"M-maksud bapak a-apa?!"
Grizelle terpaku ketika guru tersebut melontarkan pertanyaan yang membuat seluruh peredaran darahnya terasa membeku. Hatinya riuh, nafasnya tersengal saat pria dihadapannya mulai berjalan mendekatinya, membuat gadis itu refleks memundurkan langkahnya.
"B-bapak m-mau apa? J-jangan macam-macam ya!"
Semakin pria itu mendekat, semakin Grizelle memundurkan langkahnya sehingga punggung sempit itu membentur pelan pintu dibelakangnya.
Grizelle mencoba berbalik untuk meraih gagang pintu dibelakangnya, namun Bayu terlebih dahulu memegangnya sehingga wajah mereka begitu dekat, membuat wajah putih itu dihiasi rona merah yang begitu mempesona.
"Kamu jangan berpikir jorok, saya hanya akan membuka pintunya saja karena jadwal saya sudah selesai, saya akan pergi ke kantor"
Oh ya tuhan! Malu sekali rasanya sudah menyangka pria itu akan berbuat macam-macam kepadanya. Dengan buru-buru gadis itu pergi setelah pintunya terbuka, bisa-bisanya hanya untuk membuka pintu saja, pria itu sampai membuatnya hampir pingsan seperti tadi.
Bayu menggelengkan kepalanya setelah gadis itu pergi. Ia berjalan menuju parkiran, dimana mobilnya berada. Hari ini Bayu berencana untuk cepat ke kantor karena pekerjaan hari ini cukup banyak. Terlebih hari ini juga proyek yang sedang ditanganinya akan berlangsung, jadi sebisa mungkin semuanya sesuai dengan keinginannya.
Bayu terpaksa mematikan kembali mesin mobilnya saat telpon yang diterima dari sekretarisnya berdering, ia segera mengangkatnya. Dahinya mengkerut ketika Nena mengatakan jika ada seorang perempuan hang mencarinya.
"Siapa?"
SEKRETARIS NENA : Monicca pak.
BRENGSEK!
Kenapa setelah sekian lama ia harus mendengar nama itu lagi. Nama perempuan yang sudah mengkhianatinya beberapa tahun lalu.
"Suruh dia menunggu diruangan saya. Sebentar lagi saya akan kesana. Kamu dampingi dia, jangan sampai wanita itu mengacau disana!"
SEKRETARIS NENA : Baik pak!
Mau apalagi perempuan sialan itu menemuinya. Menyusahkan saja!
Dengan kecepatan tinggi Bayu melajukan mobilnya, ia ingin cepat sampai kantor untuk menemui mantan kekasihnya itu. Untung saja jalanan tidak terlalu macet, sehingga Bayu menjadi lebih cepat untuk sampai ke kantor.
"Dimana wanita itu?"
"Didalam pak!"
"Kenapa kamu tidak menemaninya?"
Sebenarnya Nena sudah menemaninya, namun dirinya diusir begitu saja oleh wanita tersebut dan malah menguncinya. Beberapa kali Nena mengancam wanita tersebut, namun tidak didengar sama sekali.
"MONICCA BUKA PINTUNYA!" Teriaknya murka. Bayu benar-benar tidak bisa menahan emosinya lagi kali ini. Jika saja dia adalah seorang lelaki, sudah pasti Bayu akan memukulnya sampai babak belur tanpa ampun. Kalau perlu sampai mati sekalipun.
Ketika pintu itu terbuka, wanita itu langsung memeluknya begitu erat. Wanita itu mulai terisak, mengucapkan permintaan maaf beberapa kali sampai akhirnya Bayu melepaskan pelukan wanita itu secara paksa, ia baru berhenti menangis.
"Sayang!"
"Mau apalagi kamu kesini?"
"Sayang, aku benar-benar ingin meminta maaf kepadamu"
"Maaf?" Mendengarnya saja Bayu ingin sekali muntah. "Setelah tiga tahun berlalu kau baru meminta maaf sekarang? Kemarin kamu kemana saja, bahkan saat aku membutuhkan penjelasan pun kamu menghilang begitu saja!" Imbuhnya.
Monicca mencoba mendekati namun Bayu menahannya.
