Setelah memutuskan untuk pergi, aku berbalik mencoba untuk meninggalkan kumbang uang sudah sembuh itu.
Hmm....
"Tunggu sebentar!"
Aku mendengar suara dari belakangku.
Aku merasa ini mungkin hanya imajinasi yang liar sebagai naga, iya bukan?
Kumbang tidak bisa berbicara.
Atau mungkin bisa di dunia yang aneh ini?
Hahaha.
Siapa yang menyangka, orang pertama yang berbicara denganku didunia ini sebagai naga adalah serangga?
Hmm, lupakan saja imajinasi ku yang aneh ini.
Yang membuatku kesal adalah suara serangga yang tidak berhenti bicara dipikiranku.
Rasanya seperti ada DJ berbicara non-stop di telingaku.
Mungkin aku harus memberi nama panggilan kepadanya, "DJ Kumbang."
Ya, itu aneh, tapi tidak terlalu menghibur saat di tengah keheningan rumahku.
Apakah aku harus melanjutkan renovasi-ku di lantai 1 ini?
"Aargh, tapi kumbang aneh itu tetap menatapku!"
Rasanya canggung sekali jika dilihat terus-menerus, bruhh...
Ah, rasanya aku tidak ingin melanjutkan renovasiku.
Sebaiknya aku melanjutkan menggali dan memakan batu permata saja.
Setidaknya, tidak ada yang mengganggu di sana.
"Yosh! Bye, kumbang aneh!"
Aku berjalan perlahan menuju ke lantai bawah.
"Tunggu, tungguuuu! Tuan Naga Agung!" seruan kumbang itu semakin berisik.
Berhenti mengikutiku!
"Jangan tinggalkan aku, Tuan Naga yang Agung. Tolong, dengarkanlah aku!" seru kumbang itu.
Aku tidak tahan lagi.
Ada apa dengan kumbang aneh ini?
Aku bertanya-tanya bagaimana aku bisa berbicara dengannya.
Apakah aku tanpa sadar menggunakan suaraku?
Hahaha, tapi kan aku bukan manusia, jika aku bicara pasti keluar suara "Graaaauurrrr!" atau "Gyaaaaaaa!"
"Bagaimana mungkin aku berbicara dengan kumbang aneh ini?"
Sekarang aku merasa seperti dikejar-kejar oleh kumbang itu.
Tidak bisakah dia mengerti bahwa aku ingin sedikit waktu untuk diri sendiri?
Ah, tetapi apa daya, mungkin aku harus berurusan dengan "DJ Kumbang" ini dalam rumahku ini.
"Karena aku menggunakan transmisi pikiran untuk berbicara denganmu, Tuan Naga Agung," jawab kumbang itu dengan nada yang hormat.
Oh, jadi begitu. Itu menjelaskan semuanya. Aku tidak bisa mengabaikannya.
"Ya, seperti itu, Tuan Naga Agung," kata kumbang itu.
"Nanii?! Apa artinya ini?"
Aku tidak bisa mengabaikan suaranya saat kau berbicara padaku!
"Apa ini? Suaramu, apakah ini berarti kamu benar-benar berbicara di dalam pikiranku?"
"Ya, Tuan Naga Agung, bisa kukatakan seperti itu," jawab kumbang itu.
Jadi, ini seperti telepati.
"Telepati?" tanyaku.
Aku berbicara dalam hatiku, "Sial! Jika ia bisa mendengar pikiranku, pasti kumbang aneh itu mengira aku naga yang bodoh.
Baiklah, waktunya untuk berakting menjadi naga agung bijaksana yang menakutkan seperti yang ada di novel-novel."
Hehehe.
"Hmm, baiklah makhluk fana, aku ingin mendengarkan apa yang ingin anda katakan?" ucapku.
Jadi, apa itu? Sekarang kita bisa berbicara. Meskipun kamu masih mengganggu bagiku.
"Mengapa kamu mengikutiku?, makhluk fana? Kamu sudah sembuh sepenuhnya, bukan? Tinggalkan tempat ini secepatnya!"
Aku mengeluarkan skill [Draconic Aura] sedikit dan keluarlah aura keemasan dari tubuh nagaku ini.
Kumbang aneh itu pun melihatku sangat ketakutan, bergetar, dan berkeringat.
Dia langsung menghadap, membungkukkan kepala dengan hormat di tanah, dan mencoba untuk berlutut tapi tidak bisa karena struktur badannya yang panjang.
Jadi dia hanya menurunkan kedua kaki belakangnya sambil membungkukkan kepala si kumbang yang besarnya itu.
"Eeh?, mengapa dia berlutut?" gumam dihatiku.
Aneh..
Aku pun melihat betapa anehnya posisi berlututnya, ah sangat aneh.
Baiklah, setidaknya dia sudah diam.
Bye kumbang aneh, waktunya untuk pergi.
