"Maaf! Bisa minggir gak? Aku mau keluar"
Grizelle tidak mengerti, sebenarnya mereka mau apa secara sengaja menghadangnya seperti ini. Apakah ia mempunyai salah dengan mereka? Sepertinya tidak! Bahkan selama dirinya pindah pun, Grizelle baru pertama kali bertatap langsung dengannya.
"Hey, bisa minggir?"
Fiona terus memperhatikan Grizelle dari ujung kaki sampai rambut dengan kesal, rupanya benar apa yang dikatakan teman-temannya jika murid baru yang bernama Grizelle Jovanka itu sangatlah cantik, bahkan bule. Tentu Fiona tidak menyukainya, ia merasa sangat tersaingi. Pantas saja gadis itu bisa keluar masuk ruangan tersebut dengan mudah.
Cih!
"Bentar doang, gue cuma mau ngobrol ko sama loe!"
"Mau ngomong apa?" Grizelle merasa malas. Jika hanya mengobrol saja, memangnya tidak bisa diluar? Kenapa mesti di toilet seperti ini, apalagi sampai keroyokan begini.
"Loe anak baru itu?" Tanya Fiona ketus.
Beberapa Minggu lalu, dirinya memang sempat mendengar kabar jika ada murid baru pindahan dari Amerika. Tetapi ia tidak terlalu begitu perduli saat itu dan berpikir jika murid tersebut tidak begitu terkenal. Namun saat beberapa teman sekelasnya bercerita jika murid tersebut sangatlah cantik, ia jadi penasaran.
"Iya, kenapa?"
"Loe abis ngapain dari ruangan pak Bayu?"
Grizelle terkekeh pelan sebelum dia menjawab, ternyata ini penyebab dirinya sampai dihadang. Oh ayolah! Memangnya mereka tidak pernah kesana apa, sampai menginterogasinya seperti ini. Megan juga sama, apakah memang benar kalau mereka belum pernah sekalipun masuk kesana.
"Emangnya kenapa?"
"Jawab doang sih susah amat!" Sewot yang lainnya.
"Santai bisa?" Grizelle tidak terima saat salahsatu diantara mereka mendorong pundaknya.
"Ya udah tinggal jawab doang!"
"Gak usah dorong-dorong segala juga kali!" Barbar sekali. "Ngambil tugas hukuman, kenapa mau bantuin?" Imbuhnya.
"Hukuman?"
Fiona tidak mengerti. Apakah murid tersebut telah berbuat ulah bisa mendapatkan hukuman seperti itu?
Grizelle mulai menjelaskan bagaimana dirinya bisa masuk keruangan tersebut. Mulai dari dirinya terlambat masuk ke kelas, sampai mendapatkan 25 soal tugas hukuman yang didapatkannya.
"Gitu doang?"
"Terus kamu berharap aku ngapain didalam sana?"
Cih!
Grizelle sangat sebal sekali melihatnya. Memangnya mereka berpikir dirinya berbuat apa disana sampai di interogasi seperti ini. Lalu memangnya siapa mereka sampai kepo dan menghadangnya, pacarnya? Tidak mungkin!
"Udah nih interogasi nya?"
Fiona memberi isyarat kepada teman-temannya agar minggir, ternyata tidak ada hal yang aneh terjadi diruangan sana. Awas saja kalau sampai murid itu berbuat ulah untuk mendekati pak Bayu, dirinya tidak akan membiarkannya tenang.
🌻
HENDRY : [Gantiin jadwal gue, dikelas 12A]
[Oke! Imbalannya apa?]
HENDRY : [Loe sama sahabat gitu banget. Please lah. Loe udah kaya dan punya segalanya, mau apa dari gue yang miskin ini :(]
[Haha, bercanda kali]
Diruangan nya, Bayu sedang bersiap-siap untuk kembali mengajar. Seharusnya dirinya sudah bisa pergi ke kantor, namun karena ia mendapatkan pesan dari sahabatnya yang memberitahukan jika dia tidak bisa mengajar dikelas 12 A dan meminta Bayu menggantikannya, Bayu dengan berat hati mengiyakannya.
