Bercak merah di jok mobil

Asmara telah membersihkan dirinya dengan guyuran air di tubuh namun belum mampu menghilangkan noda kotor yg dia rasa.

Mendudukan tubuhnya dengan rambut yg masih ia keringkan dengan handuk, tiba - tiba teringat dengan cek yg ia terima atas mahkota yg telah diambil.

Buru buru Asmara menghentikan tangannya untuk mengeringkan rambut dan segera menuju di keranjang baju kotor depan kamar mandi.

Ia merogoh saku blazer untuk mengambil cek itu.

"Apa yang harus kulakukan dengan cek baj***an itu?" lirih Asmara sambil memegang sebuah cek bertuliskan 500 juta.

Asmara adalah lulusan ekonomi dan sebelumnya dia juga bekerja di bagian finance perusahaan besar, jadi mencairkan sebuah cek bukan masalah baginya.

"Aku akan membuatnya menyesal telah melakukan hal itu dan bertanggung jawab dengan uang!" tekadnya seketika muncul.

"Aku akan mencairkannya. Ini juga uangku. Aku tidak akan menyia nyiakan pengorbananku!" seru Asmara.

Ia pun duduk di kursi kamar yg didepannya ada meja untuk menulis. Asmara mengambil sebuah buku tulis dan mulai menganggarkan penggunaan uang itu karena saat ini dirinya pengangguran.

Rincian yang ditulis ;

100 juta - ayah dan ibu

100 juta - sekolah adik adik (Rian dan Rani)

200 juta - modal usaha

100 juta - deposito

"Aku akan membukakan Ayah dan Ibu tabungan khusus untuk ini jika sewaktu waktu mereka butuh uang dan Rian Rani masing2 50 juta. Lalu aku akan membuka usaha di Kota Bandung agar agak jauh dari rumah tapi masih 1 wilayah. Sisanya akan aku simpan di deposito aja biar aman" jelas Asmara menyakinkan dirinya bahwa keputusan menggunakan uang itu benar.

"Tapi gimana kartu identitasku semuanya ada di mobil baj***an itu. Hmm aku harus mengambilnya" kata Asmara sambil menutup tulisannya.

Ia segera memakai baju yg proper untuk datang ke mantan perusahaannya itu demi mengambil barang pentingnya. Asmara mengabaikan rasa lelah pada tubuhnya karena ia tidak suka menunda nunda rencana.

.

Hari semakin siang dan di sebuah kantor CEO, Alfano mengerjakan tugas tugasnya dengan tenang dibantu dengan Jaka. Ketika Jaka datang ke kantor tadi, ia tidak sempat membahas kejadian semalam di club sehingga baru jadi ini waktunya membahas.

"Bos" panggil Jaka.

"Hmm" deheman Alfano membalas panggilan terhadapnya.

"Tadi malam anda tidak bersama wanita kan?" tanya menjebak Jaka.

"Aku bersama wanita. Dia sudah kubayar 500 juta" jawab enteng Alfano tanpa dosa.

"Apa!!!" pekik Jaka.

"Gak usah teriak gitu!" seru Alfano dengan lirikan sinis kepada asistennya itu.

"Maaf maaf, saya terkejut bos. Dia benar benar berhasil menjebak anda" kata Jaka membuat Alfano memicingkan matanya.

"Apa katamu? Siapa yg menjebak siapa?" tanya heran Alfano.

"Anda dijebak seseorang, bos. Tadi malam anda dikasih obat perangsang oleh bartender yang melayani anda kemarin. Jake sudah menyelidikinya. Ia akan segera mencari tau siapa dalangnya itu" jelas Jaka.

"Kurang ajar! Braaak!" teriak Alfano sambil memukul meja kerjanya.

"Aku akan memberi dia pelajaran!" cecar Alfano tanpa tau siapa yg telah menjebaknya.

"Tunggu informasi dari Jake, bos" kata Jaka.

Tidak lama kemudian suasana jadi hening tapi terasa penuh amarah dari Alfano dan tiba tiba ponsel Jaka berdering.

"Ini dari Jake, semoga dia memberikan kita info" ucap Jaka.

"Halo Jake. Gimana udah nemuin dalang jebakan Alfano tadi malam?" tanya Jaka to the point.

"Ternyata yg jebak tuh Parmana Cokro, mantan kolega ayah Alfano yg sekarang udah bangkrut. Mungkin dia balas dendam karena Alfano tidak mau bantu dia" jelas Jake.

"Kurang ajar! Memang Parmana harus diberi pelajaran!" seru Jaka yg ikut tersulut emosi setelah mengetahui dalangnya.

"Oke, thanks ya Jake. Nanti ku traktir minum di barmi sendiri" lanjut Jaka langsung mematikan teleponnya.

Jaka memasukkan hpnya ke saku dan mendekati Alfano.

"Bos, Parmana Cokro dalangnya. Orang tua itu minta main main sama anda" lapor Jaka.

"Hahahahhaa, emang ya orang tua gak tau diri. Udah bangkrut masih aja cari gara2. Oke, kita beri dia pelajaran. Aku serahkan padamu, Jaka. Beri dia hukuman" perintah Alfano.

"Baik, Bos" sahut Jaka.

Kring kring kring

Suara telepon kantor Alfano berbunyi, pasti dari receptionist. Jaka sebagai asistennya pun menjawab "Halo ada apa?" .

"Pak Jaka, ada mantan karyawan kita dari departemen finance ingin bertemu dengan Bapak Alfano katanya terkait kejadian semalam" kata receptionist menyampaikan jujur maksud tujuan wanita didepannya yg tidak lain adalah Asmara. Receptionist itu tau bahwa Asmara pernah bekerja di perusahaan Batu Bara.

Jaka mencerna omongan receptionist itu dengan baik lalu menjawab "baiklah, saya akan menemuinya dulu di lobby, suruh dia duduk" .

Alfano yang masih terbakar emosi mengingat Parmana telah menjebaknya pun tak menghiraukan panggilan Jaka dengan receptionist itu.

"Bos aku turun sebentar , sepertinya wanita yg bermalam denganmu semalam adalah mantan karyawan sini. Dia datang entah karena apa" jelas Jaka apa adanya.

Alfano yg tadi terlihat sangat marah berubah ekspresi menjadi heran mendengar omongan Jaka.

"Mau apa dia kesini? Udah aku kasih 500 juta apa kurang dan ingin membuat penawaran lagi untukku?" tanya Alfano.

"Saya tidak tau, bos. Saya coba temui dia dulu, jika nanti dia memberikan ancaman atau memeras anda, saya akan meminta kuasa hukum untuk mengurusnya" kata Jaka menyakinkan.

"Kamu memang bisa diandalkan, pergilah" kata Alfano sambil merebahkan tubuhnya di kursi.

Saat ini Jaka sudah berhadapan dengan Asmara di lobby.

"Oh dia, wanita semalam yg bersama bos. Cantik juga" batin Jaka.

"Saya kesini ingin meminta bantuan anda untuk mengambil tas milik saya yg tertinggal di mobil lelaki brengsek itu" kata Asmara langsung kearah tujuan.

Jaka mencoba mengerti perasaan wanita yg telah bermalam dengan bosnya itu, pasti bosnya yg memaksa karena terkena jebakan Parmana.

"Jaga bicaramu, nona" tegus Jaka namun tidak dihiraukan Asmara.

"Anda sudah dibayar 500 juta untuk semalam, jadi jangan menghina bos disini" lanjut Jaka meskipun ia mencoba mengerti posisi Asmara namun juga tidak membenarkan wanita itu mengumpat pada bosnya.

"Haha, emang kacung Alfano!" kata Asmara sambil terkikih.

Jaka hanya diam karena omongan Asmara pun tidak salah.

"Saya tidak ingin ada masalah diantara kita. Saya akan segera mengambil tas anda lalu anda harus pergi dari hadapan kami. Jangan sampai menyulitkan bos" ujar Jaka mengingatkan.

"Tenang. Aku tidak menjadi wanita pemeras harta seorang baj*****" sahut Asmara yg masih berani mengumpat.

Jaka pun berdiri lalu berkata "Saya pegang omonganmu, Nona. Sebentar saya ambil kunci mobil bos dulu" kata Jaka sambil melangkahkan kakinya menuju lift menuju ruangan CEO.

"Dasar asisten sama aja dengan bosnya, gak punya hati" gerutu Asmara.

Beberapa saat kemudian, Jaka kembali turun ke lobby dan menghampiri Asmara yg terlihat cantik dari jauh meskipun tanpa senyuman di bibir wanita itu. Namun bagi Jaka , Alfani jauh lebih cantik dan menggoda.

"Ikut aku" kata Jaka langsung ketika berhadapan dengan Asmara.

Asmara pun berdiri dari duduknya dan mengikuti Jaka menuju lift. Mereka akan turun ke parkiran.

Ketika lift terbuka, Asmara melihat mantan kekasih yg telah mengkhianatinya kemarin berada di lift bersama seorang wanita yg jelas - jelas Asmara ketahui bahwa wanita itu memang berakal licik.

