Layar Sistem: baiklah Kevin dungeon ini dibagi menjadi lima lantai, lantai pertama berupa labirin yang selalu berubah tiap menitnya di dalamnya juga berisi Spectre yang kusarankan kamu lari saja jika melihat mereka karena mereka bisa membuat tubuh mereka tembus terhadap serangan dan material lainnya. Tujuanmu adalah mendapatkan kunci fraktal yang terletak di peti yang keberadaannya dirahasiakan.
Kevin memasuki lantai pertama dengan hati-hati, menyusuri lorong-lorong yang berubah-ubah dengan cepat. Dia harus mengandalkan instingnya dan kecepatan tanggapannya untuk menavigasi labirin yang penuh teka-teki ini.
Setiap sudut yang dia ambil membawanya ke persimpangan baru. Dinding-dinding terlihat serupa, tanpa tanda-tanda yang jelas untuk memberikan petunjuk arah. Kevin memutuskan untuk mengikuti nalurinya dan terus bergerak maju dengan hati-hati.
Tiba-tiba, dia melihat bayangan tak berwujud yang melayang di depannya. Spectre. Monster ini memiliki kemampuan luar biasa untuk membuat tubuhnya tembus terhadap serangan apa pun dan materi lainnya. Kevin tahu dia harus menghindari pertempuran dengan mereka.
Dengan cepat, Kevin berubah arah dan berlari melewati Spectre yang menghantui labirin itu. Dia merasakan napasnya terengah-engah dan detak jantungnya mempercepat ketika dia mencari jalan menuju peti yang berisi kunci fraktal.
Setelah berputar-putar di labirin yang rumit, Kevin akhirnya menemukan peti itu di sudut ruangan yang tersembunyi. Dia mengambil nafas lega saat dia membuka peti itu dan menemukan kunci fraktal yang berkilau di dalamnya.
Namun, kegembiraan Kevin hanya sebentar karena seketika itu juga, alarm berbunyi dan lantai mulai bergetar. Sebuah pintu raksasa terbuka di ujung lorong, mengungkapkan jalan menuju lantai berikutnya.
Kevin tahu dia harus segera melanjutkan perjalanan. Dia memegang kunci fraktal dengan erat dan melangkah melintasi pintu raksasa, siap menghadapi tantangan berikutnya di dungeon ini yang penuh dengan misteri dan bahaya.
Layar sistem: masih belum selesai Kevin aku akan memberimu petunjuk (garis biru muncul) ikuti hari biru itu dan kamu akan sampai di pintu labirin, lalu berhati hatilah karena pintu itu dijaga oleh Spectre freak yang memiliki kekuatan dua kali lipat dari yang kusebutkan.
Kevin mengikuti garis biru yang muncul di depannya, menyusuri lorong-lorong yang semakin gelap dan terjal. Setiap langkahnya terasa berat, karena kehadiran Spectre freak yang menjaga pintu labirin membuatnya merasa tegang.
Ketika Kevin mendekati pintu labirin, dia merasakan aura yang menakutkan memenuhi udara. Spectre freak muncul dengan tiba-tiba, wujudnya yang gelap dan mengintimidasi membuatnya tampak lebih kuat daripada Spectre biasa.
Spectre freak melontarkan serangan dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Kevin dengan sigap menghindari setiap serangannya, berusaha memanfaatkan kecepatan dan kelincahannya sebagai seorang Shadow Gunner. Dia menembakkan senjatanya dengan akurasi yang tinggi, berharap dapat mengenai Spectre freak yang licin.
Namun, Spectre freak mampu menghindari setiap serangan Kevin dengan kegesitan yang luar biasa. Serangan baliknya membuat Kevin terdorong ke belakang, mengingatkan Kevin akan perbedaan stats mereka. Kekuatannya yang dua kali lipat membuat pertarungan semakin sulit bagi Kevin.
Tapi Kevin tidak menyerah. Dia memanfaatkan kecerdasannya dan kreativitasnya untuk mencari celah dalam pertempuran. Dengan menggunakan kemampuan Shadow Master-nya, dia menciptakan bayangan palsu untuk membingungkan Spectre freak, mengalihkan perhatiannya sejenak.
Sementara Spectre freak tertipu oleh bayangan palsu, Kevin dengan cepat mendekat dan melancarkan serangan pamungkas. Dia menembakkan senjatanya dengan sekuat tenaga, mengarahkan tembakan ke titik lemah Spectre freak.
Serangan itu berhasil. Spectre freak terkena luka berat dan terlempar ke belakang. Kevin memanfaatkan kesempatan ini untuk melanjutkan perjalanannya, menuju pintu labirin yang dijaga.
Setelah melewati pertempuran yang sengit, Kevin akhirnya berhasil mencapai pintu labirin. Dia mengambil nafas lega, mengetahui bahwa tantangan berikutnya menantikannya di balik pintu itu.
Dengan hati-hati, Kevin membuka pintu labirin dan melangkah maju, siap menghadapi apa pun yang mungkin menantinya di lantai selanjutnya.
Kevin mengambil napas sejenak, merasa lega setelah berhasil mengalahkan Spectre freak dan mencapai pintu labirin. Namun, dia penasaran apakah dia akan mendapatkan reward atas penyelesaian lantai tersebut.
"Hey, Sistem," kata Kevin, "Apakah aku akan mendapatkan reward setelah menyelesaikan lantai ini? Aku penasaran apa ada sesuatu yang menanti."
Layar sistem berkedip sejenak sebelum menampilkan pesan balasan. "Tentu saja, Kevin. Setiap penyelesaian lantai akan memberimu reward yang pantas. Kamu akan menerima penghargaan dalam bentuk item khusus, experience points, dan mungkin juga kemampuan baru yang akan membantu petualanganmu di lantai selanjutnya."
Kevin merasa senang mendengar itu. Dia tahu bahwa reward tersebut akan menjadi motivasi baginya untuk terus maju dan menghadapi tantangan di setiap lantai.
"Tapi, sebelum kamu melanjutkan ke lantai selanjutnya, ada hal yang harus kamu ketahui," kata Kevin kepada sistem. "Apa tantangan yang menantiku di lantai berikutnya? Aku ingin tahu apa yang harus aku hadapi."
Kevin menunggu dengan antusias, ingin tahu apakah lantai selanjutnya akan lebih menantang daripada sebelumnya. Dia siap menghadapi apa pun yang akan diberikan kepadanya.
Layar sistem: haha tentu saja ada reward nya ini dia kamu mendapat 10 peluru Spectre bullet.
Kevin mendengar penjelasan tentang reward yang diberikan sistem setelah menyelesaikan lantai pertama. Namun, ketika dia mendengar bahwa reward yang diterimanya hanya berupa 10 butir peluru Spectre bullet, kekecewaannya tidak bisa disembunyikan.
"Apakah ini serius?" gerutu Kevin dengan nada kecewa. "Aku sudah melalui pertempuran berat dan melewati tantangan lantai pertama, dan reward yang kudapatkan hanya 10 butir peluru? Kamu benar-benar pelit, Sistem!"
Kevin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan ejekan kecil kepada sistem. Baginya, 10 butir peluru terasa seperti pemberian yang sangat sedikit setelah usahanya yang keras.
Layar sistem berkedip, menunjukkan bahwa sistem merespon ejekan Kevin. "Maaf, Kevin, tapi itu adalah reward standar untuk penyelesaian lantai pertama. Jangan khawatir, di lantai berikutnya rewardnya akan lebih besar. Ini hanya permulaan, dan kamu masih memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan reward yang lebih berharga."
Kevin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Meskipun kekecewaannya masih terasa, dia memahami bahwa ini hanya awal petualangannya. Dia harus tetap fokus dan berjuang untuk mendapatkan reward yang lebih baik di lantai selanjutnya.
"Demi kesempatan mendapatkan reward yang lebih baik, aku akan terus maju," gumam Kevin dengan tekad baru. "Lantai selanjutnya, aku siap menghadapimu!"
Dengan semangat yang baru, Kevin mempersiapkan diri untuk melanjutkan petualangan di lantai berikutnya. Dia menyesuaikan senjatanya, memeriksa persediaan amunisinya, dan memastikan dia siap menghadapi tantangan yang akan datang.
Sistem: matikan jawaban otomatis ai, woi apa maksudmu ngejek aku pelit asal kau tahu ya dek, harusnya kamu cuman kukasih 3 butir peluru.
Oh, maaf atas kekeliruan sebelumnya. Terima kasih telah mengklarifikasikan hal tersebut. Baiklah, mari kita melanjutkan dengan adegan reaksi Kevin.
Kevin terkejut saat sistem tiba-tiba mengeluarkan gaya bahasa yang berbeda dan nada bicara yang berubah-ubah. Ia merasa sedikit bingung dan ingin mengetahui alasan di balik perubahan tersebut.
"Maaf, Sistem, tapi kenapa gaya bahasa dan nada bicaramu selalu berubah-ubah?" tanya Kevin dengan wajah heran. "Pada awalnya, kamu berbicara dengan gaya formal dan santai, namun tiba-tiba kamu beralih menjadi lebih eksentrik dan berubah lagi. Apakah ada alasan di balik perubahan tersebut?"
Kevin menunggu dengan antusias untuk mendengar penjelasan dari sistem.
Sistem: oh yang formal itu asisten ku ai dan yang ini aku sistem.
Kevin mencoba mengalihkan topik dengan bertanya tentang alasan di balik pemberian hanya 10 butir peluru sebagai reward.
"Baiklah, Sistem," kata Kevin sambil memperlihatkan ekspresi sedikit kecewa. "Mungkin kamu bisa menjelaskan mengapa kamu hanya memberikan 10 butir peluru sebagai reward setelah saya menyelesaikan lantai sebelumnya? Sepertinya sedikit sedikit, bukan?"
Kevin menunggu dengan harapan agar sistem memberikan penjelasan yang memuaskan tentang jumlah peluru yang diberikan sebagai reward.
sistem: tentu saja karena peluru itu bukan peluru biasa, jika digunakan peluru itu akan menembus material yang menghalangi target dan akan langsung mengenai target, oh iya apa jenis senjata mu? aku lupa lagi
Kevin mengangguk mengerti, "Aku menggunakannya dengan senjata api, Sistem. Lebih tepatnya, senapan serbu dengan kaliber 5.56mm."
Sistem menyimpan informasi tersebut. "Baiklah, senapan serbu dengan kaliber 5.56mm. peluru nya sudah ku sesuaikan sekarang kamu bisa menggunakan nya tapi hati hati karena kamu cuma punya 10 peluru.
Kevin melihat dengan kecewa pada jumlah peluru yang diberikan. "Hanya 10 peluru? Rasanya cukup sedikit, tapi aku akan berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin," gumamnya.
Sistem memberikan penjelasan. "Ya, Kevin, memang jumlahnya terbatas. Namun, peluru ini telah disesuaikan dengan senjata api yang kamu miliki. Sekarang kamu dapat menggunakannya, tapi tetaplah berhati-hati karena kamu hanya memiliki 10 peluru."
Kevin mengangguk dengan mantap. "Aku akan menggunakannya dengan bijak dan berusaha memaksimalkan setiap peluru yang ada."
Sistem memberikan semangat pada Kevin. "Bagus, Kevin! Aku yakin kamu bisa menghadapi tantangan selanjutnya dengan baik. Jika kamu siap, mari kita lanjut ke lantai berikutnya. Berhati-hatilah dan tetap waspada!"
Kevin mengambil senapan serbunya yang sudah terisi dengan peluru khusus. Dia merasa semangat dan siap menghadapi apa pun yang menantinya di lantai berikutnya.
Sistem: baiklah lantai berikutnya adalah the mirror labirin yang terbuat dari kaca, lalu berhati hatilah terhada makhluk yang berada didalamnya mereka adalah Doppleganger yang dapat memasuki dunia cermin dan dapat membawa mu ke dunia cermin di dunia cermin mereka adalah penguasanya tujuanmu adalah menemukan jati diri sebagai kunci.
Kevin melangkah perlahan di dalam Mirror Labirin yang terbuat dari kaca. Cahaya memantul-mantul di sekelilingnya, menciptakan bayangan-bayangan yang misterius dan membingungkan. Dia merasa kebingungan dan terkecoh oleh cermin-cermin yang tampaknya menggandakan dirinya.
Kevin memperhatikan setiap cermin dengan ketelitian, mencoba membedakan antara bayangan asli dan Doppleganger yang mencoba meniru gerakannya. Namun, semakin dalam dia menjelajahi labirin ini, semakin rumit dan menyesatkan cermin-cermin itu.
Dia merasa seperti terjebak dalam pusaran illusi. Setiap kali dia berpikir dia menemukan jalan yang benar, cermin-cermin itu dengan licik mengubah jalur dan mengarahkannya ke arah yang salah. Kevin merasa frustrasi dan tegang, tapi dia tidak menyerah.
Dengan hati-hati, Kevin melanjutkan langkahnya, mencoba berpikir dengan jernih di tengah kekacauan cermin-cermin itu. Dia mencoba mengamati perbedaan kecil dalam gerakan dan ekspresi dirinya yang sejati, mencari tanda-tanda yang membedakan antara dunia nyata dan dunia cermin.
