Mertua Serasa Madu

Mertua Serasa Madu

Bab 1

Kata sah baru saja menggema di sebuah rumah sederhana yang hanya dihiasi oleh dekorasi ala kadarnya tempat diadakannya acara pernikahan seorang wanita cantik yang bernama Adira Farhana yang saat ini berusia 21 tahun dengan lelaki pujaan hatinya David Aditya yang berusia 25 tahun.

" Selamat ya nak? semoga pernikahan kalian menjadi pernikahan yang sakinah, mawadah, warahmah. " ucapan selamat terucap dari seorang lelaki paruh baya yang bernama Abdulah untuk putri semata wayangnya Adira.

" Terimakasih Ayah, doa dari ayah sangat berarti untuk pernikahan kami. " sahut Adira sembari berlinang air mata.

" David, tanggung jawab atas diri Adira sekarang sudah berpindah padamu. Ayah titip Adira, sayangi dia dan perlakukan dia dengan baik sebagaimana selama ini ayah memperlakukan dirinya. tegur Adira dengan tutur kata yang lembut jika dia bersalah, jangan sekali kali kamu menyakiti hatinya apa lagi fisiknya karena itu sama saja dengan kamu menyakiti Ayah dan Ibu. " ucap Abdullah kepada lelaki yang baru beberapa menit yang lalu telah sah menjadi menantunya.

" Ayah jangan khawatir, aku pasti akan menjaga istriku dengan segenap jiwa dan ragaku dan aku akan pastikan bahwa aku tidak akan pernah menyakiti istriku baik secara fisik maupun batinnya. aku ucapkan terimakasih karena Ayah sudah mempercayai aku untuk menjadi suami dari putri ayah Adira. " balas David dengan mata yang berkaca-kaca.

" Sama-sama nak, Ayah pegang kata-katamu, jika sekali saja ayah mendapati kamu menyakiti Adira tanpa berpikir dua kali ayah akan langsung membawa putri ayah kembali ke rumah, karena Ayah tidak akan pernah Ridho jika anak yang selama ini Ayah besarkan dengan kelembutan dan limpahan kasih sayang harus disakiti oleh siapapun itu termasuk kamu suaminya. " jawab Abdullah dengan tutur kata yang halus namun penuh dengan ancaman di dalamnya.

Sebagai seorang Ayah tentu berat bagi Abdullah untuk melepas putri semata wayangnya untuk menikah, banyak ketakutan dan kekhawatiran dalam dirinya tapi hidup harus terus berjalan dan Abdullah memantapkan hatinya untuk percaya kepada David.

" Ayah bisa pegang janjiku jika aku akan memuliakan istriku dan tidak akan melukainya walau seujung kuku pun." sahut David dengan Yakin.

" Ayah percaya padamu. " sambung Abdullah sambil menepuk dengan lembut bahu menantunya.

Setelah Abdullah sekarang giliran Khadijah ibu kandung Adira yang memberi selamat kepada kedua pengantin.

" Selamat menempuh hidup baru untukmu putriku, Jadilah istri yang patuh terhadap perintah suamimu selama tidak melanggar aturan Allah, hormati keluarga suamimu dan anggap mereka sama seperti keluargamu sendiri. " ucap Khadijah sembari menasehati putrinya lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang.

" Terimakasih Bu, Nasehat ibu akan selalu Adira ingat dan terimakasih karena sudah menjadi ibu yang sangat luar biasa untuk Adira." Adira menjawab seraya terus memeluk ibunya, hingga beberapa saat kemudian Khadijah pun melerai pelukan mereka lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi putrinya.

" David hanya satu pesan ibu padamu, jadilah suami yang bertanggung jawab dan harus selalu bersikap adil terhadap apapun itu, jangan pernah kamu pilih kasih atau berat sebelah karena hal itu bisa menyakiti yang lainnya. " ucap Khadijah ambigu.

David mengerutkan keningnya karena tidak paham dengan maksud dari ucapan sang ibu mertua.

" Maaf Ibu, maksud dari ucapan ibu apa ya? aku tidak mengerti? "

" Untuk sekarang kamu memang belum mengerti David, tapi suatu saat nanti kamu pasti akan paham apa maksud ibu. " jawab Khadijah sembari tersenyum lembut.

Setelah kedua orangtua Adira yang memberi selamat, sekarang bergantian dengan Nuryati ibu kandung David.

