Kelopak mata Azizah terbelalak, perempuan itu menatap suaminya dengan tatapan tidak percaya. Semakin Ustadz Farhan berjalan mendekatinya, Azizah semakin mundur teratur.
"U-ustadz mau ngapain?" gugup Azizah menatap ke arah dua kancing kemeja teratas ustadz Farhan yang sudah terbuka, sekarang malah sudah membuka kancing ketiga, ke empat dan ....
Bruk!
Perempuan itu terjerembab di atas sofa, belum sempat melarikan diri akan tetapi ustadz Farhan sudah lebih dulu menaruh kedua tangannya di sisi kepala Azizah, tatapan menyeringai yang dilemparkan oleh pria di depannya membuat Azizah merasa sangat gugup dan takut.
Bermaksud ingin menghindari tatapan ustadz Farhan, perempuan itu malah disuguhkan dengan pahatan empat petak dibawah rusuk pria itu. Matanya terpaku, tidak ada pergerakan lain, semakin ustadz Farhan menunduk, Azizah semakin kaku.
Bau harum tubuh suaminya, aroma maskulin itu menyeruak, menusuk hidung Azizah dan terus menjalar menuju hatinya.
"Jadi sudah pasrah ya!" bisik ustadz Farhan.
Kalimat tersebut menjadi sebuah alarm, Azizah langsung tersadar, dan secara tidak sengaja mendorong dada ustadz Farhan, tapi lagi-lagi dia malah terbelalak. Pria itu sama sekali tidak bergerak, malah kedua telapak tangannya lah yang menekan dalam dada sang suami.
"Bundaaaaaa!!!!" Azizah memekik dengan sangat kencang, perempuan itu berlari keluar dari kamar, menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang saking takutnya dia kala itu. Ustadz Farhan hanya terkekeh kecil, sedang Azizah sudah berlari terbirit-birit dan duduk di sofa ruang tengah.
"Gila ... kenapa harus megang-megang sih! Ikh, geli. Gimana dong, tangan aku udah enggak perawan lagi!"
Azizah menelusupkan kepalanya di bawah bantal sofa dengan posisi menungging. Perempuan itu juga tidak tahu kalau di ujung sana Ustadz Farhan sedang memperhatikan.
"Dasar bocah! Jadi dengan cara seperti inilah kamu merasa takut?"
** **
Sekitar pukul 12 malam, Ustadz Farhan terbangun dari tidurnya, pria itu menolehkan kepalanya ke samping dan tidak ada sosok Azizah di sisinya.
"Apa dia tidur di luar?" gumamnya seraya beranjak. Ustadz Farhan langsung berjalan menuju ruang tengah, berdiri di depan sofa seraya menyunggingkan senyum hangat.
"Ya Allah Dek, apa kamu enggak dingin?"
Ustadz Farhan menggendong Azizah, pria itu membawa istri kecilnya tidur di atas rajang. Untuk beberapa saat, ia hanya duduk memperhatikan, membelai surai hitam panjang Azizah seraya membacakan doa-doa untuk istrinya itu.
"Maaf kalau mas bikin kamu takut, Dek. Mas enggak punya pilihan lain, semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa mas sama kamu."
** ** **
Azizah memincingkan mata menatap telapak tangannya penuh keheranan. Perempuan itu tidak mengerti kenapa juga tadi pagi dia sudah ada di atas ranjang padahal seingatnya dia tidur di sofa.
"Kenapa, Ai?" tanya Asri menatap teman barunya heran. "Kena kutu air?"
Azizah langsung mendelik. Mana mungkin tangannya yang indah itu terkena kutu air.
"Kalau enggak kenapa dari tadi natap tangan kamu terus? Bisa baca garis tangan?"
"Ikh, makin ngawur kamu!" keluh Azizah masih dengan mood yang kurang baik.
"Ya atuh da kamu mah dari tadi ngelamun terus, kalau kesambet gimana? Daripada bengong, mending ke kantin yuk!"
Belum sempat Azizah menjawab, Asri sudah menarik tangannya dan mau tidak mau Azizah hanya menurut saat temannya itu menyeret dia ke kantin sekolah.
"Duduk! Kamu mau pesen apa? Biar aku yang pesenin!"
"Mie aja deh! Mie goreng, pake telor ceplok dua!"
"Oke!" sahut Asri dengan semangat 45. Perempuan itu pergi meninggalkan Azizah sedang Azizah malah menunduk menatap ponselnya lama.
