Kembali ke desa

Asmara sudah sampai di Bandung lebih tepatnya didaerah kabupaten yang masih identik dengan pedesaan. Ia memilih menggunakan kereta dari Jakarta menuju Bandung lalu memesan taxi online menuju desa dimana orang tuanya berada.

Menjelang sore, Asmara sudah berada di depan rumah orang tuanya di desa. Ayah dan Ibu Asmara bernama Bapak Wawang dan Bu Asih. Ketika Asmara mengetuk pintu dan dibuka oleh ibunya, mereka langsung berpelukan di pintu.

"Akhirnya, kamu pulang juga nak!" seru Asih yang tidak bisa menahan isak tangisnya karena rindu.

"Alhamdulillah bu, Asmara udah pulang" sahut Asmara juga menitihkan air mata rindu bercampur penyesalan karena tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

"Loh, Kak Asmara udah datang!" seru Rani yang sudah berumur 20 tahun dan sedang berkuliah di ITB jurusan Arsitek. Gadis itu pun berlari menuju ibu dan kakaknya yg sedang berpelukan dan ia ikut memeluk mereka.

Akhirnya mereka bertiga berpelukan beberapa saat dan hanyut untuk melepaskan kerinduan karena sudah 6 bulan sejak Asmara tidak pulang. Setelah pelukan itu lepas, Rani membantu membawa barang2 kakaknya untuk dimasukkan kerumah.

"Ih baik banget adik kakak!" seru Asmara berniat memuji adik perempuannya itu namun dengan nada ejekan. Rani cuek aja, emang dia sekangen itu sama kakaknya. 2 koper besar, Rani masukan sendiri ke rumah lalu ia duduk disebelah Asmara.

"Makasih ya, Ran. Kakak bawa sesuatu buat kamu" kata Asmara sambil mengeluarkan isi dari tas ransel yg ia bawa.

"Ini laptop buat kamu kuliah. Pasti butuh buat gambar di jurusan arsitek kan, laptop ini udah kakak pilihkan sesuai spek yg bagus" lanjut Asmara sambil memberikan laptop baru untuk adiknya.

"Woww!!! Keren!!! Ini laptop mahal kak! Kakak gapapa beliin aku ini?" tanya Rani ragu dan merasa bersalah jika kakaknya habisin duit untuk membeli laptop yg sebenarnya memang ia inginkan.

"Tenang aja, pesangon kakak banyak jadi kakak gak kerja setahun aja cukup buat hidup bareng kalian" jawab Asmara sambil mengelus rambut Rani.

"Kakak udah gak kerja lagi di Jakarta?" tanya Rani sambil menolehkan wajahnya menatap wajah Asmara yg berada disampingnya.

"Iya, kakak udah gak di Jakarta lagi. Kakak mau buka usaha restauran di kota Bandung bareng temen kakak" jawab Asmara dengan senyum.

"Wah keren! Rani setuju kak, mendingan kakak punya bisnis sendiri dan kalau usaha restauran pasti aku jamin bakal hits karena masakan kakak enak banget. Jadi kangen kakak masakin" ucap Rani ala ala manja ke kakaknya.

"Ih kamu tuh ya, kakakmu baru datang malah disuruh masak. Sana beliin tahu tempe sama daging sekilo di warung Bu Par" sela Asih karena dari tadi anak bungsunya tidak membiarkan dirinya dekat dengan putri sulung yg sangat ia rindukan.

"Iya iyaaa ibuku yg paling cuantik. Rani pergi belanja dulu buat makan malam ya" sahut Rani langsung beranjak dari duduknya dan tiba tiba berhenti sebelum melangkahkan kakinya keluar rumah, ia membalikkan badannya dan menatap ibu serta kakaknya yg duduk di kursi ruang tamu.

"Hehehe, maaf bu, uangnya mana?" ucap Rani sambil terkikih.

Asih dan Asmara pun tertawa bersama. Rani pun merasa malu karena pede sekali mau belanja gak bawa duit.

"Ini uangnya" kata Asmara yg menyodorkan uang dengan tangannya.

Rani pun bergegas mengambil uang itu lalu pergi keluar rumah menunu warung Bu Par di dekat rumahnya.

Asmara memulai pembicaraan bersama ibunya setelah Rani tidak terlihat lagi dirumah itu.

"Oh ya bu, Rian dan Ayah kemana?" tanya Asmara yg dari tadi tidak melihat keberadaan ayah dan adik laki lakinta yg tidak lain adalah kembaran Rani. Rian juga sedang berkuliah di Surabaya namun karena kepintaran dan keuletannya dalam belajar, ia menjadi pintar sampek dibilang jenius oleh teman2nya ketika sekolah. Hayo tebak jurusan apa Rian kuliahnya?

Yap, Rian mengambil jurusan kedokteran di Unair jalur bidik misi, mengingat orang tuanya hanya buruh tani di lahan orang jadi Rian dan Rani berkuliah jalur bidik misi, beda dengan Asmara yg

waktu kuliah benar benar dibiayai orang tuanya.

Sebenarnya, Pak Wawang enggan menggangap dirinya dan keluarganya tidak mampu sampek menyekolahkan anaknya aja harus mengurus surat tidak mampu atau termasuk keluarga miskin di RT/RW setempat. Namun, karena anak kedua dan ketiga kembar , waktu sekolah bersamaan, mau tidak mau gengsinya harua diturunkan untuk kelancaran sekolah anak anaknya. Untungnya saja Rian dan Rani, anak anak yg pintar. Mereka bisa masuk di kampus besar dengan jurusan yg memiliki prospek kerja tinggi ketika lulus.

Asmara pun bangga memiliki adik adik yg pintar. Mangkanya ia menyisihkan uang tabungan dari hasil berhubungan semalam dengan mantan CEO nya.

"Oh , mereka lagi disawah. Mumpung Rian liburan jadi , ayah ngajak dia ke sawah buat panen" jawab Asih.

"Gimana kabarmu, putri ibu paling cantik?" lanjut Asih menanyakan kabar putrinya itu setelah 6 bulan tidak pulang.

"Ih ibu, nanti Rani cemburu loh haha" balas Asmara takut ibunya pilih kasih pada dirinya.

"Hahaha, tenang. Anak itu udah ibu sayang sayang selama kamu gak ada dirumah" sahut Asih sambil tertawa. Memang Bu Asih itu meskipun tinggal didesa tapi pemikirannya open minded mengikuti zaman anak - anaknya, tidak kaku dan suka bercanda.

"Hahaha iya iyaa bu, Asmara percaya. Kabarku Alhamdulillah baik, lihat saja aku makin berisi di Jakarta kan" jawab Asmara sambil tersenyum.

"Alhamdulillah kalau kamu sehat. Ibu dan Ayah sebenarnya khawatir gimana keadaanmu setelah dipecat tidak hormat oleh perusahaan kurang ajar itu" ujar Asih dengan nada kesal mengingat anaknya dipecat karena jebakan orang lain.

"Iya gapapa bu. Bener kata Rani, masakanku enak jadi kalau bisnis makanan InshaAllah bisa maju nanti. Asmara minta doanya ya bu" sahut Asmara menenangkan ibunya sambil meminta memegang tangan kedua wanita yg masih terlihat segar diusinya yg sudah hampir setengah abad.

"Pasti dong. Apapun usaha anaknya pasti ibu dukung selama halal. Ngomong - ngomong soal Arman gimana?" tiba tiba Asih menanyakan mantan kekasih Asmara karena ia tidak mengetahui bahwa lelaki itu yg menjebak anaknya di perusahaan.

"Hmmm, kita sudah putus bu. Kita tidak baik untuk bersama" jawab Asmara dengan acuh, sebenarnya ia malam membahas pria pecundanh seperti Arman.

"Yasudah, ibu mengerti cinta anak muda memang rumit hehe, pasti kamu dapat yg terbaik dari Arman" kaya Asih giliran yg menenangkan Asmara dengan mengelus pucuk kepala putrinya itu.

Mereka pun melanjutkan percakapan dan saling berbagi cerita hingga tidak terasa Rani sudah datang bersama saudara kembar serta Ayahnya.

"Assalammualaikum" seru mereka bertiga ketika masuk rumah.

"Walaikumsalam" jawab Asih dan Asmara bersamaan dari posisi duduk mereka.

Asmara pun langsung berdiri dan berlari menuju ayahnya. Langsung saja wanita itu memeluk lelaki separuh baya yg masih tampan dan gagah mungkin karena perkerjaan petani dan terkadang juga kuli bangunan sehingga masih bagus, pekerjaan nya sekalian olahraga.

"Ayah, Asmara kangen!" seru wanita itu ketika berada dipelukannya Wawang.

"Ayah juga, putri ayah yg cantik" sahut Wawang sambil mengeratkan pelukannya kepada putri pertamanya itu.

Rani dan Rian pun merasa tersisih lalu berjalan menuju ibunya dan mereka kompak memeluk Asih bersama sama. Pemandangan yang indah sebuah keluarga.

Terpopuler

Comments

Sulas Tri

Sulas Tri

semoga keluargaku tetap utuh seperti keluarga asmara

2024-09-04

1

ira

ira

keluarga yg harmonis 🤗🤗

2024-07-11

1

Uthie

Uthie

keluarga yg hangat 👍👍👍

2023-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Malam tak terduga
2 Bingung mencari
3 Cek 500 juta
4 Ibu Kos baik hati
5 Bercak merah di jok mobil
6 Rasa bersalah muncul
7 Kembali ke desa
8 2 Tespack
9 Restauran "Enak Kabeh"
10 Gusar karnanya
11 Periksa Kandungan
12 Melihat isi rahim
13 Soto Ayam
14 Amarah Mami
15 Dicuekin
16 Kunjungan tiba tiba
17 Hampir saja ketahuan
18 Masih belum rejeki bertemu
19 Asisten seranjang dengan CEO
20 Pertemuan yang tak terduga
21 Kencang
22 Tantangan baru
23 Gagal bertemu
24 Modus Bayi
25 Mau tidak mau
26 Drama Seblak
27 Kebohongan menyakitkan
28 Rencana Jaka
29 Bersikap biasa
30 Detektif dadakan
31 Beli rumah baru
32 Wanita ingin dikejar
33 Salah tingkah
34 Aksi ala detektif
35 Kejutan tertunda
36 Hampir kesrempet
37 Diare parah
38 Kamar inap kelas 1
39 Bangun kesiangan
40 Emosi seorang dokter
41 Kebohongan terkuak
42 Tetesan darah
43 Elus elus perut
44 Pulang bersama
45 Tak terduga
46 Pertemuan 2 keluarga
47 Pengakuan
48 Kejutan Penyambutan
49 Perpisahan indah
50 Akad nikah
51 Si paling angkuh
52 Babak belur
53 Saling cuek
54 Setimpal
55 Trik manjur
56 Oles oles
57 Beribadah bersama
58 Saling goda
59 Nasi goreng pusat
60 Pamit
61 Tak ingin tau
62 Makan soto ayam
63 Suap suapan
64 Pintu penghubung
65 Bukan mata duitan
66 Naluri daddy
67 Nasi masih jadi beras
68 Hampir saja
69 Dianter suami
70 Nasi kotak
71 Oseng oseng daging
72 Misi baru
73 Masuk tanpa izin
74 Melingkarkan tangan
75 Suami unik
76 Godaan maut
77 Mencium tangan
78 Tangan Nakal
79 Cinta yang ditahan
80 Menjemput mami
81 Saling berbisik
82 Mertua terbaik
83 Pemanasan
84 Bukan sugar daddy
85 Obrolan di mobil
86 Rahasia
87 Basah keringat
88 Tangis bahagia
89 Salah tingkah
90 Tuan & Nyonya
91 Geli
92 Dibilang ganteng
93 Hadiah ciuman
94 Nyemil buah
95 Seranjang
96 Bangun subuh
97 Cinta yang dipercepat
98 Berpisah sementara
99 Makin maskulin
100 Sahabat kompor
101 Panggilan sebelum tidur
102 Pilihan seorang wanita
103 Apakah boleh?
104 Foto USG twins
105 Panggilan lelaki itu
106 Sarapan penuh haru
107 Keceplosan
108 Kekesalan istri
109 Berbelanja
110 Tidur siang
111 Mertua langka
112 Akhirnya semua tau
113 Mobil dari menantu
114 Suka memberi Kejutan
115 Mengunjungi Papi
116 Masa lalu biarlah berlalu
117 Selamat datang kembali
118 Pelukan rindu
119 Subuh damai
120 Gantian mandi
121 Akhirnya, Dapet Buku Nikah!
122 Rama datang
123 Ciuman halal
124 Tahan
125 Check-in hotel
126 Akhirnya menyatu seutuhnya
127 Suami pengertian
128 Nonton SpongeBob
129 Drama sebelum dinner
130 Rahasia terungkap
131 Olahraga pagi
132 Boys
133 Bertemu masa lalu
134 Berteman
135 Ronald & Alexa
136 Menjadi badut untuk istri
137 Rolex bikin ketuban pecah
138 Lahirlah boys
139 Double A
140 Nasi pecel susulan
141 Ngobrol bareng ipar
142 Sehati Sepemikiran
143 Begadang
144 Keluarga Bahagia
145 Thank You for Readers
146 Extra Part 1 : Happy Anniversary ke-10
147 Extra part 2 : Always Together
148 Extra part 3 : Alfano untuk Asmara
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Malam tak terduga
2
Bingung mencari
3
Cek 500 juta
4
Ibu Kos baik hati
5
Bercak merah di jok mobil
6
Rasa bersalah muncul
7
Kembali ke desa
8
2 Tespack
9
Restauran "Enak Kabeh"
10
Gusar karnanya
11
Periksa Kandungan
12
Melihat isi rahim
13
Soto Ayam
14
Amarah Mami
15
Dicuekin
16
Kunjungan tiba tiba
17
Hampir saja ketahuan
18
Masih belum rejeki bertemu
19
Asisten seranjang dengan CEO
20
Pertemuan yang tak terduga
21
Kencang
22
Tantangan baru
23
Gagal bertemu
24
Modus Bayi
25
Mau tidak mau
26
Drama Seblak
27
Kebohongan menyakitkan
28
Rencana Jaka
29
Bersikap biasa
30
Detektif dadakan
31
Beli rumah baru
32
Wanita ingin dikejar
33
Salah tingkah
34
Aksi ala detektif
35
Kejutan tertunda
36
Hampir kesrempet
37
Diare parah
38
Kamar inap kelas 1
39
Bangun kesiangan
40
Emosi seorang dokter
41
Kebohongan terkuak
42
Tetesan darah
43
Elus elus perut
44
Pulang bersama
45
Tak terduga
46
Pertemuan 2 keluarga
47
Pengakuan
48
Kejutan Penyambutan
49
Perpisahan indah
50
Akad nikah
51
Si paling angkuh
52
Babak belur
53
Saling cuek
54
Setimpal
55
Trik manjur
56
Oles oles
57
Beribadah bersama
58
Saling goda
59
Nasi goreng pusat
60
Pamit
61
Tak ingin tau
62
Makan soto ayam
63
Suap suapan
64
Pintu penghubung
65
Bukan mata duitan
66
Naluri daddy
67
Nasi masih jadi beras
68
Hampir saja
69
Dianter suami
70
Nasi kotak
71
Oseng oseng daging
72
Misi baru
73
Masuk tanpa izin
74
Melingkarkan tangan
75
Suami unik
76
Godaan maut
77
Mencium tangan
78
Tangan Nakal
79
Cinta yang ditahan
80
Menjemput mami
81
Saling berbisik
82
Mertua terbaik
83
Pemanasan
84
Bukan sugar daddy
85
Obrolan di mobil
86
Rahasia
87
Basah keringat
88
Tangis bahagia
89
Salah tingkah
90
Tuan & Nyonya
91
Geli
92
Dibilang ganteng
93
Hadiah ciuman
94
Nyemil buah
95
Seranjang
96
Bangun subuh
97
Cinta yang dipercepat
98
Berpisah sementara
99
Makin maskulin
100
Sahabat kompor
101
Panggilan sebelum tidur
102
Pilihan seorang wanita
103
Apakah boleh?
104
Foto USG twins
105
Panggilan lelaki itu
106
Sarapan penuh haru
107
Keceplosan
108
Kekesalan istri
109
Berbelanja
110
Tidur siang
111
Mertua langka
112
Akhirnya semua tau
113
Mobil dari menantu
114
Suka memberi Kejutan
115
Mengunjungi Papi
116
Masa lalu biarlah berlalu
117
Selamat datang kembali
118
Pelukan rindu
119
Subuh damai
120
Gantian mandi
121
Akhirnya, Dapet Buku Nikah!
122
Rama datang
123
Ciuman halal
124
Tahan
125
Check-in hotel
126
Akhirnya menyatu seutuhnya
127
Suami pengertian
128
Nonton SpongeBob
129
Drama sebelum dinner
130
Rahasia terungkap
131
Olahraga pagi
132
Boys
133
Bertemu masa lalu
134
Berteman
135
Ronald & Alexa
136
Menjadi badut untuk istri
137
Rolex bikin ketuban pecah
138
Lahirlah boys
139
Double A
140
Nasi pecel susulan
141
Ngobrol bareng ipar
142
Sehati Sepemikiran
143
Begadang
144
Keluarga Bahagia
145
Thank You for Readers
146
Extra Part 1 : Happy Anniversary ke-10
147
Extra part 2 : Always Together
148
Extra part 3 : Alfano untuk Asmara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!