Bab 4

Di dalam kamar mandi Adira tidak melakukan apapun dia hanya berdiri bersandar di balik pintu kamar mandi dengan pipi yang masih bersemu merah.

Tok...

Tok...

Tok...

" Sayang kamu ngapain di dalam ayo buka pintunya Mas mau mandi juga loh . " ucap David sembari mengetuk pintu kamar mandi.

" Sayang kamu ngapain sih di dalam Ayo buka pintunya. " ucap David lagi.

Di dalam kamar mandi Adira bingung harus melakukan apa ingin keluar tapi Adira yakin sang suami pasti sudah tidak memakai bajunya lagi, ingin bertahan di dalam kamar mandi itu juga tidak mungkin karena sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang sedangkan dia tidak membawa handuk ataupun pakaian ganti miliknya.

" Sayang kalau kamu tidak mau buka pintunya Mas dobrak pintu ini ya . " ancam David.

" Iya Adira keluar tapi Mas pakai baju dulu jangan seperti tadi Adira malu . " ucap Adira dari dalam kamar mandi

" Jadi kamu lari ke kamar mandi hanya karena melihat Mas buka baju ? " tanya David yang terkejut.

" Iya Mas kan tahu sendiri sebelumnya Adira tidak pernah dekat dengan lelaki manapun kecuali ayah . " jawab Adira yang masih belum membuka pintu kamar mandi.

" Tapi Mas ini kan suami kamu sayang , jadi halal bagi kamu untuk melihat Mas yang sedang tidak memakai baju ini, bahkan mas tidak memakai pakaian sehelai benang pun masih tetap halal untuk kamu lihat sayang . " sahut David yang sengaja menggoda istrinya karena David sangat yakin sekarang kedua pipi istrinya pasti sudah sangat bertemu merah .

" Mas sudah dong jangan menggoda Adira terus, ini sudah mau magrib loh sebaiknya Mas pakai baju dulu atau Adira akan tidur di dalam kamar mandi sekalian. " ucap Adira balik mengancam suaminya.

" Iya jangan begitu dong sayang , masa pengantin baru harus peluk guling memangnya kamu nggak kasihan dengan suami kamu yang tampan ini. "

" Makanya Mas pakai baju dulu sana. " titah Adira yang masih belum mau membuka pintu kamar mandi.

Dengan terpaksa David memakai kembali kemeja yang sudah ditanggalkannya.

" Iya ini mas sudah pakai baju lagi sekarang kamu keluar ya? " ucap David dari luar kamar mandi.

" Beneran Mas enggak bohong kan? " tanya Adira yang masih belum mempercayai suaminya.

" Iya beneran Mas nggak bohong makanya kamu buka dulu pintunya . " jawab David .

Dengan hati-hati Adira membuka pintu kamar mandi dan terlihat sang suami yang sudah memakai kemejanya kembali .

" Lihat kan Mas sudah memakai baju Mas lagi . " ucap David.

" Iya Mas , Mas langsung mandi saja Adira sudah menyiapkan air dingin untuk Mas mandi. "

" Terimakasih sayang . " ucap David sambil mencuri cium pipi kanan sang istri .

Adira langsung diam mematung, kedua pipi Adira serasa memanas dan langsung bersemu merah kembali.

Di dalam kamar mandi David tertawa dengan pelan saat mengingat istrinya yang langsung diam mematung saat dia mencuri cium di pipi kanan sang istri.

" Kamu lucu sekali sih sayang bikin Mas jadi gemes . " Gumam David yang segera membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri David langsung keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya sedangkan bagian tubuh yang lainnya terekspos sempurna.

Lagi lagi Adira dibuat sport jantung saat melihat penampilan sang suami, dengan segera Adira langsung mengambil handuk dan pakaian ganti miliknya lalu menundukkan pandangannya.

" Pakaian ganti mas sudah Adira siapkan di atas ranjang, Adira izin mandi dulu ya Mas. " ucap Adira yang langsung melangkahkan kakinya sambil tetap menundukkan pandangannya.

" Sayang Kenapa harus menunduk sih? " ujar David yang sengaja menggoda istrinya.

" Mas jangan mulai ya, sebaiknya Mas buruan berpakaian Ayah pasti sudah menunggu untuk mengajak Mas salat berjamaah di Masjid . " sahut Adira yang langsung masuk ke dalam kamar mandi.

" Hihihi kamu memang lucu sekali sayang. " gumam David yang langsung mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh istrinya lalu keluar dari dalam kamar dan benar saja sang ayah mertua sudah menunggunya di ruang tamu.

" Sudah siap nak David? Ayo kita berangkat sekarang. " ajak Abdullah.

" Aku sudah siap yah, Ayo kita berangkat . " jawab David.

Abdullah dan David sama-sama berangkat ke masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kedua orangtua Adira.

Setelah selesai membersihkan diri Adira langsung mengenakan pakaiannya di dalam kamar mandi lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya yaitu menunaikan salat magrib sendirian di dalam kamar tidurnya.

Sembari menunggu sang suami pulang dari masjid Adira menghabiskan waktunya dengan membaca Alquran seperti yang biasanya Adira lakukan.

Saat mendengar suara pintu yang dibuka Adira langsung menyudahi membaca Alqurannya

" Assalamualaikum. " ucap David saat masuk ke dalam kamar mereka.

" Waalaikumsalam. " jawab Adira lalu mencium punggung tangan sang suami yang baru saja pulang dari masjid dan David pun langsung mencium kening sang istri dengan lembut .

" Bolehkah Mas membuka mukena kamu sayang? Mas ingin melihat rambut indah milikmu. " pinta David.

Dengan malu-malu Adira mengangguk setuju lalu dengan hati-hati David membuka mukena sang istri dan terlihatlah rambut hitam legam yang berurai panjang milik sang istri yang semakin menambah kecantikan Adira.

" MasyaAllah ternyata rambut kamu indah sekali sayang dan Mas tidak menyangka ternyata kamu jauh lebih cantik saat tidak mengenakan kerudung dan Mas merasa menjadi laki-laki yang sangat beruntung karena bisa melihat keindahan ciptaan Allah yang tidak bisa orang lain lihat. " ucap David yang tidak bisa mengedipkan kedua matanya karena terlalu terpesona dengan keindahan yang ada di hadapannya.

" Mas terlalu berlebihan , Adila jadi malu. " sahut Adira dengan kedua pipi yang masih senantiasa selalu bersemu merah.

" Mas tidak berlebihan sayang dan Mas sangat beruntung kamu selalu menutupi keindahan ciptaan yang Allah berikan padamu, karena Mas juga tidak rela jika ada laki-laki lain yang ikut melihat keindahan yang kamu miliki. " ujar David yang mulai posesif.

" Kan sudah menjadi kewajiban bagi seorang wanita muslim untuk selalu menutup auratnya mas dan hanya suaminya lah yang berhak menikmati dan melihat kecantikan yang dimiliki oleh istrinya. " jawab Adira .

" Jadi bolehkah Mas menikmati keindahan itu sayang? " tanya David dengan kedua alis yang naik turun secara bersamaan.

" Astagfirullah sepertinya Adira salah berucap. " batin Adira.

" Bagaimana sayang bolehkan Mas menikmati keindahan itu? " David bertanya sekali lagi.

" Sebaiknya kita segera keluar dari dalam kamar Mas karena ibu dan ayah pasti sudah menunggu kita untuk makan malam bersama. " sahut Adira yang sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.

" Jangan mengalihkan pembicaraan sayang, Ayo jawab pertanyaan Mas? " ujar David yang masih menuntut jawaban dari sang istri.

" Mas ayo kita segera keluar nggak enak sama ibu dan ayah yang sedang menunggu kita . "

" Mas tidak akan mau keluar dari dalam kamar sebelum kamu menjawab boleh atau tidak Mas menikmati keindahan kamu sayang ? " ujar David lagi .

" Kenapa harus dibahas sekarang sih Mas , Adira kan malu . " tutur Adira yang menutup wajahnya dengan kedua tangan.

" Kamu harus belajar untuk tidak lagi malu-malu sama mas sayang, Karena Mas ini adalah suami kamu dan setiap hari kamu akan terus berada disituasi yang sama jadi kamu harus belajar untuk bisa menyesuaikan diri. " ucap David sambil membuka tangan sang istri yang menutupi wajahnya.

" Maafin Adira ya Mas, Adira akan belajar untuk tidak lagi malu-malu di hadapan Mas David. " tutur Adira.

" Nah begitu baru istri mas yang solehah , jadi Mas boleh menikmati keindahan milik kamu nggak nih sayang? " ujar David yang masih juga melontarkan pertanyaan yang sama .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!