Siapa kamu?

Mamat segera menemui Pak Mahmud. Pria itu melihat sang ayah yang sedang terbaring tidak berdaya.

"Ayah kenapa? Apa yang terjadi dengan Ayah?" Mamat melihat kondisi Pak Mahmud yang terlihat lemas. Beruntung ada Santoso yang tak sengaja lewat dan menolong Pak Mahmud.

Pak Mahmud melihat Mamat datang bersama istrinya. Pak Mahmud pun berusaha untuk berhati-hati agar Flo tidak curiga jika Mamat bukanlah putranya.

"Emm ... Ayah baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir." balas Pak Mahmud dengan suaranya yang lemah. Mamat melihat pak Mahmud membetuk isyarat. Jika sebenarnya Mamat sedang dalam bahaya. Isyarat itu pak Mahmud tunjukkan dengan menunjukkan satu jari tangannya pada sebuah lilin yang menyala di atas meja.

Lilin itu menandakan simbol api yang menyala dan simbol api menyala indentik dengan Mafia yang dipimpin oleh Mateo. Karena merasa jika Pak Mahmud dalam bahaya, maka Mamat harus melakukan sesuatu untuk melindungi pria itu. Mamat pun mulai mengerti. Ia pun segera pamit ke kamar mandi sebentar berpura-pura ingin buang air kecil.

"Aku ke kamar mandi dulu!" ucapnya pada sang istri. Flo menganggukkan kepalanya. Setelah itu Mamat segera pergi ke kamar mandi dan memastikan tidak ada orang yang mendengarnya saat ia akan menelepon salah satu orang kepercayaannya yang masih berada di kediamannya Mateo untuk menjaga dan melindungi Pak Mahmud.

Sementara itu, Flower melihat kondisi pak Mahmud dengan prihatin. Wanita yang sebenarnya memiliki kulit putih itu tersenyum kepada ayah mertuanya.

"Apa ayah ingin diambilkan minum?" tawar Flo.

"Terima kasih banyak, Non Flower! Anda tidak usah repot-repot. Saya tidak haus!" ucap pak Mahmud.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya ambilkan sebentar ya. Hmm dapurnya sebelah mana?" tanya Flower yang masih bingung di mana tempat dapurnya.

"Non Flower lurus aja nanti ada belokan sebelah kiri, nah disitu dapurnya. Tapi maaf Non. Dapurnya berantakan!" ucap pak Mahmud malu karena kondisi rumahnya yang terlihat berantakan tidak seperti di rumah Flo yang pastinya bersih dan nyaman.

"Tidak apa-apa, Pak!" Flo tetap memaksa untuk mengambilkan air minum untuk Ayah mertuanya. Ia ingin menunjukkan jika Flo juga bisa menjadi istri yang baik untuk Mamat.

Flo berjalan menuju ke tempat dapur yang berdekatan dengan kamar mandi. Di saat Flo sedang mencari tempat air. Tak sengaja dirinya mendengar seseorang yang sedang berbicara di dalam kamar mandi. Dan ia baru sadar jika itu adalah suara suaminya.

"Mamat!! Dia ngomong sama siapa?" Lantas, Flo mendekatkan telinganya pada pintu kamar mandi agar ia bisa mendengar dengan jelas Mamat sedang berbicara dengan siapa.

"Aku ingin kamu mengirim beberapa anak buah ke rumah Pak Mahmud. Ternyata mereka sudah mencium keberadaanku. Aku tidak mau Daddy sampai menemukanku dan membawaku pulang. Karena aku tidak akan pernah mau pulang. Aku akan tetap berada di sini, karena aku lebih bahagia hidup seperti ini."

"Tuan muda. Daddy Anda tidak akan melepaskan Anda begitu saja. Beliau ingin Anda bergabung lagi dengannya, karena Tuan Mateo ingin segera menghancurkan perusahaan dan keluarga Tuan Abraham. Hanya Anda yang bisa melakukannya." balasan suara seseorang di balik teleponnya.

"Aku sudah tidak perduli. Setelah aku tahu tentang tujuan Daddy memberikan aku cairan kimia itu, dari situ aku sangat bersalah. Ada seorang wanita yang mengalami efek buruk dari cairan itu. Dan sekarang aku sedang ...."

Belum selesai Mamat melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara gelas yang terjatuh dan pecah. Seketika Mamat menutup ponselnya dan segera keluar dari kamar mandi tersebut.

Sungguh di luar dugaan, Mamat tercengang ketika ia melihat wajah istrinya yang sedang berdiri dengan menatapnya penuh kekecewaan.

"Flo!!" Mamat menyebut nama istrinya yang saat itu matanya terlihat mengembun.

"Siapa kamu??"

...BERSAMBUNG ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***