"Sepertinya saya harus bicara dengan ayah di rumah. Karena apapun yang saya lakukan harus mendapatkan persetujuan dari beliau," jawab Mamat.
"Tidak perlu mengatakannya kepada ayahmu. Aku sangat yakin sekali jika ayahmu pasti setuju. Aku akan memberikan bonus besar jika kamu bersedia menikah dan memberikan Flo keturunan. Karena aku ingin generasi penerusku nanti harus terlahir dari rahim Flo sendiri. Kamu sanggup?"
Mamat pun bingung harus menjawab apa, sementara dirinya belum pernah bertemu sama sekali dengan Flo, wanita yang terkenal dengan tubuh bersisik itu.
"Kalau bicara soal sanggup tidaknya, saya pasti bisa membuat Nona Flower hamil. Tapi, kira-kira apakah Jojon saya mampu berdiri ketika melihat sisik di tubuh Nona Flower? Takutnya si Jojon tidur dan nggak bergairah, Hehehe. Maaf Tuan, bukan bermaksud apa-apa, cuma ya itu saja yang membuat saya sanksi. Apalagi saya belum pernah melihat wajah Nona Flower," sahut Mamat sambil garuk-garuk kepalanya.
Tuan Abraham tertawa kecil. Setelah itu Ia memerintahkan kepada salah satu pelayannya untuk memanggil Flo dan bertemu dengan Mamat.
"Panggil Flo kemari!"
"Baik, Tuan!"
Tuan Abraham meminta Mamat untuk tinggal sebentar dan melihat sang cucu. Ia berharap Mamat tidak jijik atau ketakutan saat melihat cucunya.
Tak berselang lama, terdengar suara langkah kaki seseorang yang berjalan menuju ke ruangan di mana Mamat dan Tuan Abraham sedang berada di dalamnya.
Mamat spontan menoleh ke arah sumber suara yang terdengar dari sebuah pintu yang cukup gelap. Mamat mengerutkan keningnya dan mencoba melihat dengan seksama siapa yang sedang menuju ke ruangan itu.
Perlahan, terlihat sepasang kaki yang sedang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Mamat memperhatikan sepasang kaki yang sedang berjalan dengan anggunnya. Kaki itu terlihat menggunakan alas kaki yang terbuat dari karet berkualitas tinggi. Namun, tetap terlihat eksotis pada kaki seorang Flower Ezperanza.
Sementara itu, Flower terlihat memakai pakaian jubah berwarna hitam, menutupi seluruh tubuhnya bahkan kedua tangannya pun tidak terlihat. Yang terlihat hanya wajahnya yang polos tanpa make-up. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai sehingga kesan natural pun tersemat pada wajah wanita 30 tahun itu, sebuah angka yang cukup besar bagi wanita seusia Flower.
Mamat memperhatikan wajah Flo, sejenak Ia mengerutkan keningnya ketika wajah Flo sangat tidak asing baginya. Iya, wajah itu mengingatkannya akan seseorang yang pernah ia lihat 5 tahun yang lalu di tepi danau.
"Astaga, wajah ini? Ini tidak mungkin, dia mirip sekali dengan wanita itu? Jangan-jangan, dia memang wanita itu?" Mamat bertanya-tanya dalam hatinya. Melihat wajah Flo membuatnya teringat akan seorang gadis yang pernah membuatnya kagum. Namun sayang, gadis itu tidak pernah tahu jika Mamat menaruh hati dan sangat mengagumi nya.
"Mamat! Kamu kenapa?" seru Tuan Abraham. Sontak Mamat terkesiap dan langsung tersenyum melihat wajah Tuan Abraham.
"Oh tidak apa-apa, Tuan! Saya cuma terkejut saja!" jawabnya gugup.
Tuan Abraham mendekati cucunya dan mengatakan jika itu adalah gadis yang akan Mamat nikahi nanti.
"Ini adalah Flo. Cucuku satu-satunya. Aku sangat menyayanginya. Kedua orang tuanya sudah tiada dan aku tidak punya keturunan lagi. Di usiaku yang sudah semakin renta ini. Aku hanya ingin melihat Flo bahagia dan melahirkan keturunan dari darah dagingnya. Karena aku hanya ingin memiliki cucu dari keturunan darah keluarga kami, dan besar harapan aku ingin kamu mau menikah dengan dia dan memberikan anak untuknya, aku tidak pernah meminta kriteria pria tertentu asalkan dia bisa iklhas dan menerima Flo dengan iklhas," seru Tuan Abraham sambil memperlihatkan sang cucu kepada Mamat.
