Ini untuk pertama kalinya Sumiatun naik pesawat, sekali naiknya langsung ke luar negeri. Dia selalu terbangun dari tidurnya, rasanya tidak nyaman tidur didalam pesawat, perutnya sesekali merasa mual dan merasakan sakit perut, mungkin karena panik karena pesawat sesekali mengalami turbulensi.
"Gawat ini, masa gw mabok udara sih?! Iya sih ini pertama kali gw naik pesawat, tapi plis lah jangan terlalu norak begini, malu-maluin banget!" gerutunya, dari tadi bolak balik ke toilet.
Bruk!
Sumiatun gak sengaja menabrak orang, perutnya yang mendadak melilit terus buru-buru ke toilet sampe gak melihat kearah depan lagi.
"Hei, are you oke?" tanya orang itu.
"Gak, gak apa-apa, mister! Haduh, perut aing..." jawab Sumiatun tanpa memperhatikan orang itu.
Setelah itu dia langsung berlari masuk kedalam toilet, lelaki yang ditabrak oleh Sumiatun hanya tersenyum geli melihat tingkahnya dan kembali ke tempat duduknya.
"Ah, leganya..." ujar si Sumiatun setelah kembali dari toilet.
"Lu dari tadi bolak-balik ke toilet mulu, beser lu?!" tanya Ningsih heran.
"Kagak tau, perasaan gw gak makan banyak dan juga gak makan yang aneh-aneh deh... Eh, lu baru nyadar ye gw dari tadi bolak-balik mulu! Tidur kayak kebo lu, pules amat!" jawab Sumiatun ngedumel.
"Hehe, gw ngantuk banget! Semalam gak bisa tidur nyenyak gara-gara nunggu hari ini, sorry Sum" cengir Ningsih.
"Dasar!" Sumiatun mengetuk kepala Ningsih.
Sementara itu diseberang kursi tempat mereka duduk, ada dua orang pemuda sedang memperhatikan mereka, keduanya nampak bingung dengan apa yang diucapkan oleh keduanya, tapi salah satunya tersenyum memperhatikan Sumiatun yang begitu terlihat lucu saat bicara.
"She is so funny and cute..." ujar pemuda itu.
"Yours crazy..." sahut temannya.
Kedua pemuda ini merupakan perwakilan dari perusahaan mereka untuk mengunjungi perusahaan yang baru dibangun di Indonesia, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan cabang dari Korea.
Salah satu pemuda itu adalah CEO muda dari perusahaan itu, dan satunya adalah sahabat juga manajernya di perusahaan itu. Hari ini mereka kembali ke Korea setelah hampir dua pekan berada di Indonesia setelah menginvestigasi perusahaan itu.
"Aku lelah, bangunkan aku ketika sudah sampai.." ujar tuan muda itu.
"Bangunlah..." sahut temannya.
"Hei, aku bilang bangunkan aku ketika sudah sampai!" gerutunya.
"Masalahnya kita sudah sampai," jawab sahabat sekaligus manajernya itu tenang dan datar.
"Oh, good! Selama tujuh jam lebih aku ngapain aja sampai tidak terasa sudah sampai aja?!" tanya tuan muda tampan itu kebingungan sendiri.
"Kau begitu sibuk dengan laptop mu, aku gak tau kamu mengerjakan apa..." jawab lagi manajernya datar, seperti biasa.
"****!" umpatnya.
"Sum, perhatikan lagi barang-barang bawaan kita, jangan sampai ketinggalan. Ini pesawat bukan bis, kalau barang tinggal ribet ngurusnya..." ujar Ningsih mengingatkan, mereka sedang bersiap akan turun dari pesawat.
"Iyee..." jawab Sumiatun lemas, selama didalam pesawat dia tak bisa beristirahat dari tadi bolak-balik terus ke toilet.
"Ntar di mobil lu bisa istirahat lagi, sekarang yuk turun dulu..." ucap Ningsih memberinya semangat.
Mereka turun dari pesawat, Ningsih sudah biasa pergi ke luar negeri untuk liburan atau menemani orang tuanya melakukan perjalanan bisnis, sudah biasa tentunya dengan segala kesibukan di bandara.
