Dalam waktu beberapa menit. Flo benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh suaminya. Flo tidak habis pikir ternyata suaminya yang gemar membuat tusukan sate direalisasikan dalam hubungan percintaan mereka.
Tusukan sate yang biasa Mamat gunakan untuk berjualan. Kini, Mamat membuatkan tusukan khusus untuk istrinya yaitu berupa tusukan cinta yang mewarnai kehidupan suami istri itu.
Keduanya sudah menyelesaikan aktivitas terindah mereka. Entah berapa banyak jutaan sel benih Mamat yang disemaikan dalam rahim Flo. Yang jelas stamina pria itu tidak akan pernah diragukan lagi.
Mamat menggendong tubuh istrinya saat mereka keluar dari kamar mandi. Flo dengan senangnya menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami sembari berkata. "Ternyata, kamu bukan hanya pandai menusuk sate. Tapi, kamu juga land menusuk hatiku. Aku suka tusukanmu, Sayang!" Flo berkata dengan suara manjanya.
"Syukurlah jika kamu suka, aku khawatir saja jika kamu tidak menyukainya. Kamu bisa bilang padaku jika tusukan yang kuberikan kurang tajam, aku akan lebih berusaha untuk menusuknya lebih dalam di hatimu!" jawab Mamat sambil menurunkan tubuh istrinya.
"Kata siapa kurang tajam? Aku nggak pernah bilang seperti itu, bahkan aku sangat kewalahan menghadapi berbagai macam tusukanmu. Seolah kamu sudah sangat pintar membuat aku terbang berkali-kali. Tubuhku sampai lemas tak berdaya. Ahh ... rasanya aku capek sekali!"
Mamat tersenyum puas. Tentu saja pelayanan yang diberikan kepada istrinya adalah pelayanan yang sangat istimewa. Sangat berbeda saat dirinya sedang bersama wanita lain. Kali ini, Flo benar-benar membuat Mamat alias Xander tergila-gila.
"Baiklah, ayo kita makan dulu! Setelah itu aku akan mengajakmu jalan-jalan."
"Jalan-jalan? Tapi aku ...!" Flo tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ada apa? Apa aku tidak boleh mengajak istriku jalan-jalan? Mumpung masih pagi. Udara masih segar untuk tubuh kita. Aku ingin memulihkan staminaku setelah semalam disibukkan dengan tingkahmu yang sangat nakal." Mamat mencubit hidung sang istri ketika ia teringat akan Flo yang sangat suka dengan apapun yang dilakukan oleh Mamat.
"Apa kamu tidak malu berjalan dengan wanita cacat seperti aku?" tanya Flo.
"Malu? Apa gunanya aku menikahimu jika aku malu? Kamu adalah istriku, dan aku bangga memiliki istri seperti dirimu, Sayang! Semampuku akan selalu membuatmu tersenyum, Flo. Sebelum sesuatu yang buruk akan memisahkan kita." Mamat terdiam saat tangan Flo menutup mulutnya.
"Jangan bicara seperti itu, kita akan tetap bersama selamanya. Jangan patahkan hatiku karena ucapanmu itu. Kamu tidak akan meninggalkanku, kan?" Flo spontan memeluk suaminya, dan Mamat pun tidak bisa memungkiri jika Flo sudah menyentuh hatinya.
"Maafkan aku, Flo! Aku pun berharap demikian. Aku ingin hubungan kita untuk selamanya. Kali ini, aku tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Jika saja kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kamu yang akan meninggalkanku dan aku tidak mau itu. Aku akan membawamu pergi dan aku akan menjauhkan dirimu dari bahaya. Tapi sebelumnya aku harus mendapatkan penawar itu secepatnya. Dan sayangnya penawar itu hanya Daddy yang menyimpannya."
Flo melepaskan pelukannya dan berusaha untuk ceria di depan suaminya. Seketika Flo melihat wajah Mamat yang bersedih seolah pria itu sering menyesali sesuatu.
"Loh kok kamu yang malah sedih? Katanya kita mau jalan-jalan? Ayolah, aku akan ikut denganmu!"
Mamat tersenyum menatap wajah bahagia istrinya. Dan akhirnya mereka pun pergi ke suatu tempat di mana ada banyak hamparan bunga dan sebuah danau yang indah.
Untuk sejenak, Flo teringat akan tempat itu. Dulu, dia dan sang mantan sering datang ke tempat itu untuk menghabiskan waktu bersama. Tapi, di tempat itu juga Flo mendapati kenyataan yang benar-benar pahit. Erick sang kekasih memutuskan dirinya secara tiba-tiba ketika tahu Flo mendapatkan musibah yang menyebabkan gadis itu mengalami cacat. Padahal 2 hari lagi mereka akan melangsungkan pernikahan.
"Ayo kita ke sana!" ajak Mamat. Namun, Flo masih terdiam dan hanya memperhatikan sekeliling taman.
"Kenapa diam? Ayo!"
"Aku tidak mau ke sana! Kita pulang saja!" Flo membalikkan badannya ketika dirinya teringat akan rasa sakit hatinya kepada Erick.
"Flo tunggu!"
Mamat mengejar istrinya dan menahan wanita itu untuk pergi.
"Kenapa, kamu tidak suka tempatnya?" Mamat menatap kedua bola mata indah itu. Tampaknya Flo sedang tidak baik-baik saja.
"Tidak, aku tidak suka!" jawabnya tegas.
"Oke ... kalau kamu tidak suka. Kita pergi ke sana saja! Ada sebuah kolam ikan yang cantik. Kamu pasti suka!" tawar Mamat, dan pada akhirnya Flo pun menganggukkan kepalanya.
Mamat berusaha untuk mencerna perasaan sang istri. Bisa jadi Flo pernah memiliki pengalaman buruk di tempat itu sehingga istrinya tidak ingin pergi ke danau tersebut.
Mereka berdua berjalan sambil bergandengan. Mamat tidak pernah malu untuk menggenggam tangan sang istri dengan mesra. Meskipun orang-orang menilainya dengan memicingkan mata.
"Duhh itukan Bang Mamat yang jualan sate ayam goyang tusuk itu, kan?"
"Eh iya benar, kita samperin yuk!"
"Idiihhh Bang Mamat kok jalan sama wanita itu sih? Nggak jijik apa?"
"Iya yah. Wahh kasihan ya Bang Mamat. Gara-gara ayahnya sakit, dia dipaksa nikah dengan Nona Flower yang cacat itu. Ihhh nggak bisa bayangin pasti Bang Mamat setiap hari tersiksa melihat istrinya seperti itu."
"Yuk yuk kita ke sana!"
Dua ibu-ibu datang menghampirimu Mamat sambil menggoda pemuda itu.
"Ya ampun Bang Mamat, nggak nyangka kita bisa ketemu di sini,"
"Hehehe iya, Bu!" balas Mamat yang masih ramah. Sedangkan Flo tampak tidak percaya diri ketika dua orang Ibu-ibu itu menatapnya jijik.
"Duhh sayang sekali Bang Mamat sekarang nggak jualan sate lagi. Padahal kita masih pingin merasakan sate-sate Bang Mamat. Apalagi Bang Mamat nusuknya sambil goyang, terngiang-ngiang sekali loh, Bang Mamat!" ucap salah seorang mantan pelanggan Mamat.
"Oh iya, Bu. Saya memang sudah tidak berjualan sate lagi. Karena saya sudah tidak membuat tusukan sate-sate tapi sekarang saya sedang sibuk menusuk istri saya ... eh ... maksudnya, sekarang saya hanya membuat sate untuk isteri saya saja, begitu!" balas Mamat sambil melirik ke arah sang istri.
Kedua ibu-ibu itu terlihat sinis dan masih sibuk untuk menggoda Mamat.
"Ya ampun, Bang Mamat. Iya sih sekarang Bang Mamat sudah menjadi suami Nona Flower. Tapi Bang Mamat juga jangan lupa dong dengan kita pelanggan setia Abang. Lagipula emangnya Bang Mamat nggak jijik ... mohon maaf ya, lihat kulit bersisik Nona Flower. Secara gitu ya, Nona Flower itu terkenal dengan kulitnya yang seperti ikan. Banyak pria yang lari tunggang langgang saat melihat versi asli Nona Flower. Apa Bang Mamat nggak jijik juga?" seloroh ibu satunya.
Mamat pun tertawa kecil mendengar ucapan dari ibu tersebut.
"Jijik? Saya malah suka lihatnya. Setiap hari saya sentuh, saya elus-elus. Bahkan saya jilatin tiap hari biar cepat hilang sisiknya." mendengar pengakuan Mamat. Kedua wanita itu melototkan matanya.
"Aduhhh mau dong dijilati Bang Mamat!" goda ibu-ibu genit itu.
"Waduh kalau soal itu saya yang ogah. Pasti pait rasanya dan bikin muntah!!"
Jawaban Mamat spontan membuat Flo menahan tawanya melihat ekspresi wajah ibu-ibu yang meledek dirinya.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
mungkin suatu hari nanti kalau flo tau kejadian yang sebenarnya siapa yang sudah membuat dirinya menderita pasti dia akan marah, tapi semoga saja dengan kekuatan cinta yang tulus bisa mengalahkan semuanya..🤲🤲
2023-06-03
2
Bi^S^@J^H😭
emak siapa sih ini mulutnya julid bnr.Masak Bu masak,jgn sibuk menilai org tar lupa Lom beli bumbu dapur 😅
2023-06-02
2
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
nah lho ibu" julid kena getahnya kan itu 🤦🤣🤣🤣🤣
2023-06-02
2