Danau Cintaku
Tiara seorang gadis berusia 22 tahun, dia tinggal di kampung seputaran daerah Danau Toba.
Tiara tinggal bersama dengan kedua adik kembarnya dan ayahnya, sementara ibunya sudah meninggal saat usia adiknya 3 tahun.
Riski dan Ridho nama kedua adik Tiara.
Kehidupan mereka sangatlah sederhana, sehari-harinya Tiara membantu ayahnya bekerja di ladang. Sementara Riski dan Ridho masih sekolah(kelas 11 SMA), dan saat pulang sekolah mereka akan membantu ayah dan kakaknya di ladang.
Tiara dan adiknya memiliki bebiasaan yaitu memancing di Danau. Setiap hari minggu setelah membantu ayahnya bekerja di ladang mereka akan pergi memancing.
Saya terima nikah dan kawinnya ....
"Kak Tiaraa ... Kak Tiaraa ... Kak!" panggil Riski.
Tiara tersadar dari lamunan tentang pernikahannya sebulan yang lalu, begitu mendengar suara adiknya.
"Iya, kenapa?" tanya Tiara.
"Ngelamun terus sih Kak, dari tadi dipanggilin juga!"
ucap Riski sedikit kesal.
"Apa sih? kakak gak ngelamun," ucap Tiara bohong.
"Engak ngelamun, terus kenapa dari tadi dipanggil tidak jawab?" tanya Riski masih terlihat kesal.
"Ini sudah jawab, ada apa? sudah selesai mancingnya?" Tanya Tiara.
"Nah, itu dia masalahnya Kak. Barusan aku dapat ikan besar, karena besarnya, pancingannya patah." jelas Riski sedih.
"Terus kenapa kamu kesini? bukannya Ridho yang bawa pancingan 2." ucap Tiara.
"Aku tidak melihat Ridho dari tadi kak, barusan aku datangin ke tempat dia memancing, tapi Ridhonya tidak ada, aku pikir dia disini sama Kak Tiara." jelas Riski.
"Itu anak kebiasaan deh pasti pergi berenang, bukannya mancing dulu. Ikannya baru dapat satu lagi. Eh, Riski ... Riski! pancingan kakak gerak ini, sepertinya ikannya lumayan besar." ucap Tiara semangat. Rasa kesalnya hilang seketika, begitu melihat pancingannya berhasil mendapatkan ikan.
Riski langsung membantu Tiara menarik tali pancingannya. Benar, ternyata ikannya lumayan besar, beratnya sekitar 1kg. Kalau dapat ikan sebesar ini, sudah bisa dimasak arsik, tidak sia-sia bumbu yang sudah disiapkan Tiara. Ini satu lagi kebiasaan Tiara , karena sukanya sama masakan arsik, dia sudah menyiapkan bumbunya sebelum pergi memancing. Padahal ikannnya saja masih asik berenang di Danau. Jadi jangan heran kalau Riski dan Ridho suka menggodanya karena hal itu.
" Asik, kalau sebesar ini sih, sudah cukup lah untuk lauk kita hari ini, yuk kita pulang!" ucap Tiara senang sambil mebereskan pancingannya. Tiara sudah tidak sabar mau makan arsik buatannya.
"Kakak ini, pasti lagi ngebayangin makan arsik ini, benar kan? Memangnya gak bosan, tiap minggu makan ikan terus, aku aja bo ...." Riski tidak meneruskan kalimatnya takut kakaknya ngambek dan mogok masak lagi.
Umur Tiara memang sudah cukup dewasa, namun karena di rumah mereka, dia perempuan satu-satunya, ada saja alasannya untuk ngambek. Mingkin itu hanya akal-akalannya saja, agar bisa bermanja pada keluarganya.
Sudah beberapa kali Tiara mogok masak karena ulah Riski dan Ridho. Mau tidak mau, Riski dan Ridho lah yang harus menggantikannya memasak. Tapi tidak perlu khawatir, hasil masakan Riski dan Ridho cukup lumayan, namun masih jauh bila dibandingkan dengan masakan Tiara. Pak Danu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak-anaknya.
Mereka memang miskin akan harta, tapi mereka kaya akan kasih sayang yang tulus dan selalu kompak.
"Bo, bo apa? bosan ya?" tanya Tiara jutek.
"Ya enggak lah bo bo bo ...." Riski masih berpikir keras. " Eh kak daripada ngemeng gak jelas mending kita cari Ridho yuk!" ucap Riski berusaha mengalihkan pembicaraan.
" Ngemeng-ngemeng kmu ini ngeles saja, ya sudah ayo! kakak juga sudah gak sabar ini,mau masak arsik." ajak Tiara bersemangat.
Tiara dan Riski berjalan menyusuri Danau mencari Ridho.
Danau ini sangat luas, masih termasuk bagian Danau Toba. Dan ada terdapat gubuk dari bambu tempat orang neduh saat memancing. Ada juga tambak tempat orang ternak ikan.
Bahkan sebelah kampung mereka, merupakan objek wisata yang terkenal.
"Ridhooo!" panggil Tiara dan Riski bersamaan.
Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari Ridho.
"Mungkin dia ada di pohon itu kak," tujuk Riski.
"Ridhooo ... Ridhooo ...." teriak Tiara sembari berjalan kearah pohon yang ditunjuk Riski. Tapi Ridho belum juga kelihatan batang hidungnya.
"RIDHO!"
"RIDHO!"
Mereka terus saja berteriak memanggil nama Ridho. Tempat ini memang sepi di hari mingggu , karena kebanyakan orang-orang kampung sini pergi ke tempat objek wisata kampung sebelah. Sementara Tiara dan adik-adiknya sangat jarang pergi kesana selain tidak memiliki kendaraan , mereka juga biasanya membantu bapaknya di ladang terlebih dahulu.
"RIDHOoooo!" mereka masih terus berteriak memanggil nama Ridho. Bahkan semua tempat yang biasanya tempat Ridho bersembunyi semuanya sudah didatangi.
"Pak, apa Bapak ada melihat Ridho?" tanya Tiara panik saat bertemu orang.
"Enggak ada, Bapak tidak melihat Ridho dari tadi." jawab bapak itu.
"Kemana ya tu anak? makasih ya Pak, nanti kalau melihat Ridho tolong kasih tahu, aku mencari dia ya Pak." pinta Tiara.
Tiara dan Riski masih terus mencari, bahkan hari sudah mau maghrib.
" Ridho! kamu dimana?" teriak Tiara terdengar lirih. Dia benar-benar khawatir pada Ridho.
"Gimana ini Ki , kemana lagi kita harus mencari Ridho?" tanya Tiara lirih.
"Riski juga bingung ini Kak, ayo kita telusuri terus Danaunya siapa tahu ketemu." ucap Riski berusaha kuat. Dia tidak mau terlalu menujukkan rasa khawatirnya, karena dia anak laki-laki harus kuat.
Mereka masih terus berjalan sambil berpegangan tangan, takutnya terpisah.
"Kak itu seperti ada orang mengapung di pinggiran Danau!" tunjuk Riski.
Tiara melihat kearah yang ditunjuk Riski.
"Benar itu seperti warna baju yang dipakai Ridho tadi pagi, cepat Riski kamu bawa ke darat!" ucap Tiara.
Riski langsung nyebur ke Danau, sedikit kesusahan karena banyak tumbuh-tumbuhan liar pinggir Danau.
Riski berhasil mencapai orang itu, ternyata benar orang itu adalah Ridho, dan Riski langsung menariknya kedarat.
" Hati-hati Riski!" ucap Tiara sedikit lega karena adiknya sudah ketemu. Namun Tiara masih terlihat sangat khawatir, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada adiknya .
Saat Ridho sudah hampir sampai ke dekat Tiara, Tiara masih melihat sosok orang dibelakang Riski.
Tiara menarik Ridho kedarat.
" Riski itu sepertinya masih ada orang yang mengapung, cepat bawa dia ke darat!" ucap Tiara panik.
Begitu sampai di darat Tiara langsung mengecek nadi Ridho, puji syukur ternyata nadinya masih berdeyut .Ada sedikit perasaan lega di hati Tiara. Tiara menekan dada Ridho agar air yang mungkin tertelan olehnya bisa dimuntahkankan. Usaha Tiara ternyata membuahkan hasil.
"Uhuk uhuk uhuk ...."
Ridho tersadar dan memuntahkankan air dari dalam perutnya. Bertapa leganya hati Tiara, Tiara langsung memeluk erat adiknya.
" Trimakasih Dek, terima kasih sudah kembali," ucap Tiara menangis bahagia.
" Kamu kenapa bisa tenggelam, apa kamu terluka, mana yang sakit?" Tiara kembali cemas begitu melihat keadaan adiknya .
" Aku baik-baik aja Kak, Kakak tenang ya, Ridho kan kuat." ucap Ridho masih terdangar lemah
" Kuat kok bisa tenggelam?" tanya tiara kesal.
"Apa orang yang tadi bersamaku masih hidup?" tanya Ridho seakan baru tersadar kenapa dia bisa tenggelam.
"Oh iya," Tiara baru teringat akan Riski.
Sementara Riski sudah sampai di darat bersama orang itu. Riski melakukan seperti yang dilakukan Tiara terhadap Ridho, tapi ternyata orang itu belum tersadar. Riski masih terus berusaha, bahkan saat Riski berusaha memberi nafas buatan pun belum ada hasilnya. Saat mengecek nadinya, denyutnya lemah.
Tiara dan Ridho ikut membantu , tapi orang itu belum tersadar juga.
"Gimana ini Kak?"
Bersambung ....
Ditunggu like, vote serta komen kalian teman-teman. Maafkan aku kalau masih banyak kekurangannya. Aku akan berusaha untuk lebih baik lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
a'la Din
salam ya
2023-06-11
0
a'la Din
dari nona nona petualang(nnp)
2023-06-11
0
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray stardust."
Kutunggu kedatanganmu.
Terima kasih
2021-01-31
1