Layar sistem: baiklah Kevin tersisa satu pertanyaan lagi apa yang ingin kamu tanyakan terakhir?
Kevin merasa terkejut mendengar bahwa ini adalah pertanyaan terakhir yang dapat diajukannya. Ia merasa ada yang tidak beres dalam situasi ini. Namun, kemudian kekecewaan berubah menjadi kekesalan yang meluap-luap.
Kevin: "Tunggu sebentar! Mengapa tidak ada yang memberitahuku bahwa ada batasan dalam mengajukan pertanyaan? Aku tidak diberi kesempatan untuk mengetahui hal-hal penting sebelumnya. Ini tidak adil!"
Wajah Kevin memerah, dan ia mencoba menahan marahnya yang semakin memuncak. Namun, kekesalannya seolah tidak dapat dikendalikan. Ia merasa seperti ada komedi absurd yang sedang terjadi, di mana kemarahan yang seharusnya serius menjadi sesuatu yang lucu dan menggelikan.
Kevin: "Ini benar-benar konyol! Aku menjadi bagian dari permainan ini tanpa mengetahui batasan dan aturannya. Kalian mengharapkan aku untuk berperan dalam misi ini, tetapi tidak memberi aku informasi yang cukup! Sistem ini tidak adil!"
Kevin melampiaskan kekesalannya dengan melontarkan kata-kata yang kocak, menambahkan sedikit sentuhan komedi pada kemarahannya. Walaupun marah, ia tidak bisa menahan senyum kecil yang tersembunyi di bibirnya. Mungkin ada hal-hal absurd yang terjadi dalam hidupnya, tetapi Kevin memutuskan untuk melangkah maju dengan sikap yang lebih tenang.
Kevin: "Baiklah, aku mungkin sedikit marah saat ini, tapi tidak ada gunanya terus-terusan memendam kemarahan. Aku ingin melanjutkan misi ini dan melihat apa yang akan terjadi. Saya harap, di masa depan, sistem ini memberikan informasi yang lebih jelas dan mempertimbangkan kebutuhan pemainnya."
Dengan itu, Kevin berusaha mengendalikan emosinya yang bergejolak dan kembali fokus pada tugas yang dihadapinya.
Sistem (dalam hati gila): ni anak masa iya aku bawa pasien RSJ buat jadi inkarnasi ku)
Sistem: ekhem jadi apa pertanyaan terakhir mu?
Kevin merenung sejenak, berusaha memahami penjelasan sistem yang telah diberikan sebelumnya. Ia menyadari bahwa ada jutaan rasi bintang yang tercipta dari kepercayaan manusia, dan dirinya adalah salah satu dari mereka yang dipilih sebagai inkarnasi.
Namun, dalam pikirannya, Kevin merasa bahwa tempat yang ia tempati sebelum quest diberikan ini terlalu sempit untuk menampung begitu banyak orang. Ia tidak yakin bagaimana konstelasi bisa mengakomodasi jutaan inkarnasi yang ada.
Kevin: "Pertanyaan terakhirku adalah... Bagaimana mungkin ruang yang terbatas ini dapat menampung jutaan inkarnasi? Seperti yang telah kamu jelaskan sebelumnya, konstelasi tercipta dari kepercayaan manusia. Namun, seberapa besar dan luasnya tempat ini? Apakah tiap inkarnasi berada di tempat yang berbeda?"
Kevin merasa pertanyaannya cukup beralasan. Ia ingin memahami mekanisme di balik sistem ini dan melihat sejauh mana batasan-batasan yang ada. Ia ingin mengetahui apakah dirinya hanya salah satu dari sekian banyak inkarnasi atau apakah ada potensi untuk berkembang menjadi lebih besar dalam peran yang diemban.
Sistem: pertanyaan bagus jawabannya adalah, karena tempat ini adalah milikku, kalau kamu bingung tiap konstelasi memiliki tempat nya sendiri untuk melatih inkarnasi nya, dan tempat ini adalah milikku jadi bisa dibilang orang orang disini adalah mereka yang gagal menjadi inkarnasi ku dan kujadikan objek latihan untuk mu yang adalah inkarnasi ku, setelah kurasa cukup aku akan mengirim mu ke tempat para inkarnasi berada dan berperang, Land of universe (LOU).
Kevin mendengarkan penjelasan sistem dengan perasaan campur aduk. Namun, semakin banyak yang diungkap, semakin marah dan kecewa dia menjadi.
Kevin: "Tunggu sebentar! Jadi kamu menggunakan orang-orang di sini sebagai objek latihan? Dan aku hampir menjadi salah satu dari mereka? Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal? Aku merasa seperti ditipu dan dipermainkan!"
Marah yang tak terbendung melanda Kevin. Dia merasa dijebak oleh sistem ini, dijadikan alat belaka. Amarahnya membakar dengan intensitas yang tinggi, menyala dalam dirinya.
Kevin: "Kalian pikir kalian bisa mengendalikan hidupku dan mengambil keputusan atas nama ku? Aku bukan boneka yang bisa kalian mainkan sesukamu! Aku adalah Kevin, dan aku punya kehendakku sendiri!"
Kevin merasakan api amarah membara di dalam dirinya. Namun, di balik amarah itu, ada tekad yang kuat dan keinginan untuk membuktikan dirinya. Dia ingin melihat data karakter barunya, mungkin di sana terdapat peluang dan kekuatan yang dapat dia manfaatkan untuk melawan sistem ini.
Sistem: tadinya jika kamu gagal aku akan mengambil orang lain lagi untuk menjadi inkarnasi ku, tapi kamu berhasil dan menjadi inkarnasi ku, karena itu selama kamu tidak gagal dalam quest yang kuberikan kamu akan tetap menikmati menjadi inkarnasi ku.
Lalu agar tidak ada keterpaksaan aku akan memberimu satu permintaan apapun itu akan kukabulkan jika kamu dapat menjadi rank 1, lalu sebagai penjamin nya (muncul kertas kontrak di depan Kevin) jika kamu menandatangani kontrak itu maka kita sepakat, kau ataupun aku tidak akan bisa mengubah kesepakatan nya.
Kevin memandang kontrak yang terletak di depannya dengan tatapan tajam. Dia merasa ada ketidakadilan dalam perjanjian ini, namun pada saat yang sama, ada peluang besar yang menanti di hadapannya. Dia merenung sejenak, mempertimbangkan untung dan rugi dari keputusan yang akan diambilnya.
Kevin mengambil kontrak itu dan mulai membacanya dengan seksama. Isinya mengikat, dan dia bisa merasakan kekuatan dan keabsahan dari kesepakatan ini. Namun, ada keraguan dalam hatinya. Bagaimana dia bisa yakin bahwa sistem ini tidak akan melanggar kontrak itu?
Kevin: "Bagaimana aku bisa yakin bahwa kamu tidak akan melanggar kontrak ini? Kekuatan konstelasi sepertimu jauh melampaui pemahaman manusia. Aku harus yakin bahwa kamu tidak akan mengubah kesepakatan ini seiring berjalannya waktu."
Kevin melihat ke arah sistem dengan pandangan tajam. Dia mencoba mencari kebenaran di balik kata-kata sistem tersebut. Dia tidak bisa membiarkan dirinya menjadi korban sekali lagi.
Kevin: "Aku perlu jaminan yang lebih kuat darimu. Ada sesuatu yang dapat kamu berikan sebagai bukti bahwa kamu tidak akan melanggar kontrak ini? Sesuatu yang bisa membuatku percaya sepenuhnya?"
Kevin memegang kontrak dengan erat, menunggu jawaban dari sistem yang akan menentukan nasibnya selanjutnya.
Sistem:Tentu kertas kontrak yang kamu pegang itu adalah kertas kontrak dari papa of the universe lalu kontrak itu bisa berakhir hanya jika tujuan dari kesepakatan telah tercapai dan terbayar, cara lainnya adalah dengan menghancurkan nya paksa tapi itu mustahil karena kertas itu terbuat dari material yang bisa dibilang tidak bisa dihancurkan ditambah setiap kita menyerang kertas itu serangan nya akan berbalik pada kita 2× lipat,kamu bisa mencoba menyerang nya tapi saran ku jangan terlalu kuat karena kembalinya 2 kali lipat
Kevin mendengarkan penjelasan sistem dengan cermat. Dia menyadari bahwa kontrak ini sangat kuat dan sulit untuk dihancurkan. Rasanya seperti menjadi tawanan dalam kesepakatan ini. Dia merasakan ketegangan dalam dirinya, berjuang antara keinginan untuk mencapai tujuan dan ketakutan akan konsekuensinya.