Mamat yang biasanya bersikap lucu dan gokil. Mendadak hari itu ia terdiam. Ia menatap wajah Flo penuh makna, seolah pemuda itu merasa kasihan melihat kondisi Flo yang sekarang.
"Hai namaku, Flo! Senang bisa melihatmu, Mamat. Sate-sate buatanmu memang sangat nikmat rasanya. Aku sangat suka!" ucap gadis itu memperkenalkan diri kepada Mamat yang masih tertegun melihat wajah Flo.
"Oh iya, Nona. Terima kasih banyak atas pujiannya, itu belum seberapa. Saya masih punya tusukan-tusukan yang lainnya yang nggak kalah nikmat rasanya. Di jamin Nona pasti suka!" jawaban Mamat spontan membuat Flo tertawa kecil.
"Benarkah? Aku pasti menunggu tusukan lainnya darimu, aku juga penasaran dengan rasanya," jawab gadis itu sembari tersenyum.
"Oh pasti. Di tunggu saja! Pasti Nona Flower ketagihan dan minta lagi dan lagi."
Beberapa pelayan yang berada di ruangan itu tampak tersipu malu, seolah-olah mereka mengartikan tusukan itu dengan sesuatu yang membuat geli.
"Ya ampun Bang Mamat. Mau ngasih tusukan seperti apa ya sama Non Flower? Jadi penasaran!"
"Yang pastinya tusukan cinta dong! Tusukan apa lagi, nggak mungkinlah tusukan sate!"
"Huuuuhhh bener juga tuh. Pasti tusukan cinta. Waaahhhh pasti rasanya lebih enak dari tusukan sate-satenya Bang Mamat."
"Pastinya ... bikin merem melek!"
Dua pelayan itu terlihat cekikikan dan membayangkan tusukan seperti apa yang akan diberikan Mamat kepada Flo.
Tuan Abraham pun bertanya lagi kepada Mamat, apakah dirinya bersedia untuk menikahi sang cucu. Setelah Mamat memikirkannya matang-matang, ia pun segera mengambil keputusan hari itu dengan cepat.
"Baiklah, Tuan! Saya bersedia untuk menikahi Nona Flower,"
Mendengar jawaban dari Mamat. Baik Tuan Abraham maupun Flower sangat bahagia. Akhirnya ada pemuda yang bersedia menjadi suami seorang wanita cacat seperti Flower Ezperanza.
"Terima kasih banyak kamu mau menikah denganku. Tapi, apa kamu tidak merasa jijik melihat kondisiku? Sudah banyak pria yang datang ke sini, saat mereka melihat keadaanku yang sebenarnya, mereka memilih mundur. Lantas, apa kamu siap untuk melihat kondisiku yang sebenarnya?" seru Flower dengan tatapan mata yang serius.
"Jika saya sudah berniat untuk menikahi seorang wanita. Maka saya harus bersiap untuk menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Karena saya sangat yakin sebenarnya Nona Flower adalah gadis yang sangat cantik, bukan begitu?" ucap Mamat. Sejenak Flo tersenyum dan menundukkan wajahnya.
"Tapi itu dulu! Sekarang, kamu bisa lihat aku seburuk ini. Tidak ada laki-laki yang mau menerimaku. Semua orang-orang di sekitarku pergi menjauh, bahkan calon suamiku pergi di saat persiapan pernikahan kami hampir selesai. Aku gagal menikah karena kulit ini berubah menjadi sisik. Hidupku sudah hancur. Aku tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Karena aku rasa, kecelakaan itu bukanlah kecelakaan biasa. Ada seseorang yang sengaja ingin mencelakai Kakek, tapi justru aku yang terkena getahnya,"
Mendengar ucapan dari Flo, Mamat pun semakin mengerutkan keningnya. Seolah pemuda itu mulai menemukan sebuah teka-teki yang selama ini ia ingin ungkap.
"Jadi, gadis ini tidak tahu menahu soal itu? Shiiit! Kenapa bisa jadi seperti ini? Aku harus membayar semuanya. Hidup gadis ini menjadi hancur gara-gara cairan kimia itu. Dan aku harus menyembuhkannya, bukan hanya menyembuhkan luka di tubuhnya tapi juga menyembuhkan luka di hatinya,"
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Bi^S^@J^H😭
kuy bang sembuhkan semuanya
2023-05-28
1
Winda
jgn² si Mamat ini yg menciptakan cairan kimia itu🤔
2023-05-28
2
Winda
tusukan sate maksdnya ya 🤭🤭
2023-05-28
1