Azizah mengambil tumblr dari tangan ustadz Farhan tanpa mengucapakan sepatah kata pun, perempuan itu memalingkan wajah dengan amarah membara. Dia berpikir jika bukan karena murid-murid suaminya, barang-barangnya tidak akan jatuh.
Namun, berbanding terbalik dengan ekspresi yang ditujukan oleh Azizah, ustadz Farhan yang dikenal sebagai orang dengan kesabaran seluas samudra menyunggingkan senyum dengan kepala tertunduk. Baginya, ini terasa berbeda. Di saat banyak murid yang menghormati dan menunjukkan sikap baik kepadanya, istrinya sendiri malah bersikap seperti ini.
"Assalamu'alaikum, anak-anak!"
"Wa'alaikumsalam Pak Farhan!"
"Wa'alaikumsalam, ustadz ganteng," sahut seorang murid perempuan yang mana hal tersebut membuat seisi ruangan riuh menyorakinya. Yups, dia adalah Almera, murid paling cantik di sekolah tersebut. Namun, sepertinya sekarang sudah tidak lagi karena ada Azizah yang bisa mengadu visual dengannya.
"Esihhh ... memalukan!" ketus Azizah. Ia merinding melihat betapa memalukannya perempuan itu.
"Baiklah, kita akan mulai pelajaran sebentar lagi, tapi sebelum itu ... kita kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan diri dulu!" pinta Ustadz Farhan mengulurkan tangannya ke sisi sebelah kirinya. Meminta Azizah untuk maju ke depan.
Perempuan itu lagi-lagi mendelik kepada suaminya, dia tidak menyukai hal-hal seperti ini. Perkenalan, itu sangat membosankan.
"Silahkan!"
"Selamat pagi semuanya. Saya Azizah, mulai sekarang saya akan belajar di sekolah ini. Mohon bantuannya!"
Para murid di kelas itu saling berbisik satu sama lain. Jika murid perempuan tengah mengukur kadar kecantikan Azizah, berbeda dengan murid laki-laki, mereka sepertinya sibuk mencari cara agar bisa dekat dengan Azizah. Ada murid perempuan dan murid pria yang tidak terlalu terpengaruh, mereka adalah santri di pesantren Khoirulamin. Mereka yang mengetahui hubungan Ustadz Farhan dan Azizah di himbau agar tidak menyebarkan gosip apa pun di sekolah.
"Cantik banget ya. Ini mah kayak bunga mawar merah. Aduh ... lihat, pipinya juga chubby tapi dagunya lancip, matanya bulat, mana enggak pake make up lagi. Sempurna sih, kita harus laporan sama Boss Reno!"
"Silahkan kembali ke kursi kamu, Azizah!"
"Baik, Pak. Terima kasih!" ucap Azizah sopan. Ia harus bisa memperlihatkan sisi lain sikapnya di depan penghuni sekolah agar mereka tidak mencurigainya.
"Hai!" sapa seseorang di sisi bangku perempuan itu. Azizah hanya mengangguk dan tersenyum. "Aku Asri."
"Azizah!" jawabannya menyunggingkan senyum terpaksa. Ia menjabat tangan Asri perlahan, tadinya ingin dia abaikan, tapi tidak mungkin dia menjelajahi sekolah ini sendirian.
Di sudut lain, sosok Almera terus saja menatap ke arah Azizah, perempuan itu memincingkan mata. Sudah lebih dari satu kali dia melihat ustadz Farhan melirik ke arah Azizah, dia merasa jika perempuan itu membawa dampak buruk untuk kelangsungan hubungannya dengan ustadz Farhan, bahkan mungkin Azizah juga akan merebut Reno darinya.
** ** **
Bell sudah berbunyi pertanda jika kelas telah berakhir, Ustadz Farhan keluar dari kelas tersebut diiringi dengan suara riuh protes anak-anak perempuan di kelas tersebut. Mereka semua meminta ustadz Farhan untuk tinggal lebih lama tapi tentunya ustadz Farhan tidak bisa melakukan hal tersebut.
"Cih, sok banget! Udah tua juga masih aja tebar pesona!" Azizah terus saja menggerutu di dalam hatinya. Perempuan itu heran, kenapa banyak sekali perempuan yang tergila-gila oleh pria yang lebih dewasa, padahal ... menurutnya, menyukai orang sebaya lebih masuk akal.
"Kamu tahu enggak Azizah!" bisik Asri masih belum berpaling dari jendela-jendela kecil di kelas tersebut. "Dulu, sebelum ustadz Farhan mengajar di sekolah ini, semuanya sangat kacau. Bukan hanya anak-anak yang tidak disiplin, tapi ... ketika ada jadwal pelajaran Agama Islam, mereka malah suka jajan di kantin alih-alih masuk ke kelas. Tapi ... setelah ada ustadz Farhan, semuanya berubah, mereka lebih semangat untuk belajar, dan anak-anak perempuan yang tadinya suka kabur juga jadi betah di sekolah."