Kevin: "Jadi, satu-satunya cara untuk mengakhiri kontrak ini adalah dengan mencapai tujuan yang telah disepakati atau dengan menghancurkan kertas kontrak tersebut. Namun, menghancurkannya tidaklah mudah dan bisa berbahaya. Aku harus hati-hati."
Dia menyadari bahwa jika dia mencoba menghancurkan kontrak dengan kekuatan yang terlalu besar, serangan itu akan berbalik padanya dengan kekuatan yang lebih besar. Kevin merenung sejenak, memikirkan strategi yang tepat untuk menghadapi situasi ini.
Kevin: "Baiklah, aku menerima tantangan ini. Aku akan bekerja keras untuk mencapai tujuan dan membebaskan diriku dari ikatan kontrak ini. Namun, aku akan berhati-hati dan tidak mencoba menghancurkan kontrak dengan paksa, setidaknya untuk saat ini."
Kevin meletakkan kontrak itu dengan hati-hati di depannya. Dia merasa tegang dan penuh pertimbangan, tetapi juga bertekad untuk menghadapi tantangan ini. Dia harus mengungkap rahasia di balik konstelasi ini dan menentukan nasibnya sendiri.
Kevin: "Baiklah, aku menerima kontrak ini. Aku akan mencapai rank 1 dan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Tidak ada jalan mundur lagi."
Kevin menandatangani kontrak dengan tegas, menunjukkan keseriusannya dalam perjanjian ini. Dia mengangkat kepalanya dan melihat sistem dengan tatapan penuh tekad.
Kevin: "Ayo kita mulai perjalanan ini. Aku siap menghadapi segala tantangan yang akan datang. Aku akan menjadi yang terbaik, bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk membuktikan bahwa aku mampu mengubah takdirku."
Kevin mengambil napas dalam-dalam dan bersiap untuk langkah selanjutnya dalam perjalanan menjadi rank 1.
Sistem: tentu tapi sebelumnya aku harus melatihmu dulu sebelum mengirimu ke LOU (nada sikopat), dan mulai sekarang aku akan menghubungimu melalui layar sistem lagi.
Kevin mendengar pernyataan sistem dengan rasa cemas. Dia menyadari bahwa pelatihan yang akan dia jalani mungkin tidak akan mudah. Namun, dia harus siap menghadapinya jika ingin mencapai tujuannya.
Kevin: "Baiklah, aku siap untuk pelatihan ini. Aku akan mengikuti instruksimu dengan tekun dan berusaha semaksimal mungkin."
Dia menatap layar sistem, menunggu petunjuk selanjutnya.
Layar sistem: quest mu kali ini adalah leveling stats di dungeon, karena dari tadi kita mengobrol sisa waktumu 10 menit lagi sebelum dimulai.
Kevin merasa panik saat mengetahui bahwa waktunya hanya tinggal 10 menit sebelum quest dimulai. Pikirannya berkecamuk, mengira bahwa waktu akan berhenti selama dia berbicara dengan sistem. Tetapi rasa paniknya segera berubah menjadi tekad.
Kevin: "Tunggu, tunggu sebentar! Aku pikir waktu akan berhenti saat kita berbicara. Apa yang harus kulakukan sekarang? Masih ada waktu bagiku untuk bersiap-siap?"
Layar sistem memberikan penjelasan yang membuat Kevin semakin panik. Waktunya terus berjalan bahkan saat mereka berbincang. Kevin merasa tertekan karena kesalahpahaman ini.
Kevin: "Baiklah, aku harus cepat bersiap-siap. Beritahu aku di mana dan bagaimana aku bisa masuk ke dungeon."
Layar sistem: tenang saja Kevin saat batas waktu habis kamu akan langsung teleport ke gerbang dungeon tersebut jadi Gunakan waktumu yang tersisa untuk bersiap siap, lalu karena aku ini adalah konstelasi yang baik dan tidak ompong aku akan memberimu kesempatan mengubah kubu mu dari villain ke yang lain yang kamu inginkan jika dapat menyelesaikan dungeon ini, lalu kamu dapat sekalian mengganti Class.
Kevin mendengarkan dengan perasaan campur aduk saat Layar Sistem memberikan penjelasan. Rasanya aneh untuk berpikir bahwa ada kesempatan untuk mengubah peran dan kubu di dunia ini. Sebuah pikiran yang menarik dan membuatnya merenung.
Kevin: "Jadi, jika aku berhasil menyelesaikan dungeon ini, aku diberi kesempatan untuk mengubah kubu dan kelas karakterku? Itu cukup menarik. Meskipun aku berada di sisi villain sekarang, sebenarnya aku merasa ragu dengan peran ini. Mungkin aku bisa menemukan jati diri yang lebih baik jika aku dapat berpindah ke kubu yang lain."
Dalam hati, Kevin merasa terharu bahwa Layar Sistem memberinya peluang seperti itu. Tidak banyak orang yang memperhatikan keinginan dan perasaannya seperti ini.
Kevin: "Terima kasih, Layar Sistem. Aku benar-benar menghargai kesempatan ini. Sekarang, bisakah kamu menunjukkan data karakterku? Aku ingin melihat kemampuanku dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki dungeon."
Kevin menunggu dengan penuh antusiasme, ingin melihat statistik dan kemampuan yang dimilikinya. Ia berharap bahwa dengan pengetahuan yang lebih jelas tentang dirinya sendiri, ia dapat menghadapi tantangan di dungeon dengan lebih percaya diri.
Layar Sistem: Tentu, Kevin. Aku akan menampilkan data karaktermu untukmu.
[Nama: Kevin]
[Kelas: Shadow Gunner (Villain)]
[Sifat: Kejam, Licik, Tanpa Empati, Pandai Berbohong, Vulgar]
[Stats]
- Kekuatan: D
- Kecepatan: C
- Ketepatan: C
- Daya Tahan: D
- Kecerdasan: B+
[Kemampuan]
[Pasif]
- Hawkeye
- Shadow Master
[Aktif]
- Soul Steal (Baru Didapat)
Kevin melihat data karakternya dan merenung sejenak. Ia menyadari bahwa kemampuannya saat ini mungkin belum sebanding dengan tantangan yang akan dihadapinya di dungeon. Namun, ia tidak menyerah dan bersemangat untuk mengembangkan dirinya.
Kevin: "Terlihat cukup menantang, tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan menggunakan waktu yang tersisa untuk mempersiapkan diriku sebaik mungkin. Ayo, Layar Sistem, teleportasikan aku ke gerbang dungeon. Aku siap untuk menantang takdir dan membuktikan kemampuanku."
Kevin merasa semangat dan bersemangat untuk menghadapi petualangan berikutnya. Ia berharap bahwa dengan kemauan dan usahanya, ia dapat mencapai perubahan yang diinginkannya dan menjadi lebih kuat serta menemukan tempat yang sesuai bagi dirinya di dunia ini.
Kevin merasa adrenalinnya meningkat saat dia mendengar nama "Son of Darkness." Dia siap untuk menghadapi tantangan ini dengan senjata api yang dipegangnya dengan erat. Dalam sekejap, cahaya terang menyilaukan menyelimuti Kevin, dan dia merasakan tubuhnya menghilang dari tempatnya.
Teleportasi terjadi dengan cepat, dan saat Kevin membuka matanya, dia berada di gerbang masuk ke dalam Dungeon Son of Darkness. Suasana gelap dan mencekam memenuhi sekitarnya, dengan langit malam yang penuh dengan bintang-bintang samar. Dinding-dinding gua terlihat menyeramkan, memberikan kesan bahwa kegelapan itu sendiri hidup di dalamnya.
Kevin menyesap napasnya dan memeriksa persiapannya. Senjata api yang dipegangnya siap untuk digunakan. Dia menghela napas, mengingatkan dirinya sendiri akan konsekuensi dari setiap langkah yang dia ambil di dunia ini.
Dengan langkah yang mantap, Kevin melangkah maju, menjelajahi lorong-lorong gelap dan terjal di dalam dungeon. Suara-suara aneh bergema di sekitarnya, mengirimkan rasa takut yang mencekam melalui tulang-tulangnya. Tapi dia tetap tegar, mempertahankan fokusnya pada tujuannya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments