Tusukan yang spesial

Mamat terkesiap saat mendengar pertanyaan ibu tersebut.

"Hehehe bukan apa-apa, Bu. Yang enak itu tusukan sate saya, semoga saja Nona Flower menyukainya."

Si ibu tertawa geli sambil menepuk tangan Mamat. "Ihhh Bang Mamat, tentu saja pasti suka. Siapa sih yang nggak suka dengan setiap tusuk sate buatan Bang Mamat. Saya sangat yakin Nona Flower pasti ketagihan sama tusukan-tusukan satenya Bang Mamat. Orang kita-kita yang emak-emak aja suka. Hati-hati ya, Bang! Nanti Abang dicariin terus loh sama Nona Flower!" ucap ibu tersebut menakut-nakuti Mamat.

"Dicari? Ya nggak apa-apa saya dicari, toh saya masih mangkal di sini, masih banyak persediaan sate saya, dan saya siap menusuk Nona Flower eh salah ... maksudnya saya siap buatkan sate untuk Nona Flower yang pastinya dengan tusukan yang spesial dan hot jeletot!" celotehan Mamat spontan membuat ibu-ibu tersenyum malu dan membayangkan bagaimana rasanya mendapatkan sate dari Mamat dengan tusukan yang spesial.

"Aduh Bang Mamat, saya jadi iri. Saya juga mau lah mendapatkan tusukan spesial dari Bang Mamat, iya nggak ibu-ibu? Pasti rasanya lebih nikmat dan enak," sahut ibu-ibu satunya.

"Pastinya dong ibu-ibu,"

Mamat justru tertawa sambil kembali mengipasi sate-satenya.

"Haduh ibu-ibu ini bagaimana, bukannya saya membedakan. Nona Flower kan dia memiliki cacat, sebagai seorang tukang sate yang pintar bergoyang sambil nusuk-nusuk. Saya harus bersikap baik padanya, kasihan kan ibu-ibu. Ibu-ibu harusnya bersyukur karena masih berbodi mulus. Sedangkan Nona Flower saya belum bertemu dengannya sudah bisa membayangkan bagaimana kondisi kulitnya. Pasti dia sangat menderita, dan itu menggugah hati saya untuk memberikan tusukan yang lebih hot dan lebih enak ...!"

Rupanya ucapan Mamat disalah artikan oleh salah satu pelanggannya.

"Aduh Bang Mamat bikin otak saya traveling tralala tralili, maksud Abang tusukan yang mana? Kok saya jadi ngebayangin tusukan yang lain, ya?"

"Ampun deh Ibu-ibu, ya tentu saja tusukan sate saya, memangnya saya punya tusukan apa lagi?" sahut Mamat sambil tertawa kecil.

"Ohhh ... kirain ada tusukan yang lainnya!" seru ibu itu sambil tertawa kecil.

Mereka terlihat begitu happy membeli sate di warung Mamat, tak akan pernah bosan jika sudah dilayani Mamat dengan goyangan khasnya ketika menusukkan sate-sate itu pada daging ayam.

Sementara itu, Bi Mumun pun sudah tiba di rumah mewah Flower Ezperanza. Wanita itu masuk ke dalam rumah dengan membawa bungkusan sate-sate ayam yang dibelinya untuk sang majikan.

Flower yang saat itu sedang berganti pakaian. Ia mendengar ada suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

"Masuk!" titah Flo kepada Bi Mumun yang sudah membawakan pesanannya.

"Ini satenya, Nona!"

Bi Mumun meletakkan sate itu pada sebuah piring dan membukanya.

"Terimakasih, Bi! Letakkan saja di meja!" balas Flo sambil merapikan bajunya.

"Sudah, Nona! Kalau begitu saya permisi dulu dan ini uang kembaliannya ...." Bi Mumun tampak merogoh saku bajunya dan berusaha memberikan kembalian uang membeli sate tersebut. Namun, Bi Mumun terkejut saat merogoh sakunya yang tidak ada uang sama sekali, ternyata dirinya lupa meminta uang kembalian kepada Mamat.

"Loh astaga kemana uangnya? Maaf Nona, saya lupa meminta uang kembalian sama Bang Mamat!" seru Bi Mumun sedikit takut.

Flower membalikkan badannya dan berjalan ke arah sang pelayan.

"Sudah, tidak apa-apa. Bi Mumun tidak usah menggantinya. Ayo ikut makan bersama saya, Bi!" pinta Flo kepada Bi Mumun untuk ikut menikmati sate buatan Mamat bersamanya.

"Saya, Non? Ta-tapi ...!"

"Tidak ada tapi-tapian. Saya ingin Bibi ikut makan bersama saya. Ayo!"