Waktu berlalu tanpa ampun, tetapi Kevin tidak menyerah. Dia terus bergerak maju, berusaha menemukan petunjuk yang akan membawanya ke jati dirinya yang sejati. Meskipun jalan terasa sulit dan penuh dengan rintangan, keinginan Kevin untuk menemukan kunci dan menyelesaikan lantai ini terus membara dalam dirinya.
Dia memutar otaknya, mencoba mencari strategi terbaik untuk melewati labirin ini. Kevin berusaha tetap tenang dan fokus, mengabaikan rasa putus asa yang mengintainya. Dia tahu bahwa dengan ketekunan dan kecerdasannya, dia pasti akan menemukan jalan keluar dari labirin yang rumit ini.
Kevin melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, terus memantau setiap cermin dan mencari petunjuk yang mungkin tersembunyi di balik mereka. Dia berharap bahwa saat ini, di tengah kegelapan dan kebingungan, keberanian dan kebijaksanaannya akan membawanya menuju jati dirinya yang sejati dan memecahkan misteri lantai ini.
Dia meneruskan langkahnya, menembus labirin cermin dengan tekad yang kuat. Kevin tahu bahwa meskipun rintangan dan kebingungan mungkin hadir, ia harus terus maju dan tidak menyerah. Dia siap menghadapi apa pun yang akan muncul di hadapannya, karena di dalamnya tersembunyi kunci untuk menemukan jati dirinya yang sejati.
Sistem: Kevin di lantai ini aku tidak bisa membantu mu karena jati dirimu kamulah yang tahu.
Kevin melangkah dengan hati-hati di dalam labirin cermin. Tiba-tiba, dari balik sebuah cermin, muncul bayangan yang mirip dengannya. Bayangan itu terlihat sama persis, tetapi diselimuti oleh aura gelap yang menyeramkan.
Kevin merasakan getaran yang ganjil di udara saat bayangan itu mendekatinya. Matanya yang gelap dan senyumnya yang meremehkan membuatnya tampak menyeramkan. Bayangan itu berbicara dengan suara serak yang menggetarkan jiwa.
"Jadi, akhirnya kita bertemu, Kevin," ucap bayangan itu dengan nada yang penuh dengan ketidakpercayaan. "Aku adalah Doppleganger mu, versi gelapmu yang selama ini tersembunyi. Aku berada di sini untuk menguji kekuatanmu dan menghadangmu dalam mencari jati diri."
Kevin merasakan adrenalin memuncak di dalam dirinya. Dia tahu bahwa pertarungan ini tidak hanya melawan musuh fisik, tetapi juga melawan bagian gelap dalam dirinya sendiri. Dia memegang erat senapan serbunya, siap menghadapi tantangan ini.
Bayangan itu meluncur maju dengan kecepatan yang menakjubkan, mencoba menyerang Kevin dengan kejam. Kevin dengan cepat menghindar, menggulung di sekitar bayangan untuk mengelabui dan mencari celah.
Perkelahian itu berlangsung dengan intensitas yang luar biasa. Setiap gerakan, setiap serangan dari bayangan itu tampak dipenuhi dengan niat jahat. Kevin mencoba menggunakan kecepatan dan keahliannya sebagai seorang Shadow Gunner untuk mengimbangi kekuatan bayangan itu.
Saat pertarungan berlanjut, Kevin merasakan kegelisahan di dalam dirinya. Dia harus menghadapi dan mengatasi bagian gelap dalam dirinya sendiri untuk mencapai jati dirinya yang sejati. Dia mengumpulkan keberanian dan kekuatan yang tersisa, menyerang dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Akhirnya, setelah serangkaian serangan yang sengit, Kevin berhasil mengalahkan bayangan itu. Bayangan itu perlahan-lahan menghilang, meninggalkan kegelapan yang menyusut perlahan. Kevin bernapas dalam-dalam, merasa lega dan puas dengan kemenangan ini.
Dia tahu bahwa perjalanan mencari jati diri masih jauh dari selesai, tetapi pertarungan ini memberinya keyakinan bahwa ia mampu menghadapi rintangan dan melawan bagian gelap dalam dirinya sendiri. Kevin melanjutkan langkahnya di dalam labirin cermin, menantikan petualangan berikutnya dengan harapan yang menggelora di hatinya.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments