Lengkungan manis pada bibirnya tidak hilang sedaritadi, lesung pada pipinya muncul begitu manis. Bayu merasa teramat bahagia, ketika sebuah ketidaksengajaan mempertemukannya dengan gadis yang sudah dua hari ini hilang dari pandangannya.
Setelah menyatakan kepada dirinya sendiri jika dia memang benar-benar menaruh perasaan kepada gadis itu, Bayu merasa harus memperjuangkannya. Tidak perduli jika orangtuanya menentang, yang terpenting dirinya tidak ingin mengorbankan perasaannya kali ini.
Gila memang, mencintai seorang gadis SMA yang lebih tepatnya adalah anak muridnya sendiri merupakan hal tergila yang pernah dirasakannya. Bahkan dirinya tidak perduli dengan perbedaan jarak umur yang lumayan jauh diantara keduanya.
Bayu semakin bersemangat setelah mengetahui sebuah fakta jika pria yang sempat dicurigai sebagai kekasihnya, ternyata tidak lebih dari seorang kakak sepupu. Jadi, bolehkan Bayu berharap sekarang untuk memilikinya? Argh! Dia saja masih bingung dengan kemelut perjodohan yang dilakukan oleh orangtuanya.
Hidup itu berpasang-pasangan bukan, ada yang bahagia karena bertemu dengan seseorang yang dirindukan dan ada juga yang kesal karena sudah hampir satu jam, Theo menunggunya dikantor tanpa ada kabar sedikitpun. Bahkan 20 panggilan tidak diangkatnya sama sekali. "Dasar keterlaluan!" Awas saja jika batang hidungnya sudah terlihat, Theo tidak akan segan-segan untuk memukul keras kepalanya! Enak saja keluyuran disaat jam kantor.
Dan kalian tahu siapa disini yang menjadi korban kekesalannya? Ya! Andra Pradipta. Pria bermata sipit itu selalu menjadi pelampiasan, baik oleh anaknya maupun bapaknya. "Om tidak mau tahu ya, kamu harus membawa anak itu kesini!" Theo tidak perduli meskipun ia melihat banyak sekali pekerjaan diatas mejanya, ia hanya ingin putranya segera menghadap padanya.
Argh! Menyebalkan sekali, namun Andra tidak berani untuk menolaknya, atau om Theo akan mengirimnya ke Italia, kembali pada orangtuanya yang menetap disana.
Sudahlah Andra, anggukan saja kepalamu dengan patuh dan katakan "Siap om!" Dengan perasaan syukur.
Berbalik hendak pergi, baru setengah jalan Andra melangkah dari tempatnya tiba-tiba pintu dihadapannya terbuka lebar dengan munculnya sosok yang hampir membuat pekerjaannya terbengkalai karena mencarinya. Untung saja dia sudah datang, Andra tidak perlu repot mencarinya.
"Dari mana kamu?!" Ketus papa Theo.
Ck! Bayu berdecak malas, baru datang sudah ditodong pertanyaan. Tidak lihat apa kalau dia habis keluar. "Abis keluar" Menyahut malas seraya mendudukkan dirinya disofa lalu membaca buku yang dibelinya tadi "Mau apa papa kesini?"
"Memangnya kenapa kalau papa kesini, apa harus ada perlu dulu baru boleh berkunjung?" Theo bertanya, nadanya terdengar tidak suka dengan sikap putranya akhir-akhir ini. Ya, Theo juga paham kenapa Bayu sampai bersikap dingin terhadapnya.
Ya tidak biasanya saja, tidak ada angin dan hujan papa Theo ke kantornya, kan Bayu jadi curiga. "Ya tumben aja, gak biasanya" Sahut Bayu sekenanya. "Emangnya papa mau apa?" Bayu menyentuh tengkuknya merinding, seperti akan ada sesuatu yang berbau horor terjadi.
"Papa sudah menyuruh Nena untuk mengosongkan jadwal kamu sore ini juga." Ucap papa Theo.
"Untuk?"
