"Bagaimana ini?"
"Kenapa kau panik seperti itu?"
"Mereka sudah saling mengenal, dan putriku juga sepertinya sudah menyukainya"
"Lalu apa masalahnya?"
Bukankah bagus jika mereka sudah saling mengetahui satu sama lain. Mereka tidak perlu lagi memaksanya.
"Putramu! Aku tidak begitu yakin jika dia akan menyukainya juga"
Hal itulah yang menjadi kegelisahan pria tersebut. Perbedaan usia yang lumayan jauh dan juga kedewasaan masing-masing yang membuat pria bule itu khawatir akan semua rencananya. Apakah mungkin pria tersebut mau? Sedangkan dirinya tahu, diluaran sana banyak sekali wanita cantik yang mengincarnya.
"Oh ayolah! Jangan pesimis seperti itu. Percayakan kepadaku dan semuanya akan berjalan dengan lancar"
Huh! Percuma juga berdiskusi dengannya. Pria itu terlalu santai menanggapinya dan menganggap semuanya enteng.
"Kau terlalu santai. Apakah kau tidak ingin kita ber-besanan?"
"Ya Tuhan kau ini kenapa sensitif sekali. Kenapa kau mengatakan itu, kau bahkan tahu sendiri aku yang merencanakan ini semua"
Benar juga. Tetapi-
"Sudahlah Samuel, semuanya akan berjalan dengan semestinya. Okay?"
"Kau kelihatan yakin sekali?"
"Tentu! Aku sudah merencanakannya secara matang. Aku juga sudah memastikan dia tidak mempunyai kekasih sama sekali"
🌻
Sudah waktunya semua murid kembali ke rumahnya masing-masing ketika bel pulang sudah berbunyi semua murid bersorak kegirangan. Ada yang buru-buru pulang demi nongkrong disuatu tempat bersama sahabat-sahabat nya, ada juga yang masih diam dikelas sekedar mengobrol saja.
Grizelle memasukan semua bukunya ke dalam tas. Tadinya gadis itu akan ikut menongkrong bersama Megan dan juga yang lainnya, namun karena saat istirahat tadi dirinya mendapatkan telpon dari sang Daddy untuk mengambil berkas dikantor temannya, Grizelle memutuskan untuk tidak ikut.
"Maaf ya semuanya, aku gak jadi ikut sama kalian. Mendadak banget!"
"Gak apa-apa Grizelle santai aja. Kita bisa pergi lagi nanti"
"Terima kasih ya semuanya. Ya udah aku pulang duluan ya, takut Daddy nungguin"
"Iya Grizelle, hati-hati"
"Iya"
Grizelle melajukan mobilnya menuju kantor rekan kerja Daddy nya. Di sana ia harus mengambil berkas dari pemilik perusahaan yang Samuel beritahukan tadi. Untung saja dirinya selalu membawa baju ganti yang disimpannya didalam mobil, jadi ia bisa mengganti bajunya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan rekan kerja Daddy nya.
Sebelum masuk, Grizelle menelpon Samuel terlebih dahulu. Gadis yang sudah mengganti pakaiannya menggunakan celana jeans panjang serta Bayu kemeja berwarna putih itu memberitahukan kepada Samuel jika dirinya sudah sampai di perusahaan tersebut.
"Daddy aku sudah sampai di perusahaan BA Development. Aku harus bagaimana lagi?"
Jika berkunjung ke kantor saja Grizelle sudah mengerti karena saat di Amerika dulu, Grizelle sering berkunjung ke perusahaan Daddy nya. Namun jika untuk mengambil berkas-berkas penting kepada pemilik perusahaan tersebut, ia tidak memahaminya sama sekali.
"Kau masuk dan tanyakan kepada resepsionis dimana ruangan CEO berada. Katakan saja jika kau adalah anaknya Daddy, maka mereka akan membiarkanmu masuk"
"Oke baiklah. Ya sudah aku akan menutup telponnya"
Begitu sambungan telponnya terputus, Grizelle mulai melangkahkan kakinya masuk. Ia melihat perusahaan tersebut sangatlah besar, tetapi tidak lebih besar dari perusahaan Daddy nya yang berada di Amerika tentunya.
Gadis itu sedikit risih ketika beberapa pegawai terus memperhatikan nya, namun ia tetap masuk dan menghampiri resepsionis yang berada disana.
"Permisi"
"Ya nona ada yang bisa saya bantu?"
Grizelle sedikit kebingungan karena dirinya lupa menanyakan kepada Daddy nya siapa nama CEO nya. Dia terus berpikir, apakah harus menelpon lagi, tetapi sepertinya tidak perlu.
"Ruangan CEO ada di lantai berapa ya?"
"Apa nona sudah membuat janji sebelumnya?"
Griz menggelengkan kepalanya, ia hanya disuruh oleh Daddy nya jadi tidak tahu harus membuat janji terlebih dahulu.
"Belum"
"Maaf nona anda tidak bisa masuk kalau begitu"
"Oh begitu ya. Tetapi apakah kau bisa memberitahukan kepada sekretaris nya jika aku ada dibawah. Katakan kalau aku akan mengambil sebuah berkas disini"
"Sebentar"
Resepsionis tersebut mulai menelpon seseorang, lalu ia kembali bertanya, "Maaf dengan nona siapa?"
"Grizelle Jovanka. Katakan saja putrinya Samuel Adelard Jovanka"
DEG!
Seketika resepsionis tersebut diam. Ia tidak menyangka bisa bertemu dan berbicara langsung bersama anak dari pengusaha yang begitu terkenal, Samuel Adelard Jovanka. Aduh, Tika menjadi tidak enak karena sudah berbicara ketus terhadapnya. Bagaimana jika gadis itu mengadukan perlakuan nya kepada orang paling disegani disini, bisa-bisa ia dipecat dari pekerjaannya.
"Maafkan saya nona, saya tidak tahu kalau-"
"Tidak apa-apa mbak"
"Silahkan nona duduk, sekretaris pak Bayu sedang menuju kesini"
"Baiklah"
Sambil menunggu sekretaris nya datang, Grizelle duduk bersantai pada sofa yang terdapat disana. Ia mengambil sebuah majalah PROPERTI yang sama sekali tidak dipahaminya. Namun daripada jenuh, ya sudah baca sajalah.
Tidak perlu lama dirinya menunggu, seorang pria berjas hitam datang. Pria tersebut langsung menghampirinya. "Maaf dengan nona Grizelle Jovanka?" Tanya pria tersebut.
"Iya saya sendiri"
"Maaf telah membuat anda menunggu dan maaf juga karena pak Bayu sedang sibuk sehingga beliau tidak bisa bertemu dengan anda" Ujar pria itu lagi. Dia adalah Andra Pradipta, orang yang tadi siang diperintahkan bos nya untuk mengantarkan berkas tersebut.
Oh ya tuhan, Bayu dalam masalah besar. Andra begitu terkejut ketika melihat gadis tersebut, ternyata gadis yang dimaksud oleh bos nya sangatlah cantik. Bahkan Andra sempat menyangka dia bukan manusia, melainkan bidadari.
"Tidak apa-apa tuan saya mengerti" Grizelle menjawab dengan tersenyum tipis.
"Ini berkasnya"
Andra memberikan berkas tersebut lalu gadis itu menerimanya. "Terima kasih tuan-"
"Andra Pradipta, panggil saja Andra"
"Oh baiklah. Kalau begitu saya pamit, terima kasih sebelumnya"
"Iya"
Setelah gadis itu menjauh dan menghilang, Andra merasa lututnya terasa sangat lembek sekali, ia terduduk disofa dengan perasaan yang berdebar. Bagaimana bisa ada perempuan secantik itu.
"Gila! Se-lembek ini gue kalau sama cewek cantik"
🌻
Bayu berdiri didepan jendela kaca didepannya, pemandangan gedung-gedung pencakar langit serta langit jingga membuatnya terlihat indah. Bayu sangat suka sekali melihat warna-warna senja seperti ini.
Ia terus menatap awan-awan tipis di langit sana, kenapa terlihat seperti wajah muridnya. "Udah gila nih gue!" Bayu kembali duduk di kursinya, melanjutkan kembali pekerjaan yang sebenarnya sudah selesai karena mencoba mengalihkan pikiran tentang gadis itu saja.
Melihat jam tangan yang melingkar pas di pergelangan tangannya, ternyata sudah sangat sore sekali. Pantas saja perutnya kembali lapar karena saat siang tadi ia tidak sempat untuk makan karena pekerjaannya yang lumayan banyak.
"Tolong belikan makanan yang berada disebrang kantor dan antar ke ruangan saya" Perintahnya kepada seseorang disebrang sana.
"Baik pak"
"Dan tolong suruh Andra ke ruangan saya sekarang!"
"Baik"
Baru beberapa menit Bayu menyimpan ponselnya, seperti biasa dengan tidak sopan nya Andra masuk begitu saja tanpa menuruti peraturan yang sudah ditetapkan. Pria itu benar-benar minta dihajar!
"Bagaimana, anaknya pak Samuel udah kesini ambil berkasnya?"
Namun bukannya menjawab pertanyaan bos nya, Andra malah kembali terkapar ketika mengingat lagi wajah perempuan yang baru saja ditemuinya.
"Kenapa loe?" Heran Bayu.
"CANTIK BANGET ANJIR!" Teriaknya tiba-tiba.
"Berisik! Kayak yang gak pernah lihat cewek cantik aja!"
"Ini tuh beda! Bule!"
"Kalau cuma bule sekretaris klien gue juga banyak yang bule"
"Enggak! Ini tuh beda Bayu. Loe ngerti engga sih"
"Terserah! Semuanya aja loe bilang cantik, buaya!"
Seakan tidak perduli dengan ejekan bos nya, Andra tetap berbicara tentang kekagumannya terhadap gadis itu.
"Gue kayak lihat bidadari tahu gak. Lutut gue sampai gemetar pas ngasih itu berkas"
"Lebay! Kenalan dong?"
"Iya dong, namanya gri-"
Belum sempat Andra menyelesaikan kalimatnya, ketukan pintu membuat kedua pria itu menoleh ketika Nena masuk membawa sebuah paper bag berlogo makanan yang dipesan bos nya tadi.
"Ini makanannya pak"
"Taruh saja disana" Nena meletakan makanan tersebut diatas meja dan kembali keluar setelah menyimpannya.
"Loe baru makan?"
"Iya"
"Kebiasaan loe ya telat terus. Sakit baru tahu rasa loh!"
"Kerjaan gue banyak banget tadi, tanggung juga kalau gak buru-buru diselesaikan"
"Emang kapan sih kerjaan loe gak banyak. Tunda dulu bisa kan?"
Andra sudah tidak tahu lagi harus memberitahu Bayu seperti apa, pria itu sulit sekali diberitahu.
"Loe bawel banget kayak nyokap"
"Gue Abang loe kalau loe lupa. Tante Raisha mengatakan kalau sampai loe telat-"
"Udah sana, bawel banget. Ilang nih selera makan gue!"
"Dasar! Adek laknat loe"
🌻
REVISI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Anna Aqila 🏚️ 🌺
Bayu terlalu kesengsem sama anak murid nya 😁
2021-04-02
1
👑 Mellysa 💣
Kalo Mas Bayu tau ternyata yg ditemuin & dipuji Andra adalah Grizelle. Yg ada Andra gak bakal dg tenang & bangga muji2 Grizelle. Yg ada ditendang duluan sama Mas Bayu karna cemburu.
2020-10-05
32
Mei Shin Manalu
Otoritarian bgt si Bayu...
2020-08-09
9