Valtor berdiri di geladak kapal yang besar, menjulang tinggi di atas sungai Neva. Kapal itu terlihat mencolok dan menjulang di antara armada kapal lainnya. Dengan latar belakang langit senja yang dramatis, Valtor terlihat sebagai sosok yang kuat dan mengesankan.
Dari atas kapal, Valtor memandang ke sekitar sungai yang berkilauan di bawahnya. Para pasukannya yang dipersenjatai dengan baik mulai menyusuri sungai, merayap dengan hati-hati dan berusaha mencari jejak Kevin. Di antara pepohonan yang lebat, mereka bergerak perlahan dan dengan penuh kewaspadaan, siap untuk melumpuhkan Kevin begitu ditemukan.
Kapal-kapal lain dalam armada Nevada juga berlayar di sungai Neva, menciptakan kehadiran yang mengesankan. Suara mesin kapal, bersama dengan kebisingan pasukan yang bersiap-siap, menciptakan suasana tegang dan menegangkan di sekitar sungai.
Valtor mengamati dengan seksama setiap gerakan pasukannya, memastikan bahwa tidak ada yang terlewat dan bahwa mereka siap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi. Dalam hatinya yang penuh kebencian dan niat jahat, dia berusaha mencari Kevin untuk mengakhiri perlawanan yang telah berlangsung begitu lama.
Dengan perlahan, pasukan Valtor menyusuri sungai, melewati aliran yang tenang dan belukar yang lebat. Mereka menempuh perjalanan dengan penuh ketekunan, siap untuk menghadapi bahaya apa pun yang mungkin muncul di depan mereka.
Sementara itu, Valtor tetap berada di atas kapal, memantau setiap perkembangan dengan cermat. Dalam pikirannya, Kevin adalah mangsa yang harus dijarah dan dihancurkan. Dia merasa semakin dekat dengan tujuan akhirnya, dan dia tidak akan berhenti sampai Kevin berada dalam genggamannya.
Dalam gelapnya malam yang semakin dalam, Valtor memimpin armada Nevada-nya dalam pengejaran yang tak kenal lelah. Dia merencanakan strategi dan taktik untuk menangkap Kevin dengan sempurna, memastikan bahwa tidak ada ruang bagi Kevin untuk melarikan diri.
Sungai Neva menjadi saksi bisu dari pertempuran yang tak terelakkan antara Kevin dan Valtor. Dalam keadaan yang semakin tegang, perjuangan mereka menuju kemenangan atau kehancuran terus berlanjut di sepanjang aliran sungai yang mempesona ini.
Sementara itu Kevin, dengan hati-hati dan kelincahan yang dimilikinya, muncul di antara pepohonan malam yang gelap. Dalam keadaan yang sepenuhnya tersembunyi di kegelapan, dia mengintai dan mengamati gerakan pasukan Valtor dengan cermat.
Ketika pasukan Valtor tidak menyadari kehadirannya, Kevin meluncurkan serangan mendadak. Dengan senjata yang dia rebut dari musuh sebelumnya, dia menembak dengan akurasi yang mematikan. Peluru-pelurunya menyambar kegelapan, menjangkau target dengan cepat dan tepat. Pasukan Valtor terkejut oleh serangan ini yang datang begitu tiba-tiba.
Saat kekacauan terjadi di antara pasukan Valtor, Kevin dengan cerdik mengambil kesempatan untuk menyusup dan mengambil senjata musuh yang tergeletak di tanah. Dengan cepat, dia memasukannya ke dalam inventarisnya, meningkatkan persenjataan dan persiapan untuk pertempuran berikutnya.
Saat pasukan Valtor berusaha mencari sumber tembakan, Kevin melanjutkan pelarian ke dalam kegelapan malam. Dia memanfaatkan keadaan yang sulit dideteksi oleh musuh, memanfaatkan bayangan dan kecerdasannya untuk melindungi diri dan melarikan diri.
