Flasback.
Kediaman Wijaya.
Alza dan mama Ike sedang sarapan bersama.
"Kakak baru pulang? sini ikut sarapan bersama!" ucap Alza begitu melihat Axle yang baru pulang pagi hari ini.
Axel mengiakan dan ikut sarapan bersama mama Ike dan Alza.
"Bagaimana kerjaan DJnya masih lancar? apa kakak belum ada keinginan untuk bergabung denganku di perusahaan? sekarang ini kami sedang ada peroyek pembangunan perumahan di cabang Medan kalau kakak mau, kakak bisa menggantikannku menanganinya." ujar Alza berusaha membujuk kakaknya, sudah sering Alza mengajaknya bergabung di perusahaan mereka tapi Axel selalu menolaknya.
Membantumu dan menjadi bawahanmu begitu, aku gak sudi. batin Axel marah.
"Kerjaan DJku lancar dan aku masih sangat menikmatinya, kamu tenang saja adikku kalau aku bosan, aku pasti akan meminta pekerjaan padamu." ucap Axel berusha bersikap baik pada adiknya, terlebih lagi di depan mereka ada mamanya.
"Kamu akan selalu bilang seperti itu, apa kamu tidak kasihan pada adikmu, semua waktunya dihabiskannya hanya untuk mengurus perusahaan." ucap mama Ike. Kadang kala Mama Ike merasa sifat kedua anaknya ini sangatlah bertolak belakang, apa karna ayah mereka yang berbeda? Tapi mama Ike akan berusaha bersikap adil untuk keduanya.
"Ya karena Axel masih sibuk nge DJ ma." ucap Axel sedikit kesal.
Axel akan mau gabung kalau dialah yang menjadi pemimpin utamanya, bukan sebagai bawahan Alza. Axel kan anak tertua di keluarga ini.
"Selalu DJ yang jadi alasan, apa kamu tahu, papamu disurga sana pasti akan tenang kalau anak-anaknya selalu akur, bisa bekerja sama, saling membantu satu dengan yang lainnya. Kamu bisa merasakanya kan? saat masih hidup, dia selalu bersikap adil pada kalian." ujar mama Ike mengenang mendiang suaminya.
Bersikap adil apanya? Dia hanya akan perhatian padaku kalau didepan mama dan Alza saja. Di belakang itu semua dia hanya perhatian pada Alza. Dia akan diam-diam masuk kekamar Alza, untuk memastikan Alza sudah tidur apa belum? dan selalu mengecup kening Alza dan juga mengucap doa disaat tidurnya. Dia juga memaksakan kehendaknya pada Alza agar bisa menjadi penenerusnya diperusahaan. Sementara aku ... dia membebaskanku melakukan apa pun keinginanku. Aku merasa Papa gak adil untuk semua itu. Dan sekarang semua sudah terlihat jelas kan, Alza menjadi Anak yang sukses dan juga pemimpin utama di perusahaan. Dan aku hanya sebagai penontonnya saja. Aku tidak akan membiarkan semua itu akan terus separti ini, aku akan merebut semuanya dari Alza karena aku yang berhak mendapatkannya. Tapi dari mana aku harus memulainya? batin Axel.
"Enggak apa-apa Ma, mungkin Kak Axel memang masih menikmati dunia DJnya. Jika kak Axel bosan, dia pasti akan gabung di perusahaan, iya kan kak?" tanya Alza.
"Betul kamu memang adik yang sangat pengertian." ucap Axel bertentangan dengan kata hatinya.
" Bagaimana kalau kita pergi liburan, apa kamu tidak bosan kerja terus?" ujar Axel pura-pura perhatian.
"Alza belum ada waktu Kak, kerjaan Alza masih menumpuk. Dan ini karena kakak belum mau bergabung, jadi Alza yang harus ke Medan untuk memantau peroyek yang ada disana." jelas Alza.
Begitu selasai sarapan mereka kembali ke aktivitas masing-masing.
Axel sudah dalam kamarnya.
Axle sedang berpikir keras apa yang harus dilakukannya untuk menyingkirkan Alza.
Kalau aku membunuh Alza saat ini belum tentu Mama akan menyerahkan semuanya padaku terutama perusahaan, dan juga dia pasti akan lebih percaya pada om Indra untuk menggantikan Alza. Itu tidak boleh terjadi. Perusahaan itu harus jatuh ketanganku. gumam Axel.
Ah ha ... bagaimana jika aku mencarikan Alza istri. Setelah itu aku akan membuat setatusnya menikah tanpa dia ketahui dan aku akan membunuh Alza. Setelah kabar kematian Alza aku akan membawa istrinya kesini. Dan aku akan membantunya untuk meyakinkan Mama agar menyerahkan perusahaan bagian Alza pada istrinya. Dan aku akan menikahinya serta mengambil semua bagian milik Alza yang ada padanya. Setelah itu aku menceraikannya dan mengembalikannya ke asalnya. batin Axel merasa senang dengan idenya yang sangat sempurna.
***
Disinilah Axel sekarang sedang menikmati indahnya Danau Toba. Sambil menyelam minum air, begitulah pikiran Axel. Sekali-kali matanya memperhatikan perempuan disekitarnya. Tapi belum menemukan yang pas. Usahanya hari ini tidak mendapatkan hasil.
Hari ini Axel memulai pencariannya dari pasar. Tatapan mata Axel tertuju pada gadis yang rambutnya dicepol, pakai baju kaos yang lusuh juga hanya pakai sendal jepit.
Gadis itu terlihat sedang sibuk menghitung uang sambil bepikir dan sesekali melirik barang belanjaannya.
"Uangnya gak cukup kalau harus membeli pesanan Bapak, bagaimana ini? kalau aku memaksakan membelinya aku gak punya ongkos lagi pulang kerumah?" ucapnya yang terdengar oleh Axel.
Dasar gadis miskin ... tapi sepertinya dia cocok dengan Alza, orang miskin itu pasti mudah aku tipu.
Batin Axel.
Melihat gadis itu jalan lagi, Axel mengikutinya saat jalanan lumayan sepi, Axel jalan mendahuluinya dan pura-pura menjatuhkan dompetnya.
"Bang maaf... ini dompetnya jatuh," ucap gadis itu memanggil Axel dan mengembalikan dompetnya.
Ternyaata gadis yang jujur. batin Axel merasa usahanya untuk bisa mengenal si gadis berhasil.
"Oh ... dempetku ya? terima kasih." ucap Axel menerima dompetnya. Axel langsung membukanya dan mengambil isinya beberapa lembar dan memberinya pada gadis itu.
"Gak Bang ... uangnya ambil saja, aku senang bisa menolong Abang." ucap gadis itu.
"Kalau gak mau uangnya, bagaimana kalau aku meneraktirmu makan sebagai ucapan terima kasih?" tawar Axel.
Terlihat gadis itu sedang berpikir, kemudian menganggukkan kepalanya mengiakan ajakan Axel.
***
"Namaku Alza, kalau kamu?" tanya Axel memperkenalkan dirinya dan mengaku sebagai Alza untuk menjalankan rencananya.
Saat ini mereka ada di tempat penjual makanan.
"Tiara," ucap gadis itu.
"Nama yang bagus, apa Tiara tinggal didekat sini?" tanya Axel.
"Iya, Tiara tinggal dikampung sebelah, Bang Alza sendiri sepertinya bukan asli penduduk sini?" tanya Tiara.
"Iya, aku berasal dari Jakarta," jelas Axel.
"Wah, sepertinya Bang Alza mau jalan-jalan ke Danau Toba ya?" tanya Tiara.
"Iya, mau menikmati pemandangan Danau sekalian cari jodoh siapa tau jodohnya ada di sini. Oh iya Tiara apa bisa aku jalan-jalan ke rumah kamu? Aku penasaran seperti apa kehidupan warga sekitar sini." ujar Axel mencari alasan.
" Boleh saja Bang, tapi rumah Tiara sangat kecil." ucap Tiara.
"Gak masalah, aku kan hanya ingin tahu saja. Bagaimana kalau makanannya kita pesan sekalian untuk keluarga kamu di rumah, supaya bisa makan bersama." usul Axel.
"Apa tidak ngerepotin?" tanya Tiara merasa tidak enak sudah ngerepotin.
"Sama sekali tidak anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku, juga sebagai salam perkenalan kita." ucap Axel.
***
Axel memperhatikan sekitar rumah Tiara.
Rumahnya juga sangat kecil, Tiara benar-benar berasal dari keluarga miskin, dan pendidikannya juga tidak tamat SD. Sepertinya dia cocok aku jadikan sebagai istri Alza dan akan sangat mudah bagiku untuk menipu dan juga menyingkirkannya. batin Axel setelah sampai dirumah Tiara dan mengobrol banyak dangannya.
Setelah berkunjung dari rumah Tiara Axel langsung menghubungi orang suruhannya untuk menyelidiki lebih dalam tentang keluarga Tiara. Axel ingin mencari kelemahan terbesar keluarga Tiara, agar bisa secepatnya menjalankan rencananya.
Bersambung ....
Selalu menunggu vote, like dan komen kalian teman-teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
baim
ngebayangin Axel sadar kalo rencana kacau jadi pen ngakak 😂
2020-10-19
0
Erlina Khopiani
like
2020-09-20
0
Hasna DF
nah bner kan ternyata si axel
2020-09-03
0