Selesai mencuci piring Adira segera kembali ke rumah ibu mertuanya siapa tahu mereka sudah kembali.
" Bulek terimakasih ya udah mengizinkan Adira makan di sini? " ucap Adira.
" Kamu gak perlu mengucapkan terimakasih Adira, kamu sudah menjadi keponakan bulek jadi kalau ada perlu apapun jangan ragu untuk minta bantuan bulek. " jawab Laila seraya tersenyum lembut.
" Kalau begitu Adira pulang dulu ya bulek takutnya mas David dan ibu sudah pulang. " ujar Adira berpamitan.
" Ayo bulek antar kalau mereka belum pulang bulek bisa menemani kamu. " sahut Laila.
Setelah mengunci pintu rumahnya Laila bersama Adira langsung menuju ke rumah ibu mertuanya dan bertepatan dengan itu suaminya David baru saja pulang bersama ibunya.
" Kamu dari mana sayang? " ucap David yang terkejut melihat istrinya baru datang bersama Laila.
" Adira masuk ke dalam dulu ya bulek mau istirahat " ujar Adira yang berpamitan pada Laila.
" Adira masuk duluan ya mas, ibu " Adira juga berpamitan dengan sang suami dan ibu mertuanya.
" Dasar gak punya sopan santun. " cibir Nuryati dengan suara yang sangat pelan tetapi Adira masih dapat mendengarnya.
" Sayang tunggu mas. " David yang berniat menyusul istrinya langsung di cekal oleh Laila.
Setelah memastikan Adira sudah masuk ke dalam, Laila baru mengungkapkan kekesalannya kepada sang keponakan.
" Darimana saja kamu David? " Laila bertanya dengan nada yang terdengar menuntut.
" Apa sih Laila kamu jangan ikut campur! " sahut Nuryati dengan tidak suka.
" Jawab pertanyaan bulek David kamu dari mana? " Laila mengulang pertanyaannya tanpa menghiraukan ucapan dari kakaknya.
" Aku habis menemani ibu bertemu temannya di mall bulek memangnya kenapa? " David menjawab dengan dengan sangat tenang seolah-olah tidak terjadi apapun.
" Kenapa kamu bilang? kamu sadar gak sih! kamu udah ninggalin Adira berjam-jam dan kamu ada bilang dia gak kalau mau pergi? " sahut Laila lagi.
" Sudah lah Laila jangan ikut campur urusan orang lain. " timpal Nuryati yang ingin menarik tangan putranya.
" Tunggu dulu Bu, maksud bulek apa ya? " ujar David bertanya karena tidak mengerti maksud dari buleknya..
" Astaga David kamu sadar gak sih, Adira baru saja pindah ke rumah ini tapi sudah kamu tinggal Adira sendirian dari Ashar sampai jam segini tanpa berpamitan sama sekali. " tutur Laila menjelaskan.
" Tanpa berpamitan? bukannya ibu bilang kalau ibu udah pamit sama Adira? " kali ini David bertanya pada ibunya.
" Maaf ya David tadi ibu buru-buru jadi ibu lupa pamit sama istri kamu. " sahut Nuryati yang langsung memasang wajah sedih.
" Astaghfirullah ibu. " ujar David yang mengusap wajahnya dengan kasar.
" Dan kamu tau tadi Adira kelaparan di rumah, dia berkata bahwa dia belum makan dari tadi siang dan di rumah ini tidak ada apapun yang bisa di makan. " tutur Laila lagi.
" Astaghfirullah ibu, bukannya ibu bilang di rumah masih ada makanan? " lagi lagi David bertanya pada ibunya.
" Maafin ibu ya David? ibu gak tau kalau di rumah tidak ada makanan. " lagi lagi Nuryati memasang wajah sedih.
" Untung tadi bulek lewat kalau tidak mungkin sekarang istri kamu udah pingsan karena kelaparan. " sungut Laila.
" Terimakasih banyak ya bulek udah mau membantu Adira? " ucap David.
" Sama-sama tapi lain kali jangan diulangi lagi kasian Adira baru pindah sudah di tinggal-tinggal mana kelaparan lagi. " jawab Laila yang masih terlihat kesal.
" Kalau kelaparan kenapa gak beli makanan di luar? " ucap Nuryati.
