"Hei! kenapa kau masih bengong!." ucap Violet sambil melambaikan tangannya ke depan wajah Ares, hingga membuat Ares gelagapan dan langsung melihat ke sembarang arah.
Violet berdengus kesal lalu berjalan ke arah samping untuk membuka pintu mobil Ares, kemudian bergegas masuk ke dalam mobil. Sedang Ares tersenyum tipis sambil geleng-geleng kepala menyadari tingkahnya yang sangat konyol di depan gadis galak itu.
"Kau ingin aku membawa kabur mobilmu hah!" teriak Violet sambil melirik ke arah Ares yang sama sekali belum beranjak dari tempatnya.
"Lakukan saja, jika kau tidak ingin berurusan dengan hukum alam ku!" timpalnya dengan seringai licik diwajahnya sambil membuka pintu mobilnya, lalu bergegas masuk ke dalam mobil.
Violet yang mendengar ucapan Ares langsung buang muka dan tidak ingin lagi meladeni pria itu berbicara. Andai saja bukan hutang budi, ia begitu ogah berurusan dengan pria jelek nan super brengsek itu.
Inilah yang menjadi masalahnya, ia sungguh tidak ingin berhutang budi kepada siapapun. Dan sekarang ia sudah terjebak dengan pria yang sampai sekarang belum ia ketahui namanya. Padahal ia sudah menyelidiki identitas pria itu, namun tak membuahkan hasil.
"Kau ingin aku memakaikan sabuk pengaman mu?" tanya Ares sambil mendekati Violet, sontak Violet langsung memundurkan tubuhnya dan tiba-tiba tangannya langsung menyentil kening Ares.
"Awwww, kasar banget sih!" ketus Ares sambil menyentuh keningnya.
"Makanya jangan coba-coba kau macam-macam kepadaku!" ucap Violet dengan tatapan sinis, lalu memasang seat belt.
Ares menggeram kesal lalu menancap gas meninggalkan tempat tersebut. Ia berkendara dengan kecepatan tinggi menuju kediamannya. Sampai-sampai Violet terus menggerutu kesal di dalam mobil karena cara Ares berkendara ugal-ugalan.
"Berhenti!" ucap Violet dengan nada tinggi, namun Ares tidak menggubris ucapannya.
"Aku bilang berhenti! aku akan turun sekarang!." teriak Violet di dalam mobil, refleks Ares langsung memelankan laju mobilnya, kemudian melirik ke arah Violet.
"Aku tidak akan menurunkanmu di jalan. Bukankah kau sudah menyetujui tawaranku, jadi patuhilah segala ucapanku." ucap Ares dengan tegasnya.
"Tapi kau itu cuma pria pemaksa dan mencoba menjebakku!" protes Violet. Refleks Ares berhenti di tengah jalan.
"Jangan main-main denganku nona, aku bisa saja membunuhmu sekarang juga!" ucap Ares dengan ancamannya yang tak main-main dan kedua mata elangnya menatap tajam ke arah Violet.
"Kau pikir aku takut kepadamu, tuan jelek yang pemarah! aku juga bisa saja menghabisi nyawamu sekarang juga!" ucap Violet dengan nada penekanan diakhir kalimat. Ia pun balik mengancam pria itu.
Ares memukul stir mobilnya mendengar ucapan Violet lalu mengulurkan tangannya mengambil pistolnya yang tersembunyi di dalam saku jasnya.
Tanpa basa-basi ia langsung menodongkan pistolnya ke arah Violet. Diluar dugaan Violet juga mengarahkan belati kecilnya ke arah leher Ares. Aura-aura gelap nan membunuh seketika menyelimuti keduanya.
Tatapan mata keduanya begitu mengintimidasi dan siap membunuh lawannya sekarang juga. Namun terdengar suara dering ponsel seseorang berbunyi nyaring hingga konsentrasi keduanya langsung buyar.
Ares tersadar bahwa ponselnya lah yang berbunyi, dengan cepat ia merogoh ponselnya dari saku jasnya. Hingga ia terhentak melihat panggilan masuk dari ibunya.
Ares melirik ke arah Violet dan langsung menurunkan pistolnya yang sempat di todongkan nya ke arah Violet, lalu memasukkannya kembali ke dalam saku jasnya.
Tanpa basa-basi Ares langsung mengangkat panggilan masuk dari ibunya, dengan pandangan masih saja tertuju ke arah Violet.
"Ada apa Mama?" tanya Ares di ujung telepon.
"Ares!, kau dimana? keluarga Kayla sudah datang. Pokoknya kau harus pulang!" ucap ibunya di ujung telepon dan tak ingin dibantah.
Sementara itu, Violet yang mendengar pembicaraan mereka hanya mampu diam dan menjadi pendengar yang baik.
