Pemakaman mendiang gadis bernama Lala itu telah usai,kini keluarga mendiang serta para teman dekatnya tengah berkumpul diruang tamu kediaman kedua orang tuanya.
Mereka semua berbincang bincang tentang banyak hal yang berhubungan dengan kenangan mereka bersama mendiang Lala.
Masih didalam kediaman itu namun sekarang disebuah kamar yang terletak dilantai dua kediaman itu,
seorang gadis tengah memandangi pantulan dirinya sendiri didalam cermin besar didepannya.Melihat dari penampilan dan gaya berpakaian gadis itu saat ini,sepertinya ia hendak akan beraktivitas diluar rumah.
Warna kulit dan bibir gadis itu sedikit terlihat pucat,gadis itu tahu kalau itu mungkin terjadi karena efek sahabatnya sejak kecil sempat kambuh kemarin dan ditambah
diriny tak bisa tidur sejak tengah malam kemarin karena terus memikirkan nasibnya yang baru saja ditinggalkan sang kembaran untuk selamanya.
Huf...gadis itu menghela nafas,ia terus menatap pantulan bayangan dirinya dicermin.
"Dulu setiap aku merindukanmu namun sedang tak bisa menghubungimu dari Australia ke Indonesia,aku selalu berdiri didepan cermin kemudian mengajak pantulan diri sendiri untuk mengobrol seolah olah itu dirimu"
Gadis itu berbicara meski tahu tidak ada orang lain selain dirinya didalam kamar itu.
"Tapi sepertinya sekarang nampaknya akan terus seperti itu setiap saat jika aku merindukanmu,bahkan jika aku sudah ada dirumah ini diIndonesia"gadis itu terus mengajak pantulan dirinya dicermin untuk mengobrol,membayangkan disana bukan pantulan dirinya tapi sosok kembaran yang sudah meninggal.
"Lo jahat La,asal lo tau itu.Baik secara langsung atau melalui semua kabar yang lo kirim,lo pasti minta gue buat terus bertahan dan gak nyerah karena lo bilang lo butuh gue.Tapi sekarang lo malah dengan sengaja ninggalin gue selamanya, bahkan memilih mendahului takdir kematian yang udah tuhan tetapin buat lo"gadis itu tiba tiba mengubah gaya bicaranya.
Setelah mengatakan hal itu,gadis itu langsung berbalik dan melangkah menuju kearah pintu kamar dan keluar dari dalam sana.
~Ruang Tamu~
Kembali keruang tamu dimana sepasang suami istri yang menjadi tuan rumah kediaman itu masih sibuk berbincang bincang dengan para remaja SMA yang menjadi sahabat dan juga kekasih dari mendiang putrinya.
Ditengah perbincangan itu,seorang pengurus rumah yang bekerja disana datang dengan membawa tiga orang dewasa didepannya.
"Permisi Nyonya Tuan,Ada tuan Haris beserta sang istri dan juga nona Helena datang berkunjung"ujar pengurus rumah.
"Woi lan,bokap nyokap sama tante lo dateng tuh"bisik pemuda bernma Jaka dengan pelan.
"Tanpa lo bilang-pun gue juga udah tahu kalau ortu sama tante gue yang datang"saut pemuda yang bernama Alan dengan berbisik pula.
"Oh kalian datang,ayo silahkan duduk"Haris yang menjadi tuan rumah langsung menyambut dan mempersilahkan kedua adik dan juga adik iparnya untuk langsung duduk.
Para anak muda yang ada disana-pun segera menggeser posisi duduk mereka untuk memberikan ketiga orang dewasa yang mereka ketahui sebagai keluarga dekat tuan rumah tempat mereka bertamu itu,supaya ketiganya duduk didekat tuan Haris dan sang istri nyonya Linda.
Tuan Cakra dan Sintia sang istri langsung duduk disofa kosong disana,
sedangkan wanita muda yang datang bersama mereka tampak masih enggan untuk duduk dan malah celingak celinguk seperti mencari seseorang.
"Apa yang kamu tunggu,ayo duduk"ujar Cakra kepada adik bungsunya itu.
"Nanti dulu mas Cakra"saut wanita muda itu.
"Bang Haris kak Linda,dimana keponakan kesayanganku?"tanya wanita muda yang bernama Helena itu kepada abang pertama dan juga kakak iparnya.
"Dia..."baru saja Haris ingin menjawab pertanyaan adik bungsunya itu,namun suara seorang gadis langsung terdengar menyauti terlebih dahulu.
"I'm here auntie, what's wrong with me? Aunt must have longed for my favorite nephew?"Lyly,gadis itu menyauti sambil melangkah menuruni tangga.
Tap...tap...tap...
"Confident of my niece,pretty profit"
ujar Helena menanggapi kepercayaan diri dari sang keponakan.
"I was beautiful aunt,I know clearly.All my friends in Australia also acknowledged it"ujar Lily yang sudah selesai menuruni tangga dan segera mendemati lalu memeluk erat tante mudanya itu.
"I miss you, when and how can auntie in Indonesia?"tanya Lily setelah melepaskan pelukannya.
"Of course by plane, you think only you can do an impromptu flight hah!"
Jawab Helena sedikit ngegas karena kesal akan kelakuan keponakannya itu.Padahal kesepakatan awalnya mereka akan keIndonesia hari ini atau besok,namun sang keponkan dengan tanpa izin terlebih dahulu kepadanya malah mengikuti penerbangan kemarin dengan dibantu salah satu teman sekolah yang memiliki latar belakang yang cukup berpengaruh untuk bisa mendapatkan kursi pada pesawat yang keponakannya itu naiki.Ya meskipun disisi lain karena tindakan itulah,keponakan kesayangannya itu tidak jadi melewatkan pemakaman keponakannya yang lain pagi tadi.
"It was because of an emergency aunt and coincidence my friend wanted to help me get a seat with the fastest departure time, it was destiny"ujar Lily.
"Ekhem,aku tahu kaliam berdua terbiasa bercakap dengan bahasa inggris.Tapi bisakah kalian berhenti melakukannya sekarang,kalian sedang tidak ada diAustralia sekarang"Cakra akhirnya bersuara untuk menegur adik dan keponakan,sejak tadi ia perhatiakn tapi keponakan dan tante itu terus berbicara dengan bahasa inggris disertai aksen yang cukup khass negri kanguru itu.Jika dibiarkan Cakra yakin kalau keduanya nanti akan terus mengoceh dan lupa kalau disana bukan hanya ada mereka.
"Siapa pak tua yang menegur kita tan,mukanya seperti tidak asing?"tanya Lily sambil menatap pamannya,yaitu Cakra.
"Berani sekali kamu mengatai pamanmu ini pak tua dan juga melupakan paman Cakra-mu,Lily"ujar Cakra kepada sang keponakan.
"Ah ternyata itu paman,pasti paman terlalu sibuk mengurus bisnis dengan pak tua yang satunya.Lihatlah paman terlihat jauh menua,tante Sintia harus segera membawa paman perwatan sepertinya"ujar Lily.
"Benarkan apa yang kubilang kemarin mas,jadi kamu harus ikut saat jadwal perawatanku minggu depan.Kembalikan wajah tampanmu lagi,aku tak mau tahu"ujar Sintia mengambil kesempatan dengan meladeni perkataan dari putri kakak iparnya.
"Baiklah minggu depan aku akan ikut dan mengembalikan ketampanan paripurnaku kembali"saut Cakra pada sang istri.
Membuat Alan malu akan tingkat kepedean papanya sendiri pada teman temannya yang ada disana.
"Ngomong ngomong Lily,siapa pak tua satunya yang kamu maksud?"tanya Cakra penasaran,meski diotaknya sudah tertulis satu nama tebakan.
"Menurut paman siapa lagi,hanya ada satu orang saja yang punya usia lebih tua dari paman diruangan ini"jawab Lily dengan santai.
Cakra melirik kearah abangnya kemudian berkata
"Bagaimana rasanya dipanggil pak tua oleh anakmu sendiri bang,pasti luar biasa bangga bukan?"ujar Cakra berniat menggoda abang tertuanya itu,namun sepertinya tak dapat sambutan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
adara
msh di awal bab aja dah penasaran tentang hubungan lyly dan orang tuanya,, gimna nanti di bab² selanjutnya
2023-05-21
0