"Malam ini kamu akan bertemu dengan perempuan yang sudah papa tentukan, bersiap-siaplah"
DEG! Bayu menoleh sarkas, buku yang dipegangnya ia banting ke atas meja. "Pa! Bayu sudah bilang kalau Bayu gak mau. Udah berapa kali sih Bayu nolak tapi papa-"
"Dan sebanyak apapun kamu nolak, papa akan tetap melanjutkan perjodohan ini" Potong papa Theo dengan tegas.
SIALAN! Bayu sungguh tidak mengerti dengan pemikiran papa Theo yang tetap keukeuh akan menjodohkannya. Memangnya seistimewa apa sih perempuan itu sehingga bisa membuat papa Theo begitu menyukainya.
"Pa! Bayu sudah punya kekasih. Biarkan Bayu memperkenalkannya dulu sama kalian"
Mengkerut kan dahinya dalam, Theo tidak salah dengar kan? "Maksud kamu?" Tanya nya lebih memastikan kalau yang didengarnya itu salah. Bisa saja kan putra nya itu hanya mencari alasan saja.
"Bayu sudah punya kekasih, itu sebabnya Bayu terus menolak perjodohan konyol ini!" Sahutnya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.
"Siapa perempuan itu?" Theo mulai gusar. Jika itu benar, bagaimana dengan semua rencananya? Tapi dia harus tenang dulu.
"Papa tidak perlu tahu untuk saat ini, tapi Bayu berjanji suatu saat nanti akan membawanya ke rumah. Tunggulah beberapa bulan lagi" Ya beberapa bulan lagi sampai gadis itu lulus SMA. Tidak mungkin kan jika Bayu membawanya sekarang. Bisa-bisa papa Theo bisa marah besar jika tahu perempuan tersebut masih berseragam SMA. Apalagi dengan status mereka yang hanya sebatas guru dan murid, bisa bahaya nanti kalau tiba-tiba Bayu mengajaknya ke rumah dan mengenalkannya sebagai kekasih.
"Jangan main-main sama papa ya kamu!"
"Bayu serius pa. Bayu mencintai gadis itu. Please pa, untuk saat ini jangan ikut campur, Bayu mohon"
"Berapa lama lagi kamu akan membawanya ke rumah, bagaimanapun juga papa dan mama ingin mengetahuinya dan kami juga harus tahu latar belakang perempuan itu seperti apa. Ingat ya Bayu, jangan membuat malu keluarga Bagaskara!"
"Tunggu tujuh bulan lagi, Bayu akan membawanya ke rumah" Sahutnya cepat.
"Tujuh bulan?" Terperangah tidak percaya, "Kenapa lama banget, papa sama Mama mau ketemu sekarang"
"Pa please, dia harus menyelesaikan pendidikannya dulu"
Pendidikan? Theo tersenyum penuh arti.
"Baiklah, tapi dengan satu syarat"
"Apa?"
"Kamu harus tetap bertemu dengan perempuan pilihan papa malam ini. Ya siapa tahu saja kamu berpaling dan menyukainya"
"Tidak akan pernah. Gadis pilihan Bayu lebih segalanya dari siapapun"
"Yakin sekali kamu"
"Kata hati tidak pernah ragu, pa. Dia pilihan Bayu"
Cih! Dasar anak muda.
"Haha, status aja belum jelas udah seyakin itu." Ucapnya seraya pergi.
"Maksud papa? Papa tahu siapa yang Bayu maksud?"
"Pulang cepat, jangan sampai tidak datang Bayu!"
"Pa jelasin dulu maksud papa apa?"
🌻
Dress cantik berwarna peach membalut indah tubuhnya, polesan makeup tipis membuat wajahnya terlihat lebih dewasa serta rambutnya yang panjang dibiarkan menjuntai indah sampai pinggang. Ditambah dengan anting-anting bermotif senada, membuat penampilannya semakin manis.
"Sayang, apakah kau sudah siap?" Tanya Aiko menggunakan bahasa Jepang. Ia memang lebih sering menggunakan bahasa tersebut saat berkomunikasi dengan putrinya.
Gadis itu menoleh saat sang mommy menghampirinya, "Sepertinya sudah, apakah make up ini tidak terlalu tebal?" Berusaha memeriksa kembali riasannya agar tidak terlihat norak. Apalagi nanti dihadapan pria yang akan menjadi pendampingnya, Grizelle tidak ingin membuatnya malu.
"Tidak sayang, ini sangat natural. Dia pasti akan terpesona melihatnya"
Benarkah? Apakah pria seperti dia akan menyukai gadis SMA sepertinya? Kenapa Grizelle menjadi ragu sekarang.
"Mommy, aku merasa ragu dengan semua ini"
"Kenapa sayang? Harusnya kau bahagia setelah mengetahui semuanya"
Tentu Grizelle bahagia, tetapi bagaimana dengan pria itu. Bagaimana jika dia sudah mempunyai kekasih, lalu mereka berpisah secara terpaksa karena perjodohan ini. Ya tuhan, Grizelle akan merasa menjadi perempuan penghancur.
"Apakah ini tidak terlalu memaksa, maksud aku, dia belum tentu mau denganku"
"Kata siapa, dia hanya belum mengakuinya sayang. Apakah kau tidak menyadari cara dia melihatmu, berbicara denganmu dan khawatir terhadapmu."
"Tapi dia menyebalkan jika berbicara mommy"
"Oh ayolah sayang, seorang pria harus tegas."
"Hm"
"Jangan menerka-nerka terus, kita lihat saja bagaimana setelah kalian bertemu"
Disepanjang perjalanan, Grizelle lebih banyak diam. Dia terus memikirkan bagaimana jika semuanya mengecewakan. Bagaimana nasib hatinya yang terus berharap sumpah yang pernah dia lontarkan tidak menjadi kenyataan. Pasti akan menyakitkan sekali.
"Lagian ini lancang banget sampe suka sama dia, kalau gak kesampaian sakit sendiri kan nantinya" Batinnya menjerit pilu. "Ya tuhan, apapun keputusanmu, aku akan mencoba menerimanya" Ya meskipun sejujurnya hatinya terus berharap.
"Sayang ngelamun aja, ayo turun. Udah sampai"
DEG!
"Oh udah sampai ya?"
Gara-gara terus melamun, Grizelle sampai tidak sadar jika sudah sampai ke rumah megah nan mewah dihadapannya. Rumah itu begitu cantik dengan banyaknya bunga serta tanaman hijau disana. "Pasti mamanya suka banget tanaman deh" Batinnya.
"Iya, ayo"
Begitu Grizelle turun dari mobil, mereka sudah disambut hangat oleh beberapa maid dan juga seorang pria tampan yang menyambut kedatangannya.
"Selamat datang semuanya" Sambut pria tersebut begitu ramah. Grizelle berpikir pasti itu papa nya. "Apa kabar kalian?" Imbuhnya.
"Kau terlalu basa-basi, kita baru saja bertemu beberapa hari kemarin"
"Kau tidak seru sekali!" Desisnya kesal. Lalu beralih pada Grizelle yang berdiri tidak jauh darinya. "Hello calon menantu, kau cantik sekali"
Ya ampun kenapa hatinya menjadi berdebar seperti ini saat dirinya sudah diakui sebagai calon menantu. Ah, Grizelle jadi malu.
"Terima kasih om"
"Dimana istrimu?" Tanya Aiko karena sejak dia datang, wanita itu belum terlihat. Padahal wanita itu sendiri yang menyuruhnya untuk cepat-cepat ke rumah karena tidak sabar ingin bertemu, tapi dia malah tidak ada.
"Biasalah perempuan kalau dandan suka-"
"Hello semuanya" Semua mata tertuju pada wanita yang baru saja keluar. Dia adalah Raisha, wanita cantik berdarah campuran Korea-jawa istri dari Theo Bagaskara.
Wanita itu langsung memeluk Aiko penuh dengan kerinduan, meskipun mereka sering bertemu beberapa hari lalu, namun yang namanya sahabat seberapa seringnya bertemu pun tidak akan merasa cukup. Sedangkan Grizelle, gadis itu hanya menunduk malu.
"Kau yang menyuruhku untuk cepat datang, tetapi kau sendiri yang terlambat menyambut kami. Menyebalkan!"
"Ck! Aku kehilangan antingku tadi" Jawab Raisha seraya melepaskan pelukannya. "Lalu, dimana calon menantuku?" Raisha menatap seorang gadis yang sedang menunduk, lalu menghampirinya.
DEG!
Grizelle terdiam, ia baru ingat setelah melihat wajah wanita itu. Bukankah wanita itu yang sempat ia tolong saat akan tertabrak motor beberapa hari lalu?
"Tante?"
"Hello cantik, bagaimana siku mu, apakah sudah sembuh?"
"Sudah Tante"
Keakraban keduanya tentu membuat Aiko heran, bukankah Raisha belum pernah bertemu dengan putrinya dan hanya melihat foto nya saja. Lalu kenapa Raisha bisa tahu jika siku Grizelle pernah terluka?
"Kau sudah bertemu putriku sebelumnya?" Heran Aiko.
"Mommy aku yang menyelamatkan Tante ini beberapa hari lalu"
Jadi wanita yang ditolong putrinya adalah Raisha, calon mertuanya sendiri?
"Iya Aiko, putrimu yang sudah menolongku saat aku hampir tertabrak motor. Untung saja ada dia, kalau tidak, mungkin aku masih berada dirumah sakit sekarang" Timpal Raisha.
Grizelle hanya tersenyum canggung sampai Raisha mengajak semuanya untuk masuk ke dalam dan melanjutkan obrolannya disana sebelum semua hidangan siap untuk disantap.
"Dimana anak kamu?" Tanya Samuel. Pasalnya dari pertama masuk sampai sekarang ia belum melihat keberadaan pria tersebut.
"Masih dikamar, sebentar lagi juga turun" Sahut Theo.
"Kau tidak memaksanya kan?"
"Tidak perlu dipaksa, dia akan menyerahkan dirinya sendiri. Kita lihat saja nanti"
Kedua pria tampan itu terkekeh, membuat ketiga wanita itu heran melihatnya.
"Kenapa sih?" Raisha penasaran.
"Kalian tidak akan paham"
Berada ditengah-tengah orang dewasa membuat Grizelle bingung dengan obrolan mereka, ia yang masih duduk dibangku sekolah merasa bosan mendengarnya. Gadis itu celingukan, meneliti setiap ruangan keluarga yang berada disana.
Matanya tertuju pada 1 foto yang tertempel tepat disampingnya, seorang anak kecil tampan bertuxedo putih berdiri gagah disebelah papa Theo dan juga mama Raisha.
"Dari kecil aja udah tampan banget, gak heran udah gedenya bikin anak perawan orang teriak-teriak kesetanan" Gumamnya.
Tidak cukup puas melihat foto-foto tersebut, Grizelle menoleh ke arah taman yang terdapat disebelah kiri ruang keluarga, gadis itu berdiri dan meminta ijin kepada Raisha untuk kesana.
"Tante Raisha, aku boleh ke taman situ gak?" Tunjuknya pada taman tersebut, dimana ada gazebo kecil dan juga ayunan serta kolam ikan yang begitu indah.
"Boleh dong sayang, sana"
Sementara Grizelle sedang duduk asyik sambil memberi makan ikan-ikan kecil, dikamar utama seorang laki-laki terus berjalan mondar-mandir sambil memikirkan bagaimana cara supaya dirinya tidak ikut menghadiri acara makan malam yang berbau perjodohan tersebut.
"Sumpah males banget! Si Andra sialan banget, disuruh kesini malah banyak alasan!"
"Massa harus kabur sih?"
Tidak!
Belum tentu kan perjodohan itu akan terjadi? Lagian papa Theo sudah menyepakati kalau dia tidak akan memaksanya kali ini. Jadi apa salahnya jika dia mengikuti makan malam tersebut.
Tetapi tetap saja, rasanya sangat malas. Pasti akan sangat membosankan sekali. Apalagi Bayu begitu malas menghadapi putri-putri dari rekan kerja bisnisnya yang kelewat centil.
Akhirnya setelah berperang degan pikiran dan juga hatinya, ia keluar dari kamar dengan terpaksa dan memilih mengikuti acara makan malam tersebut. Dan jika papa Theo masih memaksanya, ia akan kabur saja!
"Tidak ada pilihan lain!"
Dibawah sana, terdengar suara gelak tawa. Ia sedikit mendengar suara tamu yang tidak asing baginya.
"Kayak kenal deh suaranya, kayak-"
Membulatkan matanya lebar-lebar, degub jantungnya mendadak kacau dengan setiap langkahnya menuruni anak tangga sampai dirinya berhenti tepat diujung anak tangga sana, laki-laki itu begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"O-om Samuel!" Gumamnya.
"J-Jadi ini tamu yang papa maksud, dan itu artinya? Imbuhnya.
SHIT!
Lihatlah wajah papa Theo yang terus tersenyum meledeknya, menyebalkan sekali!
"Hallo nak, apakabar?" Sapa Samuel ketika melihat seorang laki-laki berdiri dihadapannya.
"Sangat baik, om"
"Tolong kata-katanya dipegang ya, Bayu!"
"Pa! Bercanda doang itu!"
Theo menggelengkan kepalanya, menolak semua alasan yang putranya coba jelaskan.
"Bercanda apanya, kamu sudah menolaknya. Papa kan sudah mengatakan jangan sampai menyesal!Dan mana kekasihmu itu?"
"Ada apa sih?" Samuel penasaran, ia hanya tersenyum penuh arti.
"Tadinya kan kita sudah sepakat untuk menjodohkan putra-putri kita, tapi dia malah menolaknya. Mana ngaku-ngaku udah punya kekasih lagi"
"Pa!"
"Wah sayang sekali ya, padahal kita sudah lama sekali merencanakannya. Ya sudah lah, kalau putramu tidak mau aku bisa apa"
SIYAL!
Papa Theo benar-benar menyebalkan sekali. Kenapa tidak dari awal dia mengatakan jika tamu tersebut adalah Samuel Adelard Jovanka. Kalau begitu kan Bayu akan langsung menyetujuinya jika dijodohkan, bahkan dinikahkan sekalipun ia tidak akan menolak.
"Om, papa bohong! Saya mau ko"
Sontak semuanya tertawa, begitupun dengan Raisha dan juga Aiko yang memang sudah mengetahui rencana nya. Sebelumnya Aiko sempat menentang, tapi setelah tahu siapa laki-laki yang dipilihkan suaminya adalah anak dari sahabatnya sendiri, Aiko langsung menyetujuinya. Apalagi putrinya sudah mengakui jika dia menyukai seorang pria, dan ternyata adalah pria yang sama.
"Memangnya kamu tahu anak om yang mana, kalian kan belum bertemu?" Goda Samuel. Bayu hanya menyengir saja, kenapa mereka pandai sekali menggoda dirinya, ah memalukan.
Bukannya menjawab, Bayu malah celingukan mencari keberadaan Grizelle. Kenapa tidak terlihat diantara mereka, apakah dia tidak ikut?
"Grizelle ada disana," Tunjuknya pada taman, "Panggilin gih, kita mulai makan malamnya" Imbuhnya.
Bayu mengangguk antusias, ia tersenyum melihat seorang gadis sedang memberi makan ikan-ikan dikolam. Bayu masih tidak menyangka jika semuanya akan sesuai dengan harapannya.
"Ekhem!" Bayu berdehem, membuat gadis yang sedang duduk dipembatas kolam tersebut terkejut dan hampir terjatuh. Dengan cepat Bayu menarik tangan gadis itu dan-
"Maaf, ngagetin ya?"
DEG!
🌻
REVISI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
pasti papa theo tau kalo Bayu lagi kesemsem sama Gtiz
2023-01-25
0
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwk apa kabar dgn jati dan jantung mu saat ini pak guru???!!Makanya ketemuan dulu baru nentuin nerima atau nolak🤣🤣🤣😜😜
2023-01-25
0
♥*♡∞:。.。 HokKiLily 。.。:∞♡*♥
hahhahahah kena kan bayu dikerjain ya
2021-05-30
1