan ya? Maksudku, apakah naga terbang itu mengeluarkan napasnya?" tanyaku, berusaha mempertahankan watak naga yang bijaksana.
"Ya, tuan naga agung. Dan, aku tidak waspada. Naga terbang hampir tidak peduli dengan monster dan apa pun di darat, tetapi entah mengapa pada hari itu, dia dengan sangat putus asa menembakkan napasnya ke tanah seolah-olah marah kepadaku," cerita kumbang itu.
Hmm, menembakkan napas?
Beberapa bulan yang lalu?
Jangan-jangan ada hubungannya dengan waktu ketika aku diserang oleh naga terbang bodoh itu! Sepertinya hanya kebetulan.
Aku mencoba menenangkan diri dalam hati.
"Dan tuanku, sarang yang baru saja aku buat hancur dalam ledakan itu," lanjut kumbang dengan nada sedih.
Kasihan sekali kumbang ini, pikirku dengan simpati.
"Walaupun aku sudah bekerja keras untuk membuatnya, tidak ada yang bisa aku lakukan. Nyawaku tidak bisa diganti," tambahnya dengan rasa kesedihan yang terasa dalam.
Rasanya ingin ku menangis mendengar ceritanya.
Tetapi aku harus tetap bersikap sebagai naga yang bijaksana.
Baiklah, Calliga! Jangan terbawa emosi kasihan!
Aku sekarang adalah naga yang bijaksana, jadi berhentilah merasa kasihan! Ucapku dalam hati, berusaha memperkuat karakterku.
"Meskipun aku berhasil bertahan dalam kondisi kritis dan hidup sendiri, luka-lukaku tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Setelah bergerak sedikit demi sedikit, aku sampai di goa tuan yang agung. Aku sangat senang bisa menemukan gua yang belum ditempati dan dengan keindahan yang luar biasa seperti ini," kata kumbang itu dengan mata yang berbinar.
Dia membungkuk hormat dan melihat-lihat sekitar dengan tatapan penuh harap.
Dan kumbang itu dengan memberanikan diri berkata
"Jadi, tuan naga yang agung, bisakah aku tinggal di sini? Bukankah tuan membutuhkan pelayan? Oleh karena itu tuan membawaku kesini kan, tuan?" tanya kumbang itu dengan penuh harap, membuatku sedikit terkejut.
Meski begitu, dia terus menggangguku dengan pertanyaannya yang tak henti-henti.
Membayangkan dia menggangguku terus menerus di masa depan membuatku merasa tidak nyaman.
"Aaarghhh, betapa menyebalkan bukan?" gumamku sambil menggaruk kepalaku dengan canggung.
Melihat kumbang yang sedang berlutut itu yang terlihat sangat bersemangat, aku tidak bisa membayangkan melakukan sesuatu seperti itu.
Aku hanya merasa bersalah padanya.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
MATADEWA
Masih rada2 Oon.....
2023-12-14
1
Benny
next
2023-09-11
0
poetrae raentaeo
ok
2023-08-25
0