"Jaga sikapmu Monicca!"
"Bayu please aku sungguh menyesal, jasson-"
"STOP! Jangan pernah kau sebut nama pria brengsek itu didalam kantorku!"
"Maaf"
"Meskipun beribu maaf telah kau ucapkan, semua itu tidak akan bisa mengembalikan kepercayaan ku lagi Monicca!"
"Tetapi aku benar-benar menyesal-"
Cih! Menyesal? Omong kosong!
"Dengarkan ucapan saya baik-baik! Saya sudah tidak perduli apapun lagi tentang kamu. Lebih baik kamu pergi sekarang sebelum saya benar-benar tidak bisa mengendalikan emosi saya karena-" Men-jeda sejenak kalimatnya. "Karena saya tidak akan pernah memandang gender jika saya sudah marah. Paham?!" Bayu berteriak didepan wajah Monicca yang sedari tadi menangis.
"Please Bayu, maafkan aku" Monicca masih belum menyerah, kini wanita itu bersimpuh dihadapan Bayu dengan terus memohon pria itu untuk memaafkannya.
"Saya bilang keluar!" Bentaknya sekali lagi, namun Monicca tidak mendengarnya sama sekali.
Akhirnya Bayu menelpon keamanan untuk mengusirnya, meskipun Monicca terus menjerit menolak untuk pergi, Bayu sudah tidak perduli.
🌻
Karena kedatangan mantan kekasihnya tadi, mood Bayu menjadi hancur. Beberapa pegawai menjadi korban amukannya, meskipun kesalahan kecil sekalipun. Bayu mengambil ponselnya, menelpon seseorang untuk datang ke ruangannya.
"Keruangan saya sekarang!" Sebuah perintah yang tidak boleh dibantah sedikitpun, atau Bayu akan kembali mengamuk seperti saat memarahi pegawainya tadi.
Di sebrang sana orang tersebut mendesah kesal. Laporan yang berserakan diatas mejanya terpaksa harus dirinya simpan dulu karena perintah sang bos lebih penting dari apapun.
"Oh ya tuhan. Kenapa aku harus bekerja pada orang yang begitu menyebalkan. Kalau saja dia adalah bawahan ku, udah pasti gue ajak gelud tuh anak!" Kesal pria berdarah Korea tersebut. Dia adalah Andra Pradipta, orang menjadi tangan kanan Bayu. Tidak hanya itu, Andra juga merupakan sahabat dekat Bayu yang sudah dikenalnya saat mereka masih kecil. Tidak salah jika Bayu begitu mempercayakan semuanya kepadanya.
"Dipikir kerjaan gue gak banyak apa, bener-bener ya punya atasan gak ada ahlak sama sekali. Nyebelin! Sama kayak bapaknya"
Pria itu terus mengomel, mengacuhkan beberapa karyawan yang menyapanya.
"Gila loe?" Ledek salah seorang temannya karena melihat Andra terus mengomel sendiri.
"Iya bos loe yang gila!" Sahutnya ketus.
"Wah parah loe"
"Biarin gue kesel!"
Setelah sampai didepan ruangan bos nya yang maha menyebalkan itu, Andra masuk begitu saja tanpa mengetuk ataupun permisi terlebih dahulu. Meskipun Nena sering menegurnya, namun Andra tidak perduli.
"Tolong ya kerjaan gue masih sangat banyak! Sekarang tinggal sebutkan apa mau bos sampai menyuruh saya kesini? Tidak bisakah untuk menyebutkannya saja ditelpon sehingga saya tidak perlu repot-repot ke ruangan ini?"
Pria yang sedang duduk disofa itu menoleh, menatap Andra dengan datar tanpa ekspresi apapun seperti biasanya.
"Tidak bisakah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu?" Tegur Bayu ketika melihat tangan kanannya sudah duduk dihadapannya. Beberapa kali Bayu menegurnya, namun pria tersebut tidak pernah mendengarkannya. Memang kurang ajar sekali dia.
"Tidak menerima basa-basi!" Sergah Andra.
CK!
Bayu berdiri, mengambil tasnya yang ia simpan diatas meja kerjanya lalu mengambil beberapa berkas dan menyerahkannya kepada Andra.
"Apa nih?"