"Baik Mama. Aku akan segera pulang." ucapnya lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Ares menatap Violet dengan tatapan sulit diartikan, lalu menghela nafas panjang. Perlahan tangannya terulur mengambil belati kecil di tangan Violet. Refleks Violet langsung menyembunyikan belati kecilnya di tangan satunya.
"Simpan saja pisau dapurmu. Aku tidak mungkin mati hanya benda kecil itu." sinis Ares sembari menyandarkan kepalanya di jok kursi. "Kau hanya membuang-buang waktuku. Dan kau tipikal gadis yang tidak konsisten." ucap Ares menghela nafas berat.
Violet mengepalkan tangannya mendengar ucapan pria itu. Ia kembali terpancing emosi, namun berusaha tidak terprovokasi hanya mendengar ejekan pria itu.
"Namaku King Ares Robinson dan aku peringatkan sekali lagi, kau ingin menerima tawaranku atau tidak? sebelum semuanya terlambat. Karena jika kau mundur sekarang, aku tidak akan menghalangimu. Tapi, aku menganggap mu sebagai gadis pecundang yang tak tahu balas budi. Namun, jika kau tetap menerima tawaranku, jangan anggap kau akan bisa lepas dariku. Aku akan membuatmu selalu berada di sisiku dan mengklaim mu sebagai milikku. Bagaimana?" ucap Ares panjang lebar kembali mengingatkan Violet. Jangan sampai gadis galak itu membuat keputusan secara sepihak.
"Jika aku sudah berada di dalam mobilmu, itu tandanya aku menerima tawaranmu. Ingat baik-baik, aku melakukannya hanya sekedar balas budi. Jadi tak perlu lagi kau memberiku sebuah pilihan." ucap Violet dingin dengan pandangan lurus ke depan.
Ares menyeringai tipis mendengar ucapan Violet dan langsung menancap gas menuju kediamannya. Ia sudah menduganya bahwa wanita itu tidak akan mundur dengan tawarannya.
Tak berselang lama mobil Ares memasuki kediamannya dan berhenti tepat di halaman rumah. Sebelum turun dari mobil, Ares sempat memberitahu Violet apa-apa saja yang harus dilakukan Violet ketika berpura-pura menjadi kekasihnya.
"Apa kau sudah mengerti?" tanya Ares sambil melirik ke arah Violet.
"Hemm." hanya deheman yang dilontarkan oleh Violet.
Ares tersenyum tipis dan bergegas turun dari mobil. Ia berjalan ke samping mobil membukakan pintu mobil untuk Violet. Tangannya diulurkan untuk menyambut gadis yang akan menjadi kekasih pura-pura nya itu
Perlahan Violet turun dari mobil sambil menerima uluran tangan Ares. Dengan sigap Ares langsung menggandeng tangan Violet dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Semua orang yang berada di ruang tamu langsung mengalihkan pandangannya pada dua sosok yang baru saja datang. Sementara sosok gadis cantik yang duduk di tengah-tengah diantara kedua orang tuanya langsung mengepalkan tangannya dengan mimik wajah berubah kesal.
Nyonya Laurent langsung bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati putranya.
"Ares! darimana saja kau? dan siapa gadis yang bersamamu?" ucap Nyonya Laurent dengan suara pelan yang langsung melontarkan deretan pertanyaan kepada putranya. Tatapannya begitu tidak suka melirik sosok gadis yang bersama putranya.
Sementara Kayla sudah tak tenang di tempatnya. Kedua matanya memancarkan kilatan amarah dan hatinya mendadak perih melihat pria yang sangat dicintainya bersama seorang gadis.
"Aku habis menjemput kekasihku mama. Perkenalkan, ini Violet, dia kekasihku dan sekaligus calon istriku!" ucap Ares dengan entengnya. Membuat Violet terbelalak kaget mendengar penuturan pria itu.
"Apa!" Nyonya Laurent terlonjat kaget mendengar ucapan putranya. Namun dia sebisa mungkin terlihat baik-baik saja dan mencoba tidak peduli dengan ucapan putranya. "Jangan membahasnya sekarang, Ares. Sebaiknya duduk." perintah ibunya.
Ares kembali menarik tangan Violet dan memintanya untuk duduk bersama. Sedangkan Violet hanya mampu menuruti ucapan Ares.
Sekarang Violet menjadi kikuk duduk di samping Ares. Pasalnya tatapan tiga sosok wanita berbeda usia begitu tidak suka menatap kearahnya.
Kenapa jadi begini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?. Batin Violet bertanya-tanya dalam hati.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ade
jangan lama-lama up nya thor
2023-06-21
0
Reni Anjarwani
doubel2 up
2023-06-21
0
Mita
lanjut thorr
2023-06-21
0