Kevin tidak hanya mengandalkan kemampuan menembaknya. Dia juga menggunakan keahlian jebakannya untuk menciptakan rintangan bagi pasukan Valtor yang mengejarnya. Dalam kegelapan malam, jebakan-jebakan tersebut sulit terlihat, dan para pengejar menjadi korban dari perangkap yang telah dia siapkan dengan cerdik.
Saat Kevin terus bergerak melintasi lingkungan yang berubah-ubah, pasukan Valtor semakin frustasi dengan keberadaannya yang sulit dikejar. Malam yang gelap memberikan perlindungan dan keuntungan baginya, dan dia memanfaatkannya dengan bijaksana.
Di tengah kegelapan dan ketegangan yang melingkupi mereka, perburuan antara Kevin dan pasukan Valtor terus berlanjut. Kevin harus tetap waspada dan cerdik untuk menghindari penangkapan dan tetap selangkah lebih maju dari musuhnya yang kuat.
Kevin bergerak dengan gesit melalui bayangan-bayangan pepohonan yang menyelimuti tepi sungai Neva. Matanya terus memindai kapal-kapal yang berlayar di permukaan gelap air. Dia tahu bahwa menyerang kapal Valtor dengan bazooka akan menjadi pukulan yang signifikan bagi musuhnya.
Dalam pencariannya, Kevin menemukan posisi yang strategis. Sebuah bukit kecil yang terletak agak jauh dari kapal-kapal itu memberikan pandangan yang sempurna. Kevin merasa kesiagaannya meningkat saat dia mengambil bazooka yang baru saja dia ambil dari pasukan Valtor yang telah dia kalahkan sebelumnya.
Dengan hati-hati, Kevin melacak pergerakan kapal Valtor melalui bidikan bazookanya. Dia menunggu momen yang tepat, menyesuaikan pernapasan dan mengarahkan peluru ledak menuju target yang dipilihnya. Keheningan malam hanya terputus oleh suara deru sungai dan bunyi alam yang samar.
Ketika Kevin yakin telah menemukan kesempatan yang tepat, dia menarik pelatuk bazooka dengan mantap. Peluru ledak meraung meluncur dengan kecepatan tinggi, mengejar targetnya yang terdengar di kegelapan. Saat peluru itu menghantam kapal Valtor, terjadi ledakan yang hebat yang menyebabkan kekacauan dan kepanikan di atas kapal.
Kevin mengambil keuntungan dari kekacauan tersebut dan bergerak dengan cepat ke tempat bersembunyi baru. Dia tahu bahwa dia tidak boleh berlama-lama di satu tempat karena pasukan Valtor akan segera mencari penyebab serangan tersebut.
Dalam kegelapan malam, Kevin melanjutkan perjalanan melalui medan yang tidak diketahui. Dia tahu bahwa bahaya selalu mengintai, dan dia harus terus bergerak, menggunakan kecerdikan dan kekuatan yang dimilikinya untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.
Dengan bazooka di tangannya dan tekad yang membara, Kevin terus melangkah maju dalam perjalanan menuju kemenangan. Dia tahu bahwa konfrontasi dengan Valtor dan pasukannya masih belum berakhir, dan dia siap menghadapinya dengan segala yang dia miliki.
Dalam sekejap, kapal Valtor terpental oleh ledakan dahsyat. Serpihan-serpihan kapal dan api melambung ke udara, menciptakan pemandangan yang memukau namun mematikan. Namun, Valtor yang memiliki kekuatan sihir api, tidak terpengaruh oleh ledakan tersebut. Sebaliknya, dia menggunakan kekuatannya untuk menciptakan sepasang sayap api yang spektakuler di belakangnya.
Dengan sayap api yang membakar dengan kekuatan yang ganas, Valtor terbang di langit malam. Cahaya api yang memancar dari tubuhnya membuatnya terlihat seperti makhluk mitos yang menakutkan. Dia memanggil tekniknya yang dikenal sebagai SUNLIGHT, yang mampu mendeteksi keberadaan Kevin bahkan dalam kegelapan malam.
