Cakra melirik kearah abangnya kemudian berkata
"Bagaimana rasanya dipanggil pak tua oleh anakmu sendiri bang,pasti luar biasa bangga bukan?"ujar Cakra berniat menggoda abang tertuanya itu,namun sepertinya tak dapat sambutan baik.
"Jangan melucu Cakra dan kamu juga,
berhenti mengatakan hal hal yang tidak berguna"ujar tuan Haris mengarahkan tunjuknya kepada sang putri.
Lily hanya tersenyum tipis yang lebih mirip seperti sebuah semirik
"Nunjuk orang kayak gitu gak sopan pa,Lily kasih tau aja nih"ujar Lily santai.
Dengan menahan emosi yang mulai naik,tuan Haris menurunkan tunjukknya kemudian memerhatikan gaya berpakaian putrinya itu.
"Mau kemana kamu dengan berpakaian seperti itu,tidak ada istilah keluar hari ini.Sana masuk kamar dan istirahat,besok kamu kembali ke Australia!"perintah Tuan Haris.
"No"jawab Lily menolak perintah papanya itu.
"Lily Abraham,jangan membangkang" Tuan Haris.
"No tetap No karena saya tetap mau pergi keluar sekarang,and apa anda bilang tadi?kembali ke Australia besok?saya tidak akan kembali kesana"ujar Lily tanpa punya rasa takut sedikitpun pada papanya.
"Apa maksud kamu?!"tanya tuan Haris penuh penekanan dan tak paham akan maksud putrinya itu.
"Ah Lily kok lo jadi pelupa gini sih,lo malah lupa ngasih tau papa dan mama lo kabar sepenting itu"ujar gadis bernama Lily itu sambil menepuk keningnya sendiri,berlagak seperti seseorang yang baru mengingat sesuatu hal yang penting.
"Lily berhenti bermain main,jangan membuat papamu marah"Linda sang ibu turut bicara.
Yang lain termasuk para anak muda yang menjadi tamu mereka hanya diam menjadi penonton.
"Gue gak main main kok ma,emang ada kabar penting yang harus papa dan mama tahu sekarang"ujar Lily.
"Kabar apa itu Lily,kalau paman boleh tahu?"tanya Cakra pamannya Lily.
"Gak terlalu penting sih tapi Lily cuma mau bilang kekalian kalau mulai hari ini sampai seterusnya,I will stay in Indonesia"ujar Lily.
"Papa tidak akan memberi kamu Izin!"
ujar Tuan Haris langsung bangkit dari tempat duduknya.
Lily menatap papanya itu dan masih bisa bersikap santai,tidak peduli kalau asap tak kasat mata sudah mengepul dari kepala dan kuping papanya itu karena menahan amarah.
"Begitukah?sayangnya Lily gak butuh tuh izin dari papa"ujar gadis itu santai,membuat beberapa orang disana tercengang akan ucapannya.
"Apa maksud kamu gak butuh izin dari saya dan mama kamu?!Tanpa Izin Dari Saya Kamu Tidak Akan Bisa Tinggal Dirumah Ini Atau-pun Bisa Sekolah Disini,Asal Kamu Tahu!"ujar Tuan Haris menunjukkan emosinya.
"Mang Iya?enggak tuh buktinya sekarang bisa,iya gak tante-ku yang cantik"ujar Lily menoleh kearah Helena,tante mudanya itu.
"Betul sekali keponakanku yang tak kalah cantik dari tantenya"saut Helena dari tempatnya.
"Lena,bisa jelaskan ini semua?!"
Pinta Haris kepada adik bungsunya itu.
"Helen mas,jangan Lena.Ah singkatnya kemarin aku udah beresin surat surat kepindahan keponakan tercintaku ini kesini dan itu termasuk surat kepindah sekolahnya.And besok Lily juga bakal resmi pindah kesekolah barunya"jelas Helena dengan gaya yang sama santainya dengan keponakannya.
"Kenapa kamu lakukan itu Helen?danBagaimana bisa kamu melakukan itu semua tanpa meminta izin dulu kepada mas-mu dan mbak sebagai orang tuanya Lily ini?"tanya Linda kepada adik iparnya.
"Helen lakuin itu karena keinginan keponakanku lah mbak,masa gak Helen turutin.Dan masalah izin atau enggak emang perlu ya?hak asuh Lily itukan ada ditangan Helen mbak,jadi Helen bisa ngambil keputusan apapun tentang Lily tanpa campur tangan kalian"jawab Helena santai.
"Tapi seharusnya kamunya kamu harus kasih tau kami dulu Helen"ujar Haris pada adik perempuannya itu.