Berbeda dengan Sumiatun, jangankan melakukan perjalanan ke luar negeri, ini aja pertama kali naik pesawat, dan melihat suasana yang sangat berbeda dengan bandara internasional Soekarno Hatta.
"Baru bandaranya, belum juga keluar dari sini lu udah mangap bae liatnya, hehe..." goda Ningsih.
"Maklumlah, namanya anak kampung diajak ke sini ya beginilah reaksinya! Eh, jangan bilang gw kampungan yak!" ujar Sumiatun mengingatkan Ningsih.
"Kagak, haha! Lu sahabat terbaik yang pernah gw punya, Sum..." ujar Ningsih sambil tersenyum.
Kemudian keduanya sudah keluar dari bandara dan menunggu kedatangan mobil taksi pesanan mereka, Ningsih terlihat buru berjalan sambil membawa beberapa koper miliknya yang menumpuk keatas sehingga tak bisa melihat ada apa didepannya.
Bruuk!
Ningsih gak sengaja menabrak seseorang, sehingga beberapa koper miliknya terjatuh. Dia begitu panik melihat kopernya berjatuhan, seseorang membantunya membereskan kopernya itu.
"Terima ka-sih..." ucapnya sambil bengong ketika menatap orang yang sudah membantunya.
"Sama-sama..." ucap pemuda itu tanpa ekspresi.
Ningsih yang sudah terhipnotis oleh ketampanan pemuda itu sampai melupakan Sumiatun yang berdiri sendiri diluar menunggunya.
"Astaga, Sumi!" teriaknya langsung sadar.
Sementara itu, Sumiatun nampak kesal sekali menunggu Ningsih yang belum datang juga setelah balik lagi mengambil beberapa barang yang sempat ketinggalan di tempat Money changer tadi, karena sebelumnya mereka menyempatkan waktu sebentar untuk menukar mata uang rupiah menjadi won Korea.
"Hai, ketemu lagi" sapa seorang pemuda kepada Sumiatun, ( pake bahasa inggris aslinya cuma kita translate pake bahasa Indonesia biar gampang, oke? ).
"Ha-hai..." balas Sumiatun sedikit kebingungan disapa orang asing.
"Sendirian, temanmu tadi mana?" tanya pemuda itu ramah.
"Emm, ada... Itu," jawab Sumiatun sedikit bingung dan speechless ditanya cowok ganteng pake banget.
Memang saat ini terlihat Ningsih begitu kerepotan membawa beberapa kopernya itu, Sumiatun langsung berlari menuju Ningsih untuk membantunya.
"Hei, Seojun... Mau sampai kapan bengong di sana?" tanya teman pemuda itu mengejutkannya.
"Ck, kau tak bisa membuatku tenang sedikit, Seonho!" ujar pemuda itu kesal.
"Ayolah, kita harus cepat kembali! Sudah ditunggu oleh pak Presdir..." ucap Seonho datar.
Mereka segera pergi setelah beberapa mobil sedan mewah menjemput mereka, beberapa pengawal ikut menjaga keamanan mereka membuat Sumiatun dan Ningsih bertanya-tanya, siapa sebenarnya mereka itu?
"Gila, vibes udah kayak tuan muda macam di drakor tau gak sih!" ucap Ningsih heboh.
"Ah, lu taunya drakor mulu! Hidup itu tak seindah drama-drama Korea yang lu tonton tiap hari, Maimunah!" ledek Sumiatun.
"Biarin, setidaknya hari ini pertama kalinya kita nyampe di Korea udah disambut ama yang manis-manis, semoga ini awal dan tanda yang baik buat kita ya, Sum..." ucap Ningsih penuh harap.
"Amin aja deh..." sahut Sumiatun, biar lebih cepat pikirnya.
Mereka kini sudah berada didalam mobil taksi pesanan mereka, untung saja Ningsih sudah berpengalaman dan memahami seluk beluk kota Seoul jadi keduanya tidak kebingungan lagi. Kan repot jika sama-sama pertama kali datang, otomatis jadi gelandangan mereka!
Perjalanan mereka menuju apartemen yang sudah disewa oleh papanya Ningsih kurang lebih sekitar satu jam an, padahal keduanya bisa lebih cepat sampai jika menggunakan train station express, yang berjarak sekitar empat puluh lima menit atau lima puluh menit sudah sampai.
Mengingat barang bawaan keduanya begitu banyak, rasanya sangat repot sekali jika harus berangkat dari sana. Padahal biaya jauh lebih murah dibandingkan naik taksi, tapi untuk hari ini bisa dimaklumi aja.
"Ah, akhirnya sampai juga..." ucap Ningsih lega.
Mereka sudah sampai ke apartemennya, Sumiatun terlihat takjub sekali dia pikir papanya Ningsih cuma nyewain apartemen tipe studio yang murah, mengingat kehidupan di Seoul begitu mahal.
"Lu pikir papa gw tega biarin anaknya tinggal ditempat kecil dan sempit kayak gitu? Jangan remehkan kekuatan uang bapak gw, Marimar! Hehe..." ujar Ningsih menyadari isi kepalanya Sumiatun.
"Aigo, lu bisa baca pikiran gw juga ternyata..." cengir Sumiatun.
"Aigooo... Udah pinter sekarang yak bahasa Korea nya," ledek Ningsih.
"Gini-gini otak gw juga brilian tau!" ujar Sumiatun sambil membusungkan dadanya.
"Aigo, Annyeonghaseo..." sapa salah seorang security yang menjaga apartemen itu.
"Annyeong, ahjussi... Kami ini penyewa baru apartemen ini, salam kenal" sapa Ningsih dengan bahasa Korea yang sangat fasih.
"Wah, kamu pinter sekali ngomong pakai bahasa Hangul nya, perkenalkan saya security yang berjaga disini. Kalau ada perlu apa bisa hubungi saya..." ujar bapak-bapak security itu.
"Baik, Pak terimakasih..." ucap Ningsih ramah juga.
Sumiatun ampe melongo melihat sahabatnya ngomong pakai bahasa Korea ampe cas-cis-cus, lancar banget. Malu sendiri dia tadi sempat sombong duluan.
Kebetulan ada security untuk dimintai tolong, pekerjaan keduanya semakin ringan saat membawa barang-barang mereka. Ningsih mengucapkan tanda terima kasih kepada security itu sambil memberikan beberapa makanan ringan khas Indonesia.
"Wah, kamu baik sekali. Terima kasih, ini bisa aku coba sama yang lainnya, hehe.." ujar security itu senang.
"Orang Indonesia memang sangat ramah dan baik sekali..." ucap pak security itu terdengar oleh Ningsih saat ingin menutup pintu apartemennya.
Mereka sekarang nampak sibuk membereskan beberapa barang mereka, dan sekalian membersihkan apartemen itu. Sebenarnya sudah bersih dan rapi, apalagi sudah dilengkapi oleh beberapa furniture dan beberapa perabotan lainnya, jadi mereka tak perlu membeli barang lagi, termasuk peralatan masak dan elektronik lainnya, seperti mesin cuci, kulkas, dan televisi.
"Pasti papa lu ngeluarin duit banyak banget untuk ini, Ning.." ujar Sumiatun kagum.
"Ini mah murah kata papa, Sum... Eh, sebelumnya kita kudu briefing dulu deh mengenai kehidupan kita disini. Pertama, kita harus menyesuaikan kehidupan kita disini, mengikuti beberapa aturan ditempat kita tinggal itu penting, Sum.
Biar kita bisa hidup aman dan nyaman, kedua jangan biasain lu hidup kayak di Indonesia, jangan terlalu ramah sama orang, ntar orang risih dan kita dianggap gila kalau semua orang di sapa, gak usah aneh! Emang gitu budayanya disini..." ujar Ningsih sibuk menjelaskan bagaimana kehidupan di Korea.
Tidak terasa hari sudah malam saja, karena terlalu kelelahan setelah beberes rumah dan sedikit berbelanja buat keperluan mereka di sana, akhirnya mereka tidur juga setelah seharian sibuk dengan semua itu.
Sampai-sampai keduanya lupa buat menghubungi orang tua mereka jika keduanya sudah sampai di apartemennya.
...----------------...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
pasti teu tiasa nyarios Bahasa Inggris 🤭
2023-06-05
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
mana Aya jalma Betawi ngomong aing wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 onel ngawur
2023-06-05
1