Bab 3

Tak terasa acara resepsi pernikahan mereka telah selesai di gelar. Saat ini Nuryati, Sinta, dan Laila sedang berpamitan dengan Adira, David, dan kedua orangtua Adira.

" David Ibu pulang dulu ya? Ingat besok kamu harus sudah kembali ke rumah . " Nuryati berucap dengan suara yang sengaja dikeraskan agar Adira dan kedua orangtuanya mendengar.

" Ibu jangan begitu dong bicaranya, aku tidak enak didengar Adira dan kedua mertuaku bu. " jawab David dengan suara yang berbisik.

" Halah Biarkan saja, mereka tahu supaya mereka tidak menahan kamu lama-lama di rumah ini. " sahut Nuryati.

Di belakang Nuryati berdiri, Sinta Dan Laila hanya bisa beristighfar sembari geleng-geleng kepala melihatnya. Begitu juga dengan Abdullah dan Khadijah yang hanya bisa beristighfar di dalam hati melihat kelakuan sang besan.

Setelah mengucapkan hal itu Nuryati langsung melenggang pergi tanpa berpamitan dengan Abdullah dan Khadijah.

" Mbak, Mas Maafkan kata-kata Mbak Yati yang sangat tidak enak didengar tadi ya ? " ucap Laila yang tidak enak hati dengan kedua orangtua Adira

" Iya tidak apa-apa Laila kami memakluminya kok. " Khadijah menjawab seraya tersenyum lembut

" Terimakasih Mbak, Mas sekali lagi saya mohon maaf, dan saya pamit pulang karena hari sudah sangat sore. " ucap Laila berpamitan.

" Iya Laila kalian hati-hati ya di jalan. " jawab Khadijah seraya memeluk Laila.

" Bulek juga pamit pulang ya Adira, David kalian baik-baik di sini dan jangan dengarkan ucapan Ibu kalian tadi. " ucap Laila yang berpamitan dengan kedua pengantin yang belum sempat berganti pakaian itu.

" Iya bulek, bulek hati-hati ya di jalan. " jawab Adira dan David bersama.

Di depan semua orang Laila memeluk Adira dengan dengan erat.

" Adira kamu harus sabar dan kuat menghadapi sikap ibu mertua kamu yang mungkin nantinya akan membuat kamu terkejut. " ucap Laila yang berbisik di telinga Adira.

" Bulek tenang saja InsyaAllah Adira pasti bisa menjalaninya. " jawab Adira seraya tersenyum menenangkan .

" Adira, David Mbak pamit pulang dulu ya kalian baik-baik di sini. " ucap Sinta yang juga ikut berpamitan.

" Iya mbak, mbak hati-hati ya? " jawab Adira.

" Ibu bapak saya pamit pulang dulu ya. "ucap Shinta berpamitan pada kedua orang tua Adira.

" Kamu hati-hati ya Sinta semoga perjalanan kalian lancar dan kalian semua selamat sampai tujuan . " jawab Khadijah yang juga memeluk Sinta.

Setelah berpamitan Sinta dan Laila segera menyusul Nuryati yang sudah menunggu mereka di dalam mobil.

" Kalian lama sekali sih. " sungut Nuryati sembari memasang wajah yang sangat tidak sedap dipandang

" Iya kan kami harus berpamitan dulu mbak, tidak mungkin kami langsung pergi begitu saja . " ucap Laila sembari masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Sinta di belakangnya .

" Ibu Kenapa sih harus berkata seperti itu tadi? aku kan jadi tidak enak dengan Adira dan kedua orang tuanya . " ucap Shinta yang sekarang sudah duduk di samping sopir .

" Iya Mbak aku juga nggak enak dengan Adira dan kedua orang tuanya . " Timpal Laila.

" Halah kalian berdua terlalu lebay tau gak, mereka hanya keluarga biasa jadi tidak perlu lah terlalu dihormati seperti itu . " jawab Nuryati dengan santainya .

" Mbak nggak boleh bicara begitu sesama manusia wajib hukumnya untuk saling menghormati, tidak peduli mau mereka dari keluarga yang kaya, sederhana, ataupun dari keluarga yang miskin sekalipun sudah menjadi kewajiban kita untuk saling menghormati dan selalu bersikap sopan santun. " sahut Laila lagi.

" Sudahlah jangan ceramah kamu di sini Laila , Mbak bosan mendengarnya sejak dulu kamu memang selalu sok baik. " tutur Nuryati .

