"Ditusuk? Apanya yang ditusuk?" seru Flo bingung. Mamat pun tak kalah salah tingkah. "Itu anunya yang ditusuk, eh salah ... hatinya maksud saya, iya hatinya yang ditusuk."
Mamat tersenyum sambil menutupi mulutnya karena malu. Begitu juga dengan Flo yang terlihat tersenyum sambil memalingkan wajahnya ke belakang.
Setelah beberapa saat mereka saling malu-malu. Flo pun kembali menatap suaminya seraya berkata. "Kalau ditusuk hatiku, tentu saja sakit dong rasanya. Kamu ingin membunuhku, ya?"
"Nggak ada dalam pikiran saya untuk membunuh Anda, Nona." sahut Mamat sambil berjalan menghampiri Flo yang sedang duduk mengoleskan lotion pada tubuhnya.
"Lah tadi kamu bilangnya gitu, mau nusuk hatiku, gimana sih!" ucap gadis itu sembari terus mengolesi kakinya dengan lotion agar tidak kering dan gatal.
Mamat langsung berjongkok di depan Flo dan meraih lotion yang ada di tangan wanita itu.
"Lah tadi kamu bilang ingin menusuk hatiku. Ya pasti sakit lah. Eh eh kok diambil sih!" ucap Flo ketika Mamat mengambil lotion itu tiba-tiba.
"Biar saya bantu untuk mengoleskannya," ujar Mamat sambil menuangkan lotion itu pada telapak tangannya.
"Eh nggak usah, nanti kamu jijik lihatnya!" Flo terlihat masih menutupi kakinya dengan baju miliknya.
"Bukannya kemarin Anda sempat ingin memperlihatkannya kepada saya? Kenapa sekarang malu? Bukankah sekarang kita adalah suami istri?" seru Mamat dengan tatapan matanya yang dalam.
"Oh ... iya sih, aku takut saja kamu jijik dan nggak mau lagi melihatnya, dan nanti kamu menyesal sudah menikahiku," balas Flo khawatir.
Mamat tersenyum dan ia pun mulai meraih ujung jubah Flo dan mulai membukanya.
"Kamu mau apa?" sahut Flo menahan Mamat untuk membuka jubah yang menutupi kaki wanita itu.
"Aku ingin melihatnya dan mengoleskan lotion ini."
Flo terdiam dan masih ragu.
"Kenapa? Anda takut?"
"Hmm!" Flo menganggukkan kepalanya.
"Bukankah saya sudah bilang, saya tidak akan pernah lari. Saya iklhas menikahi Anda, Nona. Apa Anda masih belum percaya? Bahkan saya tidak akan keberatan untuk memberikan Anda keturunan untuk meneruskan generasi penerus keluarga Anda. Jika Anda mengizinkannya, malam ini saya akan segera memulainya ...!"
Perkataan Mamat benar-benar membuat Flo lemas, apa mungkin Mamat adalah pria yang tepat. Melihat dari kesederhanaan dan kesungguhannya.
"Entahlah, hanya saja aku malu saat kau melihat dalamnya, tidak seindah milik wanita lainnya. Aku sangat-sangat malu!" seru Flo dengan suara berbisik.
Mamat tidak menjawabnya, Ia justru mulai menyingkap jubah yang menutupi kedua kaki Flo. Meskipun Mamat sudah melihatnya di bagian kaki bawahnya. Tapi, kini Mamat bisa melihat sisik itu menjalar sampai pada kedua paha Flo.
"Wow!" sebuah kata yang terucap dari bibir Mamat ketika jubah itu mulai terbuka lebar. Dan ia pun mulai mengolesi kedua paha Flo yang ditumbuhi oleh sisik.
"Kenapa? Jelek, ya?" sahut Flo sambil menahan rasa malunya.
"Bukan, sisik nya benar-benar sopan. Dia tumbuh hanya di tempat tertentu. Bukan di markas utama." ucapan Mamat seketika membuat Flo mengerutkan keningnya.
"Markas utama? Maksudmu?" Flo menatap kedua bola mata Mamat yang mulai nakal.
"Markas utama yang masih tertutup sempurna, sayang hanya mengintip tapi saya tahu di sana masih baik-baik saja."
Ucapan Mamat seketika membuat Flo tersadar jika suaminya itu sedang membicarakan tentang markas miliknya.
"Oh ... Mamat, jangan dilihat! Kamu niat ngasih lotion atau ingin melihat yang itu?" sahut Flo sambil menutupi markas itu dengan kedua tangannya.
"Maaf nggak sengaja lihat. Tiba-tiba saja membuat mata saya tidak bisa beralih ke sana. Lumayan tembem. Ya sudah, sekarang Non Flo bisa membuka seluruh pakaian Anda. Biar saya bisa mengolesi lotion ini dengan merata." titah pria itu.
"Membuka semuanya?"
"Iya!"
"Tapi ...!"
"Kalau tidak diperlihatkan sekarang kapan lagi saya bisa melihatnya, tahun depan? Keburu lumutan," sahut Mamat.
"Apanya yang lumutan?" tanya Flo sambil membuka tali jubahnya.
"Tusukannya!" jawaban spontan Mamat tentu saja membuat Flo semakin tidak bisa menahan rasa malunya. Karena ia mulai mengerti kemana arah pembicaraan suaminya.
"Dasar ngeres!" umpat Flo sambil perlahan melepaskan jubahnya langsung di depan Mamat.
Perlahan namun pasti, jubah Flo mulai terlepas dari tubuhnya, dan akhirnya terjatuh di atas lantai. Dalam keremangan cahaya lampu di dalam kamar itu. Mamat melihat sebuah pemandangan lain daripada yang lain.
"Oh God! Ini tidak seharusnya terjadi kepadamu Flo. Aku sudah sangat bersalah sekali padamu! Aku harus membayarnya, aku harus bertanggung jawab atas semua ini. Aku harus membawa penawar itu padamu. Kau akan sembuh. Tapi anehnya, kenapa sisik itu tidak tumbuh di sana? Hanya tumbuh di perut, paha, dan dada. Selebihnya masih sangat alami bahkan sangat cantik!" gumam Mamat saat Flo memperlihatkan seluruh tubuhnya.
Mamat menelan ludahnya sendiri berkali-kali. Tidak bisa dipungkiri. Mamat sejatinya sudah lama berpuasa dari sesuatu yang dulu pernah ia nikmati sebelum ia memutuskan untuk bertaubat. Yaitu bercinta dengan wanita yang dia inginkan. Sekarang, gairah itu timbul kembali ketika ia melihat tubuh istrinya yang hanya berbalut bra dan kain penutup segitiga.
"Tolong jangan tatap aku seperti itu? Aku tahu kamu pasti jijik, kan? Biar aku tutup lagi saja supaya kamu tidak risih!" ucap Flo sambil meraih jubah yang tergeletak di atas lantai saat Mamat melihat tubuhnya dalam-dalam.
Namun, tangannya ditahan oleh Mamat untuk mengambil jubahnya kembali.
"Tidak usah, berbaringlah! Saya akan membantumu untuk mengoleskan lotion ini. Saya tidak pernah merasa jijik ataupun risih!" sahut pria itu dengan tersenyum nakal.
"Berbaring?" Flo membulatkan matanya. Mamat mengangguk pelan.
Flo pun menuruti permintaan sang suami. Ia pun mulai beranjak naik ke atas ranjang tidur dan berbaring sesuai perintah Mamat.
Setelah Flo berbaring di atas tempat tidur. Mamat pun mulai melepaskan jas miliknya dan meletakkannya di atas tempat tidur. Ia longgarkan kancing kerah kemejanya dan setelah itu ia mulai menyingsingkan lengan panjang kemeja putih itu.
Mamat mulai mengoleskan lotion itu pada dada Flo. Sungguh pria itu sangat prihatin terhadap kondisi kulit Flo yang tidak normal. Hati nuraninya tersentuh. Pasti Flo sangat kesakitan saat sisik itu mulai tumbuh di tubuhnya.
"Kalau boleh saya tahu. Apa selama ini Non Flo tersiksa dengan kondisi kulit seperti ini? Masih terasa sakit, kah?" tanya Mamat sambil mengusapkan lotion itu dengan lembut.
"Hmm ... dulu iya, pertama aku terkena cairan itu. Kulitku terasa sangat terbakar dan panas. Aku tidak bisa tidur semalaman karena kulitku terasa sangat panas dan gatal. Aku merasakannya selama satu Minggu. Bayangkanlah! Selama seminggu aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan aku menggaruk-garuk sampai berdarah. Aku sudah berobat kesana kemari. Banyak dokter ahli kulit yang aku datangi. Tapi apa? Mereka tidak bisa menolongku. Aku hanya diberikan obat anti gatal dan antibiotik. Dan sekarang rasa gatal dan panas itu sudah hilang. Hanya saja terkadang kulitku terasa sangat kering, makanya aku selalu memberikan lotion supaya tidak terlalu kering dan gatal ... Ahh Mamat, kamu ngapain ... ssshhh!!"
Flo memejamkan kedua matanya ketika Mamat menyentuh sesuatu yang membuat Flo merintih.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Winda
markas tempur🤭🤭🤭🤣
2023-05-29
1
Muhamad Bardi
aduh bang mamat udah mulai nakal nih😁😁😁 apanya yang di pengang sama bang mamat tuh sampai" flo mendesah seperti itu jangn" markas utamanya..🤣🤣🤣
2023-05-29
1
Amelia_Ling
markas utama aku kirain markas mafia nya🤦🤦 ternyata eh ternyata ,markas utama yang bikin nagihh,,😂😂
lanjutkan bercerita Flo, biar tangan mas Mamat aja yang kerja , ,, 😂😂
2023-05-29
3