" Alah kamu duluan saja nanti dia kan bisa menyusul. " sahut Nuryati yang tetap menarik tangan David keluar dari dalam kamar.
" Tapi Bu, kasian Adira? " ucap David yang masih menolak secara halus.
" Udah ibu bilang, nanti dia bisa menyusul sebaiknya kamu duluan saja yang makan. " Nuryati semakin menarik tangan putranya hingga mereka tiba di meja makan.
Setelah putranya duduk di kursi makan, Nuryati segera mengeluarkan puding tersebut dari dalam lemari pendingin dan memberikannya kepada David.
" Nanti saja ya Bu, aku tunggu Adira? " David masih tetap berusaha menolak.
" Udah ibu bilang kamu duluan saja yang makan, lagi pula di dalam lemari pendingin masih ada lagi. " ujar Nuryati berbohong.
" Beneran di dalam lemari pendingin masih ada pudingnya lagi Bu? " ujar David bertanya pada ibunya.
" Iya mana mungkin Ibu berbohong sama kamu David. " tutur Nuryati yang meyakinkan putranya.
David yang pada dasarnya selalu mempercayai setiap ucapan ibunya langsung memakan puding tersebut.
Sedangkan di dalam kamarnya Adira yang baru saja selesai mandi tidak menemukan suaminya di dalam kamar mereka.
Tapi sebelum mencari suaminya keluar kamar, terlebih dahulu Adira menyiapkan pakaian ganti untuk sang suami karena adzan Ashar sudah berkumandang.
Setelah itu Adira mengenakan jilbab Bergo instan lalu keluar dari dalam kamar menuju ke pintu depan untuk mencari sang suami namun secara tidak sengaja tatapan mata Adira tertuju ke arah dapur dan Adira melihat sang suami yang sedang duduk di meja makan ditemani ibunya.
Tanpa berpikir dua kali Adira langsung menghampiri sang suami dan ibu mertuanya di meja makan tersebut.
" Mas sudah adzan, sebaiknya Mas segera mandi agar kita bisa salat berjamaah. " ucap Adira di saat dirinya sudah berdiri di hadapan sang suami yang sedang makan puding.
" Memangnya kamu tidak lihat David sedang makan biarkan dia menghabiskan pudingnya terlebih dahulu, jika kamu mau sholat, sholat saja duluan. " ucap Nuryati dengan nada bicara yang sedikit Ketus.
" Iya sayang, Mas akan segera mandi. " sahut David yang akan meninggalkan meja makan tetapi tangannya dicekal oleh ibunya.
" Habiskan dulu pudingnya nak? kamu tidak menghargai ibu kamu yang sudah susah-susah membelinya ? " ujar Nuryati dengan ekspresi wajah yang sedih.
David yang tidak tega melihat ibunya bersedih langsung mendudukkan dirinya kembali dan mulai memakan pudingnya
" Mas nggak jadi mandi? Adzannya sudah selesai loh! " ucap Adira mengingatkan sang suami.
" Untuk sore ini kita sholat masing-masing dulu ya sayang , Mas mau menghabiskan puding ini dulu karena mas paling tidak bisa melihat ibu bersedih. " ujar David.
" Oh ya sudah kalau begitu Adira sholat sendirian saja, selesai makan Mas langsung mandi dan jangan lupa sholat ya? " jawab Adira.
" Sudah jangan banyak bicara, kalau mau sholat ya sholat saja sana. " usir Nuryati.
" Astaghfirullah. " batin Adira.
Setelah itu Adira langsung meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan satu patah kata pun lagi, sampai di dalam kamar Adira segera melaksanakan sholat ashar sendirian tanpa ditemani sang suami.
Selesai sholat seperti kebiasaannya Adira langsung membaca ayat suci Alquran tetapi hingga Adira selesai membaca ayat suci Alquran sang suami tak kunjung kembali ke dalam kamar.
" Mas David kok belum ke kamar ya? apa belum selesai makan! " gumam Adira.
Karena penasaran Adira kembali keluar dari dalam kamar lalu mencari sang suami ke seluruh penjuru rumah namun hasilnya nihil, sang suami tidak ada di rumah bahkan ibu mertuanya pun juga tidak ada.
" Mas David kemana ya? apa dia pergi? tapi kenapa gak pamit sama aku. " gumam Adira yang sedang berdiri di teras rumah.
" Coba aku hubungi aja kali ya? " ucap Adira lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil ponsel miliknya, tapi saat di hubungi ternyata ponsel sang suami berada di dalam kamar.
" Yaah mas David gak bawa ponsel lagi. " ucap Adira lagi.
Karena Adira mengetahui password ponsel milik suaminya, atas inisiatifnya sendiri Adira menghubungi ponsel ibu mertuanya, namun baru saja panggilannya terhubung tiba tiba langsung di reject oleh ibu mertuanya. Dan saat dihubungi lagi ternyata ponsel milik sang ibu mertua mati.
" Yaah kok mati sih? apa ibu sengaja mematikan ponselnya ya? " gumam Adira.
" Astaghfirullah aku gak boleh berburuk sangka sama ibu. " ucap Adira yang beristighfar.
" Sebaiknya aku tunggu mereka di teras saja deh. "
Adira kembali keluar dari dalam kamarnya dan langsung menuju ke teras depan. Satu menit, dua menit hingga satu jam lamanya Adira menunggu tapi sang suami tak kunjung kembali.
Bahkan hingga masuk waktu sholat Magrib suaminya belum juga kembali, Adira yang tidak tau harus berbuat apa, selesai sholat Adira hanya bisa membaca ayat suci Alquran sambil menunggu suaminya pulang, tetapi sampai Adira selesai menunaikan sholat Isya pun suami dan ibu mertuanya juga belum kembali l.
" Astaghfirullah mas David dan ibu kemana ya? kenapa jam segini belum pulang juga, sssttt aduh perut Adira sakit banget lagi belum makan dari siang. " ucap Adira yang baru saja selesai menunaikan ibadah sholat Isya.
Karena kelaparan hingga sakit perut Adira segera menuju ke dapur, tetapi sampai di sana tidak ada makanan apapun bahkan di dalam lemari pendingin pun kosong.
Karena tidak menemukan makanan apapun Adira kembali menunggu suami dan ibu mertuanya di teras rumah, tapi hingga jam menunjukkan pukul 20.30 malam suami dan ibu mertuanya tak kunjung kembali.
" Loh Adira kamu ngapain di sini? " ucap Laila yang baru saja kembali dari rumah Sinta.
" Eh bulek, Adira lagi nungguin Mas David sama ibu. " jawab Adira.
" Loh memangnya mereka kemana? " Laila bertanya sambil melangkah kakinya mendekati Adira.
" Adira juga gak tau bulek, sebelum sholat Ashar mereka masih ada di rumah tapi setelah Adira selesai salat mereka udah nggak ada di rumah lagi bulek. " tutur Adira.
" Astaga memang bener-bener ya tega banget ninggalin istri sendiri di rumah, terus kamu udah makan belum Adira? " ucap Laila yang terlihat kesal.
" Belum bulek, di dapur sama sekali tidak ada makanan apapun. " Adira menjawab sembari menahan rasa sakit yang ada di perutnya.
" Terus kenapa kamu nggak beli makanan di luar? " tanya Laila.
" Adira nggak mungkin keluar rumah tanpa izin dari Mas David bulek, sementara ponsel Mas David saja ada di rumah. "
" Astagfirullah Adira, sekarang lebih baik kamu ikut bulek ke rumah, kebetulan bulek pun belum makan malam kita makan malam berdua saja. " ujar Laila mengajak Adira.
Adira belum menjawab ajakan dari Laila dan Laila pun melihat ada sedikit keraguan yang dipancarkan lewat sorot mata Adira.
" Jangan takut rumah bulek Enggak jauh kok hanya di belakang sini saja. " ujar Laila yang meyakinkan Adira.
Akhirnya Adira memilih ikut bersama Laila setelah menutup pintu rumah Ibu mertuanya terlebih dahulu.
" bulek dari mana? " tanya Adira sekedar berbasa-basi.
" Bulek habis dari rumah Sintia, biasanya kalau bosan bulek pasti selalu ke sana ya itung-itung sekalian menemani Sinta lah. " tutur Laila.
" Loh memangnya suami Mbak Sinta belum pulang bulek? " ujar Adira bertanya lagi.
" Belum Adira paling besok sore baru pulang, Ayo Adira Silakan masuk kita langsung makan saja ya karena bulek sudah lapar sekali. "
" Ayo bulek kebetulan perut Adira pun sudah terasa semakin sakit. " sahut Adira.
Setelah itu mereka pun makan malam berdua, selesai makan Adira segera membereskan meja makan lalu membawa piring dan gelas kotor menuju wastafel lalu mencucinya.
" Enggak usah dicuci Adira biarkan saja besok pagi Bulek yang akan mencucinya. " ujar Laila melarang.
" Tidak apa-apa bulek lagi pula ini hanya sedikit, Adira kan sudah di perbolehkan makan di sini jadi Sudah seharusnya Adira lah yang mencuci piring bekas kita makan tadi. " sahur Adira seraya tersenyum manis.
" Kamu ini, ada-ada saja Adira. " ucap Laila sembari geleng-geleng kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments