Mamat mulai masuk ke dalam sebuah kamar pengantin. Kamar yang dipenuhi dengan berbagai bunga segar itu terlihat begitu cantik dan romantis. Pria itu malam ini terlihat begitu gagah. Tidak seperti disetiap harinya yang hanya berpakaian oblong dan celana sedengkul. Namun, sebelum dirinya masuk, pria itu mengetuk pintu itu pelan.
"Assalamualaikum!" Mamat mengucapkan salam sebelum dirinya diizinkan masuk ke dalam kamar Flo yang kini juga menjadi kamarnya.
Flo yang sedang duduk di meja riasnya, ia pun beranjak berdiri dan menjawab salam dari Mamat.
"Waalaikum salam, masuklah!" titah Flo dengan suara merdunya. Mamat pun terlihat gugup ketika dirinya mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dengan suasana romantis itu.
"Em ... Kok Non Flo belum tidur? Menunggu saya, ya?" seru Mamat sambil cengar-cengir.
"Aku belum mengantuk," jawab gadis itu dengan santai sambil menyisir rambutnya yang panjang. Flo melihat Mamat yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi bingung.
"Kenapa? Kamu menyesal sudah menikah denganku?" sahut Flo sambil mengerutkan keningnya.
"Oh enggak, kenapa Nona Flower berkata seperti itu? Saya cuma bingung saja. Ini kamar banyak banget bunganya, kira-kira apa Nona Flower nggak takut?" seloroh Mamat sambil memperhatikan sekeliling kamar yang dipenuhi bunga-bunga warna-warni.
"Takut? Kenapa aku harus takut?" sahut Flower.
"Ya ... kali aja ada ulatnya. Ini kan bunga asli. Apa Nona Flower nggak takut ada ulat?"
Pertanyaan Mamat sungguh membuat Flo tertawa kecil. "Ulat? Apa mungkin di kamar ini ada ulatnya? Aku rasa tukang dekorasinya sudah memilih dan memilah bunga yang bagus dan yang tidak ada ulatnya. Jadi, untuk apa aku takut ada ulat jatuh!" balas Flo sembari terus menyisir rambutnya.
"Hehehe iya juga ya. Tapi, Non Flo jangan senang dulu. Kali aja emang benar ada ulat yang jatuh." Sahut Mamat mengingatkan. Karena Flo sedikit takut dengan ucapan Mamat. Ia pun beranjak berdiri dan menghampiri Mamat sambil berkata, "Eh masa sih ada ulatnya? Jangan nakutin aku deh! Aku takut banget dengan ulat!"
Flo mendekatkan dirinya dan memegang tangan Mamat. Seolah gadis itu meminta perlindungan kepada Mamat dari ulat.
Tentu saja, gesekan kulit Flo yang bersisik dengan kulit Mamat membuat pemuda itu mulai merinding. Pasalnya kulit Flo terasa kasar dan cukup geli ketika menyentuh kulitnya.
"Gila nih kulit! Kasar beud. Bisa buat garuk-garuk punggung nih! Aduhhh kira-kira dalamnya bersisik juga nggak sih? Penasaran!" pikir Mamat yang mulai nakal.
"Am ... em ... Non Flower tidur aja duluan! Saya mau mandi sebentar. Gerah, hehehe!" sahut Mamat.
"Iya, aku mau tidur. Oh iya, Mat. Terima kasih banyak karena kamu mau menjadi suamiku. Aku sudah tidak memiliki keluarga lain. Hanya kakek ku yang menjagaku selama ini. Itulah sebabnya kakek ingin aku menikah dan punya anak. Tapi apa? Kulit sialan ini sudah menghancurkan hidupku. Sedangkan aku tak tahu harus mencari obatnya kemana? Rasanya sudah lelah badan ini!" ucap Flower bersedih.
Melihat Flo yang mulai menitikkan air matanya. Sontak Mamat berusaha untuk menenangkannya. "Nona Flower jangan khawatir. Suatu hari nanti Nona pasti akan bisa mendapatkan obat penawar itu. Saya sangat yakin sekali."
"Obat penawar sisik ini? Rasanya itu tidak akan mungkin. Karena obat penawar itu hanya dimiliki oleh Geng mafia yang licik itu. Aku benci mereka!" Ucap Flower dengan tatapan matanya yang penuh kebencian akan seseorang.
Di saat yang bersamaan, seekor ulat sedang merayap dan menghinggapi tubuh Dinar sehingga Babuk murid l go
"Iya, aku mau tidur. Oh iya, Mat. Terima kasih banyak karena kamu mau menjadi suamiku. Aku sudah tidak memiliki keluarga lain. Hanya kakek ku yang menjagaku selama ini. Itulah sebabnya kakek ingin aku menikah dan punya anak. Tapi apa? Kulit sialan ini sudah menghancurkan hidupku. Sedangkan aku tak tahu harus mencari obatnya kemana? Rasanya sudah lelah badan ini!" ucap Flower bersedih.
Melihat Flo yang mulai menitikkan air matanya. Sontak Mamat berusaha untuk menenangkannya. "Nona Flower jangan khawatir. Suatu hari nanti Nona pasti akan bisa mendapatkan obat penawar itu. Saya sangat yakin sekali."
"Obat penawar sisik ini? Rasanya itu tidak akan mungkin. Karena obat penawar itu hanya dimiliki oleh Geng mafia yang licik itu. Aku benci mereka!" Ucap Flower dengan tatapan matanya yang penuh kebencian akan seseorang.
Di saat yang bersamaan, seekor ulat tiba-tiba sedang merayap dan menghinggapi bagian tangan Flo. Ia merasa ada sesuatu yang merayap dan berjalan pada lengannya.
"Apa itu?" pikir Flo sambil melirik ke arah makhluk kecil berwarna hitam itu. Karena penasaran, Flo menoleh dan spontan berteriak karena ada seekor ulat yang berjalan dengan santainya di atas lengan.
"Huaaaaaa ... ulaaatttt!" teriak gadis itu sambil merapatkan tubuhnya pada Mamat.
"Loh loh ada apa ini? Eh eh ... kok nempel sih?" Mamat panik karena Flo begitu erat memeluk Mamat sambil menunjuk ke arah lengan bajunya yang ada seekor ulat melenggang santai.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Bi^S^@J^H😭
cek aj bang😅
2023-05-28
0
Bi^S^@J^H😭
modus kamu bang, pdhal km yg bawa ulat 😅
2023-05-28
0
Winda
ikut reflek teriak🤣🤣
2023-05-28
1