" Selamat ya David, walaupun kamu sudah menikah tapi ingat ibu tetap tanggung jawab kamu dan jangan sampai kamu lupakan itu. " ucap Nuryati tepat di telinga putranya.

" Ibu jangan khawatir, aku tidak akan pernah melupakan tanggung jawabku Bu. " jawab David.

" Baguslah ibu senang mendengarnya. " sahut Nuryati yang langsung berpindah menghadap ke menantunya Adira.

" Ingat ya Adira walaupun David sudah menjadi suami kamu tetapi dia tetap bertanggung jawab penuh atas ibu dan kamu jangan coba coba untuk menghasutnya melupakan ibu. " ucap Nuryati yang berbisik di telinga Adira agar David tidak dapat mendengarnya.

" Astaghfirullah ibu, Adira sama sekali tidak ada niatan untuk melakukan hal keji seperti itu. " Adira menjawab seraya menatap tidak percaya pada ibu mertuanya.

" Baguslah kalau kamu sadar diri, karena sampai kapan pun posisi kamu ada di bawah ibu. " sahut Nuryati yang langsung melenggang pergi begitu saja tanpa memeluk ataupun memberi nasehat baik untuknya ataupun untuk sang suami.

Tak ingin merusak hari bahagianya karena perkataan sang ibu mertua yang sangat tidak enak di dengar, Adira segera mengalihkan perhatiannya dengan yang bertegur sapa dengan para tamu lainnya yang hadir di pesta pernikahan sederhananya.

Setelah berbicara dengan anak dan menantunya, Nuryati kembali bergabung bersama adiknya Laila.

" Bikin acara pernikahan kok seperti ini? gak ada mewah-mewahnya yang ada bikin aku malu aja, untung aku gak bawa banyak orang. " ucap Nuryati yang mulai mengeluarkan mulut julid nya.

" Memangnya David memberi uang dapur pada keluarga Adira berapa nominalnya mbak? " sahut Laila yang tidak mengetahui apa pun tentang pernikahan sang keponakan.

" Kamu banyangkan saja David itu memberikan uang dapur kepada keluarga Adira itu sebesar lima juta rupiah, tapi kenapa dekorasinya jelek banget begini? mana cuma pakai tenda sederhana lagi." sungut Nuryati.

" Astaghfirullah mbak Yati kenapa cuma lima juta mbak? jaman sekarang untuk menggelar acara pernikahan lima juta gak ada artinya mbak. " Laila sampai mengucap beristigfar saat mendengar nominal uang yang diberikan oleh keponakannya itu.

" Ya ngapain juga ngasi uang dapur banyak-banyak toh Adira bukan PNS ataupun Bidan, jadi gak pantes diberi uang dapur banyak-banyak. Bahkan maharnya saja mbak yang minta David untuk membelikannya cincin setengah gram saja. " sahut Nuryati dengan mudahnya.

Laila kembali mengucap istighfar berkali-kali melihat kelakuan kakaknya.

" Astaghfirullah, mbak kok tega banget sih? apa gak kasihan sama Adira dan keluarganya? seharusnya jangan seperti itulah mbak. " ujar Laila yang berusaha menasehati kakaknya.

" Alah ngapain dikasihani masih untung mbak merestui pernikahan mereka." sungut Nuryati lagi.

" Ya kalau begitu mbak gak bisa menuntut mereka untuk mengadakan acara pernikahan yang mewah dong mbak? " timpal Laila.

" Ya gak bisa seperti itu dong Laila, David sudah memberi mereka lima juta seharusnya mereka bisa dong menyewa dekorasi pernikahan yang lebih mewah dari ini! dan kamu liat itu masa menu makanannya ayam, seharusnya daginglah biar gak malu-maluin. "

" Mbak lupa sama pesta pernikahannya Sinta dan Ardi? waktu itu keluarganya Ardi memberikan mbak uang dapur sebesar lima puluh juta kan? tapi pernikahan mereka mbak adakan hanya sebatas akad nikah saja itu pun mereka melakukannya di KUA yang gratis, bahkan makanan yang mbak siapkan untuk keluarganya Ardi hanya tempe goreng dan tumis kangkung itupun rasanya gak karu-karuan. " balas Laila dengan telak.

Terpopuler

Comments

Tetik Saputri

Tetik Saputri

semangat kak

2023-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!