"Aku harus tahu jelas gadis yang selalu bersama dengan putraku." ucapnya lalu membuka laci nakas. Ia baru ingat sempat menyimpan identitas gadis itu.
Nyonya Laurent segera membuka amplop coklat yang dipegangnya, hingga kedua matanya membulat sempurna melihat isi dari amplop coklat tersebut.
"Apa!!" ucapnya tak habis pikir.
Wanita paruh baya itu terlonjat kaget membaca dengan seksama identitas gadis yang akhir-akhir ini dekat dengan putranya. Ia pun tidak menyangka bahwa gadis itu adalah seorang model dan lebih parahnya lagi putri dari pasangan Keynand dan Viona.
"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus memisahkan mereka sebelum terlambat. Aku tidak ingin putraku berhubungan dengan orang-orang dari masa laluku" ucap Nyonya Laurent dengan cemasnya dan tampak panik setelah mengetahui identitas gadis tersebut.
"Namanya Violet, aku harus meminta Robin untuk mengawasi gerak-gerik gadis itu jika kembali ke negara xxx. Aku tidak ingin putraku kembali berhubungan dengan gadis itu. Aku membenci keluarga mereka, aku membencinya. Keynand, Viona, aku sangat membenci mereka!." ucap Nyonya Laurent dengan mata memerah dan masih saja menyimpan dendam kepada orang-orang dari masa lalunya.
"Sebaiknya aku harus menghubungi Robin untuk membereskan masalah ini. Setelah itu, aku akan meminta keluarga Kayla untuk mempercepat pernikahan Ares dengan Kayla. Mereka harus bersatu, bagaimanapun caranya" ucap Nyonya Laurent dengan keputusannya. Itulah yang menjadi keputusannya saat ini, menjauhkan putranya dari putri Keynand.
Nyonya Laurent meremas lembaran demi lembaran kertas yang berisi tentang identitas gadis yang dekat dengan putranya, lalu membuangnya ke tempat sampah dengan kesalnya.
"Arrgghhh! bagaimana bisa semua ini terjadi." ucapnya tak tenang.
"Aaaaaaahh, aku membenci mereka!" teriak Nyonya Laurent sambil memukul meja kerjanya. Karena sekarang ia dilanda emosi dan perasaan kacau balau setelah mengetahui identitas gadis itu.
Wanita paruh baya itu mendadak terisak, lalu segera membekap mulutnya agar suara tangisnya tak kedengaran keluar.
Sementara itu, Oma Meggy yang sedang mencari keberadaan putrinya terkejut saat tak sengaja mendengar suara teriakan putrinya. Wanita tua itu lantas segara menghampiri putrinya.
"Laurent! kenapa kau teriak-teriak nak." ucap Oma Meggy sambil melangkah dengan hati-hati mendekati putrinya.
Nyonya Laurent yang sedang menangis tersedu-sedu langsung menoleh ke arah sumber suara, hingga air matanya mengalir deras membasahi pipinya yang sama sekali tak menua walau usianya tak lagi muda.
"Mommy...hiks..hiks....aku tidak ingin mereka mengganggu keluarga kita." ucapnya terisak.
Oma Meggy tak menimpali ucapan putrinya, wanita tua itu lekas memeluk tubuh putrinya untuk menenangkannya. Ia sudah tahu betul jika putrinya berkata seperti itu, pasti ada kaitannya dengan masa lalu putrinya.
Mereka hanya mampu saling menguatkan lewat pelukan hangat. Suka duka bersama sudah mereka lalui. Dan tidak ada kata pantang menyerah.
*
*
*
Kediaman tuan Alex....
Jam delapan malam Evan baru pulang dari kantor. Terlihat tuan Alex sudah menunggunya di ruang tamu sambil membaca buku favoritnya.
Evan mengerutkan keningnya melihat ayahnya duduk di sofa ruang tamu. Tidak biasanya ayahnya akan meluangkan waktunya hanya sekedar untuk menunggunya pulang.
"Kau baru pulang!" ucap tuan Alex sambil menutup buku bacaannya lalu melirik ke arah putranya.
"Iya ayah." ucap Evan singkat dan jelas.
"Apakah kau sudah tahu bahwa malam ini acara pertunanganmu di batalkan." ucap tuan Alex memberitahu kepada putranya.
Sedangkan Evan hanya mampu mengangguk menanggapi ucapan ayahnya.
Diluar dugaan, diam-diam Aileen sedang bersembunyi di balik guci antik berukuran raksasa. Gadis itu sedang menguping pembicaraan ayah dan anak majikannya.
Oh... jadi pria itu akan bertunangan. Batin Aileen yang sedang menajamkan pendengarannya.
"Baguslah jika kau sudah tahu." ucap tuan Alex tidak ingin ambil pusing.