Flo menggandeng tangan Bi Mumun dan memintanya untuk duduk bersamanya sambil menikmati sate-sate yang masih hangat itu, sesuai pesanan Flo tusukan sate-sate tersebut terlihat besar-besar dagingnya, belum lagi sambalnya yang pedas dan mantap, ditambah lontong yang masih utuh belum diiris.

"Hmmm ... ternyata sesuai pesanan saya, lontongnya masih utuh, setiap tusukannya besar-besar, dan sambalnya pedas sekali. Aku sangat suka, pasti bikin saya berkeringat."

Flo mulai mengambil satu tusukan sate dan ia pun mulai mencocolnya dengan sambal kacang yang pedas.

"Hmmm ...!"

Flo belum bisa berkata-kata ketika ia merasakan betapa nikmatnya sate di setiap tusukannya. Wanita itu tampak memejamkan matanya dan merasakan betapa nikmatnya sate di setiap tusukannya.

Bi Mumun terlihat begitu senang saat melihat ekspresi wajah Flo. Baru kali ini ia melihat Flo begitu nikmat menikmati makanan, selama lima tahun sejak Flo mengalami kecelakaan. Wanita itu sudah tidak terlalu semangat untuk menikmati makanan apapun. Tapi, entah kenapa saat dirinya mencicipi sate Mamat di setiap tusukannya, wanita itu terlihat begitu menikmatinya.

Setelah Flo menelan habis sate di mulutnya, ia pun kemudian memberikan penilaian terhadap citarasa sate buatan Mamat.

"Ini benar-benar sate terenak yang pernah saya rasakan. Kalau saya kasih nilai, tentu saja nilainya sepuluh. Mamat pintar sekali membuat tusukan-tusukan sate itu begitu nikmat rasanya!" puji Flo sambil mengambil kembali satu tusuk sate dan memakannya dengan lontong.

"Saya bahagia melihat Non Flo menikmati makanan ini dengan nikmat. Bibi sedih aja teringat kalau selama ini Non Flo tidak nafsu makan gara-gara kecelakaan itu. Dan sekarang saya baru melihat wajah bahagia Non Flo bisa menikmati setiap tusukan-tusukan sate Bang Mamat." ungkap Bi Mumun penuh senyuman sambil ikut mencicipi sate itu juga.

Sejenak, Flo terdiam saat mendengar ucapan dari Bi Mumun tentang kejadian nahas itu. Sebuah kecelakaan yang menyebabkan sebagian tubuhnya bersisik.

"Entahlah, Bi. Saya sudah pasrah, penyakit ini tidak bisa dihilangkan dari tubuh, meskipun semua usaha sudah saya lakukan, operasi ke manapun, tetap saja sisik ini tumbuh. Mungkin ini sudah takdir. Tapi, saya masih bersyukur sisik-sisik itu tumbuh bukan di tempat-tempat sensitif. Kalau saja sisik-sisik itu tumbuh di sana, saya tidak bisa bayangkan betapa riweh dan pastinya sangat tidak nyaman."

Mendengar pengakuan dari Flo, Bi Mumun pun tersenyum.

"Itu artinya, Nona Flo masih berkesempatan untuk bersuami. Saya doakan semoga ada pria yang baik hati yang akan menerima segala kekurangan Nona, dan tidak memperdulikan sisik-sisik yang tumbuh pada tubuh Nona. Toh sisik-sisik itu tidak akan menganggu proses perkembangbiakan alamiah ...." seru Bi Mumun dengan suara lirih.

Mendengar ucapan dari Bi Mumun, Flo pun tertawa kecil dan mengiyakan ucapan dari sang pelayan.

"Iya, Bi Mumun benar. Memang tidak akan menganggu. Tapi bagaimanapun juga, siapa yang sudi melihat tubuh ini dengan kondisi bersisik, Bi? Melihat sampulnya saja udah jelek. Padahal dalamnya selalu aku rawat. Pantesan aja mereka pada kabur, Bi Mumun bisa lihat sendiri nih sisik. Ganggu pemandangan banget, kan? Udah pasti dalam pikiran mereka menikahi wanita bersisik itu menjijikkan, dalamnya juga pasti menjijikan dan jelek!" Ungkap Flo yang masih merasa insecure dengan kondisinya saat ini.

"Nona tidak boleh putus asa, karena suatu hari nanti, pasti ada pria yang akan menerima Nona apa adanya, tanpa memandang fisik Non Flo saat ini. Percayalah!" Bi Mumun, wanita itu selalu menyemangati majikannya. Karena ia sangat menyayangi Flo layaknya anak kandungnya sendiri.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Bi^S^@J^H😭

Bi^S^@J^H😭

itu ibu2 beli sate ap nungguin Mamat jualan ya😳😳😅😅

2023-05-28

1

asih

asih

tusukan apem bang mamat

2023-05-20

3

asih

asih

tidak hanya ibu pelanggan ,saya sendiri pun ikut traveling.com bu ibu berdaster

2023-05-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!