Sekarang Violet menjadi kikuk duduk di samping Ares. Pasalnya tatapan tiga sosok wanita berbeda usia begitu tidak suka menatap kearahnya.
Kenapa jadi begini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?. Batin Violet bertanya-tanya dalam hati.
Ketiga wanita yang menatap Violet yakni Nyonya Laurent, Kayla dan Nyonya Sera ( ibu Kayla). Mereka membatin dan bertanya-tanya tentang sosok gadis yang bersama Ares.
"Karena semuanya sudah berkumpul, kita sebaiknya bahas tentang rencana per....." Nyonya Laurent tidak melanjutkan ucapannya karena Ares langsung memotongnya cepat.
"Tunggu, jangan terlalu terburu-buru, Mama. Aku belum perkenalkan...."
"Ares!" Nyonya Laurent langsung menegur putranya untuk tidak melanjutkan ucapannya.
"Mama" Ares menatap bingung ibunya, sedangkan Violet sudah tidak nyaman duduk di tempatnya.
Sementara Oma Meggy yang sudah tahu betul situasinya langsung melerai mereka.
"Makanan sudah siap, ayo kita makan." ucapnya tersenyum ramah mengajak semuanya untuk makan malam bersama.
"Ya, benar yang dikatakan Oma Meggy." timpal Kayla tersenyum tipis dan berusaha memasang wajah ceria.
Kini mereka sudah berkumpul di meja makan. Aneka makanan dan minuman sudah tersaji di atas meja, mereka siap untuk menyantapnya.
Nyonya Laurent sudah mengatur kursi yang akan diduduki oleh Kayla dan Ares. Sehingga Violet duduk di kursi paling ujung, seolah tersingkirkan dari keluarga tersebut.
Sementara itu, Kayla mencoba menarik perhatian Ares dengan mengambilkan makanan untuknya, membuat Ares merasa muak dengan tingkah Kayla. Namun ia tidak bisa menghentikannya.
Sesekali Ares curi-curi pandang ke arah Violet yang duduk di kursi paling ujung. Hingga mereka mulai menikmati makanannya dengan hikmat.
Selesai makan malam bersama, mereka kembali melanjutkan obrolannya di ruang tamu. Dan inti dari acara tersebut adalah membicarakan perihal pertunangan antara Ares dan Kayla. Namun Ares tidak setuju dengan keputusan diantara kedua belah pihak.
"Aku tidak setuju. Karena sejujurnya, gadis yang berdiri di sampingku ini adalah calon istriku!" ucap Ares dengan entengnya lalu merangkul pinggang Violet, membuat Violet terbelalak kaget dan mencoba memindahkan tangan Ares karena merasa risih dengan tingkah laku pria itu.
"Bisakah kau patuh untuk kali ini." bisik Ares di telinga Violet, sontak Violet berdengus kesal lalu menginjak kaki Ares. Hanya terdengar suara umpatan yang keluar dari mulut Ares. "Awas kau!" kesal Ares melirik tajam Violet, sedang Violet santai-santai saja, namun dalam hati menggerutu kesal karena Ares mengambil kesempatan darinya.
Sementara itu, semua orang yang berada di ruang tamu terlonjat kaget mendengar ucapan Ares.
"Ares!" Nyonya Laurent kembali menegur putranya sembari bangkit dari duduknya.
"Untuk urusan pasangan, aku tidak ingin Mama dan Oma ikut campur. Biar aku sendiri yang menentukan gadis pilihanku!." ucap Ares serius menatap ke arah Ibunya.
"Apa-apaan ini, bagaimana bisa kau berkata seperti itu!. Jauh-jauh hari kami sudah menjodohkan kalian!" protes Ayah Kayla sambil menunjuk ke arah Ares. Pria paruh baya itu sungguh tak terima mendengar ucapan Ares.
"Bagaimana bisa seperti ini, jeng?" Nyonya Sera ikut melontarkan kata-kata protes mendengar ucapan putra dari rekan bisnisnya itu, yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.
"Jeng Sera, saya bisa jelaskan. Ini hanya kesalahpahaman." ucap Nyonya Laurent mencoba meyakinkan mereka.
"Mom, benar yang dikatakan tante Laurent." timpal Kayla cemas dan ikut membenarkan ucapan calon ibu mertuanya demi bisa menarik simpati. Ia tidak ingin orang tuanya mempercayai ucapan Ares.
"Mama, Oma, aku ingin mengantar Violet pulang." ucap Ares lalu menarik tangan Violet guna mengikutinya.
Ibu dan Omanya tidak menimpali ucapan Ares, karena mereka masih syok melihat tingkah laku Ares yang kembali membuat masalah. Sedangkan Violet hanya mampu membungkukkan badannya di hadapan mereka, lalu melangkah terseok-seok mengikuti langkah kaki Ares yang sangat lebar di depannya.
Sial! Ares, bagaimana bisa kau menggagalkan semuanya. Aku sudah menantinya sejak lama, apa kurangnya aku sampai kau memilih gadis lain dibandingkan dengan aku. Batin Kayla marah melihat kepergian Ares bersama seorang gadis yang menjadi saingannya.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Evan masih saja sibuk dengan pekerjaannya. Setiap pulang kerja, ia selalu menghabiskan waktunya di ruang kerjanya yang berada di lantai dua hingga larut malam.
Walaupun hidup di rumah mewah bersama ayahnya, namun hubungan komunikasi mereka tidak berjalan dengan baik. Keduanya hanya sibuk dengan dunianya masing-masing.
Evan meregangkan otot-ototnya yang kaku. Sampai sekarang ia merasa ayahnya menyimpan sebuah rahasia. Namun ia tidak bisa membuktikannya.
Perlahan tangannya membuka laci meja lalu mengambil dokumen penting yang selalu ia sembunyikan selama ini.
"Aku tidak tahu, apakah ini sebuah bukti atau tidak." gumamnya sambil menghela nafas berat.
"Ayah, aku tidak tahu apa yang kau lakukan dimasa lalu sampai ingin berpisah dengan ibu." ucap Evan lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sembari menatap keluar jendela melihat pemandangan langit yang tampak indah bertabur bintang.
Namun baru beberapa menit merasakan kedamaian, lamunannya yang sudah jauh entah kemana, seketika terbuyarkan mendengar suara ketukan pintu dari luar ruangan.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu berulangkali dari luar kamarnya, Evan langsung mengerutkan keningnya. Pasalnya tidak ada yang berani mengetuk pintu ruang kerjanya malam-malam begini. Kalau pun ada yang berani melakukannya, kemungkinan besar adalah ayahnya sendiri, tapi itu sangatlah mustahil.
Dengan malas Evan bangkit dari duduknya lalu melangkah untuk membuka pintu. Keningnya berkerut melihat sosok gadis berkacamata dengan rambut di kepang dua membawa nampan berisi secangkir kopi.
"Kau siapa?" tanya Evan dengan tatapan mengintimidasi.
"Ak-aku pelayan baru tuan!" ucapnya terbata-bata sambil memegang erat nampan yang dibawanya dengan pandangan tertunduk. "Namaku Karin, anda bisa memanggilku dengan Karin, Rin, atau terserah anda saja. Aku akan melayani anda dengan baik di rumah ini." tambahnya dengan raut wajah sedikit gugup.
Tak ada sahutan yang dilakukan oleh Evan. Kedua matanya hanya fokus menatap ke arah gadis berkacamata yang mengaku sebagai seorang pelayan baru.
"Aku membuat kopi untuk tuan muda." ucapnya sebisa mungkin untuk tersenyum, padahal raut wajahnya tampak gugup dan tak berani bertatapan langsung dengan tuan mudanya.
"Aku tidak minum kopi di malam hari, bawa saja ke dapur. Atau kalau perlu kau minum saja. Satu lagi, aku peringatkan kepadamu untuk tidak perlu membawa apapun ke kamarku ataupun ke ruangan kerjaku!." ucap Evan cuek lalu menutup pintu ruangannya dengan cara membantingnya, membuat gadis berpenampilan culun itu terlonjat kaget.
"Astaga! jantungku hampir saja copot gara-gara tuan muda arogan itu. Sabar Lee, kau bisa menghadapinya." gumamnya kesal sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Andai saja aku tidak memiliki misi di rumah ini, tidak mungkin aku menyamar menjadi seorang pelayan begini. Sungguh jahat kau ayah. Teganya membawa putrimu ke kandang harimau. Batinnya menjerit-jerit kecil dalam hati.
Kemudian gadis berpenampilan culun itu bergegas ke dapur untuk membuang kopi buatannya sendiri. Pasalnya ia pun tidak sanggup minum kopi di malam hari. Setelah selesai mencuci piring, ia melangkah menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya.
"Karin!"
"Ya!" gadis berpenampilan culun itu menoleh ke arah sang empunya. Hingga menghela nafas lega melihat wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan lah yang memanggilnya.
"Apa kau sudah memindahkan barang-barangmu di kamar pelayan?" tanya kepala pelayan kepada Karin.
"Sudah, semuanya aman dan beres." jawabnya antusias.
"Ya sudah, beristirahatlah jika pekerjaanmu sudah selesai." ucap kepala pelayan tersenyum tipis.
"Siap bos ku!" ucap Karin sembari membungkukkan badannya. Setelah itu, berlari kecil menuju kamarnya persis tingkah anak kecil.
Membuat kepala pelayan hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Dhiyaa
seruu nih,bkin penasaran.
2023-06-23
1
Fatma
lanjut dong thor
2023-06-23
1
Kak olaa
hati-hati evan pda karin
2023-06-22
1