Arman, mantan Asmara terdiam kaku melihat Asmara lagi di perusahaan ini padahal kmrn sudah ia buat dipecat. Asmara pun sok cuek dan tak menghiraukan kehadiran mantan serta wanita yg disamping lelaki itu, sepertinya kedua orang itu menjalin hubungan.

Ting

Suara lift sudah sampai tujuan Jaka dan Asmara, merekapun keluar meninggalkan Arman dan Viola yg masih berada di dalam lift entah mereka mau kemana sebenarnya.

"Sialan! Kenapa wanita itu masih disini? Apa kita dilaporkan?" tanya Arman kepada Viola karena ide licik untuk menyingkirkan Asmara dari departemen finance adalah wanita berakal buruk itu yang tidak lain adalah manager department finance.

"Tenang sayang, dia tidak berani mengusik kita" sahut Viola dengan tenang. Tadi awalnya mereka juga berniat turun diparkiran karena ingin memadu kasih di mobil Arman, namun mereka urungkan karena melihat Asmara bersama asisten CEO perusahaan turun.

Mereka tidak mau macam - macam mencari gara gara dengan Jaka karena mereka tau kekuatan Jaka diperusahaan seperti apa meskipun terlihat hanya sebagai asisten CEO saja.

Arman dan Viola pun naik lagi ke lantai dimana kantin perusahaan berada.

Jaka dan Asmara sudah sampai mobil mewah yg menjadi saksi bisu kejadian panas semalam.

"Aku bukakan mobilnya, segeralah ambil barang-barangmu dan jangan ada sisa" kata Jaka sinis.

Asmara pun tak menjawab , ia langsung membuka pintu penumpang dimana tadi malam dia masih ingat ditarik oleh Alfano dari sisi itu.

Melihat tasnya tergeletak dibawah yang berisi semua barang pentingnya seperti kartu kartu identitas dan atm serta handphonenya yg telah lowbat sejak semalam.

Tanpa sengaja ia juga masih menemukan bercak darah kering di jok mobil itu. Tapi, Asmara biarkan.

Setelah mengambil tasnya, ia segera keluar dari mobil.

"Sudah? Tidak ada yg tertinggal?" tanya Jaka.

"Sudah. Tapi masih ada yg tertinggal" jawab Asmara dengan seringai.

"Apa yang tertinggal? Kenapa gak kamu ambil sekalian? Merepotkan!" gerutu Jaka.

"Darah mahkotaku yg mengering di jok mobil bosmu ini, semoga dia mengalami hal buruk karena berani mengambil hal berhargaku dengan paksa" sahut Asmara dengan senyuman sinis dan raut muka serius.

"Damn!" seru Jaka langsung membuka kembali pintu mobil disisi penumpang dan melihat darah yg dimaksud secara nyata. Jok mobil mewah itu dominan hitam namun di bagian untuk duduk diberikan warna berbeda yaitu warna abu - abu sehingga bercak merah itu jelas terlihat meskipun tidak banyak.

Asmara yg melihat Jaka membuka pintu mobil untuk mengecek tersenyum smirk. Lalu tanpa menunggu Jaka selesai memeriksa kondisi mobil, ia berjalan keluar parkiran tanpa menaiki lift dan memilih keluar basement parkiran berjalan kaki.

Jaka yg sudah kesal melihat kelakuan bos angkuh itu ditambah wanita yg bermalam dengan bos, menutup pintu mobil dengan kencang.

"Mereka se-type! Tidak tau malu!" gerutu Jaka lagi lagi. Tidak melihat keberadaan Asmara di sekitarnya , membuat Jaka berfikir wanita itu sudah pergi.

"Aku harus menelepon Alfano untuk membawa mobilnya ke cuci mobil. Bahaya jika nyonya besar atau Alfani sampek tau. Alfano bisa kena masalah besar" kata Jaka sambil mengeluarkan hanphonenya untuk menelepon Alfano.

Tidak lama berdering, telepon Jaka diangkat oleh Alfano.

"Halo bos maaf. Mobil anda harus segera dicuci kan karena ada bukti pergulatan panas anda semalam dengan wanita itu" kata Jaka membuat Alfano membelalakan matanya.

"Apa? Masih ada saja darah itu!" seru Alfano diruangannya.

"Mungkin anda terlalu ganas bos" kata Jaka mulai menggoda.

"Aku gak peduli! Sana bawa mobilku, bersihkan sampek tuntas!" sahut Alfano dengan nada tinggi.

Setelah itu Alfano menutup telepon Jaka dan menyandarkan tubuhnya lagi di kursi.