Saat aku ingin berbalik untuk pergi ke lantai bawah, tiba-tiba kumbang aneh itu memanggilku dengan penuh ketakutan.
"Tunggu, Tuan Naga yang Agung!" ucap kumbang itu sambil berlutut dengan rasa takut yang jelas terlihat di matanya.
Aku memandang kumbang itu dengan heran. Apa yang dia mau sekarang?
Dia kemudian meminta maaf dengan rasa bersalah yang terpancar dari dirinya.
"Aku mohon maaf, Tuan Naga yang Agung, jika aku melakukan kesalahan yang membuat Tuan marah dan kesal padaku!"
"Bukankah tuan naga agung menjadikanku sebagai pelayanmu? "
"Namun karena aku berlaku lancang, Tuan Naga menjadi marah dan mengusirku pergi," kata kumbang aneh itu dengan penuh penyesalan.
Sejak kapan aku menjadikannya pelayanku? Kenapa dia meminta maaf? Aku benar-benar bingung.
"Bukankah itulah sebabnya, Tuan Naga yang Agung, Anda memberiku batu sihir yang berharga begitu banyak ketika aku hampir mati?"
"Sungguh, Tuan Naga yang Agung sangat baik! Dan tolong maafkan kelancanganku sebelumnya, Tuan Naga yang Agung," kata kumbang itu dengan penuh hormat sambil masih bertelut dengan kepala besarnya.
Aku berbicara dalam hati, "Ini kumbang benar-benar ngomong apa sih?"
Hmm...
"Batu sihir? Apa itu?" aku pun keceplosan.
"Batu sihir. Tidakkah Tuan ingat? Itu adalah batu yang Tuan berikan padaku sebelumnya," jelas kumbang itu.
Aku bingung.
"Apa maksudnya batu sihir? Hanya sekadar batu permata biasa? Ataukah itu bijih kristal?"
"Itu adalah batu sihir, Tuan naga agung," jawab kumbang aneh itu.
Aarghh, aku ingin menanyakan lebih banyak tentang batu sihir ini.
Jika aku mengaku tidak tahu, pasti kumbang aneh ini akan menganggap aku adalah naga yang bodoh! Baiklah, waktunya berperan menjadi naga yang bijak.
Aku menghirup nafas dalam-dalam, menyiapkan diri untuk pertanyaan berikutnya.
"Jadi, makhluk fana, aku ingin menguji pengetahuanmu! Jelaskan batu sihir secara singkat dan jelas. Aku ingin menguji pengetahuanmu!" ucapku dengan wajah yang tegas, serius, menakutkan, dan berwibawa.
"Tentu, Tuan Naga yang Agung!" ucap kumbang itu, namun entah mengapa aku melihat kumbang itu menjadi tegang.
"Tuan Naga yang Agung, batu sihir adalah batu yang mengandung kekuatan magis. Ini adalah kali pertama aku merasakan batu sihir murni seperti ini. Anda sungguh murah hati memberikan batu sihir yang tak ternilai ini. Betapa kaya Tuan Naga yang Agung," ucap kumbang itu dengan suara yang penuh hormat, sambil masih bertelut.
Aku bahkan bisa mendengar suara nangis yang keluar darinya.
Ah, lupakan saja.
Aku berbicara dalam hatiku, "Hmm, jadi begitu ya?"
Aku tidak pernah menyadarinya.
Yah, memang butuh banyak usaha untuk membawa permata kemari dari bawah.
Makanan lezatku itu.
"Tuan Naga yang Agung, berkat batu sihir tadi, bukan hanya aku yang sembuh, tapi aku juga berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Itulah sebabnya aku bisa berbicara denganmu seperti ini!" seru kumbang itu dengan berlutut hormat kepadaku.
Aku mengamati kumbang itu yang berbicara dengan penuh hormat, sambil tetap bertelut di hadapanku.
Aku berbicara dalam hatiku, "Ngomong-ngomong, kenapa kumbang aneh itu selalu berlutut di hadapanku dengan mata yang berbinar? Melihat badan serangga itu menjijikkan, bruh."
Tanpa sadar, aku berbicara dalam pikiranku dengan mode aktingku.
"Hmm, sungguh merepotkan makhluk rendahan ini yang tidak tahu diri dan selalu merepotkanku! Sebaiknya aku mengusirnya dengan cepat. Sepertinya aku harus 'membunuh' makhluk tak sopan setelah ini. Tentu saja, dengan napas apiku."
"Tuan Naga Agung, maafkan ketidaksopananku!" pintah kumbang itu sambil berlutut gemetaran di hadapanku.
"Eeh?"
Sepertinya aku tanpa sadar berkomunikasi telepati dengannya.
Dia tidak melarikan diri?
Tampaknya dia benar-benar ketakutan.
"Ah, ini benar-benar merepotkan" ucapku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
MATADEWA
Next....
2023-12-14
2
Benny
lanjutt
2023-09-11
0
ciru
cakeep
2023-08-19
0