"Tante Helen gak perlu ngasih tau kalian,lagian terserah aku juga mau tinggal disini atau enggak.Papa sama mama gak punya hak buat larang aku tinggal dirumah ini"ujar Lily yang tadinya sempat diam kembali bicara.
"Apa maksud kamu?rumah ini milik orang tua kamu.Kami berhak memutuskan kamu boleh tinggal atau tidak Lily"ujar tuan Haris.
"Kayaknya papa harus revisi perkataan papa tadi deh atau mungkin papa lupa sama satu hal tentang rumah ini?Papa lupa kalau kediaman tempat kita saat ini itu bukan milik kalian,rumah ini itu diberikan mendiang kakek kepada cucu kembarnya yaitu Lily dan Lala.Oleh sebab itu dimata hukum resmi negara ini,aku bahkan jelas lebih berhak menentukan siapa yang akan boleh tinggal atau enggak dirumah ini termasuk diriku sendiri"jelas Lily panjang lebar diakhiri dengan senyum ledekan kepada papanya.
Tuan Haris dan istrinyapun sontak langsung terdiam setelah mendengar perkataan yang memang benar dan nyata adanya dari anak mereka itu, kediaman mereka ini memang diberikan oleh mendiang ayahnya langsung kepada putri kembarnya dan sesuai wasiat pula kalau ia tidak boleh mengambil alih hal itu kecuali kedua putrinya sudah tidk ada lagi.
Lala putri pertamanya sudah tiada,itu artinya kediaman ini sekarang sepenuhnya adalah hak milik dari Lily putri keduanya.
"Wah kalau soal ini sih,maaf maaf nih bang.Tapi kali ini saya berada dipihak keponakan perempuan saya,karena isi wasiat dari mendiang ayah kita memang seperti itu"ujar Cakra kepada kakak laki lakinya itu,
karena dirinyapun tahu kalau semua yang dikatakan keponakannya itu benar semua.
"Look,even Uncle Cakra knows that matter.Daddy forget? It's impossible"ujar Lily dengan aksen yang cukup kental.
"Kalau mas sama kakak ipar ku gak bolehin juga Lily buat stay disini,
Apartement-ku yang ada disini kosong kok.Keponakanku bisa tinggal disana sendiri"ujar Helena.
"Tidak,baiklah kamu boleh tetap stay dan sekolah disini.Asal jangan ada yang namanya kenakalan dan membuat masalah yang membuat kami repot"ujar tuan Haris akhirnya terpaksa menyetujuinya.
Lily tak menjawab dan lebih memilih menghampiri Alan sepupunya,Alan yang dihampiri oleh Lily itupun tanpak menaikkan satu alisnya seolah bertanya kenapa.
"Kunci mobil lo mana?gue mau pinjam"
ujar Lily tanpa basa basi,ia menjulurkan telapak tangannya didepan Alan.
"Lo mau kemana sama mobil gue?"tanya Alan sambil mengeluarkan kunci mobil dari kantongnya dan meletakkannya ditelapak tangan sepupunya itu.
"Testing jalanan kota ini aja,pasti jauh berubah.And sekalian cari angin,disini gerah"jawab Lily yang sudah mendapatkan apa yang dia ingin-kan.
"Ah iya hampir lupa lagi gue"gadis itu menoleh dan menatap papanya.
"Papa jangan lupa beliin aku mobil baru ya,kalau gak mau repot repot ngurus surat pengiriman mobil aku yang ada diAustrali.Buat model sama jenisnya,tanya aja tante Helen"ujar Lily tanpa beban meminta mobil baru sang papa,tenang aja papanya kaya kok.
"Tidak ada beli mobil segala,kamu diantar pulang pergi sama supir" tolak tuan Haris.
"No,aku tetep pengen mobil sendiri.
Tante Helen tolong urus ya,bai semua gue pergi dulu"saut Lily setelah itu ia dengan santai melangkah pergi dari sana.
Tuan Haris menoleh kearah adik perempuannya lalu berkata
"Helena,mas tidak kasih izin keponakanmu membawa mobil"ujar laki laki paruh baya itu.
"Terlambat mas,udah ku pesan tuh"ujar Helen menunjukkan layar ponselnya,dimana terdapat nota pemesan mobil baru disana.
Hah...Haris menghela nafasnya berat dan duduk ditempatnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
LN004
Author baru sadar ternyata kak adara toh,pantes familiar gitu dari kemarin.
apakabar?
2023-05-23
0
adara
ckck,, knapa sih orang tuanya lyly memperlakukan dia layaknya orang asing 😏😏
2023-05-23
0