"Gadis berandal itu kabur dari rumah. Aku yakin dia tidak setuju untuk bertunangan denganku." ucap Evan dengan peraduganya.
Apa! jadi gadis yang akan menjadi tunangannya memilih kabur dari rumah? ya kurasa tindakan gadis itu patut diacungkan jempol. Mana ada gadis yang mau bertunangan dengan pria dingin yang sifatnya pemarah dan suka menghancurkan perusahaan orang lain, termasuk perusahaan ayahku. Aku bahkan sumpahin dia tak bakalan nikah sampai tua. Biarlah dia menjadi perjaka tua yang burikan hingga tak ada gadis yang mau meliriknya. Itulah akibatnya jika berurusan dengan putri tuan Smith. Batin Aileen dengan sumpah serapahnya yang sedang mengeluarkan unek-uneknya terhadap Evan.
"Namanya Violet, bukan gadis berandal. Violet tidak kabur dari rumah, dia hanya ada urusan penting di luar. Jika kau tidak percaya, datanglah ke pulau Liu. Semuanya akan terungkap dengan jelas di sana." ucap tuan Alex sembari bangkit dari duduknya. "Jangan sampai calon istrimu di rebut oleh salah satu ketua gangster." tambahnya dengan tatapan sinis.
Evan mengidihkan bahunya mendengar ucapan ayahnya, seolah ia tak peduli dengan semua itu. Ia memilih melangkah menuju kamarnya, meninggalkan ayahnya seorang diri di ruang tamu.
"Kenapa sifatnya sangat jauh berbeda dengan sifatku. Apa sifatnya itu turunan dari..." tuan Alex menjeda ucapannya. "Laurent" lanjutnya sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Kemudian pria paruh baya itu memilih kembali ke kamarnya.
Sementara Aileen bergegas keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mengelus dadanya setelah memastikan majikannya sudah pergi.
"Aku harus memastikan mereka tidur nyenyak. Setelah itu, barulah aku beraksi." ucap Aileen atau Karin dengan menyeringai tipis.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Transaksi barang terlarang yang dilakukan di pulau Liu sudah berlangsung satu jam lamanya. Obat-obatan terlarang, senjata api dan barang ilegal sudah ludes terjual. Transaksi tersebut saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Namun masih saja terjadi cekcok antara pemasok dan konsumennya. Perkelahian sudah tak terelakkan lagi hingga saling baku tembak.
Violet, Joy dan dua anggotanya tak bergeming di tempatnya. Mereka hanya menjadi penonton dan membiarkan orang yang berseteru itu saling membunuh. Tanpa ada yang mau ikut campur untuk melerai mereka.
Tak jauh dari mereka, Ares bersama anak buahnya terlihat sedang bermain biliar di teras Villa. Sesekali pria tampan itu curi-curi pandang ke arah Violet.
Bagaimana bisa ia tahu bahwa gadis yang berdiri tak jauh darinya adalah Violet? Jawabannya sudah pasti Ares tahu aksi penyamaran yang dilakukan oleh Violet.
Terdapat kamera pengintai yang tersebar di pulau Liu, namun tersembunyi. Hanya anak buah terpilihnya saja yang mengetahui kamera tersebut. Sehingga ia mampu mengetahui orang-orang yang berdatangan di pulau miliknya.
Kini situasinya sudah kacau balau dan terjadi aksi pemukulan yang dilakukan oleh anggota kelompok yang berseteru itu terhadap salah satu anggota The Hunter.
Tampak Violet mulai waspada disekitarnya, karena bisa saja membahayakan nyawanya bersama anak buahnya.
Dorr
Tiba-tiba sebuah peluru melesat ke arah Violet. Untungnya dengan sigap Violet menghindar cepat. Jika tidak, sudah dipastikan peluru tersebut bersarang di dadanya.
Violet langsung turun tangan melihat situasinya yang sudah tidak memungkinkan. Ia menggunakan kemampuan bela dirinya untuk melawan orang-orang yang tiba-tiba menyerangnya.
Sementara Ares yang melihat kekacauan itu langsung turun tangan untuk melindungi Violet. Namun sayangnya, Violet salah kaprah tentang Ares dan menganggap pria itu komplotan orang yang menyerangnya.
Violet langsung menodongkan pistolnya ke arah Ares, membuat Ares tampak tenang di tempatnya berdiri.
"Aku sangat yakin kau tidak akan membunuhku!" ucap Ares dengan tatapan sinisnya.
"Kau percaya diri sekali tuan." ucap Violet menyeringai dan langsung menarik pelatuknya. Hingga terdengar suara tembakan menggema di tempat tersebut.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Leng Loy
Wah siapa yang tertebak...
2023-09-15
0
Kak olaa
siapa yg kena tembak 😬
2023-06-26
0
Mita
lanjut thorr 💪
2023-06-26
0