Bayu sudah sampai ke tempat dimana rekan kerjanya yang berasal dari Amerika sudah menunggu.
Laki-laki itu dengan gagah memasuki sebuah restoran mewah seorang diri. Beberapa pelayan yang melihatnya langsung menyambutnya dengan sopan.
"Tuan Bayu Aji Bagaskara, anda sudah ditunggu oleh tuan Samuel Adelard Jovanka diruangan sana" Ucap salahsatu pelayan. "Mari tuan" Imbuhnya.
Pelayan tersebut langsung mengantarkan Bayu ke ruangan privat room yang sudah dipesankan Theo sebelumnya. Restoran bergaya Eropa tersebut menjadi pilihannya karena mempunyai tempat yang ramah dan juga makanan disana sangatlah enak. Cocok untuk Samuel yang baru beberapa Minggu pindah ke Indonesia.
Samuel Adelard Jovanka, adalah pemilik perusahaan Jovan'K Realty Trust, perusahaan terbesar di Amerika. Kembalinya ia ke Indonesia untuk mengembangkan anak cabang dan juga untuk memantau beberapa proyek yang sudah direncanakan dengan sahabatnya, Theo Bagaskara.
"Kau terlihat lebih muda dibandingkan didalam majalah, tuan Bayu Aji Bagaskara" Puji Samuel setelah anak dari sahabatnya datang. Samuel begitu senang akhirnya bisa bertemu dengan anak dari sahabatnya itu.
"Anda terlalu berlebihan tuan. Panggil saja Bayu, berlebihan rasanya jika tuan memanggil saya seperti itu"
"Oke baiklah, kalau begitu mari kita buang bahasa formal yang sering digunakan dalam sebuah pertemuan penting."
"Haha tentu saja"
"Wah, Theo benar-benar berhasil mendidik mu menjadi sepertinya." Puji Samuel lagi.
Pria itu begitu kagum pada sosok Bayu yang sangat sopan dan juga hebat dalam berbisnis di usianya yang masih sangat muda. Beberapa kali Samuel meminta bekerja sama dengan perusahaan Bayu saat dulu, namun ia selalu gagal. Sampai akhirnya ia mengetahui jika Bayu adalah anak dari sahabatnya, Samuel langsung menghubungi Theo dan meminta bekerja sama dengan perusahaan mereka.
"Berkat kesabaran papa, aku bisa seperti ini"
Keduanya tertawa. Bayu mengingat kembali saat dirinya dipaksa mengurus perusahan saat dirinya masih duduk dibangku SMA. Saat itu ia masih berumur 17 tahun, ia yang lebih suka kesenian dipaksa mempelajari dunia berbisnis oleh papa nya. Sampai akhirnya saat Bayu kuliah, dia sudah bisa memimpin perusahaan yang dipercayakan Theo kepadanya.
"Kau sangat mirip dengan Theo, bedanya kau lebih kalem sedangkan dia bobrok" Samuel terkekeh pelan, "Oke baiklah, mari kita mulai" Imbuhnya.
"Baik"
Hampir 2 jam keduanya membahas proyek tersebut. Proyek yang bertujuan untuk mempercepat kemajuan pada sektor properti Indonesia dengan membangun nya sebuah kawasan mixed use, untuk memaksimalkan penataan konsep pemukiman, bisnis, peradangan serta rekreasi.
Akhirnya selesai juga, Samuel begitu berharap proyek besar ini bisa selesai dengan keinginannya. Begitu juga dengan Bayu, pria itupun berharap hal yang sama.
"Saya akan memastikan jika semuanya berjalan dengan semestinya, tuan"
"Panggil om saja nak"
"Baiklah, om"
Setelah menandatangani semua berkas-berkas kerja sama, sebelum pulang Samuel mengajak Bayu untuk makan terlebih dahulu. Samuel juga banyak bertanya, bagaimana Bayu bisa membangun perusahaan nya sendiri tanpa embel-embel menggunakan nama Theo dibelakangnya.
"Jika saya menceritakannya, cerita ini tidak akan selesai dalam waktu seminggu om"
"Haha, oke baiklah! Om akan menanyakannya saja kepada Theo, bagaimana dia mendidik mu sampai sesukses sekarang"
"Benarkah usiamu 25 tahun?"
"Benar om"
"Wow! Masih sangat muda sekali rupanya dan kamu sudah berhasil membuat perusahaan mu menjadi perusahaan sebesar ini? Bahkan kamu juga sudah 3 kali berturut-turut meraih penghargaan sebagai CEO of the year, amazing!" Samuel begitu bangga atas semua prestasi yang telah Bayu capai di usianya yang masih sangat muda tersebut.
"Om sangat berlebihan sekali"
"Tidak. Ini adalah kejujuran nak, kau sangat keren sekali. Andai anak om laki-laki, om juga akan mendidiknya sama seperti Theo mendidik mu"
"Terima kasih om. Tetapi jika om mau mendengarkan usul saya, sebaiknya om tidak memaksakan kehendak om kepada anak om nanti, biarkan mereka memilih jalannya masing-masing. Sebagai orangtua, om hanya perlu mendukungnya saja"
"Benar! Kau benar sekali Bayu. Om semakin bangga kepadamu. Tetapi tidak ada salahnya kan jika om berharap. Sejujurnya om ingin sekali kamu menjadi menantu om tetapi sayangnya anak om masih sekolah"
HA?
TIDAK!!
"Wah sayang sekali ya om ternyata masih sekolah" Berpura-pura menyayangkan padahal dalam hatinya bersorak bahagia.
"Tetapi kalau kamu bersedia, kamu bisa menunggunya sampai lulus nanti"
TIDAK!
TIDAK!
TIDAK!
Bayu tidak mau.
"Haha, om bisa saja. Siapa tahu putri om ingin berkuliah dulu-"
"Bisa om atur. Dunia perkuliahan tidak melarang mahasiswanya sudah menikah"
Disela-sela obrolan mereka, tiba-tiba saja ada panggilan telpon masuk dari ponsel Samuel. Pria itu sedikit menjauh setelah meminta ijin kepada Bayu untuk mengangkatnya.
"Hello gadis kecilku. Kenapa, apa kau merindukan Daddy?"
"Iya Daddy minta maaf. Daddy akan pulang sekarang"
"Ya, nanti Daddy bawakan. Daddy tutup dulu telponnya ya"
"Love you"
Bukannya tidak sopan, tetapi Bayu sedikit mendengar obrolan diantara mereka. Dan Bayu yakin jika yang menelpon itu adalah putrinya.
"Bye sayang"
Setelah sambungan telponnya terputus, Samuel duduk kembali dan segera membereskan berkas-berkas nya.
"Maaf ya Bayu, sepertinya om harus segera pulang"
"Iya, tidak apa-apa om. Lain kali saya akan mengundang om untuk makan malam bersama orang tua saya"
"Dengan senang hati. Nanti om kenalkan dengan putri om, siapa tahu kau menyukainya"
TIDAK!
🌻
Cahaya sore yang masuk melalui jendela begitu terasa hangat menerpa wajah. Gadis cantik itu menggeliatkan badannya setelah tidur siang. Rencana akan mengerjakan tugas pun nyatanya gagal, rasa kantuk pada matanya tidak bisa tertahan lagi.
Ia menyimpan ponselnya pada meja yang terdapat di samping tempat tidurnya, lalu mulai beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Mandi dulu deh sebelum Daddy pulang"
Grizelle berjalan menuju kamar mandi, badannya butuh berendam agar kembali segar setelah tidur siang yang lumayan lama tadi. Ia mengingat kembali tugas-tugasnya yang masih terbengkalai, buku-buku pelajaran yang seharusnya dipelajari tadi berserakan diatas kasur. Aduh! Bagaimana jika hari ini tidak selesai, pasti guru menyebalkan itu akan menambah hukumannya lagi.
Ah bodo-amat! Yang penting sekarang Grizelle butuh berendam.
Grizelle termasuk perempuan yang tidak terlalu betah berlama-lama dikamar mandi, hanya butuh waktu 20 menit saja gadis itu sudah selesai dengan segala ritual berendam nya.
