Setelah kembali dari rumah Laila, Adira segera menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri, setelah itu Adira melaksanakan kewajibannya kepada sang pencipta.
Setelah selesai sholat Adira selalu memanjatkan doa untuk kedua orangtuanya dan juga untuk kebahagiaan rumah tangganya bersama suaminya David.
Selesai sholat Adira langsung menuju ke dapur untuk mulai berperang dengan alat memasaknya. beruntung Ayam negeri yang tadi pagi Adira beli masih tersisa jadi masih ada yang bisa dia olah menjadi menu makan malam mereka hari ini.
" Enaknya masak apa ya? " gumam Adira sambil mengecek isi lemari pendingin tersebut.
" Yang ada cuma ayam, cabai, bawang, tomat, timun dan selada enaknya di buat apa coba? " ucap Adira yang mengambil bahan makanan tersebut dan meletakkannya di meja dapur.
Satu menit, dua menit sampai lima menit lamanya Adira belum menemukan ide untuk mengolah bahan masakan tersebut. Namun pada menit ke sepuluh akhirnya Adira menemukan ide yang bagus.
" Aah bikin ayam penyet aja kali ya kebetulan ada bumbu ayam goreng instan nih belum expired juga. " ucap Adira saat melihat satu bungkus bumbu ayam goreng instan di dekat meja dapur.
Langsung saja dengan tangan lembutnya Adira mengolah bahan masakan tersebut menjadi ayam penyet dengan sambal terasi plus lalapan.
" Astaga Adira lupa masak nasi. " ucap Adira di saat dirinya baru saja selesai mengulek sambal di atas cobek.
Setelah semua masakannya selesai, Adira menyusunnya di atas meja makan dan dia segera memasak nasi dengan menggunakan rice cooker.
" Lebih baik Adira mandi lagi deh, bau sambal terasi soalnya. " ucap Adira sambil terkekeh kecil.
Karena kondisi rumah masih dalam keadaan rapi dan bersih, sore ini Adira hanya memasak saja. Di saat dirinya baru selesai mandi dan sedang memilih pakaian di ldalam lemari tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perut rata milik Adira.
" Assalamu'alaikum sayang. " ucap David yang berbicara tepat di telinga istrinya.
" Astaghfirullah mas David bikin kaget saja. " sahut Adira sambil tersentak kaget.
" Assalamualaikum sayang. " David mengulang ucapannya.
" Wa'alaikumsalam mas. " Adira memutar tubuhnya lalu mencium punggung tangan sang suami.
" Kamu wangi sekali sayang. " David semakin mengeratkan pelukannya dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh istrinya.
" Sebaiknya mas langsung mandi sana, Adira mau pakai baju dulu nanti Adira mengkerut loh mas kelamaan gak pakai baju. " tutur Adira.
" Tapi Mas masih pengen peluk kamu loh sayang. " ujar David yang masih belum mau melepaskan pelukannya.
" Peluknya dilanjutin nanti malam saja ya mas? " ucap Adira sambil mengusap lembut rahang tegas suaminya.
" Oke tapi ada bonusnya ya sayang? " sahut David seraya mengerling nakal.
" Hmm iya-iya, ya udah mas mandi dulu sana Adira mau pakai baju setelah itu mau bikinin mas teh manis panas. " tutur Adira.
" Oke istri mas yang paling solehah. " jawab David yang mencium pipi istrinya lalu pergi ke kamar mandi.
Adira segera mengenakan setelan rumahan berupa celana panjang dan baju panjang. setelah itu Adira memoles sedikit wajahnya agar terlihat lebih cantik dan segar di hadapan suaminya.
Setelah itu Adira memakai jilbab bergo instan kesukaannya lalu pergi ke dapur untuk membuat teh manis panas untuk suaminya.
" Bikinin teh manis hangat ya? tapi gulanya dikit aja jangan banyak-banyak terus tehnya pakai teh melati jangan teh biasa, air panasnya seperempat cangkir aja sisanya air dingin. " Titah Nuryati yang baru saja kembali dari mall.
" Iya Bu. " jawab Adira dengan patuh.
" Nanti bawakan ke kamar ibu. " titah Nuryati lagi yang segera berlalu menuju ke kamarnya.
Setelah Nuryati masuk ke dalam kamar, bertepatan dengan David yang baru saja keluar dari dalam kamarnya juga.
" Ibu kemana sayang? " Tanya David di saat dirinya memasuki area dapur.
" Ibu baru saja pulang mas, memangnya mas gak ketemu ibu. " Adira menjawab dengan jujur.
" Baru pulang? memangnya ibu dari mana sayang? " ujar David yang kembali bertanya.
" Adira juga gak tau mas tadi siang setelah makan ibu langsung pergi. " jawab Adira yang baru saja selesai membuatkan teh untuk suami dan ibu mertuanya.
" Tehnya mau di letakkan dimana mas? " tanya Adira.
" Letakkan di ruang keluarga saja sayang soalnya mas mau nonton televisi sekalian. "
Adira segera mengambil sebuah nampan dan meletakkan dua cangkir teh di atas nampan tersebut. Setelah itu Adira segera membawa nampan tersebut menuju ke ruang keluarga diikuti David dibelakangnya.
" tehpnya Adira letakkan di meja ya mas? " ucap Adira yang kembali berdiri dan mulai melangkahkan kakinya.
" Loh kamu mau kemana sayang? dan teh itu mau di bawa kemana? " tanya David.
" Ini teh punya ibu mas, Adira antarkan tehnya ke kamar ibu dulu ya mas takut keburu dingin. " pamit Adira.
" Iya sayang, jangan lama-lama ya? Nenti temenin mas nonton. " pinta David.
" Iya mas, cuma antar teh doang kok gak akan lama. " ucap Adira.
Adira segera meninggalkan ruang keluarga menuju ke kamar ibu mertuanya.
Tok..
Tok..
Tok..
" Ibu ini Adira mau antar teh. " ucap Adira sambil mengetuk pintu kamar ibu mertuanya.
" Masuk. " jawab Nuryati dari dalam kamarnya.
" Ibu ini tehnya mau di letakkan di mana? " ujar Adira bertanya.
" Letakkan di meja itu saja. " jawab Nuryati yang baru saja selesai memakai pakaian.
Adira segera meletakkan teh tersebut di atas meja yang ada di dalam kamar Nuryati.
" Kalau begitu Adira keluar dulu ya Bu? " pamit Adira yang langsung memutar tubuhnya lalu melangkahkan kakinya menuju ke pintu.
" Matamu buta? " ucap Nuryati dengan ketus.
" Maksudnya apa ya Bu? " sahut Adira yang mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar lalu memutar tubuhnya kembali menjadi menghadap ibu mertuanya.
" Kamu gak liat kamar ibu berantakan? beresin sana. " titah Nuryati dengan ketus.
Memang benar kamar Nuryati sangat berantakan dan sudah mirip seperti kapal pecah, bahkan saat pertama kali masuk ke dalam kamar Adira sempat mengucap istighfar di dalam hati saat melihat bagaimana berantakannya kamar ibu mertuanya. Bukan hanya pakaian yang berserakan di lantai tapi tisu bekas pakai pun bertaburan entah kemana-mana.
" Iya Bu ini Adira bersihkan. " jawab Adira dengan patuh.
Tanpa mengucapkan terimakasih Nuryati segera keluar dari dalam kamarnya sambil membawa cangkir teh yang tadi di buatkan oleh Adira. Nuryati langsung menuju ke ruang keluarga bergabung dengan putranya yang sedang asik menonton siaran sepakbola kesukaannya.
" Loh Adira mana Bu? " David bertanya di saat dirinya melihat sang ibu yang berjalan menuju ke arahnya.
" Adira ibu suruh membersihkan kamar ibu, tidak apa-apa kan David? soalnya pingggang ibu beberapa hari ini sakit sekali. " ucap Nuryati berbohong.
" Astaghfirullah pinggang ibu sakit? kita ke dokter saja ya Bu? " sahut David dengan panik saat mendengar ibunya sakit.
" Tidak usah David, cuma sakit pinggang biasa kok nanti dibawa tidur pasti sembuh. " tutur Nuryati.
" Beneran cuma sakit pinggang biasa bu? Aku nggak mau ibu kenapa-kenapa? " ujar David.
" Beneran Ibu nggak apa-apa nak, terima kasih ya kamu sudah mengkhawatirkan ibu? " sahut Nuryati Seraya tersenyum lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments