PLAK...
Sebuah tamparan yang terbilang cukup keras langsung mengenai salah satu pipi Lily sesaat setelah ia menginjakkkan kaki pulang kerumah,
sungguh sambutan yang hangat bukan?
Gadis itu sempat terkejut saat menerima tamparan itu,ia mengusap pipinya yang panas dan mungkin terdapat jejak disana namun tidak ada ekpresi kesakitan diwajahnya.
Lily hanya diam menatap lurus pada sosok laki laki paruh baya yang berstatus sebagai papanya,tampak dengan muka merah padam penuh amarah menatap kearahnya.
"Kenapa?untuk apa tamparan ini?" tanya gadis itu.
"Kamu Masih Bertanya,Dari Mana Saja Kamu?!Baru Pulang Malam Begini Dengan Masih Menggunakan Sekolah HAH!"tanya Tuan Haris,papanya Lily.
"Memangnya pertanyaan itu penting untuk dijawab?"balas Lily yang terlihat tak takut sama sekali dengan aura mengerikan dari sang papa.
"Kamu..."tuan Haris mengangkat telunjukknya geram.
Nyonya Linda mengusap lengan suaminya supaya emosi sang suami tidak lepas kendali,kini dirinya menatap anak perempuannya yang masih bisa terlihat acuh akan kemarahan orang tuanya.
"Pihak Sekolah Tadi Menghubungi Saya,Apa Maksud Kamu Menolak Ditempatkan DiKelas yang Sudah Saya Pilihkan?!Kenapa Kamu Malah Memilih Masuk Kelas Buangan Itu,Ingin Menjadi Sampah?!"Tanya Tuan Haris.
Lily menaikkan kedua bahunya keatas dengan acuh,gadis itu melangkah melewati begitu saja titik dimana kedua orang tuanya berdiri. Prilakunya tentu membuat kedua orang tuanya terutama papanya semakin naik darah
"BERANINYA KAMU BERLALU MENGACUHKAN KAMI BEGITU SAJA,TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN PADA ORANG TUA"Ujar sang papa murka.
Langkah Lily terhenti diatas anak tangga pertama kemudian berkata
"Jangan berteriak seperti itu,malu sama tetangga"pungkanya,kemudian Lily melangkah dengan tenang meniti satu persatu anak tangga menuju kelantai dua rumah.
"ANAK KURANG AJAR"bentak tuan Haris meluapkan kekesalannya.
Nyonya Linda hanya bisa mengusap usap pelan lengan suaminya supaya suaminya itu tak meledak
"Sabar Pa"ucapnya.
"Kali ini aku sabar,Lain kali tidak untuk Anak itu"ujar tuan Haris berlalu meninggalkan sang istri.
Nyonya Linda menghela nafas melihat punggung sang suami yang berlalu meningvalkannya diarea dekat tangga,
kemudian beralih melihat kearah atas tangga sebelum akhirnya melangkah menyusul sang suami.
Kamar Lily___
Brak...Lily menutup pintu kamarnya dengan sedikit kasar setelah dirinya masuk kedalam kamarnya,gadis itu terlihat menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang beberapa kali untuk menenangkan emosi didalam dirinya.Setelah merasa mulai tenang barulah gadis itu pergi membersihkan diri kedalam kamar mandi,ia sempatkan berendam beberapa saat.
Setelah selesai dengan kegiatan bersih bersih diri dan sudah mengganti baju juga,Lily melangkah menuju balkon kamarnya dan duduk dikursi yang terdapat disana.
Gadis itu menatap kearah langit sebentar kemudian memejamkan matanya mengingat sebuah kisah masa lalunya bersama seseorang yaitu Lala kembarannya.
Flasback__
"Wah banyak sekali bintang dan bulan dilangit,indahkan Ly"Lala
"Iya indah"Lily.
Kedua gadis kembar itu sedang duduk dibalkon kamar milik Lala,menatap langit malam yang kebetulan cerah dihiasi sang rembulan dan para bintang.
"Ly"
"Ya"
"Kalau seandainya kamu boleh milih jadi apa aja,kamu mau jadi apa diantara semua yang ada dilangit?"
Lala bertanya.
"Gue mau jadi Langit Malam"jawab Lily.
"Jadi langit malam yang seperti malam inikan,wah pilihan yang bagus"
ujar Lala,namun dengan cepat Lily menggelengkan kepala.
"Lah trus kayak gimana dong?"tanya Lala pada Lily.
"Malam gelap tanpa bulan-bintang atau cahaya apapun"jawab Lily,namun segera mendapat protesan dari sang kembaran.
"Serem banget,gak gak boleh ayo ganti jadi yang lain"desak Lala tak terima dengan pilihan Lily.
"Cuma itu yang cocok buat gue La"ujar Lily terdengar apa adanya.
"Oke kalau kamu gak mau ganti,yaudah aku mau jadi bintang sama bulannya aja"putus Lala.
"Biar nanti malamnya gak jadi gelap" lanjut kembaran Lily itu sambil tersenyum puas.
"Lo emang cocok jadi bulan,bulan purnama.trus cocok jadi bintang yang malam hari menjadi teman sang bulan,
siangnya alih profesi jadi matahari yang mencerahkan seluruh bumi"ujar Lily.
"Emang gitu ya,tapi kok di aku semua yang bagusnya?sedangkan kamu malah jadi malam gelap gulita"ujar Lala tampak tak senang.
"Tenang aja asal ada lo,gue hak bakal pernah jadi malam gelap gulita.Karena lo-kan selalu ada buat kasih gue cahaya harapan,makanya lo harus janji gak pernah ninggalin gue"pinta Lily.
"Oke gue janji,gak bakal ninggalin Lily.Nanti Lala bakal terus jadi cahaya buat Lily,supaya Lily gak pernah jadi malam gelap gulita"ujar Lala tanpak menautkan jari kelinglingnya dengan jari kelingking milik Lily.
"Tapi Lily juga harus janji sama Lala supaya gak pernah berfikir untuk menyerah,Lily harus tetap hidup disamping Lala.Soalnya Lala juga butuh Lily sebagai tempat cerita,cuma Lily satu satunya orang yang liat Lala bukan cuma dari kelebihan aja.Tapi juga bisa
memahami dan nerima sisi terpuruknya Lala juga"sambung Lala.
"Oke La,gue gak bakal nyerah sama dunia dan bakal tetap ada disisi lo.
Tapi lo juga juga harus bener bener janji untuk gak ninggalin gue"ujar Lily.
"Tenang aja,Lala gak bakal ingkar janji"ujar Lala dengan penuh percaya diri.
Flasbac Off___
Hah...gadis yang sedang berada dibalkon kamarnya itu menghela nafas berat,setelah rekaman masalalu berhasil diputar kembali didalam pusat ingatan diotaknya.
Benar kata orang,mengucapkan sebuah janji itu berjuta juta kali lebih mudah dilakukan dibanding untuk memenuhi janji teesebut.
Lily mengerti sekarang kenapa kakeknya duhulu mengajarkan untuk tak mudah mngucapkan sebuah janji, karena jika tidak berhasil ditepati maka akan memberikan sebuah kekecewaan dihati orang yang telah kita berikan janji tersebut.
Gadis itu menjadi salah satu contoh orang yang kecewa karena sebuah janji yang diucapkan padanya tidak dipenuhi,janji yang diucapkan oleh kembarannya.Sebuah janji yang selalu membuatnya sekuat tenaga bertahan meski berulang kali pikirannya berkata untuk menyerah saja pada dunia yang kejam ini,Lala yang berjanji untuk menjadi sosok bulan-bintang-matahari untuknya malah memilih pergi terlebih dahulu.
"Padahal gue mati matian bertahan hidup La,menahan rasa sakit setiap mengingat perlakuan orang tua kita,
rasa sakit kesepian"gumam Lily sangat pelan.
Gadis itu mencengkram kaos yang ia kenakan tepat didepan dada kanannya
"Bahkan gue selalu sekuat tenaga bertahan setiap kali dia berulah, tapi kenapa lo malah pergi.Minimal lo ngajak gue pergi berenglah,biar gue gak kesepian.Gue-kan bertahan karena ada lo,kalau lo pergi lalu apa alasan gue bertahan lagi?"
"Apa alasan lo pergi kayak gitu La?"tetesan air mata menetes dan mengalir dari pelupuk mata gadis itu.Lily kini menangis dalam diam tanpa ada yang mengetahuinya,hanya malam yang dingin serta tuhan yang tahu kalau dirinya menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Xiao Lianhua
yaampun 😭
2023-06-30
1
adara
sedih banget ka jdi Lily 🥺🥺 semoga aja suatu saat nanti dia dapat kebahagiaan
2023-06-08
0