Kaos oblong serta celana pendek menjadi pakaian favorit nya selama dirumah. Rambutnya pun lebih sering diikat daripada dibiarkannya tergerai.
Gadis yang menggunakan kaos oblong serta celana pendek tersebut segera keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju dapur dimana sang mommy dan juga beberapa maid sedang membuat beberapa kudapan. Tumben sekali pikirnya, biasanya jika mommy nya membuat kue tersebut akan ada temannya yang datang atau tidak wanita berdarah Jepang itu yang akan berkunjung ke suatu tempat.
"Banyak sekali mommy membuat kue, apakah akan ada tamu?" Tanyanya menggunakan bahasa Jepang. Grizelle mendudukkan dirinya pada pantry dan memperhatikan mereka yang sedang sibuk.
"Tidak! Mommy akan berkunjung ke rumah sahabat mommy. Kita sudah lama tidak bertemu" Sahut wanita itu. Dia adalah Aiko, orangtua dari Grizelle.
"Oh"
"Apakah kau lapar sayang? Mommy sudah membuatkan sesuatu untukmu"
"Apa itu?"
Wanita cantik itu meletakan sepiring dessert favorit putrinya, makanan yang terbuat dari pisang yang digoreng dengan dicampur bahan-bahan lainnya serta tambahan ice cream diatasnya membuat Grizelle bersorak bahagia. "Wah! Banana Foster" Kemudian gadis cantik itu langsung melahapnya sampai habis.
"Pelan-pelan sayang"
"Apapun, jika mommy yang membuatnya semuanya akan terasa sangat lezat. Terimakasih ya"
"Apapun untuk kamu sayang"
Sejenak Aiko terdiam, memandangi putrinya yang sedang memakan masakan buatannya begitu lekat. Aiko begitu bahagia melihat setiap pertumbuhan putri satu-satunya yang sangat berharga baginya. Gadis yang dulu diidamkannya sekarang telah dewasa menjadi gadis SMA yang sangat cantik.
Aiko masih mengingat, bagaimana kejadian yang hampir merenggut nyawa putrinya dulu.
Darah terus mengalir memenuhi kakinya, Aiko yang melihatnya terus berteriak. Dalam perjalanan Aiko terus berdoa agar kandungannya yang sudah berusia 8 bulan tidak apa-apa.
"Sayang tenanglah, semuanya akan baik-baik saja" Samuel yang berada disampingnya terus menenangkan Aiko yang terus menangis.
"Bagaimana aku bisa tenang sedangkan nyawa anakku sedang terancam!" Sarkas nya.
"Sayang berpikirlah positif"
Akhirnya setelah sampai dirumah sakit, Aiko langsung mendapatkan penanganan khusus. Dokter yang menangani istrinya mengatakan jika benturan pada perutnya sangat keras, sehingga mengharuskannya untuk melakukan operasi Caesar agar bayinya selamat.
Pikirannya begitu kalut, Samuel tidak bisa berpikir lagi setelah dokter mengatakan semua itu. Pria itu hanya mengangguk dan menyuruh dokter tersebut untuk melakukan apapun demi keselamatan keduanya.
"Lakukan yang terbaik dokter"
1 jam berlalu, Samuel masih diam didepan ruang operasi dimana istrinya sedang berjuang hidup dan mati untuk menyelamatkan anak mereka. Pria itu menangis saat dirinya mendengar suara tangisan bayi didalam sana. Hatinya begitu lega saat dokter yang melakukan operasi sudah keluar membawa anak nya.
"Hello anak cantik Daddy, kau mirip sekali dengan mommy"
Karena anaknya terlahir prematur, Samuel menjadi tidak bisa menggendongnya untuk saat ini. Bayi cantik yang telah diberi nama Grizelle Jovanka tersebut langsung dibawa ke ruangan NICU. Ruangan untuk bayi yang terlahir prematur.
"Untung saja anda tepat waktu membawa istri anda ke rumah sakit, kalau tidak bayi cantik mu tidak akan selamat karena ternyata benturan tersebut membuat kantung ketubannya pecah."
"Lalu bagaimana keadaan istri saya dok?"
"Keduanya baik-baik saja. Istri anda akan segera di pindahkan keruangan perawatan"
"Terima kasih dokter, terima kasih"
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menolong pasien kami tuan Samuel"
Beberapa hari berlalu, Samuel dan juga Aiko sudah bisa menggendong Grizelle. Bayi cantik itu disambut meriah oleh seluruh keluarga yang sudah menunggunya dirumah. Ayumi, kakak perempuannya juga jauh-jauh datang dari Thailand ke Amerika setelah mendapatkan kabar tersebut.
"Ay, putrimu sangat cantik sekali. Siapa namanya?"
"Grizelle Jovanka, gadis cantik berhari pemberian Tuhan"
"Bagus sekali namanya. Hey lihat Alex, adikmu sangat cantik"
Balita berusia satu tahun setengah itu tertawa.
Ah, rasanya sangat berat sekali melewati kejadian yang begitu menyeramkan. Aiko yang selalu takut kehilangan Grizelle sampai menyewakan beberapa bodyguard untuk menjaganya saat kecil. Terdengar lebay sepertinya, namun semua itu Aiko lakukan demi keselamatan putri satu-satunya.
Meskipun Grizelle terlahir prematur, tetapi sekarang gadis cantik itu tumbuh sangat sehat.
"Apakah mommy mau mencicipinya?"
"Tidak sayang. Mommy khusus membuatkannya untuk kamu"
"Dimana Daddy, apakah belum pulang?"
"Sebentar lagi juga pulang sayang, tunggu saja-"
"DADDY PULANG!!"
Kedua wanita cantik itu menoleh ketika seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka. Grizelle langsung meletakan sendok nya, lalu menghambur memeluknya.
"DADDY!"
"Sayang kamu sudah besar dan berat. Jika kamu terus-terusan memaksa Daddy untuk menggendong kamu, pinggang Daddy bisa encok nanti" Selorohnya.
Mendengar banyolan Daddy nya, Grizelle langsung melepaskan pelukannya. Gadis itu berlari kepada Aiko, mengadukan kelakuan Daddy nya yang sering meledeknya.
"Mommy! Dia mulai lagi" Rengek nya manja.
"Kau baru saja bertemu dengan putrimu dan sekarang kau sudah mencari gara-gara dengannya!" Aiko sampai pusing saat anak dan juga suaminya itu bertemu. Mereka akan terus saling meledek dan bercanda.
"Daddy hanya bercanda sayang"
"Pesanan Grizelle mana?"
"Pesan apalagi kamu sayang? Gak aneh-aneh lagi 'kan?"
Aiko hanya tidak mau jika putrinya memesan makanan yang membahayakan kesehatannya lagi. Seperti beberapa Minggu lalu saat suaminya membelikan Grizelle makanan pedas yang terbuat dari kerupuk. Alhasil, Grizelle harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami diare hebat.
"Tenanglah sayang, ini tidak pedas sama sekali"
Pria itu menyerahkan kantong kresek yang berisi cilok dan Grizelle langsung memakannya. Gadis itu menoleh, menawarkan makanan tersebut kepada mommy nya.
"Mau?"
"Terima kasih sayang. Pelan-pelan makannya"
Aiko beralih pada suaminya yang tengah memperhatikan putrinya.
"Mas ingin makan?"
"Tidak sayang. Mas sudah makan tadi bersama klien mas"
"Yang mas ceritakan itu?"
"Iya"
"Bagaimana menurut mas?"
"SEMPURNA!"
"Lalu?"
Sebelum menjawabnya, ia melihat ke arah Grizelle yang nampak acuh.
"Kamu tenang saja, semuanya akan berjalan dengan lancar"
🌻
REVISI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Jovanka itu nama blkangnya si grizel kn
2023-01-28
0
odezzz
sepertinya ada perjodohan nih🤨🤨🤨🤨🤨
2021-10-30
1
Anna Aqila 🏚️ 🌺
idih Bayu gaya gaya'an tidak tidak,ntar ujungnya tidak nolak om 😄😄😄
2021-04-02
1