Bab 14 Interview With Bos

Besok paginya, jangan ditanya sudah pasti bangunnya telat lagi! Kali ini Ningsih gak terlalu lama mandi dan dandannya, yang penting badan basah dan bedakan sama lipstik juga parfum yang lebih penting.

Kalau Sumiatun, meskipun kesiangan dia masih seperti biasa, mau tidur berapa jam juga ujung-ujungnya juga bangun pagi, karena sudah jadi kebiasaannya.

"Ning, buruan! Gw tinggal yak!" teriak Sumiatun dari depan kamar mereka.

"Tunggu bentar napa, dikit lagi! Ya elah, mana ini resleting pake nyangkut lagi!" sahut Ningsih kesel resleting tasnya susah ditutup.

"Sebodo amat aja deh, yang penting ketutup dikit!" ujarnya berlalu dan menyusul Sumiatun yang sudah menunggunya didepan.

"Itu tas lu gak ketutup rapat," ujar Sumiatun mengingatkannya.

"Biarin, ntar gw pegangin. Yuk ah, nanti telat loh!" ucap Ningsih.

Sumiatun mengelus dadanya dengan sabar menghadapi makhluk yang satu ini, dia yang telat dia juga yang rempong. Mereka mengejar bus menuju kampus dengan cepat, dan syukurlah gak terlambat.

Sesampainya di kampus, mereka langsung masuk kedalam kelas, cuma ya si Ningsih malah kerepotan sama resleting tasnya yang ngadat gak mau ketarik sama sekali. Dan gimana ini bisa terjadi, terulang lagi dan lagi kejadian yang sama lagi.

Bruk!

Dan seolah takdir mereka sudah ditetapkan, jika bertemu selalu diawali dengan tabrakan terus. Tapi kali ini Ningsih gak terlalu peduli, dia hanya mengucapkan kata maaf sambil sibuk mungutin barang-barangnya yang jatuh berserakan.

"Kau lebih baik seperti ini dibandingkan seperti biasa, lebih enak dilihatnya" ujar Seonho, setelah membantunya membereskan barang-barangnya Ningsih dia langsung pergi.

Ningsih gak tau harus senang atau kesel dengernya, ini anak lagi muji atau ngenyek? Rasa suka masih ada tapi gak menggebu-gebu seperti biasa, dia udah lose feeling buat deketin nya lagi.

"Fokus-fokus!" ujarnya sambil masuk kedalam kelas.

Satu jam pelajaran sudah selesai, Ningsih pamit mau ke toilet benerin dandannya yang belum sempat dia rapikan. Sedangkan Sumiatun udah izin ke dosen mata pelajaran selanjutnya untuk gak masuk, ya meskipun di omelin juga sih perkara hari kuliah pertama udah main izin-izin aja.

"Ning, gw pergi dulu yah. Doain semoga interview nya lancar," ujar Sumiatun nyamperin Ningsih di toilet wanita.

"Iya, good luck ye.." sahut Ningsih masih fokus sama mukanya.

"Itu dempul gak usah kebanyakan, jadi kagak cakep lu! Lagian tadi juga udah cakep kok, ini malah dikasih dempulan lagi! Menurut sahabat yang baik dan benar, mending lu gak usah dempulan kayak gini, lu udah cantik dari sononya, Ning.. Yakin deh, tu cowok juga bakalan suka dengan sendirinya.." ujar Sumiatun memberi petuah kepada sang sahabat.

Perkataannya Sumiatun membuat Ningsih jadi terdiam, dia jadi teringat dengan ucapannya Seonho pagi tadi. Tapi setelah itu dia buru-buru geleng kepala, masa iya cowok dingin kayak dia yang gak ada angin dan gak ada hujan, langsung suka sama dia?

"Sebodo' teuing, aing sudah tak respek sama tuh cowok, kelewat dingin! Gak cocok sama hatiku yang hangat ini.." ujarnya sambil melanjutkan dandannya.

Sementara itu, Sumiatun sudah berada di depan halte dekat kampusnya menuju alamat kantor, yang diberikan oleh Seojun kemarin. Seonho melihatnya dan langsung menghampiri Sumiatun.

"Nona, Somi?" panggilnya.

"Eh, situ tau sama gw? Eh, maksudku aku?" tanya Sumiatun heran, belibet banget ngomongnya.

"Tentu saja, kita sering bertemu juga kok. Kamu mau ke gedung Tower Park? Ayo bareng sama saya.." ucap Seonho datar, Sumiatun juga bingung liat ekspresinya, ini cowok beneran ngajak bareng atau gimana? lempeng amat mukanya!

"Kenapa? Aku juga mau ke sana, tuan.. Emm, Seojun mengatakan jika kamu bakalan mau melamar pekerjaan di sana, ayo bareng juga!" ujar Seonho lagi langsung meralat ucapannya tadi.

"Ooh, jadi kamu ditawari juga sama dia soal pekerjaan itu. Baiklah, aku ikut.." ucap Sumiatun tanpa curiga sedikitpun.

Cuma masalahnya dia merasa aneh aja seorang mahasiswa baru, yang mau ikut cari pekerjaan tapi penampilannya kece bener! Dari penampilannya saja udah jelas itu barang-barang branded, bawa mobil keren lagi.

"Sudahlah, mungkin dia mau mandiri gak mau terlalu terikat dengan orang tua. Katanya di Korsel anak-anak muda sekarang banyak yang hidup mandiri, jauh dari orang tua. Kemungkinan sih begitu.." gumam Sumiatun berusaha berpikir positif.

Sesampainya di gedung Tower Park, dia terkagum-kagum dengan bentuk bangunannya yang begitu modern dan sangat artistik sekali. Benar-benar definisi gedung kemajuan teknologi masa depan.

"Kau masuklah lebih dulu, ikut antrian pendaftaran sama seperti mereka. Nanti bakal diarahin sama staf yang ada di sana, aku mau parkir mobil dulu.." ujar Seonho.

Sumiatun mengangguk, lalu dia masuk kedalam gedung dan sebelumnya dia melewati security untuk melakukan scanning keamanan, benar-benar gedung yang canggih dan sangat aman sekali.

Sumiatun pun ikut dalam antrian beberapa orang yang ikut mendaftarkan diri dalam pekerjaan di gedung itu, dan dia juga melihat ada Seojun diantara para peserta interview itu.

"Kamu.. Juga ikut interview, mau kerja juga?" tanya Sumiatun tanpa basa-basi saat menghampirinya.

"Iya, aku juga!" jawab Seojun sambil tersenyum manis, diantara peserta cowok, dia yang paling ganteng dan rapi, entah menolak miskin ape gimane tuh anak!

"Dandananmu seperti bukan peserta interview saja, terlalu berlebihan!" ujar Sumiatun setelah memperhatikannya dengan tatapan julidnya.

"Hei, salah satu menarik perhatian para juri adalah dengan penampilan. Karena penampilan adalah nomor pertama dari segala-galanya, jika kamu pintar dan punya keahlian tapi diawali dengan penampilan buruk, maka pandangan awal para juri juga sudah buruk tentangmu!" ucap Seojun.

"Bukankah penampilan bisa kita sesuaikan setelah masuk bekerja? Bukankah keahlian itu yang lebih penting?" tanya Sumiatun sambil garuk-garuk kepala tak mengerti.

"No, di Korea penampilan nomor satu! Kau lihat semua orang disini, semuanya sudah menampilkan penampilannya yang terbaik, dan kau? Ck, aku yakin kau akan berakhir jadi OB!" jawab Seojun sambil tersenyum geli.

"Dasar, tak apa! Yang penting aku mendapatkan pekerjaanku," ujar Sumiatun kesel.

"Kerja di Korea berat loh, emang kamu bakalan tahan?" tanya Seojun menatapnya penuh selidik.

"Bisa! Kenapa gak, namanya pekerjaan semuanya pasti begitu," jawab Sumiatun yakin.

"Serius? Nanti kamu akan disuruh-suruh terus loh! Janji gak bakalan nangis, betah kerja disini?!" tanya Seojun, seperti sengaja memberikan pertanyaan menjebak kayak gitu.

"Janji!" jawab Sumiatun tanpa pikir panjang, dan akan dia sesali suatu saat nantinya.

Dan pada saat tiba gilirannya untuk di interview, dia terkejut melihat Seonho berada dibarisan kursi para juri, dia tak yakin jika dia akan lulus interview, secara Seonho sedikit banyak tau tentangnya.

Meskipun dia menjawab semua pertanyaan juri dengan lancar, dia masih tak yakin dengan dirinya sendiri, apalagi tatapan Seonho tak beralih dari pandangannya kearah dirinya, mana tatapannya tajam banget, udah nightmare duluan Sumiatun!

Tiba saatnya mereka diberi pengumuman siapa yang akan lulus pendaftaran sekaligus lulus interview, Sumiatun sudah down duluan, sedangkan Seojun tampak begitu percaya diri.

"Dan yang lulus terakhir berikutnya adalah, nomor peserta 018 dan nomor peserta 020, cukae yorobun.." ujar staf pengurus itu.

Beberapa orang yang lulus terlihat begitu senang dan meluapkan ekspresi kebahagiaan mereka dengan sujud bersyukur, bahkan ada yang menangis terharu, nah yang menangis terharu biasanya sering gak lulus interview, hehe!

Sedangkan yang dinyatakan tak lulus, terlihat sekali raut kecewa mereka dan langsung pulang begitu saja. Seojun juga terlihat biasa saja seolah dirinya sudah yakin bakalan lulus, Sumiatun? Dia malah bengong melompong, gak salah denger kan?

"Hei, cukae... Akhirnya kau lulus juga, wah semangat percaya dirimu patut diacungi jempol! Dan ingat sama janjimu..." ujar Seojun memberinya selamat dan membisikkan kata-kata itu.

"Iya, terima kasih.." ucap Sumiatun masih tak percaya dengan semua ini.

"Eh, apa kau tau sejak awal jika temanmu itu adalah salah satu petinggi perusahaan ini? Bagaimana bisa? Apa posisi itu tidak terlalu tinggi buatnya, dia kan masih muda dan baru masuk kuliah juga?!" tanya Sumiatun tak percaya.

Seojun kebingungan mau menjawab apa ketika dicecar pertanyaan seperti itu oleh Sumiatun, dia sedang berusaha mencari jawaban agar sedikit nyambung dengan semuanya.

"Sebenarnya ini rahasia, tapi kau janji tidak akan membocorkan rahasia ini kan?" bisik Seojun, Sumiatun mengangguk penuh semangat.

"Dia adalah putra pemilik perusahaan ini, makanya dia sudah menjabat posisi itu. Dari kecil dia sudah digembleng untuk dijadikan pemimpin perusahaan yang disiplin dan mandiri, makanya sedikit telat masuk kuliahnya.." ujar Seojun mengarang cerita, padahal dirinyalah sosok putra Presdir yang asli.

"Wah, daebak! Ini seperti didalam drama yang ditonton si Ningsih, ini kalau dia tau tambah klepek-klepek sama tu laki, hihi.." ujar Sumiatun percaya.

Sedangkan Seojun saat ini sedang menyusun segudang rencana untuk mengerjai si Sumiatun didalam pikirannya, dia menyukai gadis ini tapi sebelum dia membuka identitas aslinya, dia harus tau dulu seperti apa wanita yang dia sukai ini.

...----------------...

