Sundel bolong

Anak buah Mateo bergerak dengan cepat, mencari keberadaan Xander yang sampai sekarang belum bisa ditemukan. Tapi, Xander sangat cerdik. Ia tidak akan membiarkan ayahnya menemukan dirinya. Itulah kenapa Xander menyamar sebagai tukang sate keliling seolah-olah menggantikan ayahnya yang sedang sakit.

Pak Mahmud, adalah orang pertama yang didatangi oleh beberapa pria yang tak dikenal. Begitu cepat anak buah Mateo mengetahui alamat Pak Mahmud. Padahal Pak Mahmud sendiri pergi menjauhi Mateo karena tidak tahan dengan perilakunya yang kelewat batas.

Pak Mahmud membuka pintu rumahnya. Ia melihat tiga orang pria yang tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya yang sederhana.

"Siapa kalian?" tanya Pak Mahmud curiga.

"Di mana kau sembunyikan dia?" tanya salah satu diantaranya.

"Apa maksud kalian? Dia siapa?" Pak Mahmud balik bertanya.

Pria itu berbalik menatap wajah pak Mahmud dan menarik kerah lehernya. "Jangan pura-pura! Kami tahu Tuan muda Xander sedang bersamamu. Sekarang cepat katakan di mana dia berada, jika tidak kami tidak akan membiarkanmu selamat!" ancam pria itu. Pak Mahmud tak gentar menghadapi mereka bertiga. Pria itu tidak akan mudah begitu saja memberi tahukan di mana Xander berada.

"Aku tidak tahu apa-apa. Sebaiknya kalian pergi saja dari sini!" titah pak Mahmud sambil menunjuk pintu keluar kepada ketiga pria berpakaian serba hitam itu.

"Jangan keras kepala, Pak Mahmud. Apa Anda tidak sayang dengan nyawa Anda lagi?"

Pak Mahmud tetap bergeming meskipun ia mendapatkan ancaman seperti itu. Karena baginya lebih baik menyelamatkan Xander daripada pria itu harus berada di tangan orang yang salah.

"Biarpun kalian membunuhku sekalipun, aku tetap tidak akan pernah mengatakannya. Karena aku memang tidak tahu di mana Tuan Xander berada." Pak Mahmud bersikeras untuk bungkam.

Sementara itu ketiga pria itu rupanya habis kesabaran. Setelah menggeledah rumah Pak Mahmud dan mengobrak-abrik rumah sederhana milik pak Mahmud, dan mereka tidak menemukan sesuatu yang digunakan sebagai petunjuk di mana keberadaan Xander. Mereka hanya menemukan baju dan celana milik seorang penjual sate yang khas dengan baju garis putih dan merah serta celana warna hitam.

Setelah mereka tidak menemukan apapun di rumah Pak Mahmud. Mereka pun menghampiri pak Mahmud sebelum pergi dengan memberikan kesempatan terakhir.

"Kami sebenarnya tidak ingin membunuh pria tua sepertimu. Tapi, karena kami ingin memancing Tuan Xander keluar. Maka kami terpaksa harus melukaimu Pak Mahmud. Tapi, jika Anda tidak ingin merasa kesakitan, itu mudah saja. Pak Mahmud bisa ceritakan di mana Tuan Xander sekarang berada. Mudah kan!"

Bukannya menerima tawaran ketiga pria itu, Pak Mahmud justru meludahi mereka bertiga. "Cuiiihh! Aku tidak perduli dengan ancaman kalian, bunuh saja aku sekarang. Mungkin itu lebih A daripada aku harus melihat wajah-wajah cecunguk Tuan Mateo. Pria kejam itu!"

'Buugghhhh'

Satu hantaman benda tumpul tepat mengenai tengkuk pak Mahmud. Pria itu seketika terjatuh di atas lantai dan tak sadarkan diri.

"Ayo kita pergi! Setelah ini kita pasti akan mendapatkan Tuan Xander." ucap salah seorang yang sudah memukul pak Mahmud dengan balok kayu.

Ketiga pria itu keluar dari rumah Pak Mahmud. Ada seorang tetangga pak Mahmud yang melihat ketiga pria itu keluar dari rumah pak Mahmud. Tetangga unik pak Mahmud itu terlihat istimewa karena dia memiliki 2 nama. Kalau malam dipanggil Angel, sedangkan siang dipanggil Santoso.

"Loh loh sapose mereka? Seperti rentenir? Ah ... nggak mungkinlah pak Mahmud punya banyak hutang ye, kan! Bang Mamat kan pintar cari uang dari jualan sate, apalagi tusukannya itu ya amsyongg nikmat dan endulita. Pasti Bang Mamat bayarin hutang-hutang bapaknya lah. Tapi penasaran, coba Eike mau lihat ...!"

Tetangga pak Mahmud itu yang gemulai itu pun datang ke rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Di saat sang tetangga masuk ke dalam rumah. Dilihatnya rumah dalam keadaan berantakan dan pak Mahmud tampak sudah tergeletak di atas lantai.

"Ya amplop! Ini rumah kayak habis perang dunia, nih pak Mahmud ngamuk-ngamuk apa bijimana sih!!" ucap Santoso dengan ciri khasnya yang melambai.

Dia kemudian masuk ke dalam, secara mengejutkan sang tetangga melihat pak Mahmud yang sedang tidur di atas lantai dengan posisi tengkurap.

"Ya ampyun pak Mahmud! Astgpiruloh ... pak Mahmud ngapain bobo di situ? Tolooooonggg ... tolooooonggg eikeh tolooooonggg ... bapack-bapack, ibuk-ibuk uhhh ... tolongin eikeh iyuuuhhh ...pak Mahmud bobo di lantai tolooooonggg ... ih mana sih orang-orang, pada budeg apa ngga dengerin putri Arabella sedang memanggil!"

Kesal karena teriakannya tidak didengar oleh para tetangga, Santoso berinisiatif untuk mengangkat tubuh pak Mahmud sendirian.

"Aduhhh maafin Eikeh pak Mahmud. Habisnya nggak ada yang bolong itu. Biarin aja deh, Angel yang jadi malaikat penolong Pak Mahmud. Mudah-mudahan aja nanti dapat imbalan dari Bang Mamat dengan tusukan satenya. Uhhh ... berat beud pak Mahmud. Makanya apa sih nih orang, makan kecebong yak!!"

Meskipun sambil mengomel, Santoso tetap mengangkat tubuh pak Mahmud dengan mudah. Karena sesungguhnya dia adalah pria tulen yang berdandan seperti wanita.

"Huufftt! Kayaknya eikeh musti ngabarin Abang sate. Cuss yuhuu Bang Mamat. I'm coming!!"

*

*

*

Sementara itu di kediaman Tuan Abraham. Mamat yang biasanya sibuk membeli daging dan mencincangnya untuk dibuat sate. Kini dirinya justru sibuk membelai sebuah daging. Membuat si pemilik daging itu menjerit, mencakar, merremas bahkan melenguh panjang.

"Hufft! Sudah cukup, aku sudah lemas. Aku sudah kewalahan dengan tusukanmu yang brutal!" suara itu terdengar di telinga Mamat. Pria itu menyeringai dan akhirnya ia menuntaskan pekerjaannya yang rajin menyemai benih-benih yang berkualitas dari dirinya. Benih yang tidak pernah ia tanamkan di rahim wanita manapun. Karena ia selalu membuangnya di luar atau ia selalu menggunakan pengaman.

Semprotan benih-benih itu sudah menyebar ke seluruh rahim Flo dan memenuhi ruangan sebesar telur ayam itu. Berharap benih-benih itu segera tumbuh dan menjadi calon manusia.

Mamat mencabut benda itu dari tempatnya setelah ia berhasil menanamkan benih miliknya ke dasar rahim Istrinya. Mamat dengan nafas yang tersengal-sengal, ia berbaring di samping Flo sambil mengusap-usap kulit Flo yang bersisik.

Mereka berdua kelelahan, hingga akhirnya keduanya tertidur pulas.

Sementara di luar, Santoso sudah tiba di rumah Tuan Abraham dan mencari keberadaan Mamat.

Seorang pelayan menanyakan kepada Santoso perihal apa yang ingin disampaikan kepada Mamat. Karena sekarang Mamat sedang bersama istrinya di kamar.

"Tolong bilang sama Bang Mamat. Ayahnya sakit, tadi ada orang yang jahatin Pak Mahmud. Untung saja ada saya bidadari penyelamat yang sudah menolong Pak Mahmud. Tolong bilang juga sama Bang Mamat. Nanti upahnya kasih aku tusukan yang enak emmm ...!!" ucap Santoso yang tentunya membuat pelayan itu tertawa geli. Melihat penampilan Santoso dari atas hingga bawah.

Tubuh berotot, dengan kulit berwarna eksotis, rambut bergelombang yang dicat warna pirang. Belum lagi makeup ala-ala Barbie dengan lipstik berwarna pink hot. Sehingga penampilan Santoso sangat membantu bagi mereka yang bersedih. Melihat penampilannya saja sudah ingin tertawa setengah mati.

"Eh Abang! Emangnya Bang Mamat mau nusuk situ. Yang ada tuh nusuk ubun-ubun kamu biar nggak jadi sundel bolong hahaha!" ledek pelayan sambil tertawa terbahak-bahak.

Mendengar suara ribut di luar. Tuan Abraham melihat siapa yang sedang datang ke rumahnya.

"Ada apa?" tanya Tuan Abraham.

"Itu Tuan. Pak Mahmud sakit, saya mau memberi tahukan kepadanya jika ayahnya dicelakai orang tak dikenal!!"

Terdengar suara Mamat dari arah dalam rumah. Pria itu segera keluar setelah ia mendengar percakapan Tuan Abraham dan Santoso. Dengan masih menggunakan handuk yang dililitkan pada pinggangnya. Mamat berjalan dan menghampiri Santosa.

"Ayah kenapa?" tanya Mamat dengan gagahnya. Bukannya menjawab, Santoso alias Angel tidak bisa mengedipkan matanya.

"Wow Bang Mamat. Plis ah jangan godain aku dong. Uhhh ... seksi banget sih jadi orang. Nona Flower beruntung sekali bisa menjadi istri Bang Mamat. Coba aku yang jadi istrinya ...!!" belum selesai menyelesaikan kata-katanya. Tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang muntah-muntah.

Semuanya menoleh ke arah pelayan yang baru saja berbicara dengan Santoso.

"Hehehe maaf semuanya. Tadi nggak tahu kenapa perut saya mual saat nih koala bilang jadi istrinya Bang Mamat. Jijay iyuuuhhh!!"

Mendengar ucapan dari pelayan tersebut, Santoso mengejarnya sampai keluar rumah. Tuan Abraham menggelengkan kepalanya, sedangkan Mamat tampak panik.

"Saya ingin melihat ayah dulu, Tuan! Saya khawatir dengan keadaannya." ucap Mamat.

Akhirnya, saat itu juga Mamat segera pergi untuk melihat kondisi pak Mahmud. Tentu saja Flo tidak mau ditinggal. Ia selalu ikut dengan suaminya kemanapun Mamat pergi.

...BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

lanjut

2023-06-06

0

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

semoga pak mahmud baik baik saja..🤲

2023-06-05

1

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

omji eike yang baca jadi ngakak🤣🤣🤣 sama kelakuannya si angel alias santoso, bidadari dari got kali🤣🤣🤣

2023-06-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!