"Apakah aku sejahat itu dengan wanita semalam?" lirih Alfano sambil menutup matanya dengan 1 lengan.

Jaka pun langsung membawa mobil Alfano di tempat cuci mobil langganannya.

Terpopuler

Comments

nadya_hime

nadya_hime

Gw kutuk Al, lu ntar yg bucin bulol ke Mara

2024-09-12

0

Sulas Tri

Sulas Tri

semoga kau dapat karma alfano

2024-09-04

2

ira

ira

selain darah yg tertinggal benihnya Fano jg tertinggal d rahimnya mara🤭🤭🤣🤣

2024-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Malam tak terduga
2 Bingung mencari
3 Cek 500 juta
4 Ibu Kos baik hati
5 Bercak merah di jok mobil
6 Rasa bersalah muncul
7 Kembali ke desa
8 2 Tespack
9 Restauran "Enak Kabeh"
10 Gusar karnanya
11 Periksa Kandungan
12 Melihat isi rahim
13 Soto Ayam
14 Amarah Mami
15 Dicuekin
16 Kunjungan tiba tiba
17 Hampir saja ketahuan
18 Masih belum rejeki bertemu
19 Asisten seranjang dengan CEO
20 Pertemuan yang tak terduga
21 Kencang
22 Tantangan baru
23 Gagal bertemu
24 Modus Bayi
25 Mau tidak mau
26 Drama Seblak
27 Kebohongan menyakitkan
28 Rencana Jaka
29 Bersikap biasa
30 Detektif dadakan
31 Beli rumah baru
32 Wanita ingin dikejar
33 Salah tingkah
34 Aksi ala detektif
35 Kejutan tertunda
36 Hampir kesrempet
37 Diare parah
38 Kamar inap kelas 1
39 Bangun kesiangan
40 Emosi seorang dokter
41 Kebohongan terkuak
42 Tetesan darah
43 Elus elus perut
44 Pulang bersama
45 Tak terduga
46 Pertemuan 2 keluarga
47 Pengakuan
48 Kejutan Penyambutan
49 Perpisahan indah
50 Akad nikah
51 Si paling angkuh
52 Babak belur
53 Saling cuek
54 Setimpal
55 Trik manjur
56 Oles oles
57 Beribadah bersama
58 Saling goda
59 Nasi goreng pusat
60 Pamit
61 Tak ingin tau
62 Makan soto ayam
63 Suap suapan
64 Pintu penghubung
65 Bukan mata duitan
66 Naluri daddy
67 Nasi masih jadi beras
68 Hampir saja
69 Dianter suami
70 Nasi kotak
71 Oseng oseng daging
72 Misi baru
73 Masuk tanpa izin
74 Melingkarkan tangan
75 Suami unik
76 Godaan maut
77 Mencium tangan
78 Tangan Nakal
79 Cinta yang ditahan
80 Menjemput mami
81 Saling berbisik
82 Mertua terbaik
83 Pemanasan
84 Bukan sugar daddy
85 Obrolan di mobil
86 Rahasia
87 Basah keringat
88 Tangis bahagia
89 Salah tingkah
90 Tuan & Nyonya
91 Geli
92 Dibilang ganteng
93 Hadiah ciuman
94 Nyemil buah
95 Seranjang
96 Bangun subuh
97 Cinta yang dipercepat
98 Berpisah sementara
99 Makin maskulin
100 Sahabat kompor
101 Panggilan sebelum tidur
102 Pilihan seorang wanita
103 Apakah boleh?
104 Foto USG twins
105 Panggilan lelaki itu
106 Sarapan penuh haru
107 Keceplosan
108 Kekesalan istri
109 Berbelanja
110 Tidur siang
111 Mertua langka
112 Akhirnya semua tau
113 Mobil dari menantu
114 Suka memberi Kejutan
115 Mengunjungi Papi
116 Masa lalu biarlah berlalu
117 Selamat datang kembali
118 Pelukan rindu
119 Subuh damai
120 Gantian mandi
121 Akhirnya, Dapet Buku Nikah!
122 Rama datang
123 Ciuman halal
124 Tahan
125 Check-in hotel
126 Akhirnya menyatu seutuhnya
127 Suami pengertian
128 Nonton SpongeBob
129 Drama sebelum dinner
130 Rahasia terungkap
131 Olahraga pagi
132 Boys
133 Bertemu masa lalu
134 Berteman
135 Ronald & Alexa
136 Menjadi badut untuk istri
137 Rolex bikin ketuban pecah
138 Lahirlah boys
139 Double A
140 Nasi pecel susulan
141 Ngobrol bareng ipar
142 Sehati Sepemikiran
143 Begadang
144 Keluarga Bahagia
145 Thank You for Readers
146 Extra Part 1 : Happy Anniversary ke-10
147 Extra part 2 : Always Together
148 Extra part 3 : Alfano untuk Asmara
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Malam tak terduga
2
Bingung mencari
3
Cek 500 juta
4
Ibu Kos baik hati
5
Bercak merah di jok mobil
6
Rasa bersalah muncul
7
Kembali ke desa
8
2 Tespack
9
Restauran "Enak Kabeh"
10
Gusar karnanya
11
Periksa Kandungan
12
Melihat isi rahim
13
Soto Ayam
14
Amarah Mami
15
Dicuekin
16
Kunjungan tiba tiba
17
Hampir saja ketahuan
18
Masih belum rejeki bertemu
19
Asisten seranjang dengan CEO
20
Pertemuan yang tak terduga
21
Kencang
22
Tantangan baru
23
Gagal bertemu
24
Modus Bayi
25
Mau tidak mau
26
Drama Seblak
27
Kebohongan menyakitkan
28
Rencana Jaka
29
Bersikap biasa
30
Detektif dadakan
31
Beli rumah baru
32
Wanita ingin dikejar
33
Salah tingkah
34
Aksi ala detektif
35
Kejutan tertunda
36
Hampir kesrempet
37
Diare parah
38
Kamar inap kelas 1
39
Bangun kesiangan
40
Emosi seorang dokter
41
Kebohongan terkuak
42
Tetesan darah
43
Elus elus perut
44
Pulang bersama
45
Tak terduga
46
Pertemuan 2 keluarga
47
Pengakuan
48
Kejutan Penyambutan
49
Perpisahan indah
50
Akad nikah
51
Si paling angkuh
52
Babak belur
53
Saling cuek
54
Setimpal
55
Trik manjur
56
Oles oles
57
Beribadah bersama
58
Saling goda
59
Nasi goreng pusat
60
Pamit
61
Tak ingin tau
62
Makan soto ayam
63
Suap suapan
64
Pintu penghubung
65
Bukan mata duitan
66
Naluri daddy
67
Nasi masih jadi beras
68
Hampir saja
69
Dianter suami
70
Nasi kotak
71
Oseng oseng daging
72
Misi baru
73
Masuk tanpa izin
74
Melingkarkan tangan
75
Suami unik
76
Godaan maut
77
Mencium tangan
78
Tangan Nakal
79
Cinta yang ditahan
80
Menjemput mami
81
Saling berbisik
82
Mertua terbaik
83
Pemanasan
84
Bukan sugar daddy
85
Obrolan di mobil
86
Rahasia
87
Basah keringat
88
Tangis bahagia
89
Salah tingkah
90
Tuan & Nyonya
91
Geli
92
Dibilang ganteng
93
Hadiah ciuman
94
Nyemil buah
95
Seranjang
96
Bangun subuh
97
Cinta yang dipercepat
98
Berpisah sementara
99
Makin maskulin
100
Sahabat kompor
101
Panggilan sebelum tidur
102
Pilihan seorang wanita
103
Apakah boleh?
104
Foto USG twins
105
Panggilan lelaki itu
106
Sarapan penuh haru
107
Keceplosan
108
Kekesalan istri
109
Berbelanja
110
Tidur siang
111
Mertua langka
112
Akhirnya semua tau
113
Mobil dari menantu
114
Suka memberi Kejutan
115
Mengunjungi Papi
116
Masa lalu biarlah berlalu
117
Selamat datang kembali
118
Pelukan rindu
119
Subuh damai
120
Gantian mandi
121
Akhirnya, Dapet Buku Nikah!
122
Rama datang
123
Ciuman halal
124
Tahan
125
Check-in hotel
126
Akhirnya menyatu seutuhnya
127
Suami pengertian
128
Nonton SpongeBob
129
Drama sebelum dinner
130
Rahasia terungkap
131
Olahraga pagi
132
Boys
133
Bertemu masa lalu
134
Berteman
135
Ronald & Alexa
136
Menjadi badut untuk istri
137
Rolex bikin ketuban pecah
138
Lahirlah boys
139
Double A
140
Nasi pecel susulan
141
Ngobrol bareng ipar
142
Sehati Sepemikiran
143
Begadang
144
Keluarga Bahagia
145
Thank You for Readers
146
Extra Part 1 : Happy Anniversary ke-10
147
Extra part 2 : Always Together
148
Extra part 3 : Alfano untuk Asmara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!