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 Duo Kutil Kembar
2 Bab 2 Kegelisahan Ningsih
3 Bab 3 Semur Daging Dan Bocah Ingusan
4 Bab 4 Gak Sengaja Ketemu
5 Bab 5 Shopping
6 Bab 6 Cogan Blasteran Arab
7 Bab 7 Keberangkatan Yang Memberatkan
8 Bab 8 Gak Sengaja Ketabrak
9 Bab 9 Tetangga Unit Sebelah
10 Bab 10 Drama Hari Pertama
11 Bab 11 Nyari Loker
12 Bab 12 Suara Apa Itu?!
13 Bab 13 Pahlawan Kesiangan
14 Bab 14 Interview With Bos
15 Bab 15 Boleh Minta Nomor Hpnya?
16 Bab 16 Aku Bukan Supir!
17 Bab 17 Hukuman
18 Bab 18 Tak Sesuai Ekspektasi
19 Bab 19 Aku Kudu Ottoke?
20 Bab 20 Protagonis VS Antagonis
21 Bab 21 Barang Kesayangan
22 Bab 22 Dirimu Mengalihkan Duniaku
23 Bab 23 Aku Bukan Wanita Lemah!
24 Bab 24 Ini Kisahku, bukan Kisahmu.
25 Bab 25 Terbongkarnya Status Tuan Muda
26 Bab 26 Sebuah Keputusan Yang Berat
27 Bab 27 Sebuah Permintaan
28 Bab 28 Di DO Pihak Kampus
29 Bab 29 Rencana Diatas Rencana
30 Bab 30 Yuk, Pacaran!
31 Bab 31 Kisah Dari Sebuah Pengkhianatan
32 Bab 32 Jamuan Di Restoran
33 Bab 33 Kedatangan Tamu Tak Diundang
34 Bab 34 Sesuatu Yang Tak Diharapkan
35 Bab 35 Rasa Penasaran Seojun
36 Bab 36 Takut Kehilanganmu
37 Bab 37 Penyelidikan Seonho
38 Bab 38 Salah Sasaran
39 Bab 39 Tumit Pecah!
40 Bab 40 Mandi Jus Tomat
41 Bab 41 Keberanian Ningsih
42 Bab 42 Krisis
43 Bab 43 Main Petak Umpet
44 Bab 44 Siapa Yang Melakukannya?
45 Bab 45 Ketahuan Juga Akhirnya
46 Bab 46 Pengakuan Ketua Park
47 Bab 47 Cerita Yang Sebenarnya
48 Bab 48 Permintaan Maaf Seonho
49 Bab 49 Detektif Kucing Kampung
50 Bab 50 Terperangkap Dalam Jebakan
51 Bab 51 Ruang Rahasia
52 Bab 52 Keputusasaan Seojun
53 Bab 53 Kedatangan Pak Smith
54 Bab 54 Akhirnya, Bebas juga!
55 Bab 55 Makan Malam ala Kampung Halaman
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Duo Kutil Kembar
2
Bab 2 Kegelisahan Ningsih
3
Bab 3 Semur Daging Dan Bocah Ingusan
4
Bab 4 Gak Sengaja Ketemu
5
Bab 5 Shopping
6
Bab 6 Cogan Blasteran Arab
7
Bab 7 Keberangkatan Yang Memberatkan
8
Bab 8 Gak Sengaja Ketabrak
9
Bab 9 Tetangga Unit Sebelah
10
Bab 10 Drama Hari Pertama
11
Bab 11 Nyari Loker
12
Bab 12 Suara Apa Itu?!
13
Bab 13 Pahlawan Kesiangan
14
Bab 14 Interview With Bos
15
Bab 15 Boleh Minta Nomor Hpnya?
16
Bab 16 Aku Bukan Supir!
17
Bab 17 Hukuman
18
Bab 18 Tak Sesuai Ekspektasi
19
Bab 19 Aku Kudu Ottoke?
20
Bab 20 Protagonis VS Antagonis
21
Bab 21 Barang Kesayangan
22
Bab 22 Dirimu Mengalihkan Duniaku
23
Bab 23 Aku Bukan Wanita Lemah!
24
Bab 24 Ini Kisahku, bukan Kisahmu.
25
Bab 25 Terbongkarnya Status Tuan Muda
26
Bab 26 Sebuah Keputusan Yang Berat
27
Bab 27 Sebuah Permintaan
28
Bab 28 Di DO Pihak Kampus
29
Bab 29 Rencana Diatas Rencana
30
Bab 30 Yuk, Pacaran!
31
Bab 31 Kisah Dari Sebuah Pengkhianatan
32
Bab 32 Jamuan Di Restoran
33
Bab 33 Kedatangan Tamu Tak Diundang
34
Bab 34 Sesuatu Yang Tak Diharapkan
35
Bab 35 Rasa Penasaran Seojun
36
Bab 36 Takut Kehilanganmu
37
Bab 37 Penyelidikan Seonho
38
Bab 38 Salah Sasaran
39
Bab 39 Tumit Pecah!
40
Bab 40 Mandi Jus Tomat
41
Bab 41 Keberanian Ningsih
42
Bab 42 Krisis
43
Bab 43 Main Petak Umpet
44
Bab 44 Siapa Yang Melakukannya?
45
Bab 45 Ketahuan Juga Akhirnya
46
Bab 46 Pengakuan Ketua Park
47
Bab 47 Cerita Yang Sebenarnya
48
Bab 48 Permintaan Maaf Seonho
49
Bab 49 Detektif Kucing Kampung
50
Bab 50 Terperangkap Dalam Jebakan
51
Bab 51 Ruang Rahasia
52
Bab 52 Keputusasaan Seojun
53
Bab 53 Kedatangan Pak Smith
54
Bab 54 Akhirnya, Bebas juga!
55
Bab 55 Makan Malam ala Kampung Halaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!