"Hah ... kangen kalian!" ujarnya menatap fotonya bersama dengan kawan-kawan di kota.
"Aku juga kangen sama kamu, Ai!"
Azizah tersentak, perempuan itu langsung mendongak, menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya.
"Apa sih! Ganggu tahu enggak!"
"Wihhhh ... kesukaan Bos Reno yang model-model pemberontak gini!" ujar seorang pria yang ada di belakang Reno. Sedang seseorang yang lain hanya mengangguk menanggapi hal tersebut.
Azizah yang muak dengan itu langsung beranjak, ia baru akan melangkah, Reno sudah lebih dulu beranjak dan menghadangnya agar tidak pergi.
"Jangan marah-marah dulu dong cantik, nanti lucunya ilang lho."
"Bodo!" ketus Azizah dengan nada ketusnya. Perempuan itu sudah akan kembali berjalan, akan tetapi seseorang yang berada tak jauh darinya tengah dikerumuni murid-murid perempuan, jika bukan ustadz Farhan siapa lagi kan?
"Kenapa? Kamu aman sama kamu, Cantik. Enggak usah takut. Kamu juga anak baru di sini, nanti kalau ada apa-apa, aku yang akan lindungin kamu!"
"Wuahhhh!" Faras terlihat sangat terkejut melihat tingkah bosnya yang benar-benar diluar kebiasaan. Biasanya Reno yang akan dikejar-kejar perempuan, sekarang malah Reno yang mengejar-ngejar Azizah.
"Tapi dia emang cantik sih," kata Ghani. "Kalau Bos enggak suka mah, aku juga mau deketin Neng Azizah. Cantik, lesung pipinya itu bikin gemes."
"Gila kamu! Mau di sleding sama Bos Reno hah!"
Ghani langsung mengalihkan tatapannya dari Azizah. Iya, dia sudah lancang karena menyukai perempuan yang disukai oleh bosnya.
"Oke! Kamu boleh nemenin aku makan!" kata Azizah kembali duduk tapi ekor matanya masih melirik ustadz Farhan penuh kebencian.
"Yesss!" kata Reno yang langsung mempersilahkan Azizah untuk kembali duduk.
"Ai ini mie goreng punya kam-u!" ucapnya terbata karena melihat preman sekolah dan dua kancunnya sudah duduk di dekat Azizah.
"Duduk aja, Asri! Kita enggak gigit kok!" kata Reno tersenyum aneh. Asri yang melihat itu duduk meskipun dia sangat gugup.
"Pesenin makanan buat aku!" kata Reno pada Ghani.
"Siap, Boss! Kita sekalian kan?"
"Boleh! Pesen apa yang kalian mau, Neng Azizah juga kalau mau apa-apa pesen aja! Nanti biar Aa yang bayar!"
Hehehe ... Azizah tersenyum kecut, perempuan itu menggeser duduknya agar lebih jauh dari Reno karena sejujurnya dia sangat tidak nyaman berdekatan dengan orang baru.
"Gila sih, si Azizah, perempuan itu minta dihajar beneran, Almera. Dia itu udah tahu kalau kamu suka sama Reno tapi malah deketin Reno secara terang-terangan. Apa dia enggak kapok!"
Almera menarik ujung bibirnya, ia meremas bungkusan snack yang ada di tangan kanannya dengan otot-otot rahang yang mengetat.
"Biarin aja!" kata Almera. "Nanti kita buat perhitungan kalau sampai dia ngelunjak."
Azizah kembali melirik ke arah ustadz Farhan, mereka sempat bertemu tatap untuk beberapa saat, tidak lama karena Azizah langsung menolehkan kepalanya ke arah lain.
"Apa mungkin aku harus melakukan sesuatu yang fatal ya? Gimana kalau aku pura-pura pacaran sama si Reno? Ustadz Farhan pasti marah, dan ujung-ujungnya dia talak aku," batin Azizah bersuara. "Kamu emang cerdik, Aziziah. Perempuan itu tersenyum penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Aini Chayankx Ahmad N
menunggu ada lah hal paling membosankan.tapi sekian lama menunggu akhirnya udah up banyak kka author
2023-08-05
2
Ratna Mahendra
ai ada2 aja,,,cerita nya bikin penasaran. pengen cpt baca gmn cara ustad ini naklukin istri nya yg pecicilan🤣🤣
2023-07-05
0