" Eh kamu , cepat jalankan mobilnya . " titah Nuryati pada sopir mobil rental.

Sang sopir langsung menjalankan mobilnya dengan hati-hati meninggalkan rumah keluarga Adira .

" Bisa cepetan dikit nggak sih bawa mobilnya . " titah Nuryati lagi.

Tanpa menjawab ucapan Nuryati sang sopir mobil rental langsung menambah laju kecepatan mobilnya menjadi lebih cepat lagi.

" Kamu mau membunuh saya pelan-pelan dong bawa mobilnya? kalau mau bertemu malaikat jangan ngajak-ngajak saya . " ujar Nuryati yang ketakutan.

Tanpa menjawab ucapan Nuryati lagi sang sopir mobil rental langsung menurunkan laju kecepatan mobilnya menjadi sangat pelan.

" Aduh kalau jalannya seperti ini sampai tahun depan pun kita belum tentu sampai . " protes Nuryati lagi.

" Mbak cerewet banget sih? tadi disuruh pelan sekarang sudah pelan disuruh cepat lagi . " ucap Laila.

" Iya Kamu lihat sendiri bawa mobilnya aja nggak bener gitu! disuruh cepat ya kecepatan, disuruh lambat ya lambatnya ngalahin keong bagaimana Mbak nggak cerewet . " berang Nuryati .

" Kalau Ibu masih cerewet lebih baik ibu sendiri saja yang bawa mobilnya. " ucap sang sopir yang sudah Kehilangan kesabarannya.

" Kamu mau menghina saya? sudah tahu saya tidak bisa bawa mobil malah kamu suruh saya bawa mobil . " sungut Nuryati.

" Makanya lebih baik Ibu diam jangan terlalu banyak protes atau saya tinggalkan ibu di tengah jalan . " ancam sang sopir.

Nuryati yang ketakutan langsung menutup mulutnya dan tidak lagi bersuara.

" Gila aja aku ditinggal di jalanan sepi seperti ini bisa mati dirampok aku nanti. " batin Nuryati.

Di tempatnya duduk Sinta tersenyum melihat sang ibu yang tidak lagi bersuara setelah mendapatkan ancaman dari sang supir mobil rental.

Memang lokasi rumah keluarga Adira berada di sebuah desa yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka yang berada di pusat kota Medan .

Setelah rombongan keluarga sang ibu mertua pergi, Adira mengajak suaminya masuk ke dalam rumah karena hari sudah senja dan sebentar lagi masuk waktu salat magrib .

" Mas ayo kita masuk sebentar lagi adzan maghrib . " ajak Adira .

" Ayo Sayang . " jawab David .

Adira dan David bersama-sama masuk ke dalam kamar pengantin mereka .

" Mas mau mandi sekarang? Biar Adira siapkan air hangatnya ? "

" Iya sayang, Mas mau mandi sekarang tapi tidak usah pakai air hangat, Mas mandi menggunakan air dingin saja supaya lebih segar. " jawab David yang mulai membuka kancing kemejanya hingga menampilkan dadanya yang bidang.

Adira yang tidak pernah melihat dada polos seorang laki-laki langsung memutar tubuhnya dan berlari masuk ke dalam kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamar mereka.

" Adira Kenapa lari memangnya ada yang salah . " gumam David yang masih belum menyadari jika dia sudah membuka seluruh kancing kemejanya.

Di dalam kamar mandi pipi Adira bertemu merah karena sempat melihat sedikit dada bidang sang suami yang sebenarnya halal untuk dia pandang, tetapi Adira yang sejak kecil selalu dijaga oleh sang ayah untuk tidak dekat dengan lelaki manapun merasa asing dan merasa malu saat melihat ada seorang laki-laki yang membuka pakaian di hadapannya walaupun laki-laki itu adalah suaminya sendiri.

Walaupun mereka saling mencintai tetapi Adira dan David tidak pernah berpacaran. Mereka saling mengenal karena kebetulan mereka bekerja di sebuah perusahaan yang sama. Cuma bedanya David bekerja sebagai staf pemasaran sedangkan Adira hanya seorang office girl . Tapi Karena kecantikan dan kelembutan Adira membuat David jatuh cinta dan berniat untuk melamar Adira untuk menjadi istrinya

Bak Gayung bersambut ternyata Adira juga mencintai David secara diam-diam sehingga mereka langsung menikah tanpa berpacaran .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!