"Lo kasih nanti ini berkas sama anaknya pak Samuel Adelard Jovanka, terus loe bilang gue lagi sibuk!"
Beberapa jam lalu Bayu mendapatkan telpon dari Samuel, dia meminta bekas itu hari ini juga. Namun karena Bayu dan juga yang lainnya sedang sibuk-sibuknya, ia menjadi tidak bisa untuk mengantarkannya. Begitupun dengan Andra dan juga Nena.
Karena Samuel sangat memerlukan berkas tersebut hari ini juga, dia mengatakan jika putrinya nanti yang akan mengambilnya kesana. Tentu Bayu sudah menduganya, karena ia berpikir ini adalah termasuk trik untuk mendekatkan dirinya dengan putrinya.
"Kenapa enggak loe aja sih!"
"Males gue, tercium bau perjodohan."
Sontak Andra tertawa, apa masih jaman di jaman modern seperti ini melakukan perjodohan? Namun mengingat lagi Bayu adalah pemilik perusahaan terbesar dan Samuel juga memiliki perusahaan yang tak kalah besar di Amerika sana, mungkin semua itu akan terjadi untuk memperluas perusahaan keduanya.
"Kalau cantik gimana, masih mau menolak?"
Andra sudah menduga, pasti anaknya akan sangat cantik. Mengingat Samuel yang mempunyai wajah bule serta Aiko yang memang asli keturunan Jepang, akan sangat mustahil jika hasilnya mengecewakan.
Ah! Andra menjadi tidak sabar untuk bertemu dengan putri dari Samuel. Siapa tahu saja Andra bisa menggantikan posisi bos nya untuk dijadikan menantu keluarga Jovanka.
"Gue gak perduli" Baginya cantik saja tidak menjamin kebahagiaan. Buktinya wanita itu saja mengkhianatinya.
"Nanti nyesel gak nih?!"
"Gak bakalan! Lagian gue udah punya gebetan sendiri!"
Seketika Bayu terdiam, kenapa tiba-tiba dirinya berbicara seperti itu. Dan kenapa juga setelah mengatakan hal tersebut, bayangan gadis yang merupakan anak muridnya disekolah berkeliaran didalam pikirannya.
Argh! Benar-benar kacau!
"Wah siapa tuh?"
"Ada lah! Udah ah jangan dibahas." Bisa-bisa malu nanti jika Andra mengetahui kalau Bayu sedang berbohong. Tetapi kenapa juga dirinya langsung teringat dengan gadis yang menuduhnya macam-macam tadi.
Grizelle menjambak rambutnya beberapa kali, gara-gara kejadian tadi, ia menjadi tidak fokus dalam pelajaran. Ingatan ketika wajah mereka yang begitu dekat selalu muncul dalam otaknya. Sampai-sampai setiap kali gadis itu teringat, hatinya kembali berdebar.
Aroma maskulin pada tubuhnya masih terasa jelas, nafasnya nya yang beraroma mint begitu terasa segar tercium oleh hidungnya. Begitu juga dengan matanya yang sangat tajam, setiap kali Grizelle memikirkannya, ia menjadi lemah tidak berdaya.
Grizelle beberapa kali menggelengkan kepalanya, membuang pikiran gilanya yang menyangka jika guru tampan itu akan menciumnya tadi.
"Bisa-bisanya pikiran aku kotor begitu sih!"
Tetapi Grizelle juga tidak salah dong. Nyatanya sikap guru tampan itu membuat dirinya menaruh curiga, jadi wajar jika pikirannya menjadi kotor seperti tadi. Siapa suruh hanya untuk membuka handle pintu, pria itu hampir membuatnya pingsan.
🌻
REVISI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
my name
belum juga ketemu udah bilang ogah tar kecantol sama andre nyesel baru tau rasa
2023-02-06
0
Qaisaa Nazarudin
Belum ketemu juga udah mengelak,Ntar nyesel😂😂
2023-01-24
0
Qaisaa Nazarudin
Makanya cari pacar tuh yg bener,nampak cantik dan seksi aja di pepet,,di manjain dgn uang dibelai padahal blom halal,setelah diselingkuhi marah,🙄🙄🙄
2023-01-24
0