I Love You, Muridku
[My first novel. Sorry kalau masih berantakan dan maaf banget; sedang dalam tahap revisi, there are several parts that have changed]
Warning;
- Age difference love
- Family issue
- Lots of flashbacks
The main Character;
- Jung Jaehyun as Bayu Aji Bagaskara
- Jeon somi as Grizelle Jovanka
🌼
Bayu Aji Bagaskara, tidak ada yang tidak mengenalinya jika namanya disebutkan; seorang pengusaha baru muda bertalenta dengan segudang prestasi didalamnya. Putra tunggal dari pasangan Raisha & Theo Bagaskara itu berhasil menjadi pengusaha termuda pada umurnya yang baru menginjak 25 tahun.
Banyak penghargaan yang didapatkannya. Diantaranya adalah; menjadi pengusaha satu-satunya yang menyabet gelar CEO of the year setiap tahunnya. Dan benar, bukan hanya menjabat sebagai pengusaha saja, namun juga CEO sekaligus pemilik perusahaan nya sendiri.
Mendapat didikan keras dari orangtuanya sejak kecil, Bayu sudah terbiasa menjalankan apapun sendiri tanpa bantuan siapapun.
Dia juga tidak suka pekerjaan nya di ikut campuri oleh siapapun termasuk pekerjaan nya sebagai seorang guru di sekolah elit Jakarta, milik keluarganya sendiri.
Tidak ada alasan khusus tentang pekerjaan tersebut, Bayu hanya mengatakan bahwa itu hanya sebuah pengalihan rasa bosannya saja.
Jika pemuda seumurannya lebih senang pergi ke club atau sekedar menghamburkan uang untuk berkeliling dunia, Bayu lebih senang menyibukkan dirinya dengan bekerja. Itu sebabnya tidak sedikit para pengusaha yang kagum dan ingin menjodohkan putri mereka dengannya.
Namun apa yang bisa mereka harapkan dari pria dingin seperti Bayu Aji Bagaskara perihal cinta disaat kedua orangtuanya yang menginginkan seorang pendamping untuknya?
"Menjodohkan saya lagi? Bukankah kalian sepakat untuk tidak ikut campur dalam hal apapun termasuk soal jodoh saya sendiri?!"
"Tidak ada bantahan! Papa sudah mengaturnya sebelum kalian terlahir"
"Batalkan saja. Saya tidak tertarik"
"Papa tidak menerima penolakan untuk kali ini"
Terdengar bantingan sendok usai Theo menyelesaikan kalimatnya. Tanpa berkata apapun, Bayu mengambil tas lalu pergi begitu saja tanpa menghabiskan sarapannya.
Perjodohan?
Tidak adakah pembahasan lain selain perjodohan yang membuatnya muak?
Cih!
Kolot sekali pemikiran orangtuanya. Lagipula untuk apa terburu-buru disaat Bayu masih ingin menikmati masa mudanya untuk bekerja sebelum membangun sebuah keluarga.
🌼
Kelas yang awalnya bising seketika senyap. Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya ketika anak si pemilik sekolah datang dengan wajah dingin serta datarnya.
"Simpan buku pelajaran kalian. Hari ini kita ulangan!"
Tidak ada bantahan maupun protes yang terucap dari muridnya. Buku, novel ataupun yang semula tergeletak di atas meja sudah masuk ke dalam tas masing-masing tanpa ada yang tersisa; meninggalkan bolpoin dan peralatan tulis saja.
Setelah memastikan bahwa tidak ada satupun buku di atas meja, Bayu memanggil ketua kelas untuk membagikan kertas ulangannya.
"Mark. Tolong bagikan!"
Siswa bernama Mark itu berdiri. Berjalan ke arah Bayu dan mengambil 31 lembar soal ulangan matematika untuk dibagikan kepada teman-temannya.
"Waktu kalian sampai jam istirahat. Kerjakan dengan benar dan teliti dan tidak ada yang mencontek satu sama lain! Paham?!"
"Pa---"
BRAK!
"M--maaf, saya terlambat!"
Sialan!
Ada saja yang membuat harinya kacau.
"Apakah kau tidak punya sopan santun masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?!"
Suara dingin dari pria yang kini sedang berdiri tepat dihadapannya membuat mentalnya ciut. Gadis itu mendongak sehingga sepasang mata mereka bertemu untuk sepersekian detik sebelum Bayu memutuskannya lebih dahulu.
"Nama?"
"G---grizelle Jov-vanka, pak!"
"Setelah ulangan selesai ke ruangan saya segera!"
"S---siap, pak!"
Bayu tersenyum tipis seraya mengambil spidol untuk menuliskan soal ulangan hari ini sementara beberapa muridnya memekik gemas lantaran menyadari guru tersebut tersenyum.
Usai menuliskan soal, Bayu kembali ke mejanya, membuka laptop untuk melihat beberapa laporan masuk dalam email-nya.
Sial!
Bayu mengumpat dalam hatinya ketika fokusnya teralihkan pada gadis yang sedang tersenyum ke arahnya.
Kenapa dengan jantungnya? Kenapa berisik sekali?
Keadaan macam apa ini?
Tidak biasanya hanya karena seorang gadis SMA jantungnya bereaksi berlebihan seperti ini? Perasaan apa ini sebenarnya?
Apakah dia mempunyai riwayat serangan jantung ringan? Tidak! Itu tidak mungkin. Tetapi demi kesehatan, sepulang mengajar Bayu akan mampir ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya.
Kelas 12 A termasuk ke dalam kelas unggulan di sekolah ini. Mereka adalah murid-murid terpilih yang berprestasi. Bisa dilihat ketika Bayu berkeliling selama ulangan berlangsung, tidak ada keluhan apapun.
"Pak"
Bayu menoleh ketika gadis yang sempat membuat jantungnya berdetak berlebihan tadi berdiri lalu berjalan menghampirinya.
"Saya sudah selesai" Imbuhnya.
Gadis itu berikan kertas berisikan jawaban ulangan matematika hari ini, buat si guru berwajah dingin itu mengerinyit ketika periksa jawabannya.
"Jawaban kamu benar semua"
Gadis itu; Grizelle tersenyum bahagia.
"Really?"
"Ya. Kamu boleh menunggu disini. Tetapi jangan sampai mengganggu teman kamu yang belum selesai"
"Siap!"
🌼
Akhirnya setelah 3 jam berlalu mereka bisa menyelesaikan soal dengan tepat meskipun jawaban dalam kertas tersebut meluber kemana-mana.
Meskipun termasuk dalam kelas unggulan yang berprestasi, bagi mereka ini adalah ulangan matematika tergila yang memakan kertas jawaban dua kertas folio.
"Buset! Parah banget ulangan hari senin yang indah ini. Tangan gue hampir copot dan otak gue udah berasap!"
"Gila ya pak Bayu! Kasih soal gak kira-kira! Untung sayang"
"Dasar!"
Grizelle tertawa mendengar berbagai keluhan dari teman sekelasnya. Sejujurnya dia juga agak sedikit kaget karena ini adalah kali pertama dirinya mengikuti ulangan seperti tadi.
"Kenapa kamu terlambat, Grizelle?!"
Grizelle menutup novel yang sedang dibacanya. Dia tatap pada seseorang gadis berperawakan tinggi yang sedang duduk disebelahnya itu malas.
"Ya karena kamu, Megan!"
Jawaban Grizelle membuat gadis bernama Megan itu melotot.
"Aku diem aja ya dari tadi!" Megan tidak terima.
"Judul drama korea yang kamu rekomendasikan kemarin yang membuat aku terlambat!"
Apa?!
Jadi alasan gadis itu terlambat masuk kelas itu karena maraton drama Korea yang direkomendasikan olehnya? Bukan macet seperti alasan yang diberikan pada gurunya tadi?
"Awas ah! Aku mau ke ruangan pak Bayu dulu!"
"Tapi-"
Protes yang baru satu kata Megan layangkan terpotong oleh suara bel istirahat yang terdengar nyaring di seluruh pelosok sekolah, Grizelle memilih buru-buru berdiri untuk menemui guru yang menyuruh untuk ke ruangannya.
Melihat semua murid berhamburan ke luar kelas menuju kantin, Grizelle mengirimi Megan pesan sebelum masuk ke dalam ruangan dengan pintu bercat putih dihadapannya.
[Pesankan aku makanan seperti biasa]
^^^Megan :^^^
^^^[Ok]^^^
Setelah mendapatkan balasan tersebut, Grizelle mulai mengetuk pintu dihadapannya lalu gadis itu masuk setelah sang pemilik menyuruhnya. Cukup kagum melihat ruangan guru yang memiliki konsep minimalis tersebut.
Tapi, kenapa tidak ada meja guru lain disini?
Kenapa hanya ada satu meja saja?
Dan ini tidak terlihat seperti ruangan guru pada umumnya.
"Kamu akan berdiri terus?"
Tubuhnya sedikit tersentak saat suara bariton tersebut membuyarkan lamunannya.
"Maaf"
Bayu menggelengkan kepalanya pelan, sedikit terhibur dengan wajah terkejut yang menurutnya menarik.
"Kenapa kamu terlambat?"
Pertanyaan tersebut membuat Grizelle gugup. Dia menunduk, memainkan ujung roknya sambil mencari alasan yang mungkin akan menyelamatkannya dari hukuman.
"M-macet pak"
Bohong!
Tidak mungkin dia harus mengatakan kalau alasan yang sebenarnya dia terlambat itu karena menonton drama Korea sampai jam tiga pagi. Bisa-bisa guru tampan yang sedang memperhatikannya itu akan memarahinya habis-habisan.
Atau yang lebih mengerikan lagi, guru itu akan menyuruhnya membersihkan seluruh toilet sekolah.
Jangan sampai!
Mendengar jawaban tersebut membuat Bayu tertawa, sehingga kedua lesung pada pipinya muncul dengan manis. Grizelle melotot, tidak menyangka jika wajah sedingin itu memiliki lesung pipi yang begitu dalam.
Sangat tampan, batinnya menjerit gemas. Kalau boleh, Grizelle ingin sekali menusuk lesung tersebut dengan jarinya.
"Tidak adakah alasan lain yang bisa membuat saya percaya?"
Grizelle menggeleng takut saat wajah yang sempat terlihat manis tadi kini kembali berubah dingin.
"Tidak pak, saya memang terkena macet tadi"
Meskipun Bayu tidak percaya karena cukup basi dengan alasan tersebut, dia tetap mengangguk paham.
"Oke! karena kamu murid baru, benar?"
Grizelle mengangguk.
"Saya akan memakluminya untuk sekali ini saja"
Syukurlah.
"Tetapi,"
Apa nih?
"kalau kamu mengulanginya kembali, saya tidak akan segan menyuruh kamu untuk berlari mengelilingi lapangan bola dibelakang sana sebanyak sepuluh putaran tanpa henti"
DEG
Tega sekali!
"Dan untuk hukuman saat ini-
Apa?! Katanya memaklumi, protes gadis itu dalam hati.
-tuliskan nomor telpon kamu terlebih dahulu karena nanti saya akan mengirim beberapa soal sebagai tugas hukumannya"
Sama saja!
Grizelle segera menyambar bolpoin yang Bayu berikan, menuliskan nomor telponnya dengan benar lalu memeriksa kembali takut kalau dia salah menuliskan angka.
"Sudah pak"
Bayu mengangguk setelah melihat kertas tersebut sudah tertuliskan nomornya, kemudian mengambil ponsel untuk memasukkan nomor tersebut ke dalam daftar kontaknya.
"Kamu boleh keluar sekarang, kasihan perut kamu bunyi terus"
Grizelle menunduk malu, pipi putihnya sudah dipenuhi rona merah, membuatkan Bayu sedikit terpesona melihatnya.
Sialan!
Kenapa jantungnya?
Kenapa kembali berantakan seperti tadi?
Ini tidak benar, Bayu harus memeriksakannya!
🌻
Suara seseorang memenuhi ruangan sana, membuat sang pemilik memijat pangkal hidungnya pusing. Bukan hanya pusing yang dirasa, nyatanya pria itu juga merasakan telinganya berubah pengap karena sedari tadi wanita tersebut tidak henti mengomelinya.
"Kalau sudah begini bagaimana kita melanjutkan rencananya, mas Theo!"
Pria yang dipanggil mas Theo itu hanya diam, mengeluarkan suara pun rasanya percuma karena pasti setiap kata yang diucapkannya akan terdengar salah oleh telinga wanita yang bergelar istrinya itu.
Dia adalah Raisha, istri dari seorang pengusaha properti tersukses - Theo Bagaskara.
"Seharusnya kamu jangan terburu-buru seperti tadi pagi, sekarang dia jadi marah kan?!" imbuhnya.
"Mas hanya mengingatkannya saja sayang"
Theo kembali membela diri setelah diam beberapa menit. Dia bukannya terburu-buru, hanya saja berjaga-jaga, takut kalau putranya memiliki seorang kekasih.
"Untuk apa?"
"Seperti yang mas bilang sebelumnya, agar dia tidak berpacaran dengan siapapun"
"Tapi-"
"Sudah ya? Kamu tenang saja, jangan terlalu memikirkannya. Anak itu pasti akan menyetujuinya"
Benarkah?
Tadi pagi saja putra satu-satunya itu terlihat marah sekali.
Apakah mungkin?
"Percaya kepada mas" imbuhnya.
Raisha mendongak, menatap suaminya sebelum akhirnya mengangguk.
🌻
\={R E V I S I}\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Warung Hikmah
pantesan agak beda isinya ternyata d revisi
2024-08-26
0
Anonymous
sepertix menarik
2023-05-24
0
my name
baru baca aku langsung jatuh cinta apalagi pas bayu mulai modus modus minta nomer ponsel aku jd senyum senyum sendiri 🤭
2023-02-05
0