Sempat ingin menolak karena pekerjaan dikantor sedang banyak-banyaknya, namun karena sahabatnya memohon, ia jadi tidak tega. Tetapi setelah ia menyadari jika kelas yang harus ia isi adalah kelas 12 A, pria itu menjadi bersemangat.
Bayu berjalan menuju lift untuk pergi ke kelas 12 A yang berada dilantai tiga, pria itu tersenyum saat mendapati murid baru yang sempat ia buat kesal sedang berdiri disana. Ia mempercepat langkahnya, lalu berdiri dibelakang gadis itu tanpa bersuara.
{Kau tau sejak pertama bertemu, terbayang senyum indah di matamu. Kau berikan tatapan cinta untukku-} Judika - Sampai kau jadi milikku
Lagi-lagi jantungnya kembali berdebar, rasanya sangat aneh sekali setiap berdekatan dengan gadis itu. "Kamu benar-benar bahaya Grizelle" Iya bahaya untuk kesehatan jantungnya. Bisa-bisanya seorang gadis SMA bisa membuat hatinya berdebar kembali. Hah! Kalau sampai Andra tahu, bisa diledek habis-habisan nanti.
"Aku harus memeriksakannya besok. Siapa tahu aja ini cuma serangan jantung dadakan" Batinnya.
Mereka masuk bersamaan ketika pintu lift sudah terbuka. Grizelle yang sedang berkirim pesan dengan sang mommy masih belum menyadari jika ada guru disebelahnya. Sampai akhirnya pintu itu kembali tertutup, Grizelle baru memasukan ponselnya dan menoleh.
"Eh? Maaf pak, saya baru sadar kalau ada bapak"
"Hati-hati. Jangan terlalu berlebihan bermain ponsel, bahaya!"
"Baik pak, maaf"
Mengibaskan tangannya berkali-kali, Grizelle merasa udara didalam lift mendadak sangat panas sekali. Apalagi hanya ada dirinya dan guru tampan yang berdiri gagah disebelahnya.
"Kenapa?"
"Panas pak" Grizelle menjawab dengan tersenyum tipis. Kenapa lama sekali sampainya, ia sudah benar-benar tidak tahan lagi.
"Sekarang pelajaran siapa?" Tanya Bayu basa-basi, padahal dirinya sendiri guru pengganti sahabatnya. Dasar modus!
"Seharusnya pak Hendry. Tapi katanya dia enggak bisa masuk"
Memang saat dikantin, Grizelle sempat mendengar dari teman-temannya jika pak Hendry tidak bisa masuk karena ada urusan mendadak. Jadi mungkin kelasnya akan kosong.
"Saya yang akan menggantikannya"
Bayu keluar terlebih dahulu setelah pintu lift terbuka, pria itu menoleh karena muridnya masih diam didalam sana.
"Ayo!" Bayu menarik tangan gadis itu dan membawanya keluar. "Kamu mau diam saja disana? Apa kamu gak suka kalau saya yang mengajar?" Imbuhnya.
EH!
Gadis itu hanya diam saat tangannya terus ditarik. Sampai mereka berhenti didepan kelas, Bayu menghentikan langkahnya sebelum melangkah masuk.
"Kenapa?"
"Tangan aku-" Grizelle terkekeh, setelah tangannya terlepas, gadis itu masuk kedalam kelas terlebih dahulu. Sedangkan Bayu, pria itu mendadak mendapat panggilan masuk dari Hendry.
Melihat Grizelle yang baru datang, Megan segera menghampirinya. "Tenggelam di toilet kamu, lama banget!" Tanyanya setelah Grizelle duduk dibelakangnya.
Sambil mengeluarkan buku pelajarannya, Grizelle menjawab. "Habis di interogasi dulu"
"Sama?"
"FIONA!" Bisiknya.
"Apa?"
Megan langsung berdiri, memeriksa setiap jengkal tubuh Grizelle. Memastikan jika tidak ada luka lebam atau apapun disana. Dirinya sudah menduga jika suatu saat Fiona pasti akan mengganggu sahabatnya.
"Ngapain kamu tuh cewek. Bilang sama aku!"
"Meg, aku gak di apa-apain. Serius!"
"Jangan bohong Griz!"
"Sumpah demi tuhan, Megan" Menarik tangan Megan untuk duduk disebelahnya, "Aku cuma ditanyain abis ngapain aja diruangan pak Bayu" Imbuhnya. Mengembuskan nafasnya lega, Megan tidak akan tinggal diam jika sampai Fiona berbuat ulah kepada sahabatnya.
"Syukur deh. Bilang sama aku kalau dia bikin ulah sama kamu!"
"Iya"
Kelas yang ramai mendadak hening ketika anak pemilik sekolah ini masuk. Mereka yang mengira jam pelajaran pak Hendry akan kosong merasa kecewa karena ternyata pak Bayu yang akan menggantikannya. Gagal sudah rencana kelas 12 A yang akan malas-malasan dikelas.
"Selamat siang semuanya"
"Siang pak"
"Hari ini pak Hendry tidak bisa mengajar seperti biasanya, karena beliau ada urusan dikantornya. Jadi saya yang akan menggantikannya. Oke! Keluarkan buku kalian dan buka halaman 36"
Semua murid tersebut langsung membuka buku pelajarannya dan memulai materinya. Tidak ada suara kebisingan apapun selama dirinya mengajar, sampai akhirnya suara ponselnya sendiri yang membuat semua murid menatapnya.
"Kenapa pa? Bayu sudah mengatakan jika Bayu menolak perjodohan itu. Jadi papa jangan memaksa Bayu lagi, oke!" Ucap Bayu setelah keluar dari kelas. Ia masih sangat kesal kepada sang papa yang terus memaksanya agar mau untuk dijodohkan.
PAPA THEO : Dih ge-er banget kamu! Siapa juga yang mau ngebahas itu. Papa cuma mau memberitahukan kalau rekan kerja papa yang dari Amerika meminta bertemu sekarang. Kamu udah selesai ngajar belum?
"Kirain! Bentar lagi juga beres. Papa kirim alamatnya saja, 10 menit lagi Bayu berangkat"
PAPA THEO : Oke! Jangan membuat dia menunggu, papa tidak mau proyek besar ini gagal. Apalagi dia sudah datang jauh-jauh dari Amerika.
"Ya!"
Setelah sambungan telponnya tertutup, Bayu kembali ke kelasnya, membereskan buku serta laptop lalu memasukannya kedalam tas.
"Maaf semuanya. Saya ada keperluan mendadak, jadi hari ini cukup sampai disini pertemuan kita. Terima kasih" Pamitnya seraya pergi.
Selepas kepergian guru tampan tersebut, semua murid 12A bersorak bahagia. Mereka segera mengemasi barang-barangnya untuk pulang lebih awal karena tidak ada pelajaran lagi selain ini. Begitupun dengan Grizelle, gadis itupun segera memasukan semua bukunya.
"Akhirnya pulang cepet, aku bisa tidur siang sepuasnya deh" Gumamnya begitu bahagia. Tetapi ketika mengingat kembali soal hukuman yang begitu banyak, sepertinya bayangan tidur siang yang begitu nyenyak hancur berantakan oleh 25 soal tugas yang guru tampan itu berikan.
"Argh! Nyebelin"
"Oke baiklah Grizelle, lebih baik sekarang kamu cepat pulang lalu kerjakan semua tugas tersebut dengan penuh rasa syukur!"
Hish! Meskipun kesal, tapi ya mau bagaimana lagi. Perintah guru tersebut tidak bisa dibantah.
"Langsung pulang?" Megan bertanya saat melihat Grizelle sudah siap untuk pulang, berbeda dengan dirinya yang nampak santai. Bahkan bukunya masih berserakan diatas mejanya.
"Iya nih mau ngerjain tugas dari guru gila tadi. Kamu gak langsung pulang?"
"Duluan aja, aku ada urusan nih" Bisiknya. Megan tidak mungkin kan memberitahukan jika Bryand mengajaknya untuk bertemu siang ini.
"Tumben punya urusan, biasanya luntang-lantung gak jelas" Grizelle terkekeh lucu ketika Megan hampir melemparinya dengan buku. Dasa bule sialan!
"Sembarangan! Aku mau ketemuan nih sama seseorang"
What? Tumben sekali seorang Agatha Megantari mau merespon ajakan seseorang. Padahal yang Grizelle tahu, sahabatnya itu adalah perempuan ter-cuek yang pernah dikenalnya.
"Luar biasa! Siapa orang yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan seorang Agatha Megantari, seorang cewek yang super cuek? Pasti ketiban hoki tuh orang"
"Ish lebay deh. Aku juga gak tahu dia beneran apa enggak nyuruh aku nunggu diparkiran, tapi kalau sampai tuh orang mainin gue-"
"Jangan galak-galak, kasihan yang antri jadi pacar kamu pada takut haha" Ledeknya.
"Bodo amat!"
Grizelle hanya tertawa, kemudian memakai tas nya untuk bergegas pulang karena 25 tugas yang guru tampan itu berikan sudah tidak bisa diam ingin cepat diselesaikan.
"Ya udah, aku pulang duluan ya. Kamu hati-hati, kasih kabar kalau udah jadian" Sebenarnya Grizelle tahu siapa orang yang akan mengajak Megan untuk bertemu, namun Grizelle tidak mau membuat Megan menjadi malu lalu akhirnya ia tidak mau menemui seseorang itu.
"Ih Grizelle kamu tahu ya?"
"Enggak!" Sangkal nya. Grizelle melambaikan tangan ketika sudah keluar kelas, gadis itu menoleh dan menjulurkan lidahnya meledek.
"Bohong! Itu ngomong kayak gitu apaan woy!"
Sesuai permintaan pemuda yang tadi siang memintanya untuk menunggu diparkirkan, Megan sudah berdiri disana dengan raut wajahnya yang sedikit kesal. Gadis itu mengibaskan tangannya, cuaca yang sangat terik membuat gadis berpostur tinggi itu kegerahan. Beberapa kali ia melihat jam yang melingkar pada tangannya, ternyata sudah 10 menit ia berdiri disana namun pemuda itu belum terlihat juga.
"Ngerjain gue doang nih kayaknya"
Kesal, akhirnya Megan memutuskan untuk pulang saja, tidak perduli jika pemuda itu marah ataupun tidak, Megan benar-benar merasa dibodohi sekarang. Namun saat Megan akan pergi, tiba-tiba pemuda tersebut datang dan menghalangi langkahnya.
"Mau kemana sih?"
"Kamu lama. Aku udah nunggu lebih dari 10 menit ya disini, mana panas banget lagi" Keluhnya.
Bryand Orlando, menarik tangan Megan untuk duduk diatas kap mobilnya. Pemuda tersebut mengeluarkan dua minuman dingin dari dalam tasnya dan memberikannya. Dia menjelaskan alasannya telat datang karena ada urusan dengan anak-anak team basket tadi.
"Maafin aku ya, tadi mendadak banget"
"Ya!"
"Jangan marah dong"
"Biasa aja!"
Bryand terkekeh pelan, ternyata lucu sekali gadis cuek ini. Kenapa ia sampai tidak sadar jika keluarga mereka sangat dekat. Kalau tahu kan, Bryand sudah dari dulu mendekatinya.
"Kenapa ketawa?"
"Kamu lucu!"
"Gak jelas banget!"
Megan bertambah kesal ketika Bryand terus menatapnya, ia mencoba bangkit namun lagi-lagi Bryand menarik tangannya.
"Aku belum ngomong tujuan aku loh Megan, jangan kemana-mana"
"Ya udah mau ngomong apa?"
"Aku-"
Aduh! Kenapa Megan yang deg-degan sih. Sebenarnya apa yang akan Bryand katakan padanya.
"Malam Minggu ada acara gak? Aku mau ajak kamu keluar"
DEG!
🌻
REVISI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
my name
baca novel ini berasa ABG lagi 😁😁
2023-02-05
0
mentari
teringat mantan ku guru waktu SMp,,
2021-05-09
2
1stmutia
hmmmmm aku suka ngebayangin kalo punya guru cakeppp....
salam hangat dari fountain-satu hati 2 jiwa 🖤 🖤
2020-09-04
9