" Adira bukan tipe istri yang suka keluar rumah dengan sesuka hati, bagi Adira keluar dari rumah harus mendapatkan izin dari suaminya dulu tapi sayang suaminya malah asik-asikkan di mall mana gak bawa ponsel lagi, sudahlah bulek mau pulang ingat jangan diulangi lagi kasian anak orang. " sambung Laila yang segera pergi meninggalkan rumah kakaknya.
" Maafin ibu ya David? kalau Adira marah biar ibu yang menjelaskan padanya. " ucap Nuryati yang terlihat merasa bersalah, padahal semua itu hanyalah akting semata.
" Ibu tidak perlu minta maaf, David yakin ibu juga tidak sengaja nanti biar David sendiri yang berbicara dengan Adira, kalau begitu ibu langsung bersih-bersih terus istirahat? David mau ke kamar dulu. " Sahut David yang segera Masuk ke dalam rumah.
Setelah putranya masuk Nuryati langsung tersenyum dengan lebar.
" Ini baru permulaan. " gumam Nuryati yang ikut masuk ke dalam rumah.
Sementara itu setelah berpamitan, Adira langsung masuk ke dalam kamar dan segera bersih-bersih lalu Adira pun mengganti pakaian tidur dan mengambil air wudhu sebelum naik ke atas ranjang.
Tapi sebelum dirinya naik ke atas ranjang, Adira menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya terlebih dahulu. Setelah itu baru lah Adira benar-benar naik ke atas ranjang dan tidur menghadap ke tembok.
Jujur Adira kecewa dengan suaminya, setelah tadi siang meninggalkan dirinya di teras lalu tadi sore suaminya malah pergi tanpa permisi dan membiarkan dirinya kelaparan hingga malam hari.
Tak terasa air matanya mulai menetes membasahi pipi putih mulus milik Adira.
" Ibu, Ayah belum genap satu hari Adira tinggal di sini tapi kenapa Adira sudah di kecewakan oleh mas David. " batin Adira sambil menatap tembok yang ada hadapannya.
Cukup lama Adira berusaha untuk memejamkan kedua matanya tapi tetap saja kedua mata Adira tak juga dapat dipejamkan. Namun tiba-tiba Adira mendengar suara pintu kamar yang terbuka dan Adira langsung memejamkan kedua matanya berpura-pura tidur.
Telinga Adira mendengar suaminya yang langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat pintu kamar mandi kembali terbuka Adira semakin memejamkan kedua matanya.
Dan tidak lama dari itu Adira merasa suaminya yang langsung naik ke atas ranjang dan langsung memeluk tubuhnya dengan erat dari belakang.
" Sayang mas tau kamu belum tidur? mas minta maaf sudah mengecewakan kamu? " ucap David yang semakin mengeratkan pelukannya.
" Mas benar-benar minta maaf sayang, mas tidak bermaksud untuk meninggalkan kamu sendirian di rumah? tadi mas buru-buru pergi karena mama meminta mas untuk menemaninya bertemu dengan teman mama di mall. Sekali lagi mas minta maaf sayang? " Ucap David lagi yang meletakkan dagunya di bahu sang istri.
Adira yang tak kuasa menahan kesedihannya kembali mengeluarkan air mata. Adira menangis hingga bahunya bergetar tetapi Adira tetap menghadap ke tembok dan membelakangi suaminya.
" Sayang. " David membalikkan tubuh istrinya secara paksa menjadi menghadap dirinya.
David semakin merasa bersalah melihat istrinya yang menangis padahal dirinya sudah berjanji pada kedua mertuanya bahwa dia tidak akan menyakiti istrinya.
" Sayang maafkan mas? mas mengaku salah, mas sudah meninggalkan kamu bahkan mas membuat kamu kelaparan, mas janji mas tidak akan mengulanginya lagi. " ucap David sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi istrinya.
" Jujur Adira kecewa mas, belum genap satu hari Adira tinggal di sini, bahkan baru beberapa jam saja tapi mas sudah melupakan Adira, bahkan Adira yakin mas pasti tidak melaksanakan sholat Ashar, Maghrib dan Isya kan? " sahut Adira sambil menatap suaminya.
David tidak menjawab tetapi David hanya menundukkan pandangannya, dengan melihat hal itu Adira sudah tau jika sang suami tidak menjalankan kewajibannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments