Asmara pun tinggal dirumah asalnya bersama keluarga. Meskipun didesa dan tidak banyak fasilitas hiburan atau layanan yg lain seperti di kota apalagi ibukota Jakarta, namun kenyamanan yang Asmara dapatkan dari ayah ibu serta adik adiknya membuat dia nyaman.
Setelah beberapa hari keluarga bapak Wawang lengkap dirumah sederhana yg masih menggunakan kompor dari kayu bakar karena Bu Asih suka memasak pakai metode itu lebih hemat dan aman dari ledakan elpiji, hari ini Rian harus kembali ke Surabaya untuk memulai perkuliahan lagi dari liburan semester.
"Hati hati ya, Yan. Ayah dan Ibu selalu mendoakan kesuksesanmu hingga bisa jadi dokter yg baik, okay? " kata Wawang sambil memeluk putra satu satunya itu.
"Iya Ayah. Aku akan bersungguh sungguh biar segera bergelar dokter dan jadi dokter pribadi ayah ibu" sahut Rian.
"masa cuma ayah ibu doang sih Yan. Kakak juga mau kamu obatin kali" celetuk Asmara yg gak mau kalah dari orang tuanya untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter Rian.
"hehe iya, Kakak. Aku akan jadi dokter pribadi keluarga kita" kata Rian sambil beralih memeluk kakaknya.
"Ibu menunggu SMS mu nanti kalau udah sampai kosan ya" ujar Asih ketika mendapatkan giliran memeluk Rian sebagai tanda pamit.
"siap komandan" sahut Rian bernada canda agar tidak bersedih untuk perpisahan sementara ini.
Saat ini mereka semua berada di stasiun menaiki mobil yg Asmara sewa dari kota Bandung, karena setelah mengantar Rian, ia berniat mengajak keluarganya yg lain untuk berlibur ke wisata alam bandung dan menginap di Gaia hotel bandung yg kalau disearching per malam harganya 2 juta lebih. Bagi Asmara, ia ingin membahagiakan keluarganya meskipun sebenarnya ia juga sudah mengecewakan mereka.
Setelah Rian masuk kereta, Asmara mulai mengajak keluarga untuk berlibur, bermain di transmart studio kemudian menikmati floating market di Lembang lalu makan malam dan pada akhirnya memasuki pelataran hotel yg sungguh mewah.
"lololo, kok besar banget hotelnya? tabungan mu gak habis ta Mara buat nginep disini?" kata Wawang terkejut mereka akan menginap di hotel yg tidak sekalipun pernah ia bayangkan akan menginap disitu.
"iya Ayah, sebelum Asmara tinggal ke kota untuk memulai bisnis, mau mengajak kalian nginep disini. Nanti kamar Ayah dan Ibu sendiri lalu aku sama Rani akan tidur di kamar berbeda tapi masih sebelahan" jawab lembut Asmara.
"yeaaaaah!!! Akhirnya nginep di hoteeeel!!! Hotel mewah lagi!!! Makasih kakakku sayaang! " seru Rani langsung berhambur memeluk Asmara.
Asmara menerima pelukan adiknya itu, lalu berjalan masuk ke lobby hotel yg super duper mewah nan cantik.
"MasyaAllah. Ayah lihat, kita bisa nginep di hotel kayak istana loh" kata Asih sambil melihat sekelilingnya yg dominan bewarna emas dan putih. Ia sangat takjub dengan penampakan hotel Gaia Bandung.
Asmara pun menyuruh orang tua dan adiknya duduk di kursi tamu , lalu ia mengurus check in. Setelah mendapatkan kunci kamar, mereka bergegas naik lift 15 karena kamarnya berada dilantai itu. Pada awalnya Wawang dan Asih sangat kikuk dan takut ketika menaiki lift pertama kali, tapi Asmara menenangkan mereka bahwa itu aman.
Sesampainya di lantai 15, Asmara membantu Ayah Ibunya untuk masuk kamar terlebih dahulu. Tak henti hentinya, Wawang dan Asih berucap syukur dan terpesona dengan hotel itu. Lagi lagi Asmara memberikan kata kata yg bisa dimengerti orang tuanya untuk menikmati liburan yg telah ia sediakan untuk mereka.
Ketika dirasa ayah dan ibunya sudah nyaman berdua dikamar, Asrama dan Rani pun menuju kamar mereka disebelah. Kali ini Rani yg membuka kamar mereka.
"Wow!!! " seru Rani takjub dengan kamar yg akan ia tiduri.
"Kamu suka?" tanya Asmara.
"Ya suka laaah kak! " jawab Rani dengan tekanan.
"hahahhaa semogaaa tidur mu nyenyak malam ini, karena besok kamu juga udah mulai kuliah ya" ucap Asmara sambil membaringkan tubuhnya diranjang.
"iyaa kak. Makasih ya" sahut Rani sambil ikut membaringkan tubuhnya di ranjang dan memeluk Asmara. Mereka pun melakukan siblings time , curhat dan berbagi banyak hal sebelum tidur.
.
Hari demi hari berjalan hingga sebulan Asmara tinggal dirumah orang tuanya. Selama itupun ia juga sudah menyiapkan bisnis dan restauran serta rumah huninya di kota Bandung. Teman sekolah yg berpartner dengannya bernama Bunga dan mereka bekerja sama membagi modal 50% dan berbagi tugas.
Asmara nanti yg menjalankan dapurnya atau sebagai chef dan apapun yg dijadikan menu, Bunga sebagai kepala marketing atau pemasaran restauran.
Bunga sendiri sudah menikah dan memiliki 1 anak perempuan yg masih setahun, tapi suaminya membebaskan Bunga untuk berkarir tanpa melupakan kewajiban sebagai ibu dan istri.
Ketika Asmara akan sarapan bersama keluarganya sebelum ia pergi ke Kota Bandung, tiba tiba perutnya bergejolak seperti ingin mengeluarkan isinya. Dengan cepat ia membekap mulutnya agar tidak muntah didepan ayah ibu dan adiknya yg sedang makan, lalu ia berlari ke kamar mandi.
Asih yg takut anaknya sakit ketika akan pergi lumayan jauh dari Desa meskipun masih dibilang 1 wilayah Bandung, namun hatinya was was. Ia pun menyusul Asmara ke belakang.
"Kamu gapapa, Mara? Mau pergi kok sakit, kalau sakit nunggu enakan gapapa" tegur Asih sambil memijat tengkuk leher Asmara agar lebih nyaman.
Asmara segera membersihkan bibirnya dengan air lalu menghadap ibunya.
"Asmara gapapa bu, mungkin masuk angin karena tadi malam aku teleponan sama Bunga sampek malem hehe" jawab Asmara sambil bercanda.
"Kamu juga pucet loh. Istirahat dulu aja" kata Asih mencoba membujuk putrinya itu.
"Maaf Bu, Asmara gapapa kok beneran. Nanti di jalan aku mampir ke apotik buat beli obat pusing sama mual dan vitamin, ibu tenang aja ya. Lagian hari ini nanti aku akan tanda tangan kontrak perjanjian kerjasama sama Bunga didepan notaris, malu kalau nggak dateng" elak Asmara yg kekeh untuk tetap melanjutkan rencana.
Asmara pun meraih tangan Asih untuk ia pegang dan yakinkan kembali agar ibunya tidak khawatir.
"Asmara janji nanti sampek di Kota Bandung dan urusanku sudah selesai, aku akan telepon ibu ya" ucap Asmara menenangkan ibunya.
"Baiklah.Emang anak ibu keras kepalanya sama" sindir Asmara yg tidak langsung juga menyindir dirinya sendiri.
Mereka pun berjalan ke meja makan dan Asmara menjelaskan ke ayah dan adiknya jika dia gapapa. Asmara pun melanjutkan sarapannya meskipun ia paksakan agar orang rumah tidak khawatir jika dia sakit sebelum pergi.
Setelah sarapan selesai, Asmara berpamitan lalu memasuki mobil yg ia telah ia sewa untuk menjemput nya karena taxi online susah didapat jika dari desa.
Asmara pun sudah berada di mobil dan mulai menyusuri jalanan menuju restauran masa depannya.
Tapi tiba tiba teringat bayangan dirinya diperkosa oleh mantan bosnya di mobil dan menyadari bahwa dirinya belum datang bulan padahal jadwalnya seharusnya 2 minggu yg lalu. Ia sebelum nya tidak memikirkan aneh aneh karena sibuk mengurus bisnis yg akan ia rintis, tapi karena ia tau gejala yg dia alami pagi ini mungkin sudah sejak beberapa hari yg lalu merasa pusing serta mual, ia menyuruh supirnya berhenti didepan apotik yg mereka lewati.
"Please, semoga tidak terjadi" lirih Asmara ketika memasuki apotik untuk membeli alat tes kehamilan.
Ia meminta 2 alat tespack berbeda merk agar hasilnya lebih kredibel. Asmara meminjam toilet di apotek itu lalu mencoba alat tespack sesuai intruksi yg tertera pada bungkusnya.
Pertama ia menggunakan 1 alat terlebih dahulu lalu meletakkannya di atas closet dan mencoba 1 alat lainnya.
Setelah kedua alat itu diuji, ia menunggu hasilnya dengan was was.
"Semoga tidak, semoga tidak" gumam Asmara berulang kali menyakinkan dirinya bahwa ia tidak hamil karena bermalam dengan lelaki baj***an baginya.
Setelah menunggu durasi waktu sesuai intruksi, ia memberanikan diri membalik kedua alat tespack secara bersamaan di tangan kanan dan kirinya.
deng deng deng.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sulas Tri
gampang sekali aja langsung jos
2024-09-04
1
Dewi Oktavia
biasa y yang di harapkan susah dikabulkan dan yang tidak diharapkan cepat dikabulkan 😜
2024-09-02
0
ira
hasilnya pasti hamil kn😅🤭
2024-07-11
0