Setelah pertengkaran hebat malam itu, suasana di rumah itu pun berubah jadi dingin. Resya tak lagi banyak bicara, begitu juga dengan Dean. Mereka saling diam, namun tetap melakukan tugasnya masing-masing. Berbicara seperlunya saja, dan tidak bicara jika tidak ada yang penting.
Pagi hari, Dean yang baru saja selesai berganti pakaian langsung pergi ke meja makan. Di sana, sudah tertata banyak hidangan. Resya lagi-lagi tak terlihat menemani Dean. Dirinya masih sibuk di kamar sang anak.
"Apa yang tadi nyonya lakukan di sini?" tanyanya pada sang pelayan.
"Nyonya menata makanan di atas meja, lalu pergi ke kamar Tuan Mike, Tuan," sahutnya dengan tatapan ragu. Maklum saja, suasana rumah yang memanas membuat penghuninya tentu merasa tidak nyaman.
"Oh." Hanya itu yang Dean katakan. Dirinya pun mulai menyantap hidangan pagi ini.
"Kenapa rasanya berbeda dari biasanya? Apa kalian lupa bagaimana caranya memasak?" ucapnya sambil melirik sang pelayan dan beberapa rekan yang ada di belakangnya.
"Maafkan kami, Tuan."
"Yang ini terlalu asin. Yang ini terlalu manis. Yang ini terlalu hambar. Hanya satu menu yang selamat dari rasa yang aneh. Aku tidak habis pikir mengapa Resya mau menggaji kalian mahal-mahal padahal makanan yang kalian sajikan tidak cocok di lidahku." Dean meletakkan kembali sendoknya hingga terdengar suara dentingannya ketika bersentuhan dengan piring. Beberapa nasi berhamburan keluar piring bersama rasa terkejut para pelayan itu.
"Maafkan kami, Tuan. Kami tahu kalau keahlian kami belum sempurna. Kami akan terus mencoba bekerja lebih keras lagi agar mendapatkan hasil maksimal."
"Sudahlah, aku tidak sempat mendengar ceramahmu. Kalian makan saja menu makanan tidak enak ini!"
Dean langsung meninggalkan meja makan dan pergi menuju ke mobilnya dengan mood yang jelek. Suasana rumah sangat tidak enak, sekarang ditambah lagi cita rasa masakan pelayan yang sangat buruk. Terlalu berbeda dari biasanya.
Sesampainya di kantor, Dean melihat banyak sekali pelamar yang akan menjalani interview untuk posisi sekretaris. Matanya pun menangkap sesosok wanita yang sangat dikenalnya. Tiara sedang duduk di antara para pelamar menunggu untuk dipanggil ke ruangan HRD.
Namun, saat bertatapan mata, Tiara langsung mengalihkan pandangannya. Dean tahu jika gadis itu tidak mau kalau para pelamar mengetahui bahwa mereka sudah mengenal sebelumnya.
Sesampainya di ruangannya, Dean pun duduk di kursi kebesarannya. Perutnya masih lapar, tapi moodnya sudah jelek.
Akan tetapi, saat Anne masuk, dia pun mencium aroma yang sangat lezat hingga membuat cacing di perutnya mulai berdemo.
"Anne, apa yang kau bawa?" tanyanya penasaran.
"Ini, Tuan, ada seseorang yang mengirimkan makanan untuk Anda pagi ini. Katanya, ini kiriman dari teman, bukan calon bawahan." Anne meletakkan makanan itu di atas meja Dean, lalu pergi keluar.
Dean pun memeriksa pengirim yang ada di bekal itu. Ternyata bekal itu dari Tiara.
MAKANLAH, DAN DOAKAN SEMOGA AKU DITERIMA.
Dean hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Dia pun langsung membuka bekal tersebut dan menyantapnya dengan lahap.
"Astaga, Aku tidak tahu jika dia pintar memasak. Terima kasih, Tiara," ucapnya pelan sambil terus memakan bekal itu.
Setelah memastikan perutnya kenyang, Dean pun langsung memantau para pelamar yang sedikit demi sedikit berkurang. Nantinya, akan ada beberapa kandidat yang memenuhi syarat dan lolos di tahap berikutnya. Jika tahap pertama tes kemampuan otak, maka tahap berikutnya adalah tes jiwa sosial mereka. Karena Dean tidak mau mempekerjakan karyawan yang tidak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dan tes itu akan dilakukan secara tersembunyi hingga kandidat tidak menyadari jika sedang di tes.
***
Akhirnya kepala HRD mengatakan jika ada tiga kandidat yang menang. Ada nama Nilam, Lila, dan Tiara. Dean tersenyum melihat ada nama sahabatnya di sana. Dia tahu jika Tiara pasti bisa melewati tahap tersebut. Dia akan segera menjalaninya di panggilan berikutnya yaitu beberapa hari mendatang.
Sore harinya, Dean pun bersiap untuk pulang. Akan tetapi, tiba-tiba saja ada pesan masuk dari Aiden.
[Ayo minum teh, adik ipar.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Yuli maelany
kenapa kamu tak bertanya siap yang masak sarapan mu itu,siapa tau itu adalah istri mu, yang lagi lagi bersusah payah memasak untuk mu.....
2023-06-08
0