"Terlambat mas,udah ku pesan tuh"ujar Helen menunjukkan layar ponselnya,dimana terdapat nota pemesan mobil baru disana.
Hah...Haris menghela nafasnya berat dan duduk ditempatnya kembali.
Namun baru semenitan berlalu,Lily melenggang kembali kesana membuat yang lain heran kenapa gadis itu sudah kembali padahal baru pergi.
"Ada apa lagi Lily sayang,kok balik?"tanya Helen kepada keponaknnya itu.
Lily mengeluarkan cengirannya lalu menyodorkan tangannya kedepan
"Siapapun kasih gue uang dong,gue belum punya mata uang Rupiah hehehe"ujar gadis itu,membuat orang tua beserta paman dan tantenya bahkan Alan sepupunya menepuk kening melihat tingkahnya.
Cakra mengeluarkan dompetnya dan segera mengambil beberapa lembar uang merah dari sana lalu menyerahkannya segera kepada keponakannya itu
"Ini ambil,lain kali kalau mau pergi keluar pastiin gak ada yang kelupaan"ujar laki laki itu kepada keponakannya.
"Yes uncle"saut Lily dan dengan senang hati menerima lembaran uang merah itu dari sang paman.
"Oke kalau gitu bai sekali lagi"ucap Lily kembali berpamitan namun baru dua langkah maju,gadis itu berhenti dan berbalik.
"Ada apa lagi Lily Abraham?"tanya tuan Cakra pada keponkannya itu.
"Disini ada yang tau letak bar dimana gak?"tanya Lily polos,polos polos yang langsung membuat emosi papanya meledak lagi.
"LILY ABRAHAM!"
"Gak Jadi"Lily berlari ngacir sebelum terkena semprotan emosi sang papa.
Lagi lagi tuan Haris mengelus elus dada menahan kesabarannya,sedangkan Helen sendiri hanya menggeleng gelengkan kepala sambil terkekeh kecil karena sudah biasa dengan tingkah laku ajaib dari keponakannya itu.
Alan menatap kepergian sepupunya itu dengan perasaan heran,cowok itu tak yakin kalau itu adalah sosok sepupunya yang sama yang dirinya gendong saat dirumah sakit kemarin.
Berbeda dengan Alan,para teman teman ceweknya malah memandang Lily sejak tadi dengan tatapan sinis.Hal ini karena menurut mereka gadis yang merupakan kembaran dari mendiang sahabat mereka itu,tidak terlihat sedih sama sekali padahal baru tadi pagi mendiang Lala dimakamkan.
Sedangkan seorang cowok yang duduk disana yang merupakan pacar dari mendiang Lala menatap kembaran mendiang pacarnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan dan kawannya yang bernama Jaka yang duduk disebelahnya,menyadari hal itu sejak tadi namun memilih untuk diam saja.
"Kalau begitu Alan sama temen temen yang lain pamit pulang duluan ya paman,Ma,Pa,Tante"suara Alan memecahkan keheningan yang sempat tercipta.
"Loh udah mau pada pulang?"tanya Linda sang nyonya rumah.
"Eh iya tan,udah cukup lama juga kami disini"ujar Vero ikut bersuara.
"Yasudah kalian semua hati hati dijalan ya dan buat nak Vero, terimakasih selama ini udah bantuin om dan tante jagain mendiang putri kami"ujar tuan Haris terdengar tulus.
"Gak usah terimakasih om,saya ngelakuin itu semua karena saya sayang sama mendiang pacar saya"saut Vero.
"Kalau begitu kami semua pamit dulu"ujar para anak muda itu serempak.
"Alan,anterin pacar kamu kerumahnya dengan selamat.Jangan keluyuran juga"pesan tuan Cakra kepada putranya.
"Baik pa"saut Alan mengiyakan perkataan papanya itu.
Setelah para anak muda itu pamit dan sudah pada pulang semua,Haris memperbaiki posisi duduknya kemudian menatap adik perempuannya dengan wajah serius.
"Kenapa mas?"tanya Helena saat sadar kalau dirinya tengah ditatap serius oleh abang pertamanya itu.
"Kamu tidak mau menjelaskan apapun pada mas-mu ini?"ujar Haris pada sang adik.
"Apalagi sih yang harus aku jelasin, bukannya tadi sudah jelas.Gak usah memperpanjang deh mas"ujar Helena dengan gaya santainya.
