Violet tersenyum puas sambil meniup ujung pistolnya lalu mengangkat sebelah tangannya menandakan bahwa barangnya memang benar-benar bagus.
"Kerja bagus kalian." ucapnya pada pria bertubuh kekar dengan sebuah tato di tangan kiri pria itu.
Pria bertato itu hanya mampu membungkuk hormat di hadapan ketuanya lalu bergerak menyusun pistol tersebut pada lemari khusus menyimpan senjata api.
"Terus asah kemampuan bela diri anggota The Vio jangan sampai musuh berdatangan menyerang kelompok kita. Seluruhnya aku percayakan kepadamu, Joy." ucap Violet pada tangan kanannya.
"Baik ketua." ucap Jey dengan anggukan kepala.
"Joy, kapan transaksi barang terlarang itu dilakukan?" tanya Violet sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada melirik ke arah pria bertubuh kekar yang berdiri tidak jauh darinya.
Pria bertubuh kekar yang dipanggil Joy langsung mengalihkan pandangannya ke arah ketuanya.
"Kemungkinan dua atau tiga hari ke depan, ketua. Menurut informasi yang aku dapatkan, transaksi barang terlarang itu akan dilakukan di pulau Liu dan pelaksanaannya begitu tertutup." jawab Joy sambil mengelus-elus pistol di tangannya. "Apa ketua berkeinginan datang ke...." Joy tidak melanjutkan ucapannya karena Violet dengan cepat memotong ucapannya.
"Aku akan datang, sudah lama aku tidak menghadiri acara besar seperti itu. Dan ya... aku ingin bertemu langsung dengan para ketua mafia kelas kakap yang sangat ditakuti di belahan dunia ini." ucap Violet menyeringai.
"Eemm... apa ketua sudah yakin? mengingat transaksi seperti itu terkadang terdapat kecurangan di dalamnya. Besar kemungkinan bisa saja terjadi aksi saling menyerang, bahkan saling bunuh-membunuh di tempat itu juga." jelas Joy mengingatkan ketuanya.
"Aku sama sekali tidak takut, sudah banyak tantangan berat yang ku lalui hingga bisa seperti sekarang ini. Apa kau mencoba menakut-nakuti ku dengan mengatakan hal seperti itu, Joy ?" ucap Violet dengan tatapan penuh curiga.
"Tidak ketua, aku sekedar mengingatkan saja. Karena aku tidak ingin ketua sampai terluka." ucap Joy sambil menundukkan pandangannya.
"Terluka? itu sudah menjadi makanan sehari-hariku selama menjadi seorang mafia, hingga aku berhasil mendirikan kelompok The Vio yang beranggotakan kau dan lainnya. Jadi tidak perlu khawatir Joy, aku queen mafia dan tidak memiliki rasa takut akan namanya kematian. Karena mau bagaimana pun, nantinya kita akan mati, entah sekarang, besok ataupun lusa tidak ada yang dapat mengetahuinya. Setidaknya aku harus selalu melindungi diriku, begitu halnya dengan kau." ucap Violet panjang lebar.
"Baik ketua. Aku akan menginformasikan kepada yang lainnya perihal kedatangan anda." ucap Joy sopan. Pria tiga puluh lima tahun itu sudah seperti kakak bagi Violet. Terkadang menegur atau sekedar mengingatkan ketuanya jika melakukan hal yang bisa membawanya dalam bahaya.
"Oke. Waktu sudah larut malam, aku harus pulang." ucap Violet sambil menepuk bahu Joy, lalu melenggang pergi.
Seluruh anggota kelompok The Vio kompak membungkukkan badannya ketika melihat ketuanya berjalan melewatinya hingga tak terlihat lagi dibalik pintu keluar.
🍁🍁🍁🍁
Pagi-pagi sekali Violet berangkat ke bandara. Ia kembali ke negara xxx untuk menyelesaikan pekerjaannya di sana selama kurang lebih dua hari lamanya.
Walaupun ibu tersayangnya sempat mengomelinya dan memintanya untuk tinggal di rumah, namun bukan Violet namanya jika tidak memiliki ribuan alasan untuk menghentikan ibunya.
Selama menempuh perjalanan berjam-jam lamanya, akhirnya Violet sampai di hotel tempat ia menginap. Hana dan Michael sudah menunggunya di lobi hotel sedari tadi saat Violet tiba di bandara internasional negara tersebut.
"Miss Violet, aku pikir kau sudah tidak mau datang." ucap Michael tersenyum sinis kepada Violet.
"Aku sudah janji akan datang, tidak mungkin aku mengingkarinya." ucap Violet dengan tatapan dingin.
"Biar aku yang antar Miss Violet ke kamar." ucap Hana antusias dan Violet hanya mampu menggangguk menanggapi ucapannya asisten pribadinya.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Gedung perkantoran dengan puluhan lantai berdiri kokoh di pusat kota. Di lantai tertinggi perusahaan tersebut tampak sosok pria tampan tengah berkutat dengan pekerjaannya. Pria itu tidak lain adalah Ares.
Tumpukan laporan dan dokumen penting tersusun rapi di atas meja kerjanya dan sudah siap di bubuhkan tanda tangan. Kepala Sekretaris Robin mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan atasannya. Namun karena sang atasan tengah sibuk dengan pekerjaan hingga tak mampu mendengar ketukan pintu diluar ruangan.
"Tuan Ares" panggil Sekretaris Robin, namun lagi-lagi sang atasan tak mengindahkan panggilannya.
"Tuan Ares!" ucap Sekretaris Robin sedikit meninggikan suaranya, hingga membuat sosok pria tampan yang menempati kursi kebesarannya langsung menoleh ke arah pria setengah baya itu.
"Ada apa?" tanyanya santai sambil menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya menatap kesal pria paruh baya yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Nyonya meminta anda untuk pulang cepat hari ini. Jangan sampai anda lupa bahwa nanti malam akan diadakan acara makan malam bersama di rumah utama." jelas sekretaris Robin.
"Ya, aku akan pulang tepat waktu." ucap Ares sambil menghela nafas berat. Ia sudah bisa menebak acara nanti malam pastinya membahas tentang gadis yang akan dijodohkan dengannya.
"Kau boleh keluar." ucap Ares dingin mengusir sekretaris Robin.
Sekretaris Robin langsung membungkukkan badannya lalu pamit undur diri dari hadapan atasannya.
Sementara itu, Ares menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil memejamkan matanya hingga bayangan sosok gadis yang pernah menyerangnya terlintas di pikirannya.
Buru-buru Ares membuka matanya hingga seringai licik terpatri diwajahnya.
"Aku harus menemui gadis itu. Dia harus membantuku." gumamnya menyeringai tipis.
Ares segera menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari tahu keberadaan gadis itu. Tak butuh waktu berjam-jam lamanya ia sudah menemukan titik keberadaan gadis itu yang sedang berada di pusat perbelanjaan.
Tak ingin menunda-nunda waktu, Ares memilih menghentikan pekerjaannya. Karena ia harus menemui gadis yang pernah menyerangnya tempo hari.
Setibanya di salah satu pusat perbelanjaan di kotanya, Ares memarkirkan mobilnya terlebih dahulu dan bergegas turun dari mobil. Ia mengedarkan pandangannya ke arah pintu masuk hingga mampu menangkap sosok gadis yang ingin ia temui berjalan santai bersama seorang gadis berpenampilan culun dan pria dengan gaya gemulai. Mereka adalah Violet, Hana dan Michael.
Tanpa basa-basi, Ares melangkah cepat menghampiri gadis itu sebelum pergi.
"Bisa bicara sebentar." ucap Ares dan langsung menghadang Violet. Sontak Violet langsung mengalihkan pandangannya ke arah Ares.
"Aku sedang sibuk" ketus Violet dan terlihat begitu cuek. Dengan santainya Violet kembali berjalan melewati Ares. Namun baru dua langkah, Ares langsung mencekal tangannya.
"Lepaskan!" ucap Violet dengan tatapan tajam.
"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu. Aku bisa saja membawamu dengan cara kasar. Menurut lah nona, jangan sampai aku menghancurkan kariermu." ancam Ares tak main-main.
"Hah...kau mengancam ku!" ucap Violet tersenyum sinis.
"Kenapa? aku bisa saja melakukan apapun yang kuinginkan dan yang ku anggap benar, termasuk dirimu." timpal Ares dengan tegasnya. "Bukankah kau berhutang budi kepadaku." tambahnya dengan tatapan sinis melirik Violet, membuat Violet mengepalkan tangannya mendengar ucapan pria itu.
Hana dan Michael terkejut melihat pria tampan itu kembali bertemu dengan Violet. Lebih terkejutnya lagi mendengar ancaman pria itu yang tidak main-main.
"Baiklah" ucap Violet dan memilih mengikuti ucapan pria asing yang pernah menolongnya.
Ares mempersilahkan Violet masuk ke dalam mobilnya, tanpa banyak bicara Violet bergegas masuk ke dalam mobil Ares dan duduk di kursi samping kemudi, lalu disusul oleh Ares.
Kemudian Ares melajukan mobilnya menuju suatu tempat. Pasalnya ada hal penting yang harus ia sampaikan kepada Violet. Jika gadis itu tidak ingin bekerjasama dengannya, cara kotor pun bisa ia lakukan demi bisa mencapai tujuannya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Leng Loy
Dsni ada Ares dsna ada Evan 😀
2023-09-15
1
Fatma
lanjut
2023-06-19
1
Nurul Azimah
lanjut kak
2023-06-19
1