Azizah menggelengkan kepalanya. Ini agak tidak masuk akal, orang biasanya berubah karena mereka memiliki niat, tapi kalau berubah karena seseorang, ini agak lain.
"Kamu lihat itu!" tunjuk Asri kepada Almera. "Dia adalah preman cewek di sekolah ini, dia tidak takut akan apa pun, tapi ... sama Pak Hanan, beeuhhh ... di suruh ngapalin juz amma aja lancar enggak ada kendala. Tapi dia juga suka sama si Reno."
"What? Sebucin itu?" tanya Azizah heran. "Anak-anak di sini udah pada enggak normal kali."
"No, no, no. Emang Pak Farhan seganteng itu, Azizah. Emangnya kamu enggak tertarik sama guru ganteng itu?"
Azizah terdiam untuk beberapa saat. Perempuan itu membayangkan perlakuan Ustadz Farhan kepadanya, dan dalam sekejap ia merinding ketakutan. "Enggak. Amit-amit. Mana mungkin aku suka sama orang yang lebih tua. Enggak mungkin."
Asri mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Dia sudah menduga ini sejak awal. Azizah memang satu-satunya perempuan yang tidak menyembah ketampanan guru mereka.
** **
Bell kedua sudah berbunyi. Bell tanda jika saat ini semua murid diperbolehkan untuk istirahat sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Azizah dan Asri sudah ada di kantin sekolah, kantin ini tidak lebih besar dari kantin sekolah lamanya, tapi itu tidak terlalu jadi masalah toh Azizah hanya ingin melihat keadaan sekolahnya seburuk apa.
"Ini es tehnya, Ai!" kata Asri menyodorkan gelas tinggi untuk teman barunya itu.
"Kamu tahu nama panggilan aku?" tanya Azizah heran. Asri dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia hanya menebak saja. Lagipula Ai lebih nyaman daripada Azizah yang kepanjangan.
Brak!
"Astagfirullah!" kaget Asri. Perempuan itu langsung mendongak, menatap tiga perempuan yang kini tengah menatap Azizah dengan tatapan tajam.
"Hei anak baru!" Almera mendorong bahu Azizah dengan jari telunjuknya. "Jangan sok kecakapan kamu. Penghuni sekolah ini sudah tahu kalau aku adalah murid paling cantik."
"Terus?!" sela Azizah dengan nada meremehkan.
"Terus?" tanya Almera berdecih pelan. Perempuan itu memalingkan wajah, berkacak pinggang dan kembali menunduk menatap Azizah. "Jangan membuat masalah, kamu itu bego atau pura-pura tolol! Jangan sok kecakapan! Aku tahu, perempuan dari kota kayak kamu itu cuma perempuan murahan!" bisik Almera menyeringai.
Byurrrr!
Satu gelas es teh beralih ke wajah Almera. Aziziah beranjak dari duduknya, perempuan itu tergelak di depan semua siswa yang saat ini tengah menatap kekacauan di kantin tersebut.
"Ai udah, jangan melawannya!" pinta Asri ketakutan. Dia sudah akan menarik tangan Azizah tapi Hanifah dan Shakia sudah lebih dulu menarik tangannya. Dua perempuan itu adalah teman dekat sekaligus tangan-tangan panjang Almera.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Azizah.
"Wuahhhhhh ... keterlaluan. Si Almera udah melewati batas sih!"
Azizah menyeringai. Ia tidak melawan, perempuan itu malah tersenyum menatap Almera lekat.
"Brengsek," geram Almera, tangannya kembali melayang. Namun, kali ini bisa ditangkis oleh Azizah. Istri Ustad Farhan itu menyingkirkan tangan Almera dengan kasar. Ia berjalan mendekat sehingga Almera refleks mundur.
Plak!
Satu tamparan itu sukses membuat Almera tersungkur ke lantai.
"Wuahhh ... ini seru sih, si Almera dapat lawan tangguh. Keren!"
Azizah menunduk, perempuan itu tersenyum meremehkan, mengulurkan tangannya tapi tiba-tiba, Almera malah membuat posisi pertahanan dengan melindungi wajahnya mengunakan kedua lengan.
"What's wrong!" gumam Azizah heran.
"Ampun, aku enggak punya salah apa-apa sama kamu, Azizah. Ampun, jangan siksa aku lagi."
"What the ---!"
"Aziziah!"
Seseorang yang berada dibalik punggung perempuan itu memanggil. Azizah pun menolehkan kepalanya, perempuan itu menaikan alis ketika tahu siapa yang datang.
"Ustadz Farhan?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
erviani
pasti bakal ada yg gag suka ... persaingan memperebutkan guru🤭
2024-09-16
0
mastejo
aku salfok sama nama pemeran wanitanya Aziza tu laki²nya Farhan
mirip sama pasutri Aziza shalsa dan arhan Pratama 'f' nya di hilangin 🤣🤣
2024-08-10
1
Uneh Wee
duh punya istri bar. bar juga yh ..ustad ..
2023-06-17
2