"Oke,mas tidak akan memperpanjang masalah tadi.Tapi satu pertanyaan mas sama kamu,bagaimana cara kamu mendidik keponakan kamu selama di Australia?kenapa sifatnya jadi seperti itu?"tanya Haris.
"Itu mah dua pertanyaan kali mas" komen Helena.
"Jawab saja Helena"suruh Haris.
"Oke,jawabannya adalah tentu saja aku mendidik Lily sesuai dengan apa yang aku bisa lakukan.Dan kenapa sifatnya seperti itu sekarang?menurutku gak ada yang salah tuh dengan sifatnya Lily"jawab Helena.
"Gak Ada Yang Salah Bagaimana,Kamu Tidak Lihat Sifat Tidak Sopannya Itu Saat Berbicara Kepada Orang Lain Bahkan Yang Lebih Tua Darinya?!"ujar Haris.
"Jangan bicara keras pada adik kita bang"tegur Cakra saat menyadari nada bicara abangnya itu sedikit menaik.
Helen malah terkekeh mendengar perkataan kakak pertamanya itu kemudian berkata
"Trus mas maunya aku ngasuh dan didik kayak apa?"tanyanya.
"Didik dia dengan baik dan disiplin,
sama seperti ayah ibu mendidik kita" jawab Haris tegas.
Helena lagi lagi hanya terkekeh mendengar penuturan yang tertua disan itu
"Kalau mas atau bang Cakra sih mungkin bisa begitu,tapi kalau Helen gak bisa begitu"ujar wanita muda itu.
"Kenapa tidak bisa?"tanya Haris, entah memang memang tak paham Helen tak mengerti.
"Mas lupa?kalau ibu itu udah pergi untuk selamanya pas aku masih SMP dan mas lupa juga kalau ayah juga pergi pas aku menjelang SMA, tentu saja aku gak tau gimana maksud mas tentang cara ibu sama ayah ngedidik anak remaja"ujar Helen sambil beranjak berdiri dari sofa tempatnya duduk.
"Oh iya,mas Haris juga pasti lupa sama hal ini.Aku juga gak terlalu tau gimana ayah mendidik saat anak anaknya remaja,kenapa? Itu karena saat aku remaja,ayah lebih banyak ngabisin waktu buat mendidik anak laki lakinya supaya bisa menjadi penerus yang baik buat dia.Jadi maaf kalau Helen gak bakal bisa mencontoh mas Haris maupun bang Cakra dalam mendidik,untuk aku mendidik Lily keponakanku.Permisi"lanjut Helena, kemudian pamit pergi setelah menyelesaikan perkataannya.
"Helena kamu mau kemana?nginep dirumah abang aja"ujar Cakra kepada saudari perempuan satu satunya itu.
"Aku ada janji ketemuan sama temen lama bang,dan iya nanti Helen bakal tidur dirumah abang sama kakak kok"ujar Helen sempat menyauti perkataan abangnya itu.
Cakra menatap punggung sang adik sampai benar benar menghilang dari pandangannya kemudian berbalik melihat kearah sang abang.
"Bang lain kali jangan pernah membahas hal yang berkaitan dengan itu lagi kepada Helen,meski respon adik kita itu terlihat biasa bias saja.Tapi abang tanpa sadar sudah menyakiti adik abang sendiri"ujar Cakra menasehati Haris sang abang.
"Hah...abang hanya ingin yang terbaik Cakra"saut Haris membela diri.
"Cakra tau bang,tapi yang terbaik menurut abang tentu jelas belum tentu yang terbaik buat orang lain"ujar Cakra.
"Dan mulai hari ini juga keponkanku Lily akan tinggal bersama kalian lagi bukan?aku mohon sama bang Haris sama mbak Linda,untuk perhatiin dia baik baik dan jangan ngelukain hatinya.Selain karena Lily adalah putri kalian sendiri,kalian tentu masih ingat kalau putri kalian yang satu itu terlahir spesial"lanjut Cakra.
"Segitu saja,aku sama istriku juga harus segera pamit.Kasian adiknya Alan pulang sekolah gak lihat mamanya dirumah,ayo sayang"ujar Cakra mengajak sang istri untuk pulang dari rumah abangnya itu.
"Terlahir spesial?spesial apanya?"gumam Haris langsung beranjak menuju kamar,meninggalkan sang istri sendirian diruang tamu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
adara
maksud dri "spesial" itu apa? apa kondisi lyly berbeda dengan anak pada umumnya 🤔🤔🤔
2023-05-24
0