Dalam gerakan yang lincah, Valtor menciptakan bola api di tangannya. Api itu berputar dan berkelebat dengan kekuatan yang mematikan. Dengan cepat, dia melepaskan bola api tersebut menuju Kevin, dengan tujuan yang jelas untuk menghancurkan musuhnya.
Kevin, yang sedang berusaha menyembunyikan diri, merasakan panas yang tiba-tiba memenuhi udara. Dia melihat ke arah Valtor yang terbang di langit, bola api terus meluncur dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya. Tanpa waktu untuk berpikir, Kevin melompat ke samping untuk menghindari serangan tersebut.
Bola api melesat melewati Kevin dengan cepat, meninggalkan jejak kobaran api di belakangnya. Kevin merasakan kepanasan api yang menghujam di sampingnya dan menyadari betapa berbahayanya kekuatan sihir yang dimiliki oleh Valtor. Dia tahu bahwa dia harus mencari cara untuk melawan musuhnya yang kuat ini jika ingin bertahan hidup.
Saat Kevin mengambil napas dalam-dalam, dia mengumpulkan keberanian dan kekuatannya. Dia memahami bahwa pertempuran yang sebenarnya masih belum dimulai. Dalam ketegangan dan ketahanan, Kevin bersiap untuk melanjutkan pertarungan melawan Valtor yang menyeramkan.
Setelah serangan Kevin dengan minigun dan bazooka terbukti tidak efektif, Valtor yang dilindungi oleh zirah api mengeluarkan serangan balasan yang menghancurkan. Kevin merasa kewalahan dengan serangan api yang tak henti-hentinya dan melihat pepohonan disekitarnya terbakar, menyebabkan oksigen menipis. Dalam keadaan terdesak, Kevin menyaksikan Valtor terbang di udara, membelakangi bulan yang menerangi malam.
Dengan suara yang menggema, Valtor menciptakan serangan terakhirnya. Suaranya penuh dengan keangkuhan saat ia menyatakan, "Ini adalah akhirmu, Kevin!" Kevin, yang sudah pasrah, hanya bisa memandang tanpa daya saat serangan mematikan tersebut terbang menuju arahnya.
Namun, tiba-tiba, Kevin teringat akan peluru Spectre yang telah dia dapatkan sebelumnya. Tanpa ragu, dia mengganti senjatanya ke senapan serbu miliknya dan dengan cepat memasang sepuluh peluru Spectre yang dimilikinya. Dia berharap bahwa peluru ini mampu menembus zirah api Valtor dan mengakhiri pertempuran ini sekali dan untuk semua.
Dengan kepercayaan dan harapan yang membara, Kevin menembakkan sepuluh peluru Spectre dengan kecepatan dan kekuatan penuh. Peluru-peluru itu meluncur dengan cepat dan keanggunan yang menakjubkan, menembus lapisan zirah api yang melindungi Valtor. Ledakan dan sinar cahaya yang mempesona menghiasi langit malam saat peluru-peluru Spectre menimbulkan luka fatal pada Valtor.
Valtor, yang terkejut dan takjub oleh kekuatan tembakan tersebut, merasakan api yang membakar tubuhnya semakin padam. Luka-luka yang ditimbulkan oleh Spectre bullet membawa kedamaian yang lama dinanti oleh banyak orang. Dalam momen terakhir, Valtor terjatuh dari ketinggian dan mendarat dengan hancur di tanah, tak berdaya dan sekarat.
Kevin, yang melihat hasil serangannya, merasakan campuran rasa lega dan kepuasan. Dia menyadari bahwa ini adalah peluang terakhirnya untuk mengakhiri ancaman Valtor dan membawa perdamaian kembali ke dunia. Meskipun tubuhnya terluka dan kelelahan, tekadnya tetap teguh. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk konfrontasi terakhir dengan musuh-musuh yang tersisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments