Saat aku hampir mengeluarkan [Nafas Naga], entah bagaimana, getaran itu sepertinya menyebabkan langit-langit di sekitar kumbang malang menjadi longgar.
Haha, mungkin "Nafas Naga" punya efek samping tak terduga!
Begitu langit-langit bergoyang, tiba-tiba sebuah batu kecil jatuh di depannya dengan cahaya merah terang yang mempesona.
Nanii?,Sebuah ruby?
Aku kira aku sudah memakan semua ruby yang ada di lantai ini.
Ternyata masih ada lagi yang tersisa?
Ruby itu jatuh tepat di depan si kumbang malang.
Tatapan matanya seperti membesar, seolah dia takjub melihat batu berharga tersebut.
Haha, mungkin aku dapat memanfaatkan ini sebagai "taktik" untuk mengusirnya dari sini.
Aku bisa saja bilang, "Eh kumbang, kalau kamu mau ruby itu, keluar dari rumahku!" Tapi sepertinya dia tak mengerti kata-kataku.
Lalu, dengan sigap, dia menggulung ruby tersebut dan menariknya ke arah mulutnya.
Entah apa yang akan dia lakukan dengan ruby itu.
Mungkin dia akan memakannya?
Atau membuka sebuah toko perhiasan untuk serangga?
Siapa tahu?
"Eeh?"
Ternyata kumbang malang itu benar-benar makan batu!
Siapa yang tahu kumbang bisa melakukan hal seperti itu?
Aku hanya bisa menggelengkan kepala dengan heran, sambil mengamati bagaimana dia dengan rakus memakan batu permata yang tadi jatuh di depannya.
Namun, hal yang lebih mengejutkan adalah apa yang terjadi setelahnya.
Tanduk yang rusak, kaki yang putus, dan tubuh yang terluka tiba-tiba sembuh dengan cepat.
Melihatnya dengan seksama, desis asap naik dari bagian tubuhnya yang terluka.
"Naniiii?!" Seruku takjub.
"Jadi makan batu permata bisa menyembuhkan luka? Ini luar biasa! Mungkin aku harus mencoba makan batu permata juga jika aku terluka!"
Tapi yang pasti, kumbang malang itu sekarang terlihat jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Meskipun masih ada beberapa luka, tubuhnya nampak lebih segar dan bugar.
Aku lega melihatnya mendapatkan kesembuhan.
"Makan batu permata, ya? Kumbang ini benar-benar tahu caranya bertahan hidup," gumamku.
Ternyata, kumbang itu sembuh dengan memakan batu permata.
Namun, masih terlihat luka di bagian perutnya yang belum pulih sepenuhnya.
Aku mulai berpikir, bagaimana jika aku memberinya jenis permata lain?
Dengan berjalan ke lantai bawah rumahku, aku mengumpulkan banyak permata yang berbeda.
Aku membawanya ke kumbang dan melemparkannya ke tanah.
Permata-permata berbagai warna tersebar di sekitarnya. Aku kemudian kembali ke dalam untuk mengambil beberapa permata lainnya.
Kumbang di depanku terlihat bingung dengan kejadian ini.
"Siapa yang tidak akan bingung? "
Orang yang sebelumnya ingin membunuhnya tiba-tiba mencoba memberikan permata kepadanya.
Dia melihat antara aku dan permata dengan ekspresi kebingungan.
Apakah ini boleh dimakan?
Itulah yang dia coba sampaikan.
Aku menganggukkan kepala sebagai tanda setuju.
Dengan perasaan bingung, dia memasukkan batu permata ke dalam mulutnya.
Seperti yang kuduga, tubuhnya perlahan sembuh. Saat dia memakan setengah batu permata yang kubawa, tubuhnya pulih sepenuhnya.
Kumbang itu bahkan tampak lebih baik daripada sebelumnya.
Dengan cangkangnya yang berkilauan terang, dia terlihat penuh energi.
Aku senang melihatnya sembuh.
Alasan mengapa aku membawa permata-permata ini sangat sederhana.
Aku berharap bahwa jika dia sembuh, maka dia akan pergi dari rumahku.
Aku hanya ingin kedamaian dan kembali merasakan keheningan yang kudambakan.
Semoga dengan pemberian permata ini, kumbang malang itu mendapatkan kehidupan yang lebih baik di tempat lain.
Hmm..
Kumbang ini mungkin datang ke tempatku untuk menyelamatkan diri setelah diserang oleh sesuatu.
Meskipun begitu, aku tidak peduli dengan ceritanya. Aku hanya ingin dia pergi dengan cepat.
Ini adalah rumahku yang tercinta, dan bukan tempat bagi serangga aneh untuk masuk seenaknya.
Bahkan di kehidupanku sebelumnya, rumahku tidak pernah menjadi sarang serangga.
Yang paling menjijikkan adalah kecoak.
Tidak ada perubahan dalam naluriku.
Tapi entahlah, dari mana serangga-serangga ini datang?
Mengapa mereka selalu ada di sekitarku?
Kenapa aku membunuh mereka saja?
Aku berpikir-pikir tentang itu.
Awalnya, aku mempertimbangkan untuk membunuh kumbang itu.
Tapi kemudian aku menyadari, jika aku melakukannya, rumahku juga akan hancur.
Siapa yang cukup bodoh untuk meledakkan rumahnya sendiri hanya demi membunuh seekor serangga?
Mungkin aku yang cukup bodoh itu.
Pada dasarnya, tidak mudah untuk menahan diri, walaupun aku tahu bahwa akan terjadi ledakan besar jika aku menggunakan napas naga-ku.
Jika itu terjadi, selamat tinggal rumahku.
Ya, selamat tinggal.
Jadi, aku harus mencari cara lain untuk mengusir kumbang ini dari rumahku.
Mungkin dengan kesabaran dan cara yang tidak merusak, aku bisa membuatnya pergi.
Aku harus menemukan solusi yang tidak melibatkan ledakan rumahku sendiri.
Aku mempertimbangkan untuk menggunakan taring dan cakarku untuk membunuh kumbang itu, tapi kemudian aku membatalkan rencana itu.
Aku tidak ingin melakukannya.
Pertama-tama, aku tidak ingin memasukkan makhluk aneh seperti itu ke dalam mulutku.
Aku lebih suka makan tanah atau permata yang lezat.
Kedua, aku sudah memberikan permata berharga dan menyembuhkannya.
Meskipun kumbang itu kecil, dia masih jauh lebih besar dari mulutku.
Tidak mungkin aku akan menyentuhnya. Memasukkannya ke dalam mulutku?
Hah, itu sudah tidak mungkin.
Aku lebih suka makan tanah, lebih enak dan tidak kotor.
Itulah sebabnya aku berharap kita bisa menyelesaikannya dengan damai.
Aku ingin dia keluar dari rumahku. Tapi kumbang itu terus menatapku dengan penuh intensitas.
Dia tidak bergeming sedikit pun.
Ada apa dengan dia?
Kamu sudah sembuh sepenuhnya, mengapa kamu belum pergi?
Apakah kamu ingin aku menembakkan napas api ke arahmu?
Tapi aku yakin kamu tidak ingin aku melakukannya,
meskipun kamu tampaknya cukup berani.
Aku memandang kumbang itu dengan perasaan campuran antara kesal dan penasaran.
"Apa yang sedang dia pikirkan?"
Apakah ada alasan khusus mengapa dia enggan pergi?
Atau apakah dia hanya ingin menantangku?
Hm, mungkin dia sedang menunggu reaksi ku.
Mungkin dia ingin melihat apakah aku benar-benar sekuat yang aku klaim.
Tapi aku tidak akan jatuh ke dalam permainannya. Aku tidak akan mengabaikan prinsip-prinsipku hanya untuk melawan serangga ini.
Setelah beberapa saat saling menatap, langkah demi langkah, si kumbang malang itu mendekatiku.
"Hah? Apa, apa yang kamu coba lakukan?" seruku panik.
"Jangan, jangan mendekatiku! Jika bukan karena ukurannya, aku tidak akan takut padamu.
"Kamu secara fisik menjijikkan!"
Dan tiba-tiba, suara aneh menggema di kepalaku,
"Kri...... K...... T..... k.. s.. Tn.. nngggg... Kr.. K."
Aku terkejut dan menggosok pelipisku, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
Kemudian, aku melihat kumbang di depanku dan bertanya-tanya,
"Apakah mungkin kumbang aneh itu?"
Suara aneh itu kembali bergema, "......B.......s...k....h......"
Kali ini dengan lebih sedikit suara. Dan kemudian, suara itu berkata dengan jelas,
"Bisa.......... Tuan mendengarku?"
Aku terkejut karena bisa mendengar suara kumbang itu dengan jelas.
Dia mengucapkan terima kasih karena aku telah menyelamatkannya.
Aku menatapnya dengan bingung, "Tuan Calliga, terima kasih telah menyelamatkanku," ucapnya perlahan sambil menundukkan kepalanya.
Eeeehhh? Apa yang terjadi?" aku tak bisa menyembunyikan keheranan di wajahku.
"Eeh?, suara apa ini?" gumamku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
MATADEWA
Bawahan....
2023-12-14
1
Benny
lanjut
2023-09-11
0
ciru
cakeep. kok udah tahu namanya..
2023-08-19
0